FRAKTUR
• Patah tulang yang terjadi akibat dari tekanan tinggi / berat pada tulang.
• Tekanan yang mengenai tulang dan jaringan lunak sekitar akan menentukan
kondisi fraktur.
• Fraktur dapat bersifat total atau sebagian (partial).
• Fraktur dapat terjadi disebabkan oleh trauma atau non-trauma (kelainan tulang
seperti osteoporosis)
EPIDEMIOLOGI
>
> 50 tahun
< 17 tahun
>
Durasi
Ekstrinsik Arah
ETIOLOGI
Besar
Gaya
Faktor Kapasitas
energi
Kelelahan
Intrinsik
Kekuatan
Kepadatan
Trauma
Tidak
Langsung
langsung
Crush
Rotasi
fracture
Non
Trauma
Repetitive
Metabolik
stress
Obat-
Genetik
obatan
KLASIFIKASI
(LOKASI)
1. Proximal end segment
2. Diaphyseal segment
• Tipe A: extra-articular
• Look/Inspeksi:
Radiologi
Pemeriksaan radiologis untuk lokasi fraktur harus menurut rule of two:
• two views: memuat 2 gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral
• two joints: memuat dua sendi di proksimal dan distal fraktur
• two limbs: memuat gambaran foto dua ekstremitas, yaitu ekstremitas
yang cedera dan yang tidak terkena cedera (pada anak)
• two occasions: yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan
TATALAKSANA AWAL FRAKTUR
PRINSIP PENANGANAN
1. Survei primer (ABC)
Bila cedera ekstremitas yang menggangu ABC misalnya shock karena luka
dan perdarahan aktif, harus dilakukan dalam bentuk control perdarahan.
2. Survei Sekunder
• Fraktur bisa terjadi dengan patah tulang dimana tulang bisa tetap berada
didalam fraktur tertutup atau diluar dari kulit pada frakur terbuka. Fraktur
ujung tulang yang tajam dapat menyebabkan bahaya untuk jaringan lunak,
biasanya otot sedikit banyak akan ikut rusak yang mengelilingi tulang
tersebut. Saraf dan pembuluh darah yang berjalan dekat tulang ikut
terluka.
B. FRAKTUR
• Tertutup
- Reposisi
- Imobilisasi
- Operasi elektif
PENATALAKSANAAN
A . Recognition -> diagnosis
• Immobilisasi
- Mencakup 2 sendi
- 3 dimensi
• Alignment/posisi anatomi
• Nyeri hebat
• Kontaminasi
Kejadian fraktur secara anatomi dengan fraktur terbanyak terjadi pada patella, pergelangan
kaki (tibia / fibula), radius / ulna, dan klavikula / scapula / humerus. Dari penelitian juga
didapatkan rata-rata kasus fraktur terjadi pada perempuan dengan usia 50 – 54 tahun dan
65 – 69 tahun pada laki-laki dan kasus fraktur juga banyak terjadi pada individu seusia 80
tahun dengan kondisi tulang yang rapuh.
Etiologi dari fraktur secara umum dapat dibagi menjadi trauma dan non trauma dengan
faktor resiko intrinsic dan ekstrinsik. Secara umum, klasifikasi fraktur dapat
diklasifikasikan menurut lokasi, morfologi, dan hubungan dengan dunia luar. Diagnosis
dari fraktur dpat ditegakkan dengan anamnesis yang baik, pemeriksaan fisik orthopedi,
dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang seperti foto rontgen.
Prinsip penanganan fraktur adalah mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula
(reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang
(imobilisasi). Penatalaksanaan umum fraktur meliputi menghilangkan rasa nyeri,
Menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur, Agar terjadi penyatuan
tulang kembali, Untuk mengembalikan fungsi seperti semula. Berbagai komplikasi
intraoperative dan pascaoperatif tak luput dari kejadian fraktur ini.
DAFTAR PUSTAKA
1. Campagne D. MSD Manuals. [Online].; 2022 [cited 2023 Maret 28. Available from:
https://www.msdmanuals.com/professional/injuries-poisoning/fractures/overview-of-
fractures.
2. MS, Z. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Pada Sistem
Muskuloskeletal Aplikasi Nanda Nic & Noc Lubuk Begalung: Pustaka Galeri Mandiri;
2019.
3. GBD 2019 Fracture Collaborators. Global, regional, and national burden of bone
fractures in 204 countries and territories, 1990–2019: a systematic analysis from the
Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet Healthy Longevity. 2021
September; 2(9): 580-952.
4. Yasa IKW. Asuhan Keperawatan Nyeri Akut Pada Pasien Fraktur Terbuka di IGD RSD
Mangusada Kabupaten Badung Tahun 2021. 2021.
5. HP, RC, UR. Karakteristik Pasien Fraktur Ekstremitas Bawah. Jurnal Keperawatan
'Aisyiyah. 2020 Juni; 7(1): 49-53.
6. Denisiuk M, Afsari A. Femoral Shaft Fractures. [Updated 2023 Jan 2]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556057/
7. Bennet WF and Browner B (1994). Tibial plateau fractures: A study of associated soft
tissue injuries. J Orthop Trauma. 8(3):183-188
8. Ibrahim DA. Swenson A, Sassoon A, Fernando ND (2017). Classification in brief L
The Tscherne Classification of soft tissue injury. Clin Orthop Relat Res. 475:560-564.
9. Orthopaedic Trauma Association : Open Fracture Study Group (2010). A new
classification scheme for open fractures. J Orthop Trauma. 24 (8): 457-465.
10. Hughes JM, Popp KL, Yanovich R, Bouxsein ML, Matheny Jr RW. The role of
adaptive bone formation in the etiology of stress fracture. Experimental Biology and
Medicine. 2017 May;242(9):897-906.
11. Watkins JP. Etiology, diagnosis, and treatment of long bone fractures in foals. Clinical
Techniques in Equine Practice. 2006 Dec 1;5(4):296-308.
12. Reksoprodjo.2013.Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
13. Denisiuk M, Afsari A. Femoral Shaft Fractures. [Updated 2023 Jan 2]. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556057/
Terima Kasih