TINJAUAN PUSTAKA
pada tulang dapat menimbulkan patah tulang (fraktur) dan dislokasi. Fraktur
juga dapat terjadi pada ujung tulang dan sendi (intra-artikular) yang
dislokasi.2,3
tekanan yang kuat yang diberikan pada tulang normal atau tekanan yang
hubungan dengan dunia luar melalui luka pada kulit dan jaringan
3
lunak, dapat berbentuk from within (dari dalam) atau from without
(dari luar). Fraktur ini merusak kulit diatasnya. Pada fraktur terbuka,
Transversa
Oblik
Spiral
Kompresi
Simpel
Segmental
Kupu-kupu
tulang patologis.3
5
Fraktur epifisis
Fraktur metafisis
Fraktur diafisis
fraktur pada lempeng epifisis yang oleh Salter-Harris dibagi menjadi 5 tipe,
yaitu:3
Type I Pemisahan total lempeng epifisis tanpa adanya patah tulang. Sel-
akibat adanya gaya potong (shearing force) pada bayi baru lahir
dan fiksasi interna karena fraktur tidak stabil akibat tarikan otot.
pertumbuhan.
pertama kali diajukan pada tahun 1976 dan modifikasi pada tahun 1984.
berikut:3,6
8
minimal.
Grade II Patah tulang terbuka, luka > 1cm namun <10 cm tanpa
fragmen jelas.
sebelum penanganan
Grade III Fraktur tipe III dengan penutupan periosteal yang adekuat
Grade III Fraktur tipe III dengan kehilangan jaringan lunak yang
lanjut
9
Grade III Fraktur tipe III yang berhubungan dengan cedera arteri
Riwayat trauma
Nyeri tekan
Krepitasi
kontinuitas tulang
Gangguan neurovaskular
Jika sudah ditemukan gejala klasik tersebut, maka diagnosa fraktur sudah
Anamnesa/Riwayat
a. Mekanisme trauma
keluarga pasien dan saksi mata yang terdapat di tempat kejadian, yang
jenis fraktur.
terdapat.
b. Tempat kejadian/Lingkungan
kondisi pasien, cara terapi, dan hasil terapi. Riwayat AMPLE harus
mencakup:
banyaknya
ekstremitas
tempat kejadian
Pemeriksaan Fisik
survey)
b. Fungsi neuromuskular
c. Status sirkulasi
Look (Lihat)
beberapa hari
sebaliknya.
Feel (Raba)
neurologi) dan daerah nyeri tekan (fraktur dan trauma jaringan lunak).
pada tulang
(capillary refill) pada kuku, warna kulit pada bagian distal daerah
gangguan vaskular.
cedera dibagi dengan tekanan sistolik lengan yang tidak cedera yang
Move (pergerakan)
dan pasif sendi proksimal dan distal dari daerah yang mengalami trauma.
Pada pasien dengan fraktur, setiap gerakan akan menyebabkan nyeri hebat
sehingga uji pergerakan tidak boleh dilakukan secara kasar, disamping itu
cara yang baik dan kurang halus. Krepitasi timbul oleh pergeseran
Gerakan yang tidak normal: gerakan yang terjadi tidak pada sendi,
Bila ditemukan sakit, nyeri tekan, disertai gerak abnormal, maka diagnosa
fraktur sudah pasti. Namun, usaha untuk menunjukkan krepitasi dan gerakan
Pemeriksaan Penunjang
tulang dan jaringan lunak yang berhubungan dengan derajat energi dari
daerah fraktur maka dapat ditentukan bahwa fraktur tersebut adalah fraktur
kondisi fraktur atau tipe fraktur itu sendiri. Diagnosis fraktur dengan tanda-
standard.
pergerakannya
a) Two view/position
b) Two joints
Pada lengan bawah atau kaki, satu tulang dapat mengalami fraktur dan
yang lain juga patah, atau suatu sendi mengalami dislokasi. Sendi-
foto rontgen.
c) Two bones
akan bermanfaat.
19
d) Two injuries
Kekuatan yang hebat sering menyebabkan cedera pada lebih dari satu
tingkat. Karena itu, bila ada fraktur pada kalkaneus atau femur, perlu
e) Two occasions
diagnosis.2
Tatalaksana umum
Cari trauma pada tempat lain yang berisiko (kepala dan tulang
Tatalaksana Fraktur
Segera
Hilangkan rasa nyeri (opiat intravena, blok saraf, gips dan traksi)
tetanus.4,6
20
Antibiotik
kali lipat. Untuk tipe I dan II lebih sering diinfeksi oleh bakteri gram positif,
biasanya cenderung diinfeksi oleh gram negatif. Dalam kasus luka yang
Profilaksis tetanus
Luka yang terkontaminasi kotoran, saliva, feses, atau luka tusuk termasuk
tetanus melalui tetanus toxoid pada 2, 4, dan 6 bulan, 12-18 bulan, 5 tahun,
dalam 5 tahun terakhir harus diberikan booster tetanus toxoid. Jika luka
(HTIG).6
22
Definitif
eksternal, traksi).
terapi okupasi.4
Fiksasi Internal
aman.6
23
Fiksasi Eksternal
Fiksasi eksternal tergantung pada cedera yang terjadi. Fiksasi ini digunakan
untuk menahan tulang tetap dalam garis lurus. Dalam fiksasi eksternal, pin
atau sekrup ditempatkan ke dalam tulang yang patah di atas dan di bawah
yang tepat. 6
kerusakan jaringan lunak. Alat ini memberikan dukungan yang stabil untuk
fraktur kominutif (hancur atau remuk). Pin yang telah terpasang dijaga agar
tulang.
fraktur.
mungkin
Indikasi OREF
Fraktur terbuka grade II (Seperti grade I dengan memar kulit dan otot
parah.
yaitu MESS, yang dibuat sebagai alat yang bertujuan untuk membantu ahli
tungkai, syok dan usia pasien. Penelitian telah menunjukkan bahwa skor
yang lebih atau sama dengan tujuh diprediksi untuk amputasi dengan nilai
akurasi 100%. Akan tetapi keputusan untuk amputasi tidak hanya dari skor
Komplikasi segera.3
Lokal Umum
perdarahan
Komplikasi dini.3
Lokal Umum
sendi, osteomielitis
28
Komplikasi lama.3
Lokal Umum
rekuren.
kerusakan saraf.
Proses penyembuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri atas lima fase,
yaitu:
Fase hematoma
Apabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil
daerah fraktur dan akan membentuk hematoma diantara kedua sisi fraktur.
29
fraktur akan kehilangan darah dan mati, yang akan menimbulkan suatu
daerah cincin avaskuler tulang yang mati pada sisi-sisi fraktur segera setelah
trauma.
Pada fase ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi
aktifitas seluler dalam kanalis medularis. Apabila terjadi robekan yang hebat
awal dari penyembuhan fraktur ini terjadi pertambahan jumlah dari sel-sel
yang sifatnya lebih cepat dari tumor ganas. Pembentukan jaringan seluler
Setelah beberapa minggu, kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa
sel dasar yang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas
kalsium membentuk suatu tulang yang imatur. Bentuk tulang ini disebut
sebagai woven bone. Pada pemeriksaan radiologi kalus atau woven bone
penyembuhan fraktur.
diubah menjadi tulang yang lebih matang oleh aktivitas osteoblas yang
bertahap.
Fase remodelling
Bilamana union telah lengkap, maka tulang yang baru membentuk bagian
osteoklastik dan tetap terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus
menjadi tulang yang kompak dan berisi sistem Haversian dan kalus bagian
perasaan nyeri pada penderita. Keadaan ini dapat dirasakan oleh pemeriksa
32
atau oleh penderita sendiri. Apabila tidak ditemukan adanya gerakan, maka
fraktur dan dilihat adanya garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat
fragmen. Pada tingkat lanjut dapat dilihat adanya medulla atau ruangan
fraktur, infeksi dan lain-lain. Vaskularisasi daerah fraktur dapat berasal dari
screw dengan K-nail pada pasien fraktur femur dan peneliti ini melakukan
lusensi medulla.
Grade 3+: Bintik-bintik atau garis radioopak dengan lusensi antara medulla
dengan korteks.
Grade 4+: Densitas kalus sama dengan atau lebih radioopak dari pada
korteks.
Pada penelitian berikut ini diamati proses pertumbuhan kalus pada penderita
fraktur tulang panjang Humerus, Radius, Ulna, Femur, Tibia, dan Fibula.
Sampai saat ini belum ditemukan data awal tentang pertumbuhan kalus pada
BAB III
KESIMPULAN
berupa infeksi yang banyaknya tergantung dari derajat fraktur terbuka tersebut.
diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi anggota gerak. Hal
internal maupun eksternal, penutupan kulit dan bone grafting, sehingga dari
fraktur.