OLEH: RISA
PEMBIMBING: DR. WIDIYANA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Ma
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Losarang
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama : Islam
Tanggal masuk rumah sakit : 26 Maret pukul 10.30 WIB
Anamnesis
Keluhan utama: Sulit menelan
Pasien datang ke igd dengan keluhan sulit menelan sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit.
Keluhan dirasakan pasien tidak bisa menelan makanan, air dan air ludah. pasien merasa sangat
nyeri ketika menelan sehingga pasien malas makan, minum dan malas menelan ludah. Keluhan
yang dirasakan disertai sakit telinga sebalah kiri. Pasien juga mengeluhkan demam sudah 3 hari.
Keluhan disertai nyeri kepala bagian belakang. Pasien sudah berobat ke klinik tapi keluhan tidak
berkurang
Keluhan bengkak di leher sebelah kiri sejak 2 hari sebelum masuk rumah
sakit, bengkak dirasakan pada awalnya sebesar telur puyuh, sekarang
bengkak dirasakan semakin membesar dengan ukuran sebesar telur ayam.
Suara bergumam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat radang
tenggorok ada sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit disertai demam
hilang timbul sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat sakit gigi ada
pada 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien juga
pernah mengalami radang tenggorok.
Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi dengan pengobatan amlodipin
1x5mg diminum tidak rutin
Pemeriksaan fisik
TANDA VITAL STATUS GENERALIS
Palpasi
Nyeri tekan sinus -
Rhinoskopi
Mukosa Normal Normal
Konka Normal Normal
Septum nasi Tidak deviasi Tidak deviasi
Corpus alienum - -
RONGGA MULUT KEPALA - LEHER
Inspeksi - Kepala
Tonsil : T2-T2
Kesimetrisan : simetris
Hiperemis : +
Deformitas : - -
Detritus : tidak tampak
Uvula : terdorong ke kanan Kelainan anatomi : -
Palatum mole : palatum mole kiri oedem, Leher -
hyperemia, tampak infiltra kekuning-
kuningan - Coli sinistra tampak oedem -
Faring : tidak tampak - KGB : TAK Pembesaran : - Nyeri tekan : - -
Massa : -
Kelenjar Tiroid : TAK Pembesaran : - Nyeri
Corpus Alienum : - tekan : -
Gigi: karies dentis molar 2 kiri
DIAGNOSA BANDING :
Abces Peritonsil
Peritonsilitis
Tomur Tonsil
Abces Retrofaring
Abces parafaring V
Diagnosa Utama
Abces Peritonsil / Quinsy
Diagnosa penyerta:
Hipertensi urgency
Terapi di igd
Infus nacl 20tpm
Ceftriaxone 2x1 gr
Ranitidin 2x50mg
Ketorolac 3x30mg
Captopril 3x25mg
Amlodipin 1x5 mg
Pro insisi drainase abses
26/3/2019 27/3/2019 28/3/2019 29/3/2019
Pasien masuk ruang Nyeri menelan+ Post op: Nyeri menelan
manalagi 1 Sulit bicara, sulit buka Nyeri menelan+ berkurang, nyeri telinga-,
mulut, hipersalivasi, sulit Dapat membuka mulut,
menelan, nyeri telinga sudah dapat menelan,
kiri
Td: 180/110 Td: 170/110 Td: 140/90 Td: 140/90
N: 98x/menit N: 98x/menit N: 100x/menit N: 90x/menit
R: 26x/menit R: 25x/menit R: 20x/menit R: 20x/menit
S: 37,6 S: 36,8 S: 36,5 S: 36,9
Trismus+ Rongga mulut hiperemis, Rongga mulut hiperemis,
Hot potato voice + udem + udem -
Palatum mole hiperemis Pus –
Tonsil tak tampak
Tampak insisi terbuka
Pus+
Hot potato voice-
Cefotaxime 2x1gr Cefotaxim 2x1gr As mefenamat 3x500mg
Ketorolac 3x30mg Ketorolac 3x30mg Cefixim 2x100mg
Amlodipin 1x5mg Amlodipin 1x5mg Amlodipin 1x5mg
Pasien diperbolehkan
pulang
tINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Abses peritonsil terbentuk di dalam ruang potensial di antara fasia leher dalam sebagai akibat
penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok dan sekitarnya
aerob : Streptococcus pyogene (Group A beta- hemolitic streptococcus)
anaerob yang berperan adalah fusobacterium.
Patofisiologi
episode tonsillitis eksudati pertama menjadi peritonsillitis dan kemudian terjadi pembentuk
an abses Frank abscess formation
daerah su!erior dan lateral fosa tonsilaris merupakan jaringan ikat longgar, oleh karena itu
infiltrasi supurasi ke ruang potensial peritonsil tersering menempati daerah ini, sehingga
tampak palatum mole membengkak. Abses peritonsil juga dapat terbentuk di bagian
anterior.
infiltrasi supuratifa dari jaringan peritonsilaris terjadi paling sering pada fosa
supuratonsilaris (70%). Hal ini menyebabkan oedem palatum mole pada sisi yang terkena
dan pendorongan uvula melewati garis tengah.
pembengkakan meluas ke jaringan lunak sekitarnya, menyebabkan rasa nyeri menelan dan
trismus.
◦ pada stadium permulaan, stadium infiltrat, selain pembengkakan tampak juga permuka
an yang hiperemis. bila proses berlanjut, daerah tersebut lebih lunak dan berwarna
kekuning-kuningan. Tonsil terdorong ke tengah, depan, dan bawah, uvula bengkak dan
terdorong ke sisi kontra lateral. bila proses terus berlanjut, peradangan jaringan di
sekitarnya akan menyebabkan iritasi pada m.pterigoid interna, sehingga timbul trismus.