Infeksi Tropis
dr. Devie Kristiani, Sp.A (K), M.Sc.
Pencatat : Bintang
QC : Kent
Editor : Beverly
Manifestasi klinis
● Tidak bergejala sampai bergejala berat
● Yang bergejala hanya yang nampak, banyak anak kena dengue tapi ga
bergejala
Manifestasi simptomatik
● demam tidak khas→ paling ringan
● dengue fever (DF) → bisa dengan perdarahan dan tidak perdarahan
● Dengue hemorrhagic fever (DHF) → DF + trombositopeni + kebocoran
plasma. Ada 2 jenis yaitu non shock dan DHF dengan shock (dengue shock
syndrome)
● expanded dengue syndrome→ manifestasi tidak khas/unusual (tanda
encephalitis, ensefalopati berat, myositis)
Manifestasi klinis
Hari ke 1-3
Flu like symptom
Demam 2-7 hari
Ruam kulit→ tidak selalu ada pada dengue
Letargis
Facial flushing
Nyeri kepala
Nyeri retro orbital
Nyeri tenggorokan
Mual muntah
Rasa tidak enak di perut
Nafsu makan turun
Diare
Hari ke 3-7 (masa kritis)
- Tanda syok→ takikardi (tanda awal), akral dingin, nadi lemah, perfusi jelek
- Penurunan kesadaran→ jika syok tidak teratasi
- Perdarahan mukosa
- Muntah persisten
- Nyeri perut berat
- Perdarahan GIT
- Hepatomegali
- Penurunan suhu drastis
- Anak tampak letargi
Fase pemulihan (setelah hari ke 7)
Setelah 24-48 jam pada fase kritis, masuk fase pemulihan (reabsorbsi cairan)
Klinis membaik
Nafsu makan kembali baik
Gangguan GIT membaik
Hemodinamik stabil
Rash rekonvalesen → kemerahan dengan pulau-pulau putih
Jika terjadi kebocoran plasma maka pembuluh darah akan ada kebocoran. Yang keluar
hanya plasma. Sedangkan eritrosit dan sel darah masih akan di dalam pembuluh darah.
Saat banyak plasma (cairan) keluar maka hematokrit meningkat/hemokonsentrasi
(kekentalan meningkat) → aliran darah tidak lancar→ perfusi organ turun→ syok
(gangguan perfusi jaringan) → gagal organ. Seharusnya diberi cairan infus
Note:
Jika sudah ada kenaikan hematokrit segera berikan infus!!
Terapi utama DBD→ Infus/ cairan sebagai pengganti plasma
Semua opsi di atas tidak berfungsi dalam perbaikan dengue. Jangan beri antibiotik
karena penyebabnya bukan bakteri tapi virus
Tatalaksana (UJIAN)
Dengue tanpa tanda bahaya (trombosit masih > 100.000)→ pantau saja, tapi tiap
hari harus cek trombosit dan hematokrit. Jika hematokrit meningkat atau
trombosit <100.000 segera rawat inap
Dengue dengan warning sign dan severe dengue→ wajib rawat inap untuk
mengkondisikan cairan
Jika ada syok
- Berikan cairan isotonik (kristaloid atau koloid)
- Diberikan kristaloid dulu yang murah, jika ada perbaikan baru berikan koloid
- Jika tidak ada peningkatan maka di cek hematokrit, kalo masih tinggi diberikan
kristaloid IV/koloid 2 bolus 10 ml/kgBB 30-60 menit
- Jika membaik maka turunkan dosisnya
- Jika tidak membaik maka diberikan transfusi darah
DEMAM TIFOID
S. typhi
S. paratyphi: jarang (10:1)
Penularan dengan fekal oral
Pathogenesis khas
Pathogenesis
Salmonella typhi terjadi bakteremia primer (masuk ke pembuluh darah). Kemudian akan
bersarang di organ retikuloendotelial (limfonodi, hepar, lien, dan kadang di bone
marrow). Setelah bersarang akan terjadi bakteremia sekunder (masuk ke pembuluh
darah) kemudian menyebabkan gejala klinis dan bisa menyebar ke organ lain
Pola Demam Tifoid
Minggu pertama
● Remittent: lebih tinggi di malam hari , suhu pagi hari tidak kembali normal.
● Demam step ladder → semakin hari semakin naik, di minggu pertama infeksi
● Tidak selalu klasik/khas.
Demam remittent→ demam naik turun namun tidak kembali ke normal. Semakin
hari puncak demam semakin tinggi
Minggu kedua
○ Demam terus menerus tinggi, puncaknya
Minggu ketiga
○ Jika tidak diobati dengan baik maka demamnya turun namun ada
komplikasi pada organ
Notes:
Sekarang penggunaan antibiotik sudah baik dan penggunaan intervensi lain di
minggu pertama maka gejala klinis seperti ini jarang terjadi
Gejala khas ini terjadi saat masih kekurangan antibiotik, pemantauan kurang
baik, dan diagnosis tidak diambil di minggu pertama
Manifestasi Klinis
1. Demam: klasik → stepladder, lebih tinggi sore/malam (remittent fever)
2. Coated tongue (lidah kotor) → lidah merah tapi ada selaput nya
3. Anoreksia, mual, muntah, nyeri perut
4. Gejala neurologis: ensefalopati
5. Hepatomegali
6. Splenomegali
7. Konstipasi atau diare
8. Ikterus (typhoid berat, karena menyerang organ retikuloendotelial mis saluran
empedu)
9. Perforasi usus/ ileus
10. Rose Spot → KHAS
Antibiotik:
○ Kloramfenikol
○ Amoksisilin klavulanat
○ Cefixime
○ Azitromisin
Jika berat dapat diberikan antibiotik IV→ ceftriaxone, fluorokuinolon seperti
siprofloksasin dan ofloksasin
RUBEOLA/MEASLES/CAMPAK
● RNA virus: genus morbili virus, family paramyxoviridae
● Sangat menular: sejak 1-2 hari sebelum timbul gejala s/d 4 hari setelah timbul
ruam
● Ada 4 fase:
○ Inkubasi
○ prodromal (catarrhal)
○ ruam (exanthematous)
○ pemulihan
● Tanda khas koplik spot (berbeda dengan typhoid yang tanda khas nya rose
spot)
Perjalanan Penyakit
Stadium campak
1) Stadium 1. Inkubasi (8-12 hari)
○ Tidak ada gejala
2) Stadium 2. Prodromal (4 hari)
○ Batuk pilek, konjungtivitis, demam tinggi (40-40,5C)
○ Koplik spot→ bintik putih abu abu dengan dasar kemerahan di mukosa
pipi dekat gigi molar bawah (hanya 24 jam)
3) Stadium 3. Exanthema (5-6 hari)
○ Ruam makulopapular timbul dari batas garis rambut kepala, meluas ke
seluruh tubuh secara cephalocaudal
4) Stadium 4. Stadium Pemulihan
○ Ruam menjadi kecoklatan lalu memudar
○ Seringkali disertai rasa gatal dan eksfoliasi kulit
Koplik spot → tanda khas pada campak. Di gigi molar bawah warna abu abu
dengan dasar kemerahan. Muncul 1-2 hari sebelum ruam muncul (pada fase
prodromal).
Diagnosis Banding
1. Kawasaki disease
2. Rubella
3. Roseola
4. Scarlet fever
5. Infeksi adenovirus
Pemeriksaan Lab
- Tidak khas
- Leukopenia
- Igm campak: di periksa 1-2 hari setelah ruam. Namun gabisa di pesan di lab.
Hanya bisa di dinas kesehatan.
Terapi
- Suportif
- Vitamin A dosis tinggi
- Belum ada antivirus untuk campak
Pencegahan
- Vaksin MMR untuk mencegah komplikasi atau sakit berat. Karena walau campak
sudah reda maka masih bisa terjadi komplikasi
Komplikasi
- Ensefalitis
- Pneumonia
- SSPE (subacute sclerosing panencephalitis)
- Otitis media
- SSPE adalah gangguan yang terjadi beberapa tahun-puluhan tahun setelah
anak terkena campak. Gejalanya akan seperti ensefalitis. Tidak ada obatnya
- Campak masih ada hingga saat ini, namun sudah jarang karena sudah ada
vaksinnya
Manifestasi Klinis
- Ringan: infeksi post natal
- Berat/ kecacatan: infeksi kongenital (dalam kandungan). Ibu yang terinfeksi
rubella akan menghasilkan anak cacat karena tidak antivirus rubella
- Pada anak gejalanya→ demam tidak tinggi, mata merah (tidak nyeri),
limfadenopati suboccipital, postauricular, dan servikal anterior
- Anak tampak malaise, anoreksia, nyeri kepala
- Ruam tidak khas, makulopapular, dari wajah leher dan menyebar ke badan
sampai ekstremitas
Patofisiologi Rubella
Fase inkubasi
Fase sakit ada pembesaran limfonodi dan timbul rash (1-2 hari setelah demam)
Anak lemah dan kadang nyeri telan
Komplikasi jarang terjadi
Pada anak yang sehat jarang menimbulkan komplikasi berat
Pada wanita hamil sangat berbahaya→ cacat janin
PP: Laboratorium
Leukopenia, trombositopenia, neutropenia
Penting: pemeriksaan IgM rubella untuk konfirmasi diagnosis pada wanita hamil.
Untuk membedakan apakah infeksi karena rubella apa bukan
Terapi
- Tidak ada terapi spesifik
- Supportif
Pencegahan
- Imunisasi MR: usia 9 bulan, 18 bulan, dan 5 tahun
- Imunisasi MR biasanya bersama dengan imunisasi campak
Ruam rubella
Makulopapular
Muncul dari wajah ke badan dan ekstremitas
Hilang dalam 3 hari mulai dari wajah
Tidak ada deskuamasi/pengelupasan → berbeda dengan campak
Muncul 1-2 hari setelah demam langsung timbul, kalau campak timbul pada hari
ke 4-5
Rubella Kongenital
Laboratorium
Tidak spesifik, bisa dijumpai leukopenia dan trombositopenia
Terapi
Self limiting disease
Terapi supportif saja
Ruam Roseola
Tidak spesifik
Makulopapular
Tidak gatal
Hilang dalam 1-3 hari
Tidak ada pengelupasan (tidak seperti morbili atau campak)
Tidak semua ruam dengan demam di sebut campak
Varicella zoster (chicken pox) atau infeksi primer virus varicella zoster
Biasanya ringan
Berat pada bayi muda, dewasa, remaja, dan immunocompromised
Inkubasi 10-21 hari
Demam, malaise, nyeri kepala (24-48) jam sebelum ruam timbul
Manifestasi sitemik hilang setelah 2-4 hari ruam timbul.
Ruam (rash vesikuler) muncul biasanya pertama di wajah, badan, kepala
Berupa makula eritem gatal yang berkembang menjadi papul eritem kemudian
berisi cairan (vesikel)
vesikel kemudian menjadi umbilicated dan berisi cairan keruh sebelum tertutup
krusta
Lesi timbul tidak bersamaan, bentuknya bermacam-macam (polimorf)
Sentripetal → dari bagian tengah tubuh ke ekstremitas
Manifestasi klinis
Polimorf→ ada yang sudah umbilicated (muncul krusta di tengah), ada yang
vesikel keruh, dan ada yang krusta seluruhnya
Perbedaan variola dan varicella
Variola sudah punah karena vaksinasi
Kalau di varicella tepinya sentripetal (berada di tengah tubuh)
Pada variola→ Sentrifugal→ menyebar kebanyakan di daerah
ekstremitas.
Komplikasi
Ataxia cerebelar → karena virus neurotropik (suka di saraf)
Pneumonia
Ensefalitis, myelitis
Nefritis
Sindrom nefrotik
Hemolytic uremic syndrome
Myokarditis, perikarditis
Pankreatitis
Reaktivasi Varicella
Infeksi ringan
Ruam eritema/papul eritem/vesikel/ pustul pada tangan, kaki, pantat, sekitar
mulut
Ruam nyeri dan gatal kadang-kadang
Badan bersih, tidak ada ruam atau apapun
Disertai sariawan (ulserasi mukosa mulut), ada bintik-bintik sekitar
Penyembuhan: bisa terjadi deskuamasi
Onychomadesis: kerusakan pada kuku sering terjadi
Terapi suportif karena tidak ada obatnya