Anda di halaman 1dari 5

Kriteria Rawat Inap Pasien Luka Bakar

Menurut American Burn Association, seorang pasien diindikasikan untuk dirawat inap
bila: (American Burn Association, 2018)
1. Luka bakar derajat II atau III dengan %TBSA > 10% pada pasien usia < 10 tahun dan
>50 tahun
2. Luka bakar derajat II atau III dengan %TBSA >20% pada grup usia 11-49 tahun
3. Luka bakar derajat III dengan % TBSA >5% pada grup usia apapun
4. Luka bakar derajat II atau III yang melibatkan area kritis (wajah, tangan, kaki,
genitalia, perineum, kulit di atas sendi utama)
5. Luka bakar sirkumferensial di thoraks atau ekstremitas
6. Luka bakar signifikan akibat bahan kimia, listrik, petir, adanya trauma mayor lainnya,
atau adanya kondisi medik signifikan
yang telah ada sebelumnya
7. Adanya trauma inhalasi
8. Luka bakar pada wanita hamil
9. Luka bakar bukan karena kecelakaan
10. Luka bakar pada pasien yang membutuhkan bantuan sosial/ tidak dapat menjaga
dirinya sendiri

Komplikasi
Komplikasi luka bakar dapat bermacam-macam sesuai denganfase yang sedang
berlangsung. Pada fase akut, komplikasi yang sering terjadiadalah syok dan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada fase subakut dapat terjadi Systemic Inflammatory
Response Syndrome (SIRS), Multi-system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan
Sepsis. SIRS adalah suatu bentuk responklinik yang bersifat sistemik terhadap berbagai
stimulusklinik berat akibat infeksi ataupun non-infeksi seperti luka bakar. Respon
inimerupakan dampak dari pelepasan mediator-mediator inflamasi (proinflamasi) yang
mulanya bersifat fisiologik dalam proses penyembuhanluka, namun secara berlebihan dan
mengakibatkan kerusakan pada organ-organ sistemik, menyebabkan disfungsi (MODS).
Kriteria sepsis pada luka bakar menurut American Burn Association antara lain: (American
Burn Association, 2018; Astrid, 2009)
 Suhu > 37oC atau < 36,5oC
 Takikardi yang progresif
o Dewasa > 110 x/menit
o Anak > 2 SD sesuai nilai normal pada tiap umur
 Takipneu yang progresif
o Dewasa > 25 x/menit tanpa ventilasi mekanik
o Anak > 2 SD sesuai nilai normal pada tiap umur4.
 Trombositopeniaa
o Dewasa < 100.000/mm
o Anak < 2 SD sesuai nilai normal pada tiap umur.
 Hiperglikemia (sebelumnya tidak ada DM)
o KGD yang tidak diobati (> 200 mg/dL)
o Insulin resisten, contoh:
 > 7unit insulin /jam/IV (dewasa)
 Resistensi insulin yang bermakna (> 25% peningkatankebutuhan
insulin dalam 24 jam)
 Ketidakmampuan untuk meneruskan nutrisi enteral > 24 jam
o Distensi abdomen
o Intoleransi nutrisi enteral (sisa > 150 mL/hari pada anak atau 2 kali waktu
makan pada dewasa
o Diare yang tidak terkontrol (> 2500 mL/hari pada dewasa atau > 400 mL/hari
pada anak)
 Sebagai tambahan, sepsis membutuhkan dokumentasi infeksi:
o Kultur positif infeksi
o Sumber jaringan yang patologik diidentifikasi
o Respon secara klinik terhadap antimikroba
Pada fase lanjutan, komplikasi yang dapat terjadi adalah parut hipertrofik dan
kontraktur. Hipertrofi jaringan parut merupakan komplikasi yang sulitdicegah, dan terbentuk
akibat beberapa faktor sebagai berikut; kedalaman luka; bakar, sifat kulit, usia pasien,
lamanya waktu penutupan kulit. Kontraktur adalahkomplikasi yang hampir selalu menyertai
luka bakar dan menimbulkangangguan fungsi pergerakan.

Prognosis
Prognosis luka bakar akan lebih buruk bila terjadi pada area luka yang lebih besar,
usia penderita yang lebih tua, dan pada wanita. Adanya trauma inhalasi atau trauma
signifikan lain seperti fraktur tulang panjang dan komorbiditas berat (penyakit jantung,
diabetes, gangguan psikiatri dan keinginan untuk bunuh diri) juga mempengaruhi prognosis.
Berdasarkan skor Abbreviated Burn Severity Index (ABSI) prediksi luka bakar dihitung
dengan memperhatikan luas luka bakar, usia, jenis kelamin dan ada tidaknya trauma inhalasi.
(Kemenkes RI, 2019)

Tabel 1. ABSI (Abbreviated Burn Severity Index)

1. American Burn Association. (2018). Advanced Burn Life Support Course Provider
Manual
2. Astrid, M. (2009). Presentasi Luka Bakar. Depatemen Bedah FKUI. Jakarta
3. Kemenkes RI. (2019). Pedoman nasional Pelayanan Tata Laksana Luka Bakar.
Jakarta
LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan
Hemoglobin g/dL 20,7 13 – 18
Leukosit μL 34.040 4.000 - 11.000
Trombosit 103/μL fl 364 150 - 450
Hematokrit % 62,6 36-54
Albumin g/dL 3,1 3,5 – 5,0
Kalium mEq/L 3,8 3,6 – 5,5
Klorida mEq/L 106 96 – 106
Natrium mEq/L 139 135 – 155
Ureum mg/dL 34 15 – 40
Kreatinin mg/dL 1,29 0,6 - 1,1
Blood Urea Nitrogen (BUN) mg/dL 43 7 – 19
Gula darah sewaktu mg/dL 118 <200
Analisis Gas Darah
pH 7,19 7,35-7,45
pCO2 mmHg 22 38-42
pO2 mmHg 198 85-100
Base excess U/L -18 -2 s/d +2
SpO2 % 100 95-100

Foto Chest X-ray


• Foto Thorax AP Erect, Posisi simetris, Inspirasi
cukup
• Jantung kesan tidak membesar
• Aorta baik
• Mediastinum superior tidak melebar
• Trakea di tengah
• Hilus tidak menebal
• Tidak tampak infiltrate maupun nodul pada kedua
paru
• Sinus kostofrenikus dan diagfragma baik
• Tulang-tulang dan jaringan lunak baik
• Kesimpulan: Jantung dan paru dalam batas normal
Diagnosis Kerja
Flame Burn Mid Dermal – Full Thickness 71% TBSA + Trauma Inhalasi

Anda mungkin juga menyukai