Anda di halaman 1dari 25

OBESITAS

Enggar Qur’ani Ayu 131711133091


Rizka Amalia S 131711133092
Obesitas
Obesitas adalah suatu keadaan ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar
dalam jangka waktu yang lama. Banyaknya konsumsi energi dari makanan yang dicerna melebihi energi
yang digunakan untuk metabolisme dan aktivitas sehari hari. Kelebihan energi ini akan disimpan dalam
bentuk lemak dan jaringan lemak sehingga dapat berakibat pertambahan berat badan (WHO, 2006).

Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi, sedangkan
pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas fisik dan sedentary life style
(Kemenkes, 2012).

2
Etiologi
Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara
lain genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-
obatan, perkembangan dan aktivitas fisik
(Sherwood, 2012).
✘ Faktor Genetik
✘ Faktor Lingkungan
✘ Faktor obat-obatan

3
Pengukuran & Klasifikasi
✘ Pengukuran yang biasa digunakan untuk menentukan status gizi yaitu dengan menghitung Indeks
Massa Tubuh (IMT). Indeks massa tubuh ditentukan dengan mengukur perbandingan berat badan (kg)
terhadap kuadrat tinggi badan (m²). Hubungan antara lemak tubuh dan IMT ditentukan oleh bentuk tubuh
dan proporsi tubuh. Dari IMT dapat diketahui klasifikasi tiap populasi terhadap overweight maupun
obesitas.
✘Selain dengan mengukur IMT, obesitas juga dapat dideteksi dengan pendekatan antropometri, yaitu
dengan mengukur skin fold, densitometri, MRI, Dual Energy X-Ray, Absorptiometry (DEXA) dan
Bioelectrical Impendance Analysis (BIA).
✘Rumus IMT adalah sebagai berikut:

4
Pengukuran & Klasifikasi
✘ Menurut data WHO, orang-orang Asia pada umumnya memiliki persentase lemak tubuh lebih tinggi.
Proporsi orang-orang Asia dengan faktor risiko Diabetes Mellitus Tipe-2 dan penyakit kardiovaskular
secara substantif berada dibawah cut-off point yang ditentukan WHO (dibawah 25 kg/m2 ).
✘ Z-Score digunakan untuk menentukan status gizi remaja, berupa standar deviasi dari pengukuran yang
dilakukan teradap individu. Untuk anak usia 5 – 18 tahun digunakan Indeks Massa tubuh menurut Umur
(IMT/U) sebagai indeks penngukuran status gizi.

5
Patofisiologi
Makanan yang adekuat, yang di sertai dengan ketidak seimbangan antara intake dan out put yang
keluar – masuk dalam tubuh akan menyebabkan akumulasi timbunan lemak pada jaringan adiposa
khususnya jaringan subkutan. Apabila hal ini terjadi akan timbul berbagai masalah, diantaranya
Timbunan lemak pada area abdomen yang emnyebabkan tekanan pada otot-otot diagfragma
meningkat sehingga menggagu jalan nafas , BB yang berlebihan menyebabkan aktifitas yang
terganggu sehingga mobilitas gerak terbatasi dan timbul perasaan tidak nyaman, obat-obatan
golongan steroid yang memicu nafsu makan tidak terkontrol mengakibatkan perubahan nutrisi yang
berlebih, dan krisis kepercayaan diri karena timbunan lemak pada tubuh telah mengubah bentuk
badannya.

6
Manifestasi Klinis
✘ Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, akan tetapi pada anak biasanya timbul menjelang
remaja dan dalam masa remaja terutama anak wanita, selain berat badan meningkat dengan pesat, juga
pertumbuhan dan perkembangan lebih cepat (ternyata jika periksa usia tulangnya), sehingga pada
akhirnya remaja yang cepat tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah
dibandingkan dengan anak yang sebayanya. Bentuk tubuh, penampilan dan raut muka penderita obesitas:
1. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari-jari yang berbentuk
runcing.
2. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang berbentuk ganda.
3. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah tumbuh pada anak
pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang menyenangkan.
4. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul lonceng, kadang – kadang
terdapat strie putih atau ungu.
5. Lengan atas membesar, pada pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada biseb dan trisebnya

7
Dampak 3. Obstruktive sleep apnea
Sering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100
dengan gejala mengorok.5 Penyebabnya adalah penebalan
jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang
1. Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskuler mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga
terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta
Faktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur
trigliserida, LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai
penurunan kadar HDL- kolesterol. Risiko penyakit penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta
Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang
menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang faring yang
sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan
= 0,5) dengan kadar insulin. Anak dengan IMT > menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak
persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang
insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang seiring dengan penurunan berat badan.
rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi. 15 Anak
obesitas cenderung mengalami peningkatan tekanan
4. Gangguan ortopedik
darah dan denyut jantung, sekitar 20-30% menderita Pada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan
hipertensi. ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu
tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala
2. Diabetes Mellitus tipe-2 nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.
Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak 5. Pseudotumor serebri
obesitas. Prevalensi penurunan glukosa toleran test pada Pseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan
anak obesitas adalah 25% sedang diabetes mellitus tipe-2 intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan
hanya 4%. Hampir semua anak obesitas dengan diabetes paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan
mellitus tipe-2 mempunyai IMT > + 3SD atau > persentile memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia,
ke 99. kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.
8
Penatalaksanaan
1. PENGATURAN MAKANAN
PADA BAYI: ANAK USIA PRA SEKOLAH (1-3 TAHUN):

✘ Sebaiknya diberikan ASI eksklusif, ✘ Hindari makan gorengan (krupuk, keripik, dll)
dan penambahan lemak untuk memasak. (mi
bila menggunakan susu formula sal : santan, minyak, margarine)
perhatikan takaran dan volume
✘ Pilih daging yang tidak berlemak.

pemberian susu.
✘ Makanan padat tidak boleh diberikan
Lebih baik gunakan margarine, keju yang
rendah lemak
kurang dari 4 bulan; bayi mulai
diperkenalkan minum dengan cangkir
✘ Hindari penambahan gula pada makanan
dan minuman, pemanis buatan (mis :
umur 7 -8 bulan, botol mulai aspartame) bisa digunakan bila perlu.
dihilangkan umur 1 tahun.


Hindari coklat, permen, cake, biskuit, kue
Pemberian sayur dan buah jangan kue dan makanan lain sejenis.
sampai terputus. ✘ Berikan sayuran setiap makan dan buah
untuk makanan selingan.
✘ Gunakan susu rendah lemak atau tanpa
lemak.
9
Penatalaksanaan
ANAK USIA SEKOLAH (4-6 ANAK USIA REMAJA:
TAHUN): ✘ Target penurunan berat badan dapat
✘ Hal hal yang dianjurkan sama
direncanakan setiap kunjungan, biasanya 1 -
2 kg/ bulan. Penurunan asupan kalori
dengan anak usia pra sekolah. diberikan bertahap sekitar 300 - 500 Kalori
Energi diberikan sesuai kebutuhan. dari asupan makanan sehari-hari .
Dalam keadaan yang terpaksa, misal ✘ Penurunan berat badan tidak perlu
pernafasan terganggu, susah menghilangkan seluruh kelebihan berat
bergerak diberikan pengurangan abdan karena pertumbuhan linier masih
kalori dengan pengawasan yang berlangsung, penurunan berat badan cukup
sampai berat badan berada 20 % diatas
ketat.
berat badan ideal.

10
Penatalaksanaan
2. MODIFIKASI PERILAKU:

3. AKTIFITAS FISIK DAN OLAHRAGA:
Monitor diri sendiri, anak dilatih untuk memonitor
✘ Frekuensi olah raga 3-5 kali per minggu.

asupan makan dan aktivitas fisik, hal ini bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran anak dan Lama olah raga, pemanasan 15 menit, ditambah 30-40 menit.


keluarga terhadap gizi dan kegiatan fisik
✘ jenis olah raga : jalan, berenang.
Stimulus kontrol, bermacam macam kejadian
yang memicu keinginan makan atau makan ✘ sesuai dengan hobi anak, tennis, menari, basket, dll.
berlebihan, contoh : makan sambil menonton TV,
Makanan dihidangkan di meja. Strategi: TV tidak ✘ menambah kegiatan/aktifitas fisik, misal berangkat sekolah jalan kaki, lebih baik naik tanga
dari pada menggunakan lift.

dipasang di kamar makan, makanan disimpan di
lemari untuk meminimalkan penglihatan terhadap mengurangi aktifitas yang pasif, misal menonton TV, bermain videogame, membaca buku,
makanan.

dll. (maksimal 2 jam sehari).
Perubahan perilaku, contoh: kebiasaan makan
cepat dirubah perlahan lahan, mengontrol besar 4. PARTISIPASI ORANG TUA:
porsi sehingga merasa puas dengan besar porsi
sedang dan meminimalkan snack. ✘ Orang tua adalah contoh yang terbaik bagi anak.Sekurang
✘ Memberikan imbalan apabila anak berhasil
kurangnya salah satu orang tua ikut secara intesif dalam
program perawatan anak.Penelitian menapatkan bahwa
menurunkan berat badan.
✘ Tehnik perilaku kognitif, yaitu mengembangkan
kelompok anak yang orang tua ikut berpartisipasi, berat
badannya turun lebih banyak dan tetap stabil.
teknik pemecahan masalah, seperti
merencanakan untuk situasi dengan resiko tinggi,
misal pada waktu liburan, atau pesta/ pertemuan
untuk menekankan agar tidak makan berlebihan 11
Pencegahan
✘ Dengan membatasi minuman dan makan yang mengandung kadar kalori dan gula yang tinggi,seperti coklat,minuman
bersoda,biskuit,kue dan es krim.dengan mengganti buah-buahan dan sayur-sayuran seperti jus buah,agar-agar,kripik sayur dan
susu rendah lemak.
✘ Jika anda masak sendiri,usahakan untuk dibakar atau dikukus.ayam,ikan,sosis.dengan cara ini makanan anda akan terlihat enak
namun juga rendah lemak.
✘ Dengan perilaku makan orang tua dapat ditiru oleh anaknya,jadi biasakan memberi contoh yang baik pada anak anda dengan cara
makan anda sendiri.
✘ Mengajarkan anak untuk makan lebih lambat dan menikmatinya,karena makan dengan pelan cenderung akan membuat anak
akan merasa lebih cepat kenyang dan tidak akan makan berlebihan.
✘ Melakukan makan bersama secara keluarga sesering mungkin.
✘ Makanan cepat saji sangat tidak baik untuk di konsumsi secara berlebihan.jadi jangan jadikan makanan cepat saji sebagai rutin
mingguan.
✘ Makan sambil beraktifitas jangan biarkan anak anda makan makanan ringan sambil,menonton tv,juga saat melakukan pekerjaan
rumah.
✘ Ingatkan pada anak anda untuk selalu memilih makan yang sehat,misalnya pada saat membeli makanan diluar.contoh:lebih
memilih gado-gado dari pada membeli sate kambing.
✘ Berikan batasan waktu anak anda untuk menonton tv dan bermain komputer.melatih anak untuk melakukan kegiatan fisik selama
60 menit setiap hari.
✘ Melakukan acara olahraga keluarga seperti jalan kaki,bulu tangkis naik sepeda bisa juga berenang.
✘ Mendorong anak untuk berjalan kaki atau bersepeda pada saat bersekolah ke toko. 12
Pemeriksaan Penunjang

13
WOC
Asuhan Keperawatan

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien: Identitas klien Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama,
suku/bangsa, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan:
• Riwayat Kesehatan sekarang : keluhan pasien saat ini
• Riwayat Kesehatan masa lalu : kaji apakah ada keluarga dari pasien yang pernah
menderita obesitas
• Riwayat kesehatan keluarga : kaji apakah ada ada di antara keluarga yang
mengalami penyakit serupa atau memicu
• Riwayat psikososial,spiritual : kaji kemampuan interaksi sosial , ketaatan
beribadah , kepercayaan

15
Asuhan Keperawatan

3. Pemeriksaan Fisik
✗ Sistem kardiovaskuler : Untuk mengetahui tanda-tanda vital, ada tidaknya distensi vena
jugularis, pucat, edema, dan kelainan bunyi jantung.
✗ Sistem respirasi : untuk mengetahui ada tidaknya gangguan kesulitan napas
✗ Sistem hematologi : Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan leukosit yang
merupakan tanda adanya infeksi dan pendarahan, mimisan.
✗ Sistem urogenital : Ada tidaknya ketegangan kandung kemih dan keluhan sakit
pinggang.
✗ Sistem muskuloskeletal : Untuk mengetahui ada tidaknya kesulitan dalam pergerakkan,
sakit pada tulang, sendi dan terdapat fraktur atau tidak.
✗ Sistem kekebalan tubuh : Untuk mengetahui ada tidaknya pembesaran kelenjar getah
bening

4. Pemeriksaan Penunjang
✗ Pemeriksaan metabolik / endokrin dapat menyatakan tak normal, misal : hipotiroidisme,
hipopituitarisme, hipogonadisme, sindrom cushing (peningkatan kadar insulin).

16
Asuhan Keperawatan
5. Pola Fungsi Kesehatan
✗ Aktivitas istirahat: Kelemahan dan cenderung mengantuk, ketidakmampuan / kurang
keinginan untuk beraktifitas.
✗ Sirkulasi: Pola hidup mempengaruhi pilihan makan, dengan makan akan
dapat menghilangkan perasaan tidak senang : frustasi
✗ Makanan / cairan: Mencerna makanan berlebihan
✗ Kenyamanan: Pasien obesitas akan merasakan ketidaknyamanan berupa nyeri dalam
menopang berat badan atau tulang belakang
✗ Pernafasan: Pasien obesitas biasanya mengalami dipsnea
✗ Seksualitas; Pasien dengan obesitas biasanya mengalami gangguan menstruasi dan
amenouria
6. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
✗ Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake makanan
yang lebih
✗ Gangguan pencitraan diri yang berhubungan dengan biofisika atau psikosial pandangan
px tehadap diri
✗ Hambatan interaksi sosial yang berhubungan dengan ungkapan atau tampak tidak
nyaman dalam situasi social
✗ Pola napas tak efektif yang berhubungan dengan penurunan ekspansi paru, nyeri ,
ansietas , kelemahan dan obstruksi trakeobronkial
17
KASUS
Bayi N, Laki-laki, usia 40 hari, saat ini dirawat di RS A, Ibu mengatakan kulit
disekitar anus anak nampak kemerahan. Klien lahir dengan benjolan di daerah
lumbal dan benjolan pecah. Diagnosa medis anak Hidrosefalus dan
Myeolocele. Hasil pemeriksaan fisik suhu tubuh 38oC, Nadi: 148x/mnt , Hasil
penunjang menunjukkan WBC 21,34 X 103 dan pemeriksaan swab luka
myelocele ditemukan bakteri e coli. Anak saat ini mendapatkan terai antibiotik.

Pertanyaan
Buatlah analisa data dari kasus diatas,
Tentukan diagnosa keperawatan dan susunlah intervensi keperawatan yang
tepat pada diagnosa keperawatan yang prioritas:

18
Pengkajian
Pengkajian
1. Anammesa
Identitas pasien :
• Nama :
• Jenis Kelamin:
• Umur:
• Alamat:
• Penanggung Jawab px:

Diagnosa Medis:

Keluhan Utama : Ibu mengatakan kulit disekitar anus anak nampak kemerahan

19
Pengkajian
• Riwayat penyakit sekarang :
• Riwayat penyakit terdahulu :
• Riwayat keluarga :

• Pemeriksaan fisik :
Suhu :
Nadi :

• Pemeriksaan penunjang :
Tes darah : WBL :

20
Analisa Data
No Data Etiologi
Masalah Keperawatan

1. DS :

2. DS :
DO :

21
Diagnosa Keperawatan

22
Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1 Risiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Observasi
keperawatan selama 2 x 24 - Identifikasi riwayat kesehatan dan riwayat alergi
jam diharapkan kondisi px - Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi
membaik dengan kriteria hasil : - Monitor tanda dan gejala infeksi local daan
- Demam menurun (5) sistemik
- Kemerahan menurun (5) Terapeutik
- Tingkat nyeri menurun (5) - Batasi jumlah pengunjung
- Kadar sel darah putih - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
membaik (5) dengan pasien dan lingkungan pasien
- Pertahankan teknik aseptik pada pasien dengan
resiko tinggi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi

23
Intervensi
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
2. Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan Observasi
kulit keperawatan selama 2 x 24 - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
jam diharapkan kondisi px - Monitor karakteristik luka
membaik dengan kriteria hasil - Monitor tanda-tanda infeksi
: Terapeutik
- Kerusakan jaringan - Gunakan produk berbahan ringan/alami dan
menurun (5) hipoalergik pada kulit sensitive
- Kerusakan lapisan kulit - Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
menurun (5) perlu
- Peradangan luka - Pasang balutan sesuai jenis luka
menurun (5) - Pertahankan teknik steril saat melakukan
- Nyeri menurun (5) perawatan luka
Edukasi
- Anjurkan menghindari suhu ekstrim
- Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
24
Terima
Kasih

25

Anda mungkin juga menyukai