ABSES BARTHOLINI
Mula-mula bibir vagina terasa gatal, Keluhan disertai nyeri yang dirasakan terutama saat
pasien beraktifitas, keputihan berwarna kekuningan yang tidak berbau dengan jumlah
yang cukup banyak, demam yang tidak terlalu tinggi, dan nyeri ketika BAK.
Keluhan nyeri ketika berhubungan seksual tidak ada, keluhan keluar darah dari jalan lahir
di luar siklus menstruasi tidak ada, seperti batuk dan pilek tidak pernah dialami pasien,
keluhan pada BAB tidak ada.
Riwayat keluhan serupa sebelumnya tidak pernah dialami oleh pasien. Riwayat trauma di
daerah genital tidak pernah dialami oleh pasien.
ANAMNESIS
THORAX ABDOMEN
Bentuk dan gerak simetris Bising usus (+), Nyeri tekan (-)
Pulmo : vesikular breath sound kanan = Ekstremitas atas : Akral hangat,
kiri, sonor di kedua lapang paru, Ronkhi capillary refill time < 2 detik, edema (-/-)
(-)/(-) Wheezing(-)/(-)
Ekstremitas bawah : Akral hangat,
Cor : Ictus cordis tidak terlihat, capillary refill time < 2 detik, edema (-/-)
teraba ICS V LMCS. BJ S1,S2 reguler, S3 (-),
S4 (-), murmur (-)
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Pemeriksaan genitalia eksterna :
Inspeksi : massa (+) di labia mayor sinistra, diameter 5 cm, batas tegas, hiperemis (+),
fluor albus (+) warna putih kekuningan, darah (-).
Palpasi : nyeri tekan (+), konsistensi kenyal kesan berisi cairan.
Pemeriksaan genitalia interna : tidak dilakukan pemeriksaan.
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
A: A:
Abses bartholin Abses bartholin
P: P:
IVFD RL 20 tpm Cefadroxyl 2x500mg
Cefotaxime 2x1 g IV As. Mefenanat 3x500mg
Ketorolac 3x30 mg IV
Ranitidine 2x50 mg IV
PROGNOSIS
Tersumbatnya bagian distal dari duktus Bartholin dapat menyebabkan retensi dari sekresi,
dengan akibat berupa pelebaran duktus dan pembentukan kista. Kista tersebut dapat
menjadi terinfeksi, dan abses bisa berkembang dalam kelenjar.
Kista Bartholin terbentuk ketika ostium dari duktus tersumbat, sehingga menyebabkan
distensi dari kelenjar dan tuba yang berisi cairan.
Sumbatan ini biasanya merupakan akibat sekunder dari peradangan nonspesifik atau
trauma.
Kista bartholin dengan diameter 1-3 cm seringkali asimptomatik. Sedangkan kista yang
berukuran lebih besar, kadang menyebabkan nyeri dan dispareunia. Abses Bartholin
merupakan akibat dari infeksi primer dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi.
GEJALA KLINIS
OPERATIF MEDIKAMENTOSA
Ceftriaxone : Dosis yang dianjurkan: 125
mg IM sebagai single dose
Incisi dan Drainase
Ciprofloxacin: Dosis yang dianjurkan: 250 mg
Marsupialisasi per oral 1 kali sehari.
Eksisi (Bartholinectomy) Doxycycline: Dosis yang dianjurkan: 100 mg
per oral 2 kali sehari selama 7 hari
Azitromisin :Dosis yang dianjurkan: 1 g per oral
1x
KOMPLIKASI
Jika abses dengan didrainase dengan baik dan kekambuhan dicegah, prognosisnya baik.
Tingkat kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%.