Anda di halaman 1dari 989

PERINGATAN :

DILARANG MEMPERBANYAK/MENYEBARKAN
SLIDE/ISI SLIDE INI TANPA IZIN

Undang-Undang Hak Cipta


No. 28 Tahun 2014

Barangsiapa memperbanyak atau mengumumkan


suatu ciptaan tanpa izin pencipta atau pemegang hak
ciptanya dipidana dengan pidana penjara masing-
masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda
paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).

© PADI, 2021
KEYWORDS

• Laki-laki, 26 tahun
• Dibawa ke IGD karena serangan asma akut
• Kegawatdaruratan ditangani, pasien disarankan ranap
• Keluarga minta dirujuk saja karena RS tidak bekerja sama
dengan BPJS

TINDAKAN RS ??
JAWABAN

C. Merujuk bila kegawatdaruratan


teratasi dan tidak menarik biaya
sepeserpun
PENJELASAN

Prosedur Rawat Darurat


• Pada kasus gawat darurat peserta BPJS dapat langsung
mendapatkan pelayanan di Faskes terdekat meskipun Faskes
tersebut tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.

• Pelayanan gawat darurat di Faskes rujukan dapat langsung


diberikan tanpa surat rujukan dari Faskes tingkat pertama.

• Fasilitas kesehatan tidak diperkenankan menarik biaya.


PENJELASAN

Prosedur Rawat Darurat


Faskes memastikan status kepesertaan BPJS Kesehatan dengan
cara:
1) Faskes mengakses master file kepesertaan melalui: (a) website
BPJS Kesehatan yaitu www.bpjs-kesehatan.go.id; (b) sms
gateway; dan (c) media elektronik lainnya.
2) Apabila poin (1) tidak dapat dilakukan maka Faskes menghubungi
petugas BPJS Kesehatan melalui telepon atau mendatangi kantor
BPJS Kesehatan
PENJELASAN

Prosedur Rawat Darurat


• Jika kondisi kegawatdaruratan peserta telah teratasi dan dapat
dipindahkan, maka harus segera dirujuk ke Fasilitas kesehatan
yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
PENJELASAN

Prosedur Rawat Darurat


• Apabila kondisi kegawatdaruratan pasien sudah teratasi dan pasien
dalam kondisi dapat dipindahkan, tetapi pasien tidak bersedia untuk
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan, maka biaya pelayanan selanjutnya tidak dijamin oleh
BPJS Kesehatan. Faskes harus menjelaskan hal ini kepada peserta
dan peserta harus menandatangani surat pernyataan bersedia
menanggung biaya pelayanan selanjutnya
PENJELASAN

Prosedur Rawat Darurat


• Penanganan kondisi kegawatdaruratan di Faskes yang tidak
bekerjasama ditanggung sebagai pelayanan rawat jalan kecuali
kondisi tertentu* yang mengharuskan pasien dirawat inap.

• Kondisi tertentu yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut: 1)


Tidak ada sarana transportasi untuk evakuasi pasien. 2) Sarana
transportasi yang tersedia tidak memenuhi syarat medis untuk
evakuasi 3) Kondisi pasien yang tidak memungkinkan secara medis
untuk dievakuasi, yang dibuktikan dengan surat keterangan medis
dari dokter yang merawat
PENJELASAN
RS tidak bekerja sama
Kegawatdaruratan
dengan BPJS

Penanganan awal

Stabil, tidak perlu rawat


Stabil, perlu rawat inap
inap

Rujuk ke Faskes
Discharge dari RS Menolak rujuk,
yang bekerja
minta dirawat di
sama dengan
RS tersebut
BPJS

Biaya perawatan di IGD maupun


Biaya perawatan di IGD ditanggung
rawat inap ditanggung oleh BPJS
oleh BPJS, biaya rawat inap
kesehatan
ditanggung pribadi (out of pocket)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Meminta pembayaran dengan dana pribadi karena sudah terlanjur


dilakukan tindakan pada pasien → biaya perawatan di IGD tetap
dapat ditanggung oleh BPJS
B. Menelepon polisi apabila keluarga pasien tidak mau membayar →
tidak tepat
D. Meminta keluarga pasien untuk ke kantor BPJS setempat agar
dapat mencairkan dana untuk pembayaran di RS tersebut → tidak
tepat
E. Merujuk pasien ke RS yang bekerjasama dengan BPJS apabila
kondisi kegawatdaruratan sudah teratasi dan menarik biaya untuk
jasa dokter → faskes tidak diperkenankan menarik biaya sepeser pun
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 45 tahun
• Dibawa ke IGD karena serangan asma akut
• Kegawatdaruratan ditangani, pasien disarankan ranap
• Keluarga minta dirujuk saja karena RS tidak bekerja sama dengan
BPJS

Tindakan yang dilakukan pihak RS seharusnya adalah

C. Merujuk bila kegawatdaruratan teratasi dan


tidak menarik biaya sepeserpun
KEYWORDS

• Laki-laki, 54 tahun
• Kontrol hipertensi, tidak ada keluhan
• TD 160/100 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit

DIAGNOSIS >> HIPERTENSI STAGE 2


JAWABAN

A. Sistol < 140 mmHg atau


diastol < 90 mmHg
PENJELASAN

Hipertensi
Penegakan diagnosis dilakukan dengan 2 kali pengukuran tekanan darah pada 2
kunjungan yang berbeda
PENJELASAN

Perbedaan JNC VII dan VIII terletak di target terapi tekanan darah dan DOC awal
• JNC VII → DOC awal thiazide (non-black, no comorbids)
• JNC VIII → DOC awal thiazide/ACEI/ARB/CCB (non-black, no comorbids)
PENJELASAN

Krisis Hipertensi
Keadaan hipertensi yang membutuhkan penurunan TD segera
TD sistolik >180 mmHg atau diastolik >120 mmHg

Hipertensi emergensi Hipertensi urgensi


• Adanya kerusakan organ • Peningkatan TD bermakna
target akut atau progresif tanpa gejala berat atau
(AKI, TIA, stroke, angina kerusakan organ target
pektoris, dll.) progresif
• Turunkan dengan obat • Turunkan TD dalam
parenteral segera beberapa jam dengan obat
oral
PENJELASAN

Target Penurunan Tekanan Darah


• Hipertensi emergensi
‒ Target awal adalah berkurangnya MAP sebanyak 25% dalam 2 jam
‒ Setelah itu penurunan dilanjutkan dalam 12-16 jam hingga mendekati normal
‒ MAP = (2 x TD diastolik+ TD sistolik) : 3
• Hipertensi urgensi
‒ Penurunan bertahap dalam 24 jam
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Sistol < 130 mmHg atau diastol < 90 mmHg


C. Sistol < 150 mmHg atau diastole < 90 mmHg
D. Sistol < 160 mmHg atau diastol < 100 mmHg
E. Sistol < 160 mmHg atau diastol < 90 mmHg

Pilihan jawaban lain lihat di slide penjelasan


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 54 tahun
• Kontrol hipertensi, tidak ada keluhan
• TD 160/100 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit

DIAGNOSIS >> HIPERTENSI STAGE 2

Maka, target tekanan darah optimal pada pasien adalah

A. Sistol < 140 mmHg atau


diastol < 90 mmHg
KEYWORDS

• Laki-laki, 60 tahun
• Nyeri dada kiri sejak 2 jam, tidak membaik dengan istirahat
• Pernah keluhan serupa, EKG → normal
• Saat ini EKG : ST elevasi lead V1-V6, enzim troponin meningkat

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

B. STEMI anterolateral
PENJELASAN

Acute Coronary Syndrome


Disebabkan karena menurunnya perfusi
darah ke jantung secara mendadak →
iskemik miokard → infark miokard

Kriteria diagnostik (2/3)


– Gejala iskemik → nyeri khas angina, durasi
>1 jam
– Perubahan EKG
– Kenaikan enzim jantung (troponin, CKMB)

TATALAKSANA AWAL ➔ MONACO


(Morfin – Oksigen – Nitrat – Aspirin – Clopidogrel)
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Timing perubahan kadar


enzim jantung
PENJELASAN

Menentukan lokasi sumbatan


1. Cari kompleks lead yang mengalami perubahan pada EKG
2. Tentukan area sesuai dengan kompleks lead

Inferior → II, III, aVF


Anterior → V1 – V4
Lateral → I, aVL, V5 – V6
Anterior ekstensif → anterior + lateral

3. Tentukan pembuluh darah yang terlibat


PENJELASAN

LCA = circumflex + LAD

Memutar ke samping
(lateral)

Menuju ke depan (left


anterior descending)

Menuju ke bawah (inferior)


PENJELASAN

Aplikasi Kasus
1. Cari kompleks lead yang mengalami perubahan pada EKG
2. Tentukan area sesuai dengan kompleks lead

Inferior → II, III, aVF


Anterior → V1 – V4
Lateral → I, aVL, V5 – V6
Anterior ekstensif → anterior + lateral

3. Tentukan pembuluh darah yang terlibat


PENJELASAN
PENJELASAN ISDN → vasodilator
Efek samping
• Rebound hypertension
• Sinkop
• Hipotensi
• Palpitasi

Kontraindikasi ISDN
• Hipotensi (SBP <90)
• Bradi/Takikardi
• Infark ventrikel kanan
• Penggunaan 5-PDI (sildenafil,
avanfil)

Algoritma ACS terbaru (2015) terdapat perbedaan pada target SpO2, yaitu 94% → 90%
PENJELASAN
PENJELASAN

Reperfusion Strategies
1. Pharmacologic Reperfusion
• Fibrinolytic Therapy
• Streptokinase 1.5 million unit over 60 minutes (should be followed with Aspirin 325
mg/day)
• Alteplase (tPA) 15 mg IV bolus, 0.75 mg/kg over 30 mins then 0.5mg/kg over 60 mins
• Reteplase (rPA) 2 x 10 units IV bolus given 30 mins apart
• Tenecteplase (TNK-tPA) single IV bolus (weight-adjusted dose)

2. Mechanical Reperfusion
• Primary Percutaneous Coronary Intervention (Primary PCI)

European Society of Cardiology


TATALAKSANA

Reperfusion Strategies
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. STEMI anteroseptal → lead V1-V4


C. STEMI lateral → lead I, aVL, V5-V6
D. NSTEMI → tidak didapatkan gambaran ST-elevasi,
enzim jantung meningkat
E. Unstable angina → tidak didapatkan gambaran ST-
elevasi, enzim jantung normal
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 70 tahun
• Nyeri dada kiri sejak 2 jam, tidak membaik dengan
istirahat
• Pernah keluhan serupa, EKG → normal
• Saat ini EKG : ST elevasi lead V1-V6, enzim troponin
meningkat

Maka diagnosis pada pasien ini adalah

B. STEMI anterolateral
KEYWORDS

• Wanita, 28 tahun
• Berdebar-debar sejak 2 jam lalu
• TD 80/palpasi, HR 140x/min, RR 24x/min
• PF: akral dingin
• EKG :

DIAGNOSIS >> SVT TIDAK STABIL


JAWABAN

B. Kardioversi 50 Joule
PENJELASAN

Takiaritmia
Gangguan irama jantung
HR > 100 kali/menit

• Perlu diperhatikan kompleks QRS


– Narrow QRS → masalah dari atas/supraventrikel
– Wide QRS → masalah ada pada ventrikel
PENJELASAN

Narrow QRS
Atrial Fibrilasi :
• Ireguler (jarak R-R)
• Gelombang P
menghilang

Atrial Flutter:
• Reguler (jarak R-R)
• Gambaran gigi gergaji
(saw-tooth)
PENJELASAN

Wide QRS

Ventricular tachycardia (VT)


monomorfik

Torsades de Pointes
Suatu subtipe VT polimorfik

Ventricular fibrillation (VF)


TATALAKSANA

• QRS sempit
• SVT → manuver vagal, adenosin, CCB non dihidropiridine
(Verapamil, Diltiazem), beta bloker
• Atrial fibrilasi dan flutter → CCB non dihidropiridine (Verapamil,
Diltiazem), beta bloker
• *KI manuver vagal, bila ada riw : MI, TIA/stroke, VT/VF, bruit
pada a. carotis

• QRS lebar
• VT → antiaritmik (Amiodarone 150 mg IV)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Monitoring dan observasi → pada bradikardia stabil


B. Manuver vagal → pada takikardia stabil, QRS sempit
C. Atropine 0,5 mg IV → pada bradikardia tidak stabil
D. Kardioversi 120 Joule → bila gelombang sempit ireguler
(mis : AF)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 24 tahun
• Berdebar-debar sejak 2 jam lalu
• TD 80/palpasi, HR 140x/min, RR 24x/min
• PF: akral dingin
• EKG : SVT

DIAGNOSIS >> SVT TIDAK STABIL

Maka, tatalaksana yang tepat untuk pasien ini adalah

E. Kardioversi 50 Joule
KEYWORDS

• Perempuan, 38 tahun
• Nyeri dada kiri 1 hari lalu, timbul saat bermaain tenis,
membaik di perjalanan ke RS
• EKG normal
DIAGNOSIS >> STABLE ANGINA

JAWABAN

C. Treadmill Test
PENJELASAN

Angina Pektoris
Iskemi miokardium karena ketidakseimbangan antara
kebutuhan dan pasokan oksigen → menimbulkan gejala
nyeri dada

Etiologi → aterosklerosis
di pembuluh darah jantung
• Saat aktivitas →
penyempitan pembuluh
darah → supply darah
tidak adekuat → timbul
gejala khas angina
PENJELASAN

Inti dari angina chest


pain adalah adanya
ketidakseimbangan
antara supply dan
demand oksigen
PENJELASAN

Angina Pektoris
• Dibagi menjadi 3 jenis
• Stable angina/classic angina/effort angina
• Unstable angina/crescendo angina
• Variant angina/vasospasm angina/Prinzmetal angina
PENJELASAN

Stable Angina Pectoris


Disebabkan karena obstruksi arteri koronari karena plak atheroma

Dicetuskan oleh 4 E’s Gejala


• Eating • Nyeri dada kiri 5-10 menit, hilang dengan istirahat/NTG
• Emotion
• Nyeri dada bersifat retrosternal → Menjalar ke bahu,
• Exertion/exercise
lengan, rahang, epigastrik – biasanya disebelah kiri
• Extreme temperature

Pemeriksaan Penunjang
• EKG biasanya normal
• Treadmill test
PENJELASAN

Unstable Angina Pectoris

Disebabkan karena
obstruksi arteri koronari
karena plak atheroma
progresif

Gejala
• Nyeri dada kiri >10 menit,
tidak hilang dengan istirahat
• Bersifat crescendo
• Muncul ketika beraktivitas
maupun istirahat
• Dapat menyebabkan MI
PENJELASAN
PENJELASAN

Prinzmetal Angina
Disebabkan karena vasospasme arteri koronari
• Mekanisme masih belum diketahui
→ kemungkinan karena disfungsi
endotelium
• Tidak berhubungan dengan
aterosklerosis

Gejala
• Nyeri dada timbul saat istirahat
• Hilang dengan NTG
PENJELASAN
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Enzim jantung → untuk membedakaan UAP dg


STEMI/NSTEMI
B. Rontgen Thorax → pada kelainan gagal jantung/paru
D. Echocardiografi→ fungsi jantung (kelanan katup)
E. Ureum/Creatinin→ gagal ginjal
KEYWORDS

• Perempuan, 38 tahun
• Nyeri dada kiri 1 hari lalu, timbul saat bermaain tenis,
membaik di perjalanan ke RS
• EKG normal

DIAGNOSIS >> SVT TIDAK STABIL

Maka, pemeriksaan yang tepat untuk pasien ini adalah


JAWABAN

C. Treadmill Test
KEYWORDS

• Laki-laki, 59 tahun
• Sesak memberat sejak 1 bulan terakhir, batuk berdahak warna putih
• Riwayat perokok berat
• TD 140/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 28x/menit, dada tampak membusung,
JVP meningkat, shifting dullness (+), edema pretibial (+)

DIAGNOSIS >> KOR PULMONALE KRONIK

JAWABAN

D. Gelombang P lebih tinggi dari 3


kotak
PENJELASAN

Kor Pulmonale

Perubahan struktur dan fungsi


ventrikel kanan (cor) akibat
gangguan pada sistem respirasi
(pulmonale)

Gangguan paru → hipertensi pulmonal


→ peningkatan resistensi → RVH →
gagal jantung kanan
PENJELASAN

Kor Pulmonale
Gejala Pemeriksaan
• Respirasi • S2 mengeras
• Sesak napas
• Batuk lama
• Murmur e.c. insufisiensi
• Kardiovaskuler (tanda-tanda
trikuspid dan pulmonal
peningkatan tekanan RV) • S3 gallop
• JVP >> • S4 mengeras saat
• Hepatomegali inspirasi
• Asites
• edema perifer
PENJELASAN

Kor Pulmonale
Akut Kronis
gagal jantung kanan akibat gagal jantung kanan akibat
hipertensi pulmonal yang terjadi penyakit paru kronik, sehingga
secara cepat dan mendadak menyebabkan hipertensi
mis: emboli paru, ARDS pulmonal yang terjadi secara
perlahan dan progresif
mis: PPOK, sistemik sklerosis,
post-lobektomi/pneumektomi
PENJELASAN

Patofisiologi
EKG
• Right axis deviation → akibat RVH
• P pulmonal → gelombang P > 3 kotak
• Low QRS voltage → pada lead ekstremitas
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. S di V1 + R di V5/V6 > 35 mm → LVH


B. Pemanjangan interval QT → hipokalsemia
C. Pemendekan interval QT → hiperkalsemia
E. Gelombang P lebih lebar dari 3 kotak → P mitral, dilatasi
atrium kiri
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 59 tahun
• Sesak memberat sejak 1 bulan terakhir, batuk berdahak warna putih
• Riwayat perokok berat
• TD 140/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 28x/menit, dada tampak
membusung, JVP meningkat, shifting dullness (+), edema pretibial
(+)

DIAGNOSIS >> KOR PULMONALE KRONIK

Maka, gambaran EKG yang sesuai pada pasien ini adalah

D. Gelombang P lebih tinggi dari 3


kotak
KEYWORDS

• Wanita, 28 tahun
• Nyeri pada ujung jari sejak 1 minggu, terutama saat
stress dan di ruangan dingin
• Riwayat merokok, HT, DM disangkal

DIAGNOSIS >>> RAYNAUD DISEASE

JAWABAN

C. Paparan suhu dingin


PENJELASAN

Raynaud Disease
Vasospasme pembuluh darah perifer karena paparan suhu dingin → ujung
jari membiru dan nyeri

Tatalaksana
- Hindari faktor resiko
- Menggunakan
sarung tangan
- Hindari merokok
- Menghangatkan
tubuh
PENJELASAN

3 fase klinis pada Raynaud Disease

Fase awal : Hipoksia : Reperfusi :


pucat akibat kebiruan akibat eritema akibat
vasokonstriksi sianosis reperfusi
PENJELASAN

BEDAKAN DENGAN THROMBOANGIITIS


OBLITERANS (BUERGER’S DISEASE)

Buerger’s disease :
• Inflamasi pembuluh darah
perifer terkait kebiasaan
merokok
• Pada pemeriksaan ujung-
ujung jari tampak iskemik
(kehitaman), ada
klaudikasio (nyeri saat
aktivitas akibat demand O2
meningkat)
• Komplikasi jangka panjang
→ gangren
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Jenis kelamin wanita → bukan faktor risiko


B. Usia < 30 tahun → bukan faktor risiko
D. Faktor genetik → bukan faktor risiko
E. Sindrom metabolik → faktor risiko PAD
KESIMPULAN

• Wanita, 28 tahun
• Nyeri pada ujung jari sejak 1 minggu, terutama saat
stress dan di ruangan dingin
• Riwayat merokok, HT, DM disangkal

DIAGNOSIS >>> RAYNAUD DISEASE

Maka faktor risiko utama dari kondisi pasien adalah

C. Paparan suhu dingin


KEYWORDS

• Anak, 9 tahun
• Demam sejak 1 minggu lalu, pegal-pegal pada siku, pergelangan tangan,
lutut
• Riwayat sakit tenggorokkan → FR
• Murmur pada katup mitral
• HR 102x/menit, RR 22x/menit, suhu 38,4 C

DIAGNOSIS ???
JAWABAN

D. Penyakit Jantung Rematik


PENJELASAN

Rheumatic Fever
Kondisi inflamasi sistemik yang diakibatkan proses autoimun
sebagai akibat dari infeksi streptokokus yang tidak ditangani.

Komplikasi tersering dari RF adalah kerusakan katup jantung → RHD


(Rheumatic Heart Disease)
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Rheumatic Heart Disease


Kerusakan pada satu atau lebih katup jantung yang diawali
episode demam rematik akut
Katup yang paling sering terlibat adalah katup mitral lalu katup aorta

• Paling sering ditemukan mitral regurgitasi pada anak dan remaja


• Mitral stenosis → chronic disease, ditemukan pada dewasa
• Regurgitasi aorta lalu berkembang menjadi stenosis aorta
• Pada kasus berat, terjadi kerusakan seluruh katup jantung
PENJELASAN
PENJELASAN

Primary Prevention
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Demam Rematik Akut → kurang tepat karena ada gejala murmur


B. Miokarditis → tidak ada gejala jantung
C. Endokarditis → tidak ada gejala murmur
E. Tromboangitis → tromboangitis obliterans terkait konsumsi rokok
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 7 tahun
• Demam sejak 1 minggu lalu, pegal-pegal pada siku, pergelangan
tangan, lutut
• Riwayat sakit tenggorokkan → FR
• Murmur pada katup mitral
• HR 102x/menit, RR 22x/menit, suhu 38,4 C

DIAGNOSIS >> DEMAM REMATIK AKUT

D. Penyakit Jantung Rematik


KEYWORDS
• Wanita, 35 tahun
• Sesak nafas dan nyeri sejak 30 menit lalu
• TD 90/50 mmHg, HR 120x/menit, RR 38x/menit → TTV
tidak stabil
• PF: perkusi dada kanan hipersonor, fremitus vocal dan
suara nafas dada kanan menurun
• Ro : hiperlusen avascular, deviasi trakea kontralateral

DIAGNOSIS >> PNEUMOTORAKS VENTIL

JAWABAN

B. Needle decompression
PENJELASAN

Pneumothorax
Disebut juga kolaps paru
Terjadi akibat
penumpukan udara/gas
di dalam kavum pleura →
menghambat ekspansi
paru-paru
PENJELASAN

Pleural line

Area hiperlusen avaskular


PENJELASAN

Klasifikasi berdasarkan etiologi


• Pneumotoraks spontan
– Primer: pasien tidak punya penyakit paru. Misal bleb atau bulla yang
pecah (sering pada pria berpostur tinggi kurus usia 20-40 tahun)
– Sekunder: komplikasi penyakit paru, misal PPOK, asma, TB, dll

• Pneumotoraks traumatik
– Akibat cedera traumatik pada dada (tajam dan tumpul) atau akibat
tindakan medis (iatrogenik)
Closed pneumotoraks Open pneumotoraks
Pleura visceral robek → udara Dinding dada dan pleura parietal
robek → terdapat hubungan antara
inspirasi masuk ke kavum pleura kavum pleura dengan udara luar
– Apabila lubang >2/3 diameter
trakea, udara cenderung lewat
Udara menumpuk dalam rongga lubang dibanding traktus
pleura respiratorius yang seharusnya
– Inspirasi : tekanan rongga dada
turun, udara masuk kavum pleura
Mendorong organ sekitar ke lewat lubang → kolaps paru
arah kontralateral (mis : trakea) ipsilateral
– Ekspirasi: tekanan rongga dada
meningkat, udara dari kavum
Tension pneumotoraks pleura keluar lewat lubang
PENJELASAN
Urgent needle decompression di linea midklavikularis ICS 2,
dilanjutkan dengan pemasangan WSD
TATALAKSANA

Water Sealed Drainage (WSD)


• Indikasi
• Pneumothoraks
• Hemothoraks
• Efusi pleura masif
• Empyema
• Cylothoraks
• Post torakotomi
• Kontraindikasi
• Menempelnya paru pada dinding dada
seluruh hemithoraks
Pus hasil evakuasi WSD pada
• Giant bullae pasien empyema thoracis
• Risiko perdarahan
TATALAKSANA

Pemasangan WSD
• ICS V (dekat papilla mammae) di
anterior linea midaksilaris pada
hemitoraks yang terkena

• Jangan memasang di ICS II


midklavikula karena menimbulkan
nyeri, scarring, dan perdarahan
akibat cedera m. pectoralis

ATLS, 9th ed
TATALAKSANA

Kapan dicabut ?
• Sedini mungkin (24-72 jam), namun bisa lebih lama bila
masih ada produksi, atau fistel bronkopleura belum
menutup
• Indikasi pencabutan → bila kondisi intrapleura sudah
fisiologis :
• Paru sudah mengembang (klinis + radiologis)
• Produksi maks < 100 cc (dewasa) atau 25-50 cc (anak > 6 th)
• Tidak ada gelembung udara (~tidak ada fistel bronkopleura)
• Selang tidak tersumbat → undulasi masih ada
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Balut 3 sisi → open pneumothorax


C. Ventilasi tekanan positif → memperburuk pneumothoraks
D. Pemasangan WSD → setelah kondisi stabil (tatalaksana
definitif)
E. Intubasi → masalah airway
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 44 tahun
• Sesak nafas dan nyeri sejak 30 menit lalu
• TD 90/50 mmHg, HR 120x/menit, RR 38x/menit → TTV tidak stabil
• PF: perkusi dada kanan hipersonor, fremitus vocal dan suara
nafas dada kanan menurun
• Ro : hiperlusen avascular, deviasi trakea kontralateral

DIAGNOSIS >> PNEUMOTORAKS VENTIL

Maka, tindakan awal yang sesuai untuk pasien ini adalah

A. Needle decompression
KEYWORDS

• Bayi, 8 jam, preterm, post-partum secara SC


• Tampak merintih dan kebiruan
• PF : RR 70x/menit, napas cepat, retraksi sela iga
• Radiologi : infiltrate retikulogranular

DIAGNOSIS >> RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

JAWABAN

B. Gangguan sintesis dan sekresi


surfaktan
PENJELASAN

Penyebab sesak pada neonatus


(TRACHEA)
PENJELASAN

Hyaline Membrane
Disease (HMD)/
Respiratory Distress
Syndrome (RDS)

X-ray Thorax AP: Ground glass appearance


PENJELASAN Transient tachypnea
of newborn
• Sesak yang terjadi pada
neonatus, membaik dalam
72 jam setelah kelahiran
• Mekanisme → retensi
cairan di dalam paru
• FR tersering → SC elektif.
• Pada SC, bayi tidak
melewati jalan lahir ibu
yang sempit, padahal jalan
lahir berfungsi untuk
MEMERAS cairan keluar
dari paru
http://pedsinreview.aappublications.org/content/29/11/e59
PENJELASAN

Transient tachypnea of newborn

Gambar A. Panah putih → gambaran khas pada TTN, yaitu fisura horisontal tampak
prominen akibat retensi cairan intrapulmonal, sehingga “MEWARNAI” fisura tersebut
Gambar B. Neonatus yang sama, 24 jam kemudian, telah mengalami perbaikan.
PENJELASAN

Meconium Aspiration Syndrome (MAS)


• Diagnosis • Pemeriksaan penunjang
• Tanda postmaturitas: KMK, • DPL dan septic workup:
kuku panjang, kulit singkirkan infeksi
terkelupas, pewarnaan
kuning-hijau pada kulit • AGD: hipoksemia,
alkalosis / asidosis
• Adanya mekonium pada
ketuban respiratorik
• Obstruksi jalan napas: • Foto toraks: hiperinflasi,
gasping, apnoe, sianosis diafragma mendatar,
• Distress napas: takipnoe, infiltrat kasar / bercak
napas cuping hidung, retraksi ireguler, pneumotoraks,
dada, sianosis pneumomediastinum
PENJELASAN

Meconium Aspiration Syndrome (MAS)


• Di ruang persalinan • Sindrom aspirasi mekonium:
• Nilai konsistensi mekoneum • Koreksi abnormalitas metabolik
• Bila ketuban bercampur • Pemantauan saturasi oksigen
mekonium; nilai keadaan bayi • Awasi tanda obstruksi napas
• Bugar: perawatan rutin tanpa • Awasi hipoksemia
memandang konsistensi • AGD
mekoneum
• Terapi oksigen
• Distress: laringoskopi direk
• Ventilasi mekanik: PaCO2 >
dan pengisapan intratrakeal
60mmHg atau PaO2 <
• VTP dihindari sampai pengisapan 50mmHg
trakea selesai
PENJELASAN

Faktor resiko infeksi intrauterine → sesak,


retraksi, sianosis → curiga pneumonia
kongenital
PENJELASAN

Neonatal
Sepsis
• PP: Kultur darah,
CRP, I/T rasio
• Tatalaksana →
AB empiric
(Ampisilin +
Gentamisin)
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Keterlambatan resorpsi cairan dalam paru janin → TTN
C. Aspirasi cairan mekonium → riwayat post term pregnancy,
mekonium pada ketuban
D. Infeksi parenkim paru → pneumonia neonatal E. Protrusi usus
pada rongga toraks → hernia diafragmatika
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Bayi, 8 jam, preterm, post-partum secara SC
• Tampak merintih dan kebiruan
• PF : RR 70x/menit, napas cepat, retraksi sela iga
• Radiologi : infiltrate retikulogranular

DIAGNOSIS >> RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

Maka, etiologi kondisi pada pasien ini adalah

B. Gangguan sintesis dan


sekresi surfaktan
KEYWORDS

• Anak, 16 bulan
• Batuk berdahak, pilek, dan sesak sejak pagi tadi
• HR 128x/menit, RR 50x/menit, suhu 37,7 C
• PF : retraksi subcostal minimal, auskultasi
ekspirasi memanjang dan mengi (+)

DIAGNOSIS >> BRONKIOLITIS


JAWABAN

E. Kondisi pasien paling sering


diakibatkan oleh infeksi RSV
PENJELASAN

Bronkiolitis
• Inflamasi bronkiolus pada anak < 2 tahun
• Etiologi tersering → Respiratory syncytial virus

PPM IDAI. 2009


PENJELASAN

Pemeriksaan Fisik
• Takipnea
• Low grade fever
• Hiperinflasi
dinding dada
• Retraksi subcostal
atau intercostal
• Ronkhi basah
kasar
• Wheezing

HARUS DIBEDAKAN DENGAN


• Pneumonia à pada pneumonia tidak terdapat hiperinflasi
• Asma bronkial à pada asma tidak disertai adanya demam
dan ronkhi, pada anak > 2 tahun
TATALAKSANA

Bronkiolitis
• Pada umumnya tidak memerlukan pengobatan
• Dapat diberikan terapi suportif :
• Oksigen
• Monitoring cairan dan diet
• Inhalasi bronkodilator (agonis ß2) → tidak termasuk rekomendasi,
tetapi bisa diberikan apabila memperbaiki gejala/mengurangi keluhan
• Antibiotik bila ada bukti infeksi bakteri
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Penegakan diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan AGD →


tidak perlu
B. Pemberian nebulisasi salbutamol sangat direkomendasikan →
hingga saat ini masih pro-kontra, tergantung preferensi klinisi
saja
C. Antibiotik wajib diberikan pada kasus ini → pada kasus ini
hanya perlu terapi suportif saja
D. Kelompok usia yang terserang umumnya > 2 tahun →
seharusnya < 2 tahun
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 1 tahun 6 bulan
• Batuk berdahak, pilek, dan sesak sejak pagi tadi
• HR 128x/menit, RR 50x/menit, suhu 37,7 C
• PF : retraksi subcostal minimal, auskultasi ekspirasi memanjang
dan mengi (+)

DIAGNOSIS >> BRONKIOLITIS


Maka, pernyataan yang tepat terkait kondisi pada pasien ini adalah

A. Kondisi pasien paling sering


diakibatkan oleh infeksi RSV
KEYWORDS

• Laki-laki, 30 tahun
• Tenggorokan terasa mengganjal, terutama saat menelan, nyeri (-
)
• TD 120/60 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,4C
• PF : Tonsil T3/T3, kripta melebar, detritus (-), hiperemis (-)

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Tonsilitis kronis
PENJELASAN

Tonsilitis
• Inflamasi tonsil, sering disertai dengan inflamasi faring
(tonsilofaringitis)
• Sebagian besar disebabkan oleh infeksi virus (adenovirus,
CMV, EBV). Infeksi bakteri tersering → Streptokokus beta
hemolitikus grup A
• Akut → tonsil hiperemis, detritus (+), demam, odinofagia,
limfadenopati servikal, hot potato voice
• Kronik → kripta melebar, halitosis
• Difteri (Corynebacterium diphtheriae) → pseudomembran
(membran putih kotor) dan mudah berdarah
• Komplikasi : abses peritonsilar/abses Quincy
PENJELASAN
Tonsil
Grading
Scale
PENJELASAN

Tonsilitis
• Pemeriksaan penunjang (bila diperlukan)
• Darah lengkap
• Swab tonsil untuk pewarnaan gram → gambaran drumstick sugestif
tonsilitis difteri

Sumber : PPK primer


PENJELASAN

Tonsilitis Difteri
• Komplikasi :
• Sumbatan jalan napas
• Miokarditis → menyebabkan gagal jantung
• Polineuropati
• Paralisis
• Infeksi paru (mis : pneumonia) → berujung pada gagal napas juga

Sumber : CDC
PENJELASAN

Tonsilitis lakunaris Tonsilitis folikular Abses peritonsilar

Tonsilitis difteri Tonsilitis kronik


TATALAKSANA

Tonsilitis
• Suportif
– Bed rest, diet lunak, oral hygiene
• Medikamentosa
– Tonsilitis viral → antipiretik-analgetik saja
– Tonsilitis bakteri :
• Anak : Penisilin G Benzatin 50.000 U/kgbb/IM atau Amoksisilin 50
mg/kgbb/hari dalam 3 dosis selama 10 hari
• Dewasa : Amoksisilin 3x500 mg PO atau Eritromisin 4x500 mg PO
selama 6-10 hari
• Kortikosteroid → Dexamethasone 3x0,5 mg PO
Sumber : PPK primer
TATALAKSANA

Tonsilitis Difteri
• Tonsilitis difteri
– Antibiotik → Penisilin prokain 50.000 U/kgbb IM selama 7 hari atau
Eritromisin 25-50 mg/kgbb/hari (pada kasus resisten/hipersensitivitas
penisilin)
– Antitoksin (ADS)
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Tonsilitis kronis eksaserbasi akut → tonsillitis kronis (kripta


melebar) disertai tanda peradangan (hiperemis, nyeri)
C. Tonsilitis akut → kripta tidak melebar dan terdapat tanda
inflamasi (hiperemis, nyeri)
D. Faringitis akut → faring hiperemis
E. Tonsilofaringitis akut → tonsil dan faring hiperemis; pada
tonsillitis akut kripta tidak melebar dan terdapat tanda inflamasi
(hiperemis, nyeri)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 34 tahun
• Tenggorokan terasa mengganjal, terutama saat menelan, nyeri (-
)
• TD 120/60 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 36,4C
• PF : Tonsil T3/T3, kripta melebar, detritus (-), hiperemis (-)

Maka, diagnosis pada pasien ini adalah

A. Tonsilitis kronis
KEYWORDS

• Anak, 9 tahun
• Sering mengantuk di kelas, mengorok, terbangun
malam hari karena sesak
• PF : pandangan tampak kosong, gigi atas prominen,
bernapas lewat mulut → facies adenoid

DIAGNOSIS >> HIPERTROFI ADENOID


JAWABAN

C. Adenoidektomi
PENJELASAN

Hipertrofi Adenoid
• Adenoid → jaringan
limfoid pada dinding
posterior nasofaring,
termasuk rangkaian cincin
Waldeyer
• Normalnya, adenoid
membesar pada anak
usia 3 tahun & mengecil-
hilang pada usia 14 tahun
PENJELASAN

Hipertrofi Adenoid
GEJALA:
• Akibat sumbatan koana → bernapas melalui mulut, fasies adenoid
(hidung kecil, gigi insisivus ke depan, arkus faring tinggi yang
menyebabkan kesan wajah pandangan kosong), faringitis dan bronkitis,
gangguan ventilasi dan drainase sinus paranasal → sinusistis kronik.
• Akibat sumbatan tuba eustachius → OMA berulang, otitis media kronik,
OMSK.
• Gangguan tidur, tidur mengorok → secara kronis menurunkan asupan
oksigen, bila terjadi setiap hari→ gangguan perkembangan kognitif otak,
retardasi mental, dan pertumbuhan fisik berkurang.
PENJELASAN

Facies Adenoid
TATALAKSANA

Indikasi Adenoidektomi
1. Sumbatan
• Sumbatan hidung yg menyebabkan bernapas melalui mulut
• Sleep apnea
• Gangguan menelan
• Gangguan berbicara
• Facies adenoid
2. Infeksi
• Adenoiditis berulang/kronik
• OME berulang/kronik
• OMA berulang
3. Kecurigaan neoplasma
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Amoxicillin → tidak tepat


B. Kortikosteroid → tidak tepat
D. Tonsilektomi → tidak tepat
E. Insisi drainase → pada kasus abses
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Anak, 7 tahun
• Sering mengantuk di kelas, mengorok, terbangun malam hari
karena sesak
• PF : pandangan tampak kosong, gigi atas prominen,
bernapas lewat mulut → facies adenoid

DIAGNOSIS >> HIPERTROFI ADENOID

Maka, tatalaksana pada pasien ini adalah

C. Adenoidektomi
KEYWORDS

• Anak, 10 tahun
• Sesak sejak 3 hari, dirasakan memberat, demam (+)
• HR 106x/menit, RR 30x/menit, suhu 38.7C

DIAGNOSIS >> EPIGLOTITIS


JAWABAN

D. Thumbprint sign
PENJELASAN

Epiglotitis
Inflamasi akut pada area supraglotis, terutama epiglotis
• Paling sering karena H. influenza B (90%) dan S.
pneumonia
• Onset mendadak dan progresif menjadi gagal
nafas karena obstruksi jalan nafas
• Stridor inspirasi, tripod position
• Pada kasus berat suara nafas menghilang + retraksi
• Demam tinggi
• Nyeri tenggorokan, disfagia, drooling
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
TATALAKSANA

Epiglotitis
• Jaga jalan nafas sebelum melakukan tindakan lain yang dapat meng-
trigger obstruksi jalan nafas (terutama pada anak-anak)
• ETT hingga pasien stabil 24 – 48 jam
• Trakeostomi
• Dalam respiratory arrest → menggunakan BMV hingga penatalaksanaan lebih
lanjut
• Oksigenasi
• Antibiotik
• ꞵ-lactamase resistant → Ceftriaxone 50 – 75 mg/kg/hari single dose (maksimal
2 g/hari)
• Vaksin Hib → pencegahan

https://www.msdmanuals.com/professional/ear,-nose,-and-throat-
disorders/oral-and-pharyngeal-disorders/epiglottitis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Wine bottle sign → croup


B. Revolver sign → tidak ada
C. Shmoo sign → LVH
E. Water bottle sign → large pericardial effusion
KESIMPULAN

Jadi, apabila menemukan kasus


• Anak, 10 tahun
• Sesak sejak 3 hari, dirasakan memberat, demam (+)
• HR 106x/menit, RR 30x/menit, suhu 38.7C

DIAGNOSIS >> EPIGLOTITIS

Maka gambaran khas pada foto rontgen tersebut adalah

D. Thumbprint sign
KEYWORDS

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 55 tahun
• Sesak memberat sejak 1 minggu,
• Riwayat sesak sudah 2 tahun, disertai batuk berdahak warna putih
• Riwayat merokok (+) → FR
• TD 140/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 28x/menit, suhu 36,7C
• PF : pelebaran sela iga, wheezing (+/+), ronkhi (+/+)

JAWABAN

C. PPOK
PENJELASAN

Penyakit Paru Obstruktif Kronis


(PPOK)
Hambatan aliran udara di saluran nafas yang bersifat
progresif non-reversibel atau reversibel parsial
• Gabungan antara obstruksi saluran napas kecil &
kerusakan parenkim → chronic airflow limitation
• Faktor resiko: asap rokok, polusi udara, stress
oksidatif, genetik, tumbuh kembang paru, sosial
ekonomi
GOLD Pocket Guideline of COPD 2019
PENJELASAN
X-ray toraks PPOK
• Hiperinflasi/Hiperlusen
• Diafragma mendatar
• Corakan bronkovaskuler
meningkat
• Jantung pendulum
Spirometri
• Digunakan untuk diagnosis dan menentukan tingkat
keparahan obstruksi jalan nafas (prognosis)
• TIDAK BOLEH dilakukan dalam keadaan akut
Eksaserbasi Akut PPOK
1. Oksigen (bila tersedia)
2. Bronkodilator
• Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau frekuensi bronkodilator kerja
pendek ditingkatkan dan dikombinasikan dengan antikolinergik.
• Bronkodilator yang disarankan adalah dalam sediaan inhalasi. Jika
tidak tersedia, obat dapat diberikan secara injeksi, subkutan, intravena
atau perdrip, misalnya:
• Adrenalin 0, 3 mg subkutan, digunakan dengan hati-hati
• Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan pengenceran) harus perlahan
(10 menit) utk menghindari efek samping.dilanjutkan dengan
perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.
3. Kortikosteroid : diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal
selama 2 minggu. Pemberian selama 2 minggu tidak perlu tapering off.
4. Antibiotik yang tersedia di Puskesmas
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Asma bronkial → pemicunya spesifik
B. Trakeitis kronik → croup, batuk khas mengonggong
D. TB Paru → batuk kronis, BB turun, sputum BTA +
E. Ca paru → batuk kronis, BB turun,
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Laki-laki, 55 tahun
• Sesak memberat sejak 1 minggu,
• Riwayat sesak sudah 2 tahun, disertai batuk berdahak warna
putih
• Riwayat merokok (+) → FR
• TD 140/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 28x/menit, suhu 36,7C
• PF : pelebaran sela iga, wheezing (+/+), ronkhi (+/+)

DIAGNOSIS >> PPOK

Maka diagnosis pasien saat ini adalah

C. PPOK
KEYWORDS

• Wanita, 25 tahun
• Nyeri pinggang kanan menjalar ke lipat paha kanan sejak 3
hari lalu
• BAK keruh dan kemerahan
• TD 130/90 mmHg, HR 120x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,4 C
• PF : nyeri ketok CVA kanan positif
DIAGNOSIS ??

JAWABAN

C. Ureterolithiasis
PENJELASAN

Urolithiasis

Nefrolithiasis: nyeri
pinggang atas, tidak
menjalar, nyeri ketok
CVA (+)

Ureterolithiasis: nyeri menjalar sesuai arah ureter.


Proksimal → menjalar ke pinggang dan disertai keluhan mual-muntah
Distal → nyeri menjalar ke selangkangan.
PENJELASAN

Urolithiasis
• Vesikolithiasis: kesulitan BAK posisional (BAK
kembali lancar dengan perubahan posisi), dapat
berhubungan dengan BPH

• Uretrolithiasis: nyeri BAK, BAK mengedan, nyeri di


ujung kemaluan
PENJELASAN

Nefrolithiasis
• Nyeri di pinggang (flank pain) biasanya tidak menjalar
• Gambaran pada foto rontgen bisa didapatkan tanduk rusa
(staghorn)
• Pemeriksaan penunjang sederhana → USG (skrining) & BNO
IVP
• Disebabkan oleh bakteri penghasil urease
• Terapi medikal umumnya tidak cukup
PENJELASAN

Batu Struvit
• Nefrolitiasis akibat infeksi disebabkan oleh batu struvit (MAP:
magnesium, amonium, phosphate)
• Batu struvit disebabkan oleh infeksi organisme pemecah urea
seperti Proteus, Pseudomonas, Providencia, Klebsiella,
Staphylococci, dan Mycoplasma.
• pH urin pasien dengan batu struvit umumnya >7,2
PENJELASAN

Nefrolithiasis - Staghorn
Pada pasien, terdapat
gambaran seperti tanduk
rusa pada daerah ginjal
kanan.
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• Foto polos
• Batu radioopak : biasanya mengandung kalsium (Ca)
• Kalsium oksalat (CaC2O4)
• Triple phosphate / batu struvite (NH4MgPO4)
• Kalsium fosfat murni (Ca3(PO4)2)

• Batu radiolusen :
• Asam urat
• Sistin
• Indinavir
• Batu matriks
PENJELASAN

Pemeriksaan Penunjang
• CT-scan tanpa kontras (gold standard) → beberapa batu yang
tampil radiolusen di foto polos dapat terlihat hiperdense di CT
scan :
• Batu asam urat
• Batu sistin
• Batu indinavir dan batu matriks akan tetap terlihat hipodense di CT
Scan
• USG untuk diagnosis awal
• BNO IVP dapat digunakan untuk membantu diagnosis pada
obstruksi supra-vesika
TATALAKSANA

• Batu saluran kemih merupakan akar dari tanda dan gejala yang
muncul. Maka dari itu perlu dilakukan tindakan untuk mengeluarkan
batu → hampir selalu merupakan indikasi mutlak

Indikasi intervensi pada


kasus batu saluran kemih
(urolithiasis)
TATALAKSANA

No. Jenis Intervensi Indikasi


1. Medical Expulsion Batu ureter tanpa komplikasi dengan ukuran < 10 mm
Therapy → observasi selama 4-6 minggu

2. ESWL Bagus untuk batu ureter proksimal


(extracorporeal Batu ginjal yang tidak berada di kutub bawah dengan
shock wave ukuran < 20 mm
lithotripsy) Batu ginjal kutub bawah dengan ukuran < 10 mm

3. Ureteroscopy Batu ureter tengah dan distal yang gagal dengan


MET (first line)
Batu ginjal yang tidak berada di kutub bawah dengan
ukuran < 20 mm
Batu ginjal kutub bawah dengan ukuran < 10 mm
American Urological Association. 2016.
TATALAKSANA

No. Jenis Intervensi Indikasi

4. PCNL Batu ginjal dengan diameter > 20 mm


(percutaneus Bisa dilakukan untuk batu ginjal yang ada di kutub
nephrolitothomy) bawah

5. Open/laparoscopic Batu staghorn di pelvis renalis


lithotomy Obesitas sehingga ESWL dan PCNL sulit dilakukan

6. Nephrectomy Batu ginjal dengan kondisi ginjal yang sudah tidak


fungsional lagi
American Urological Association. 2016.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Nefrolithiasis → nyeri pinggang tidak menjalar,


BAK keruh, nyeri ketok CVA positif
B. Uretritis → infeksi uretra, dysuria, nyeri
suprapubic (-)
D. Vesicolithiasis → nyeri suprapubic, obstruksi BAK
posisional
E. Pyelonefritis → infeksi pyelum, nyeri pinggang,
demam tinggi, BAK kemerahan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 25 tahun
• Nyeri pinggang kanan menjalar ke lipat paha kanan sejak 3
hari lalu
• BAK keruh dan kemerahan
• TD 130/90 mmHg, HR 120x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,4 C
• PF : nyeri ketok CVA kanan positif
Maka, diagnosis pada pasien ini adalah

C. Ureterolithiasis
KEYWORDS

• Anak, 12 tahun
• Demam tidak terlalu tinggi
• Nyeri saat BAK, terasa menggembung pada ujung
penis
• PF : OUE hiperemis, smegma (+), preputium tidak
dapat ditarik

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Balanitis dengan fimosis


PENJELASAN

Balanitis
• Balanitis merupakan suatu inflamasi yang terjadi pada glans penis
• Faktor predisposisi berupa higienitas buruk atau bahkan terlalu sering
dibersihkan (overwashing), penggunaan obat tanpa indikasi (krim steroid),
dan fimosis.
• Penumpukan smegma menyebabkan iritasi sehingga terjadi radang dan
edema pada glans penis.

Sumber: medline.gov
PENJELASAN

Tanda dan gejala


• Terdapat discharge
• Nyeri dan/atau sulit menarik preputium ke belakang
• Sulit berkemih dan mengendalikan pancaran urin → hanya
pada kasus sangat berat
• Kesulitan memasang kateter urin
• Nyeri tekan dan kemerahan pada glans penis
• Rasa gatal
• Gejala sistemik seperti demam → jarang ditemukan
TATALAKSANA

Balanitis tanpa fimosis


• Retraksi preputium secara perlahan, rendam dengan
air hangat untuk membersihkan glans dan preputium
→ setiap hari
• Pada anak dengan suspek balanitis ec bakteri →
dapat diberikan basitrasin topikal

Sumber: Medscape
TATALAKSANA

Balanitis tanpa fimosis


• Pada dewasa dengan suspek balanitis ec candida →
dapat diberikan klotrimazol topikal
• Sebuah penelitian terhadap 1185 anak laki-laki
menyimpulkan bahwa penggunaan fluticasone
proprionate 0,05% topikal aman dan efektif terhadap
fimosis yang terjadi akibat balanitis (pada 91,1%
pasien)
Sumber: Medscape
TATALAKSANA

Balanitis dengan fimosis


• Krim steroid dan retraksi preputium apabila fimosis tidak terlalu
erat dapat dilakukan untuk mempermudah proses sirkumsisi yang
akan dilakukan selanjutnya
TATALAKSANA

Balanitis dengan fimosis


• Lakukan dilatasi preputium dengan klem. Apabila glans penis
menempel dengan preputium, tindakan ini di kontraindikasikan.
Dapat digunakan anestesi lokal sebelum prosedur dilakukan.
• Dorsumsisi → membutuhkan anestesi lokal atau sedasi
• Sirkumsisi → tatalaksana definitif
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Priapismus → ereksi > 4 jam


B. Peyronie disease → timbulnya jaringan parut yang
menyebabkan penis bengkok + nyeri saat ereksi
D. Parafimosis → preputium yang diretraksi tidak dapat kembali,
kegawatan !!
E. Balanitis tanpa fimosis → pada pemeriksaan didapatkan
preputium sukar diretraksi
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 12 tahun
• Demam tidak terlalu tinggi
• Nyeri saat BAK, terasa menggembung pada ujung
penis
• PF : OUE hiperemis, smegma (+), preputium tidak
dapat ditarik

Maka diagnosis yang sesuai pada pasien adalah

B. Balanitis dengan fimosis


KEYWORDS

• Anak, 1 tahun
• BAK keluar tidak dari ujung penis
• PF : meatus uretra eksterna terletak pada dorsum
penis

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

B. Epispadia
PENJELASAN

Hipospadia
Hipospadia adalah kelainan
kongenital uretra laki-laki dimana
didapatkan OUE terletak pada
lokasi abnormal di ventral penis.

Klasifikasi
• Derajat 1: OUE di glans atau
subcorona
• Derajat 2: OUE di batang penis
• Derajat 3: OUE di skrotum atau
perineum
PENJELASAN

Hipospadia
• Patogenesis terjadi akibat gangguan stimulasi
androgenik pada saat proses embriologi genitalia

• Diagnosis dengan PF, dimana didapatkan:


• Preputium abnormal (dorsal hooded prepuce)
• Kurvatura penis abnormal (chordee)
• Terlihat 2 OUE: posisi normal dan abnormal
PENJELASAN
PENJELASAN

Epispadia
Kelainan kongenital di mana
lubang kencing (ostium
uretra eksterna/OUE) berada
di sisi dorsal dari penis

Tatalaksana hanya berupa


tatalaksana bedah:
multistaged reconstruction
procedures
PENJELASAN

Pada epispadia,
OUE terletak pada
dorsal penis

Pada hipospadia,
OUE terletak pada
ventral penis
PENJELASAN

Tips & Trick terkait dorsal dan ventral penis:


1. Posisi anatomis dari penis adalah ketika penis dilipat ke
arah suprapubis (ke atas)
2. Bagian bawah/muka dari penis adalah bagian ventral
3. Bagian atas/punggung dari penis adalah bagian dorsal

Dorsal penis

Ventral penis
TATALAKSANA

• Operasi sebaiknya dilakukan sebelum usia 18 bulan


• Tujuan dari pembedahan adalah untuk membentuk penis
yang normal dan lurus, dengan OUE tepat berada di
ujung batang penis.
• Metode pembedahan:
• Meluruskan penis
• Membuat saluran uretra
• Memposisikan OUE tepat di ujung penis
• Sirkumsisi/rekonstruksi dari preputium
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A. Hipospadia penoscrotal
• B. Hipospadia glanular
• C. Parafimosis –> preputium tidak bisa ditarik ke depan
• D. Hipospadia perineal

Pilihan lain lihat di slide penjelasan ☺


KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 1 tahun
• BAK keluar tidak dari ujung penis
• PF : meatus uretra eksterna terletak pada dorsum
penis

Maka, diagnosis pada pasien ini adalah

E. Epispadia
KEYWORDS

• Laki-laki, 34 tahun
• BAK menjadi sering, namun terputus-putus sejak 3 hari.
Demam sejak 5 hari.
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 16x/menit, Suhu 38,5 C
• RT : prostat teraba membesar, nyeri tekan (+)
• Urinalisis : leukosit (+), pus (+)
DIAGNOSIS ??

JAWABAN

E. Prostatitis akut bakterialis


PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


ISK
ISK Non Komplikata
Komplikata
• ISK bawah pada • ISK atas pada
perempuan tidak hamil, perempuan
imunokompeten tanpa • ISK apapun pada pria
penyakit struktural atau atau perempuan hamil
neurologik yang • ISK dengan kelainan
mendasari struktural atau
imunosupresi
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Etiologi
• Non-komplikata: E. Coli
• Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas
• Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae
Manifestasi klinis
• Sistitis: disuria, urgensi, frekuensi (gejala LUTS), urin keruh, NT
suprapubik, demam (-)
• Uretritis: mirip sistitis, tanpa nyeri tekan suprapubik, dapat disertai
kencing nanah bila penyebabnya gonore
• Prostatitis: demam, nyeri perineum, NT prostat pada RT
• Pielonefritis: demam tinggi, nyeri pinggang, mual muntah, nyeri
ketok CVA
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Penunjang
• Urinalisis: pyuria, bakteriuria, nitrit (+), leukosit
esterase (+) → pengambilan dengan urin pancar
tengah
• Urinalisis penting pada wanita hamil untuk mencari
bakteriuria asimptomatik
• Pada kasus uretritis → pewarnaan gram (untuk
membedakan uretritis NGO vs uretritis GO)
PENJELASAN

• Pemeriksaan penunjang yang paling disarankan untuk menunjang


diagnosis infeksi gonore adalah pewarnaan Gram

Langkah-langkah pewarnaan Gram


PENJELASAN

Morfologi N. gonorrhoeae:
Neisseria gonorrhoeae dibawah
diplokokus Gram negatif
mikroskop dengan pemeriksaan
Gram
PENJELASAN

Retensi urin ec gangguan prostat


Penyakit Demam Hasil RT Hematuria

BPH - Prostat teraba lunak, permukaan licin, -


pool atas tidak teraba, nyeri tekan (-)
Ca Prostat - Prostat teraba keras, permukaan +/-
berbenjol-benjol, pool atas bisa teraba
atau tidak, nyeri tekan (+/-)
Prostatitis + Prostat teraba lunak, pool atas teraba, -
nyeri tekan (+)

Sumber: prostatecanceruk.org
PENJELASAN

Prostatitis akut vs kronis


Tipe Insidensi Gejala Mikrobiologi Tatalaksana
Prostatitis bakterial Paling jarang Demam, menggigil, Urinalisis: leukosit Antibiotik
akut nyeri, LUTS, rasa +, eritrosit +,
terbakar saat berkemih patogen +

Prostatitis bakterial Jarang Sama dengan akut, Patogen yang Antibiotik jangka
kronis namun berulang atau sama ditemukan panjang
tidak hilang >3 bulan pada pengulangan
pemeriksaan

Prostatitis kronis Paling sering Sama dengan akut, Tidak ditemukan Tidak digunakan
non-bakterial namun berulang atau patogen, namun antibiotic → paling
tidak hilang >3 bulan leukosit + dan sulit untuk diobati
eritrosit + pada urin

Sumber: Krieger JN, Nyberg L, Nickel JC. NIH consensus definition and classification of prostatitis. JAMA.
Ramakrishnan K, Salinas R. Prostatitis: acute and chronic. Prim Care.
TATALAKSANA

Sumber: Pedoman IMS, 2011


TATALAKSANA

Sumber: Pedoman IMS, 2011


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pembesaran prostat jinak → “BPH”, pada lansia, RT prostat


membesar, kenyal, nyeri tekan (-)
B. Karsinoma prostat → RT prostat membesar, keras, bernodul-
nodul, PSA > 10 ng/ml
C. Tumor prostat → istilah ini tidak digunakan
E. Prostatitis kronis → gejala berulang atau tidak menghilang
dalam 3 bulan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 44 tahun
• BAK menjadi sering, namun terputus-putus sejak 3 hari. Demam sejak 5
hari.
• TD 130/90 mmHg, HR 90x/menit, RR 16x/menit, Suhu 38,5 C
• RT : prostat teraba membesar, nyeri tekan (+)
• Urinalisis : leukosit (+), pus (+)

Maka diagnosis pada pasien adalah

D. Prostatitis akut bakterialis


KEYWORDS

• Wanita, 21 tahun
• Nyeri perut bawah, meriang, BAK keruh sejak 2 hari lalu
• TD 130/90 mmHg, HR 96x/menit, RR 22x/menit, suhu 37,8 C
• PF : nyeri suprapubic (+)

DIAGNOSIS >> SISTITIS NON-KOMPLIKATA

JAWABAN

C. Ko-amoksiklav 2 x 625 mg PO
selama 7 hari
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


ISK
ISK Non Komplikata
Komplikata
• ISK pada perempuan • ISK apapun pada pria
sehat dan tidak atau perempuan hamil
hamil • ISK dengan kelainan
struktural atau
imunosupresi
• DM tipe 2
PENJELASAN

Infeksi Saluran Kemih


Etiologi
• Non-komplikata: E. Coli
• Komplikata: E. coli, enterococci, pseudomonas
• Uretritis: C. trachomatis, N. gonorrhoeae

Manifestasi klinis
• Sistitis: disuria, urgensi, frekuensi (gejala LUTS), urin keruh, NT suprapubik,
demam (-)
• Uretritis: mirip sistitis, tanpa nyeri tekan suprapubik, dapat disertai kencing
nanah bila penyebabnya gonore
• Prostatitis: demam, nyeri perineum, NT prostat pada RT
• Pielonefritis: demam tinggi, nyeri pinggang, mual muntah, nyeri ketok CVA
PENJELASAN

Panel Urinalisis
Temuan Angka Indikator Infeksi
Normal
Leukosit - Positif (penanda pyuria)
esterase
Nitrit - Positif (penanda bakteri pereduksi nitrat)
WBC <5 Pyuria; WBC > 10
RBC <5 Pada infeksi sering didapatkan hematuria
Epitel <5 Jumlah sel epitel yang tinggi menunjukkan adanya
kontaminasi flora kulit
pH 4,5-8 pH meningkat pada infeksi bakteri urease (P.
mirabilis, S. aureus, Klebsiella spp.)
PENJELASAN

Kultur Urin
• Spesimen dapat diambil dari urin pancar tengah (midstream/clean-
catch) dan kateter (pada pasien yang terpasang kateter)
Merupakan pemeriksaan gold standard untuk mendiagnosis ISK:
• Midstream : ISK bergejala (sistitis akut dan pielonefritis): ditemukan bakteri
>103 CFU/mL
• Midstream : ISK tak bergejala (asymptomatic bacteriuria): ditemukan
bakteri >105 CFU/mL
• Kateter : ditemukan bakteri > 102 CFU/ml

Sumber: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2883276/
PENJELASAN

Ilustrasi pengambilan sampel urin midstream:


Urin yang keluar pertama dan yang menetes saat sudah selesai BAK TIDAK diambil sebagai
sampel karena kemungkinan kontaminasi yang tinggi
PENJELASAN
TATALAKSANA
• SISTITIS AKUT NON-KOMPLIKATA → antibiotik PO (pilih salah satu)
• Kotrimoksasol 2 x 960 mg 3 hari
• Siprofloksasin 2 x 250 mg 3 hari
• Nitrofurantoin 2 x 100 mg 7 hari
• Ko-amoksiklav 2 x 625 mg 7 hari
• SISTITIS AKUT REKUREN PADA PEREMPUAN → antibiotik PO sebagai profilaksis, mis.
• Nitrofurantoin 50 mg/hari
• Kotrimoksasol 1 x 240 mg/hari
• ISK PADA LAKI-LAKI
• Kotrimoksasol atau siprofloksasin selama 10-14 hari
• PIELONEFRITIS AKUT
• Indikasi Rawat Inap – tidak mampu minum obat PO, adanya komorbiditas lain macam
batu/diabetes, jenis komplikata. Antibiotik IV selama 14 hari, pilihannya:
• Levofloksasin 1 x 500 mg IV
• Siprofloksasin 2 x 400 mg IV
• Ceftriaxone 1 x 1 gram IV
• Rawat Jalan – Siprofloksasin 7 hari, TMP-SMX 10-14 hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ciprofloxacin 2 x 500 mg PO selama 3 hari →


seharusnya 2 x 250 mg selama 3 hari
B. Nitrofurantoin 100 mg PO dosis tunggal →
seharusnya 2 x 100 mg selama 7 hari
D. Ciprofloxacin 1000 mg PO dosis tunggal → tidak
tepat
E. Kotrimoksazol 2 x 480 mg PO selama 5 hari →
seharusnya 3 x 960 mg selama 3 hari
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 21 tahun
• Nyeri perut bawah, meriang, BAK keruh sejak 2 hari lalu
• TD 130/90 mmHg, HR 96x/menit, RR 22x/menit, suhu 37,8 C
• PF : nyeri suprapubic (+)
DIAGNOSIS >> SISTITIS NON-KOMPLIKATA

Maka, tatalaksana pada pasien ini adalah

C. Ko-amoksiklav 2 x 625 mg PO
selama 7 hari
KEYWORDS

• Perempuan, 24 tahun
• Nyeri kepala berdenyut sisi kiri sejak 6 jam SMRS. Menyangkal
adanya kilatan cahaya
• Diperberat saat aktivitas fisik
• Kelainan neurologis lain disangkal
• TTV normal, PF neurologi normal

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Common migraine
PENJELASAN

PRIMARY HEADACHE / Nyeri kepala primer

Sumber : Konsensus Nyeri Kepala, PERDOSSI


PENJELASAN

TTH → terikat, tertekan, bilateral, berkaitan dengan stress, disertai ketegangan


otot leher, intensitas ringan-sedang.

Migraine → berdenyut, biasanya unilateral, disertai mual, muntah, fotofobia,


fonofobia, dapat disertai aura (classic migrain) ataupun tidak (common migrain),
intensitas sedang-berat.

Cluster → seperti ditusuk, unilateral, periorbita, dapat menjalar ke


temporal/retroorbita, gejala tambahan: lakrimasi, diplopia, rinore, kongesti nasal,
edema palpebra, injeksi konjungtiva.

Sumber : PPK Neurologi 2016 - PERDOSSI


PENJELASAN
PENJELASAN

Migraine
• Kriteria diagnosis
– Nyeri kepala 4 – 72 jam
– Disertai 2 dari gejala berikut
• Diperberat oleh aktivitas
• Nyeri sedang hingga berat
• Pulsatil
• Unilateral
– Salah satu: mual muntah atau fotofobia/afonofobia
PENJELASAN
PENJELASAN

Kriteria diagnosis (Common migraine)


A. Sekurang-kurangnya terjadi 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung selama 4-72 jam (tidak diobati atau tidak
berhasil diobati).
C. Nyeri kepala mempunyai sedikitnya dua diantara karakteristik berikut:
1. Lokasi unilateral
2. Kualitas berdenyut
3. Intensitas nyeri sedang atau berat
4. Keadaan bertambah berat oleh aktivitas fisik
D. Selama nyeri kepala disertai salah satu dibawah ini:
1. Nausea dan atau muntah
2. Fotofobia dan fonofobia

Sumber : PPK Neurologi 2016 - PERDOSSI


PENJELASAN

Prinsip dasar→ melibatkan sistem


trigeminovaskular
PENJELASAN

Vasokonstriksi pemb. darah intrakranial →


aura
Vasodilatasi pemb darah meninges → nyeri
pulsatil
PENJELASAN

Pencetus
puasa /
Menstruasi terlambat Alkohol
makan

cokelat Keju MSG

Banyak / Psikologis :
Cahaya kilat
kurang tidur / Cemas,
/ berkedip
kelelahan marah, sedih
TATALAKSANA

Tatalaksana nyeri kepala


• Tension headache
– Akut: NSAID (ibuprofen adalah DOC), aspirin, dan parasetamol
– Preventif: antidepresan trisiklik (amitriptilin atau nortriptilin)

• Migraine headache
– hindari pencetus
– terapi abortif:
• non spesifik: acetaminofen, NSAID
• spesifik: triptan, ergotamine, DHE
– Bila tidak respon → opioid
– Terapi preventif : propanolol, amitriptilin, as valproat.

• Cluster headache
– Akut: oksigen 7-10 lpm
– Preventif: Calcium channel blockers (verapamil), amitriptilin
TATALAKSANA

Tatalaksana Abortif Migraine


• Sumatriptan
– 6 mg SC, bisa diulangi dalam 1 jam, dosis maksimal : 12 mg dalam 24 jam
– 25 - 100 mg p.o tiap 2 jam, dosis maksimal : 200 mg per hari
– Intranasal: 5 - 10 mg (1-2 semprot) pada salah satu lubang hidung; dosis boleh diulang
dalam 2 jam, hingga dosis maksimal yaitu 40mg/hari.
• Ergotamine = 1 - 2 mg p.o tiap jam, maksimal 3 dosis dalam 24 jam.
• Caffeine plus ergotamine (Cafergot) = 2 tablet (100 mg caffeine/1 mg
ergotamine) saat serangan, lalu 1 tablet tiap 30 menit sampai 6 tablet per satu
kali serangan.
PENJELASAN

Mekanisme kerja terapi migrain

Source: British Medical Journal - Neurology


PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Classic migraine → Migraine dengan aura


C. Cluster headache → Nyeri kepala dengan rinorea dan epifora unilateral,
intensitas berat
D. Hemiplegic migraine → Migraine tipe jarang yang disertai hemiplegia dan
gangguan sensorik menyerupai stroke. Bersifat familial dan disebabkan
karena gangguan gen tertentu
E. Secondary headache → Nyeri kepala oleh karena penyakit tertentu seperti
stroke, tumor otak, infeksi, dll
KEYWORDS

Jadi, jika menemukan kasus:


• Perempuan, 24 tahun
• Nyeri kepala berdenyut sisi kiri sejak 6 jam SMRS, menyangkal adanya
kilatan cahaya
• Diperberat saat aktivitas fisik
• Kelainan neurologis lain disangkal
• TTV dan PF neurologis normal

Maka, diagnosisnya adalah

A. Common migraine
KEYWORDS

• Laki-laki, 54 tahun → lemas sisi tubuh kanan sejak 3 jam


• Bicara pelo (+), riwayat HT DM (+)
• PF : kekuatan motorik : 3333/5555, hemiparesis dekstra sentral,
palsi N.VII, XII dekstra → Keluhan membaik setelah 5 jam

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Transient Ischemic Attack


PENJELASAN

TIA dan RIND


Transient Ischemic Attack → Defisit neurologis akut
yang kembali menjadi normal kurang dari 24 jam.

Reversible Ischemic Neurologic Deficit → Gejala lebih


dari 24 jam, membaik dalam 72 jam
(Beberapa sumber mengklasifikasikan RIND harus membaik dalam 3 minggu)
PENJELASAN

Etiologi dan lokasi


Lokasi:
• 10 % vertebrobasiler
• 80% carotid
• 10% uncertain
PENJELASAN

TIA vertebrobasiler/ VBI


(vertebrobasiler insufficiency)
• Merupakan gangguan iskemia pada otak bagian posterior
• Durasi < TIA karotis
• Simptoms:
– Vertigo
– Defek visual
– Defek pendengaran
– Parestesia
Hint! → TIA carotis menyerupai gejal stroke pada umumnya
→ TIA Vertebrobasiler menyerupai gejala ggn N.VIII
PENJELASAN
Skoring ABCD2
untuk menilai risiko
stroke setelah TIA
TATALAKSANA

Tatalaksana TIA
• Anti agregasi platelet :
• Aspirin 1 x 80mg
• Klopidogrel 1 x 75mg
• Warfarin (pada pasien dengan AF) → 1 x 2mg
• Tatalaksana faktor risiko :
• Hipertensi
• DM
• Dislipidemia
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Reversible Ischemic Neurology Deficit → Menetap lebih dari 24 jam tetapi < 72 jam
(dalam 72 jam kembali seperti semula). Jika keluhan menetap atau memburuk berarti
sudah Stroke
C. Stroke iskemik → Keluhan menetap lebih dari 24 jam dan menetap > 3 hari,
hemiparesis dengan GCS biasanya CM, pelo
D. Stroke hemoragik → Keluhan menetap lebih dari 24 jam dan menetap > 3 hari,
GCS sopor, diawali muntah atau nyeri kepala
E. Gangguan elektrolit → Biasanya ada riwayat muntah hebat/diare persisten,
terdapat tanda-tanda dehidrasi, kelemahan simetris bilateral, terdapat angka
pemeriksaan elektrolit yang terganggu(biasanya hiponatremia/hipokalemia)
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Laki-laki, 54 tahun → lemas sisi tubuh kanan
• Bicara pelo (+), riwayat HT DM (+)
• PF : kekuatan motorik : 3333/5555, hemiparesis dekstra sentral,
palsi N.VII, XII dekstra → Keluhan membaik setelah 5 jam

Maka, diagnosisnya adalah

A. Transient Ischemic Attack


KEYWORDS

• Wanita, 19 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 2 jam yll
• Riwayat kejang (+) → serangan > 5x dalam setahun
• Serangan diawali dengan bengong kemudian mulut mengecap-ngecap dan
gerakan tangan kanan 5-6 menit
• Setelah sadar pasien kembali beraktivitas. Diantara 2 serangan pasien normal
• Defisit neurologis (-)
DIAGNOSIS ??

JAWABAN

C. Epilepsi parsial kompleks


PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


1. Kejang parsial (fokal) : Bermula SATU HEMISFER
• Sederhana : Tidak ada penurunan kesadaran. Gejala bisa sensoris, motoris,
otonom, atau psikis.
• Kompleks : Ada penurunan kesadaran (amnesia). Gejalanya biasanya berupa
bengong mendadak yang diikuti dengan aura, automatisme dan kebingungan
pasca-serangan.
• Kejang tonik-klonik umum sekunder : kejang parsial yang berlanjut menjadi
kejang tonik klonik umum
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang


2. Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER
• Absens/lena (petit mal) : Bengong mendadak, tanpa aura, umumnya tanpa
kebingungan pasca-serangan, bisa disertai automatisasi maupun tidak.
• Mioklonik : kedutan motorik tidak teratur → Jerking movement
• Klonik : kedutan motorik teratur
• Tonik : ekstensi atau fleksi mendadak pada kepala, badan, atau ekstremitas
PENJELASAN

Tipe-tipe Bangkitan Kejang

2. Kejang umum : berasal dari DUA HEMISFER - LANJUTAN


• Tonik-klonik umum primer (grand mal) : berawal sebagai ekstensi tonik
ekstremitas atas dan bawah beberapa detik, kemudian menjadi gerakan klonik
ritmik, kebingungan pasca-serangan , maupun kelumpuhan pasca serangan.
• Atonik : Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
PENJELASAN

Terapi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Epilepsi petit mal → Nama lain absans, pada absans tidak terjadi
kebingungan post ictal dan biasanya terjadi hanya beberapa detik
sedangkan pada soal hingga 5 menit
B. Epilepsi parsial simpleks →tidak ada penurunan kesadaran
D. Epilepsi Atonik→Tonus tubuh hilang mendadak (pasien tiba-tiba jatuh)
E. Epilepsi Grand mal→ Tonik-klonik umum primer. Sehabis tubuh kaku
lalu kelojotan.
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Wanita, 19 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 2 jam yll
• Riwayat kejang (+) → serangan > 5x dalam setahun
• Serangan diawali dengan bengong kemudian mulut mengecap-ngecap
dan gerakan tangan kanan 5-6 menit
• Setelah sadar pasien kembali beraktivitas. Diantara 2 serangan pasien
normal

Maka, diagnosis kasus adalah

C. Epilepsi parsial kompleks


KEYWORDS

• Pria, 36 tahun, Nyeri pinggang menjalar ke tungkai bawah sesisi


• Disertai kesemutan hingga mata kaki sisi dalam dan jari jari kaki.
• Muncul tiba – tiba setelah mengangkat beban
• PF : Patrick (+), contra patrick (+)
• PF neurologis : refleks fisiologis patella sinistra <
DIAGNOSIS >> HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

PF LAIN ??

JAWABAN

A. Straight leg test


PENJELASAN

Hernia Nucleus Pulposus/HNP


• Penyakit akibat degenerasi diskus
intervertebra → nucleus pulposus protrusi
dan menekan saraf ischiadicus (skiatika)
• Gejala bervariasi tergantung derajat herniasi
: paling sering L4-S1
– Nyeri menjalar dari punggung belakang
hingga kaki atau ankle + numbness
– Faktor Risiko
• Gerak berulang, angkat berat
PENJELASAN

PENUNJANG
• Pemeriksaan Fisik
– Straight leg test (laseque), bragard sicard, patrick, contra patrick.
– Naffziger Test
– Pemeriksaan neurologis (Sensorium & Motorik)

MRI is recommended as an appropriate, noninvasive test


to confirm the presence of lumbar disc herniation. (Gold
Standard)

NASS; An evidence-based clinical guideline for the diagnosis and


treatment of lumbar disc herniation with radiculopathy
PENJELASAN

Straight leg raising test (Lasègue test) Bragaad’s test (dorsiflexion of foot)

Journal of clinical & Diagnostic


Research Lasègue’s Sign
PENJELASAN

Tes Patrick, dikenal juga sebagai FABER Test Naffziger Test


(Flexion – Abduction – External Rotation)

Journal of clinical & Diagnostic


Research Lasègue’s Sign
PENJELASAN

Tatalaksana
• Hindari aktivitas mengangkat beban
• Analgetik : Pilihan pertama adalah Paracetamol
• Pilihan selanjutnya : NSAIDS (DOC)
• Muscle Relaxant seperti Eperison HCl, Opioid, Antidepressant,
Anticonvulsive

NICE guidelines development Low back pain and sciatica:


Management of non - specific low back pain and sciatica
PILIHAN JAWABAN LAIN

B.Chadock test → reflex patologis untuk melihat kelainan SSP


C. Babinski test → reflex patologis untuk melihat kelainan SSP
D. Wartenberg test → Pemeriksaan untuk myasthenia gravis
E. Brudzinski test → Pemerksaan pada iritasi meningens
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus


• Pria, 36 tahun, Nyeri pinggang menjalar ke tungkai bawah sesisi
• Disertai kesemutan hingga mata kaki sisi dalam dan jari jari kaki.
• Muncul tiba – tiba setelah mengangkat beban
• PF : Patrick (+), contra patrick (+)
• PF neurologis : refleks fisiologis patella sinistra <
DIAGNOSIS >> HERNIA NUCLEUS PULPOSUS

Maka, PF lainnya yang (+) adalah

A. Straight leg test


KEYWORDS

• Laki-laki 29 tahun
• Wajah tidak simetris sejak 3 hari yang lalu
• Sebelumnya : nyeri di belakang telinga kanan
• FR : seringkali tidur di lantai
• Px neurologi tidak didapati kelemahan anggota gerak
DIAGNOSIS >> BELL’S PALSY

NERVUS KRANIAL YANG TERGANGGU ??


JAWABAN

C. N. VII tipe perifer


PENJELASAN

Bell’s Palsy
kelumpuhan saraf wajah
adalah

(N.VII) akibat peradangan dan pembengkakan saraf


yang mengontrol otot pada salah satu sisi wajah.

Gejala:
– Dahi tidak bisa digerakkan
– Lagoftalmus (tidak bisa menutup mata)
– Tidak bisa menggembungkan pipi
– Tidak bisa senyum atau bersiul
– Mulut mencong ke sisi sehat
– Nyeri belakang telinga
Sumber : Buku Ajar Neurologi
PENJELASAN
PENJELASAN

Bedakan dengan lesi UMN (central) :


TATALAKSANA

TATALAKSANA
• Kortikosteroid (prednison) adalah terapi utama (1 mg/kgBB/hari atau 60-
80 mg/hari) selama 7 hari lalu tappering down → efek lebih baik jika dimulai
segera setelah onset
• Tetes mata artifisial dan plester mata malam hari perlu mengingat
lagotfalmus dapat menyebabkan mata terbuka dan kering
• Fisioterapi jika diperlukan
• Bedah dekompresi → jarang dilakukan

https://www.mayoclinic.org
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Parese CN VII tipe sentral → Pada stroke


B. Parese CN V tipe perifer
D. Parese CN V tipe sentral
E. Parese CN XII tipe sentral → Pada stroke

Semua jawaban kurang tepat


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus :


• Laki-laki 29 tahun
• Wajah tidak simetris sejak 3 hari yang lalu
• Sebelumnya : nyeri di belakang telinga kanan
• FR : seringkali tidur di lantai
• Px neurologi tidak didapati kelemahan anggota gerak
DIAGNOSIS >> BELL’S PALSY

Maka, nervus kranial yang terganggu adalah

C. N. VII tipe perifer


KEYWORDS

• Anak, usia 20 bulan


• Kejang selama 2 menit saat di rumah.
• Keluhan kejang → pertama kali, didahului dengan demam tinggi
mencapai 39,3oC.
• Kejang terjadi pada seluruh anggota gerak tubuh
• Telah dipasang jalur infus
DIAGNOSIS >> KEJANG DEMAM SIMPLEKS

TERAPI BILA PASIEN KEMBALI KEJANG ??

JAWABAN

B. Diazepam IV
PENJELASAN

Kejang Demam
• Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal > 380C) tanpa infeksi, gangguan elektrolit, atau gangguan
metabolik lain
• Usia predileksi → 6 bulan – 5 tahun
• Kejang demam kompleks, 1 dari kriteria berikut
– Lebih dari 15 menit
– Fokal (tidak generalisata, misalnya meliputi satu ekstremitas saja)
– Berulang dalam 24 jam
• Kejang demam sederhana, tidak boleh memenuhi satupun
kriteria diatas
Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016
PENJELASAN

Evaluasi
• Pemeriksaan
– Sesuai indikasi untuk menyingkirkan diagnosis : darah rutin,
gula darah, elektrolit, urinalisis, feses, dll
– Pemeriksan CSF menyingkirkan meningitis terutama bayi
< 12 bulan (sangat dianjurkan) dan 12 -18 bulan
(dianjurkan)
– CT scan dan MRI bila ada indikasi
– Pemeriksaan EEG diindikasikan bila kejang bersifat fokal

Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016


PENJELASAN

• Faktor risiko berulangnya kejang demam :


1. Riwayat kejang demam dalam keluarga
- Riwayat epilepsy pada keluarga juga berperan (Nelson 20 th edition – febrile
seizure)

2. Usia kurang dari 12 bulan


3. Temperatur yang rendah saat kejang
4. Cepatnya kejang setelah demam (dibawah 24 jam)

• Bila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang


demam adalah 80%, Kemungkinan berulangnya kejang demam
paling besar pada tahun pertama
Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016
TATALAKSANA

Terapi
• Antipiretik: PCT 10-15 mg/kgBB/kali 4-6 kali perhari
• Anti kejang: praktis bisa diberikan orang tua dirumah → diazepam
supp 5 mg untuk BB < 12 kg, 10 mg untuk BB > 12 kg
• Anti kejang: di IGD → diazepam intravena 0,2-0,5 mg/kg perlahan-
lahan dengan kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit,
dengan dosis maksimal 10 mg.

Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016


TATALAKSANA

ALGORITMA TATALAKSANA KEJANG AKUT


TATALAKSANA

Indikasi pengobatan rumatan:


1. Kejang fokal
2. Kejang lama >15 menit
3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah
kejang, misalnya cerebral palsy, hidrosefalus, hemiparesis.

Obat diberikan hingga 1 tahun bebas kejang


o Asam valproate → 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis (DOC)
o Fenobarbital → 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis.

Sumber : REKOMENDASI Penatalaksanaan Kejang Demam, UKK Neurologi IDAI 2016


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Diazepam rektal → Bila pasien sudah dipasang jalur IV, lebih baik
digunakan diazepam IV
C. Midazolam IV → Pada kejang demam refrakter
D. Fenitoin IV
E. Fenobarbital IV
KESIMPULAN

Jadi jika menemukan pasien:


• Anak laki-laki, 17 bulan
• Kejang selama 2 menit saat di rumah.
• Keluhan kejang → pertama kali, didahului dengan demam tinggi mencapai
39,3oC.
• Kejang terjadi pada seluruh anggota gerak tubuh
• Sudah dipasang jalur IV
DIAGNOSIS >> KEJANG DEMAM SIMPLEKS

Maka, tatalaksana bila kembali kejang adalah

B. Diazepam IV
KEYWORDS

• Wanita, 31 tahun
• Keluhan nyeri kepala berputar → dipengaruhi perubahan posisi
• Gangguan pendengaran dan riwayat trauma disangkal
• Nistagmus rotatoar (+)
DIAGNOSIS >> BPPV

LOKASI PATOLOGIS ??

JAWABAN

A. Kanalis semisirkularis posterior


PENJELASAN

Pendekatan Vertigo
Vertigo dibagi menjadi dua, yaitu:
• Vertigo perifer
– Onset mendadak
– Disertai mual/ muntah yang hebat
– Keluhan telinga (tinnitus/ penurunan
pendengaran) (+) → Ddx : Meniere
Disease
– Defisit neurologi (-)
PENJELASAN

Pendekatan Vertigo
• Vertigo sentral
– Onset gradual
– Keluhan less-intense, keluhan mual muntah lebih ringan
– Gejala telinga/ gangguan pendegaran → jarang
– Ada riwayat hipertensi, stroke, gangguan keseimbangan/
koordinasi , defisit neurologi (+)
– Penyebab tersering → stroke iskemik
(biasanya yang menyerang sistem vestibular)
PENJELASAN

Pendekatan Vertigo
• Vertigo sentral
Contoh stroke pada cerebellar
yang sering memberikan
manifestasi vertigo, nystagmus →
karena terdapat jaras
vestibuloocular dari dan ke
cerebellum
PENJELASAN

Pendekatan Vertigo
• Pusing berputar → vertigo
• Bedakan dengan dizziness atau melayang!!
– Vertigo pasien merasa dirinya/lingkungannya yang berputar.
– Dizziness = seperti di atas kapal, melayang
PENJELASAN
Pendekatan Vertigo
PENJELASAN

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

• Adalah sensasi abnormal (umumnya berupa pusing berputar) yang dipicu


oleh gerakan mendadak (paroksismal) dan melibatkan perubahan posisi
(posisional).
• Patofisiologi: ada 2 teori, yakni adanya otolith/ debris di kanal semisirkularis
(=kanalitiasis, teori utama) atau kupula krista ampularis (=kupulolitiasis).
• Tersering adalah kanalitiasis di kanalis semisirkularis posterior. Paling
jarang adalah anterior
PENJELASAN

BPPV
• Pemeriksaan standar klinis dari BPPV → manuver dix-hallpike →
UNTUK PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Patognomonik → nistagmus (+) seringkali rotasional/ geotropik, dengan
latensi dan durasi terbatas.
– Nystagmus Horizontal → lebih ke vertigo perifer
– Nystagmus Vertikal → lebih ke vertigo sentral
• Dix-hallpike positif mengindikasikan BPPV pada kanal posterior, bila
negatif bisa jadi BPPV di kanal lain atau disebabkan oleh kupulolitiasis.
PENJELASAN
PENJELASAN
Romberg Test
PROSEDUR :
1. Pasien berdiri dengan kedua kaki – lengan/tangan di
sisi dengan mata terbuka terlebih dahulu, kemudian
mata tertutup. Amati selama 30 detik apakah ada
ketidak seimbangan
2. Jika terjadi ketidakseimbangan dengan kondisi mata
terbuka : gangguan berasal dari sentral (deficit fungsi
cerebellum) → akan semakin parah ketika mata ditutup
3. Jika terjadi ketidakseimbangan dengan kondisi mata
tertutup namun pasien bisa mempertahankan
posisinya saat mata masih terbuka : gangguan lebih
berasal dari system vestibular
4. Dapat dilakukan Romberg test dipertajam jika ingin
memastikan gangguan vestibular dengan menekan
postural
PENJELASAN

Visualisasi Romberg Test


PENJELASAN

Diagnosis Banding
PENJELASAN

Terapi BPPV
– Observasi: bila gejala ringan dan umumnya remisi spontan dalam
beberapa minggu-bulan.
– Medikasi vestibulosupresan, misalnya betahistine - flunarizine, yang
efektif digunakan untuk Ménière’s disease, BPPV (benign paroxysmal
positional vertigo), vestibular neuronitis, dan vertigo perifer lain
– Reposisi kanalith dengan berbagai maneuver → ada yang oleh dokter,
ada yang latihan mandiri di rumah
– Operasi
PENJELASAN

Epley Maneuver : 1st line manuever Tx oleh


dokter
PENJELASAN

Semont Maneuver : 2nd line manuever Tx


oleh dokter
PENJELASAN

Brandt-Darrof Maneuver → latihan mandiri di


rumah oleh pasien
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kanalis semisirkularis superior


C. Kanalis semisirkularis anterior
D. Kanalis semisirkularis profunda
E. Utrikulus

Semua jawaban diatas kurang tepat


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Wanita, 31 tahun
• Keluhan nyeri kepala berputar → dipengaruhi perubahan posisi
• Gangguan pendengaran dan riwayat trauma disangkal
• Nistagmus rotatoar (+)
DIAGNOSIS >> BPPV

Maka, lokasi patologis terseringnya adalah

A. Kanalis semisirkularis posterior


KEYWORDS

• Laki-laki, 29 tahun
• Nyeri pada wajah sisi kanan sejak 3 hari yang lalu → nyeri bertambah
apabila pasien mengunyah ataupun membuka mulut saat sikat gigi
• Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri pada wajah sisi kanan pasien.
DIAGNOSIS >> TRIGEMINAL NEURALGIA

TATALAKSANA UTAMA??

JAWABAN

E. Carbamazepine
PENJELASAN

Neuralgia trigeminal (tic douloureux)


• Sindrom nyeri pada wajah rekuren dan
kronik
• Gejala dan tanda: nyeri wajah unilateral,
biasanya sisi wajah kanan, seperti
tertusuk, mengikuti distribusi nervus
trigeminus (N.V)→ biasanya menjalar ke
area maksila atau mandibula
• Frekuensi serangan bervariasi dari <1x/hari
sampai >10 kali/jam → ratusan kali/hari
• Pemicu:
– Mengunyah, berbicara, tersenyum
– Minum minuman dingin/panas
– Sikat gigi, bercukur
– Terpajan udara dingin
Sumber: PPK neurologi PERDOSI 2016
PENJELASAN
TATALAKSANA

• Pemberian antikonvulsan
– Karbamazepin: tatalaksana lini pertama
Dosis: inisial dengan 200 mg/hari terbagi dalam 1-2 dosis, dosis
pemeliharaan umumnya 400-1200 mg/hari terbagi dalam 2 dosis

– Alternatif: okskarbamazepin, topiramat, lamotrigin

• Tidak responsif dengan farmakologi: dekompresi


mikrovaskular (bedah saraf) dan terapi ablatif (intinya
mematikan impuls trigeminal)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Pregabalin → Pada neuropati DM


B. Ibuprofen → Terapi TTH
C. Diazepam → Lini pertama pada kejang demam
D. Ethoxusimide → Lini pertama pada absans
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Laki-laki, 29 tahun
• Nyeri pada wajah sisi kanan sejak 2 hari yang lalu → nyeri bertambah
apabila pasien mengunyah ataupun membuka mulut saat sikat gigi
• Peningkatan sensitivitas terhadap nyeri pada wajah sisi kanan pasien.
DIAGNOSIS >> TRIGEMINAL NEURALGIA

Maka, tatalaksana utamanya adalah

E. Carbamazepine
KEYWORDS

• Anak, usia 10 tahun


• Refleks kornea dengan cahaya penlight hasilnya simetris.
• Tes cover-uncover, mata kanan yang awalnya ditutup
kemudian dibuka tampak bergerak.

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

B. Heterophoria
PENJELASAN

Strabismus
• Any misalignment of the eyes.
– Monokular → mengenai 1 mata
– Binokular → mengenai 2 mata
– Laten (tersembunyi) → phoria
– Manifes (nyata, tampak) → tropia
• CAUSA : ketidakseimbangan kerja otot-otot yang memegang dan
menggerakkan bola mata (antomical/neurological).

• Efek jangka panjang : Amblyopia

https://www.aapos.org/terms/conditions/100
PENJELASAN

Strabismus Screening Test


Hirschberg Test Cover-Uncover Test
PENJELASAN
PENJELASAN

Interpretasi
pemeriksaan
cover/uncover test
PENJELASAN

MNEMONIC Cover/Uncover Test

TROPIA = ‘TROPIS’ = Tanpa penutup sudah


terlihat asimetris

PHORIA = ‘PHOBIA’ = Mata menjadi deviasi


saat ditutup
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Heterotropia → manifes, tampak juling tanpa pemeriksaan apapun


C. Orthophoria → mata normal
D. Miopia → rabun jauh, koreksi dengan lensa -
E. Ambliopia → komplikasi, ketika salah satu mata sudah di nonaktifkan
oleh otak akibat derajat strabismus yang berat (lazy eye/mata malas) –
Khas dalam soal adalah visus yang tidak pernah dapat 6/6 dengan
dioptri berapapun
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Anak, usia 10 tahun
• Refleks kornea dengan cahaya penlight hasilnya simetris.
• Tes cover-uncover, mata kanan yang awalnya ditutup kemudian
dibuka tampak bergerak.

Maka diagnosisnya adalah

B. Heterophoria
KEYWORDS

• Laki-laki, 32 tahun
• Mata merah, gatal, nyeri, dan berair sejak 7 hari
• Tiap bangun pagi, matanya sulit dibuka → kotoran mata yang lengket.
• Px Oftalmologis : kemosis, injeksi konjungtiva, sekret mukopurulen,
ditemukan papil pada konjungtiva tarsal, VODS 6/6.

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

B. Konjuntivitis bakterial
PENJELASAN

Konjungtivitis
• Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi, Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat → serosa (viral, iritasi), mucoid (alergi), mukopurulen( infeksi
bakteri, chlamydia), purulent (infeksi gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
– Folikular → viral, chlamydia
– Papilar → bakteri (termasuk, gonococcal), alergi
PENJELASAN

Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)
Virus Adenovirus, Mata berair unilateral, merah, Memburuk pada hari 3-
Herpes simplex rasa tidak nyaman, fotofobia, 5, sembuh sendiri
virus or varicella- edema kelopak mata, dalam 7-14 hari
zoster virus limfadenopati preaurikular, Air mata buatan:
folikel (+), pseudomembran (+/-) Antiviral → herpes
simplex virus atau
varicella-zoster virus
Konjungtivitis
PENJELASAN

Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana


Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
Blastomyces imunokompromais, pasien
dermatitidis, yang mendapat terapi
Sporothrix antibiotik
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen
kronis, riwayat keluarga Antihistamin topikal,
atopik, gatal, fotofobia, mast cell stabilizer,
sensasi benda asing, simptomatik
blefarospasme, cobblestone
pappila, horner trantas dot
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis → beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
Badan Inklusi sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis, Folikel
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Konjungtivitis viral → folikel (+), riwayat atopi


C. Keratokonjungtivitis fungal → infeksi jamur pada kornea dan
konjungtiva. Pasti mennganggu visus
D. Blepharitis → Bulu mata rontok, terdapat krusta dan sekret
sepanjang bulu mata
E. Uveitis anterior → keratic presipitat (+)
KESIMPULAN

Jadi, jika mendapatkan kasus:


• Laki-laki, 32 tahun
• Mata merah, gatal, nyeri, dan berair sejak 7 hari
• Tiap bangun pagi, matanya sulit dibuka → kotoran mata yang lengket.
• Px Oftalmologis : kemosis, injeksi konjungtiva, sekret mukopurulen,
ditemukan papil.

Maka diagnosisnya adalah

B. Konjungtivitis bakterial
KEYWORDS

• Laki-laki, 22 tahun
• Wajah sisi sebelah kirinya tidak bisa digerakkan.
• Saat tersenyum, bibir sisi kiri pasien juga datar - mata kiri tidak bisa ditutup.
• Dokter kemudian meresepkan obat minum serta patch penutup mata & air
mata buatan.
DIAGNOSIS >> BELL’S PALSY >> MENCIPTAKAN KONDISI LAGOFTALMUS

KOMPLIKASI ??

JAWABAN

D. Keratitis
PENJELASAN

Lagoftalmus
• Keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup dengan
sempurna → sebagian kornea terpapar (tanpa perlindungan
kelopak mata)
• Causa :
– Ektropion sikatrik (tarikan jaringan parut)
– Kelumpuhan muskulus orbicularis okuli (kelumpuhan N.Cranialis
VII)
– Exophtahlmus
• Permukaan kornea menjadi kering dan terpapar dunia luar →
kerusakan epitel → infeksi → keratitis / ulkus (exposure
keratopathy)
Sumber : American academy of ophthalmologist – 2014 – exposure keratopathy
PENJELASAN

Exposure keratopathy

• Gejala : nyeri, sensasi benda asing, epifora, fotofobia, pandangan


buram dan sulit berkedip secara sempurna

• Diagnosis :
– Anamnesis yang mengarah ke dry eye symptoms
– Pemeriksaan fisik adanya iritasi pada kornea (dimulai dari edema kornea
dan kemudian menjadi ulkus pada tahap akhir)
Sumber : American academy of ophthalmologist – 2014 – exposure keratopathy
PENJELASAN

Exposure keratopathy
• Tatalaksana:
– Pemberian air mata buatan/lubrikan
– Pemberian kortikosteroid topical untuk mengurangi peradangan yang
sedang berlangsung
– Antibiotik topical → tidak selalu diberikan kecuali ada tanda-tanda infeksi
– Definitif → Tarsorraphy (Menjahit salah satu bagian dari kelopak mata
untuk mengurangi ekposur)

Sumber : American academy of ophthalmologist – 2014 – exposure keratopathy


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Iritis → radang spesifik pada iris mata


B. Uveitis → radang pada uvea
C. Retinitis → radang pada retina, cth: retinitis pigmentosa
E. Endoftalmitis → riwayat operasi mata +, mata nyeri hebat, jarang
karena exposure keratopathy

Pilihan lain kurang tepat sebagai komplikasi dari lagoftalmus


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Wajah sisi sebelah kirinya tidak bisa digerakkan.
• Saat tersenyum, bibir sisi kiri pasien juga datar - mata kiri tidak bisa
ditutup.
• Dokter kemudian meresepkan obat minum serta patch penutup mata &
air mata buatan.

DIAGNOSIS >> BELL’S PALSY >> MENCIPTAKAN KONDISI


LAGOFTALMUS

Maka, komplikasinya adalah

D. Keratitis
KEYWORDS

• Laki-laki, 37 tahun
• Mata kanan mengganjal sejak 1 bulan yang lalu → melihat ada selaput di
matanya ketika bercermin
• Tidak ada keluhan mata kabur
• Pasien bekerja sebagai seorang nelayan → FR
DIAGNOSIS >> PTERIGIUM

PEMERIKSAAN PENUNJANG ??
JAWABAN

C. Tes sonde
PENJELASAN

Pterygium (Surfer’s Eye)


• Pertumbuhan jaringan fibrovascular
(benign) pada konjungtiva
berbentuk segitiga dan bisa meluas
hingga limbus dan pupil.
• Seringkali asimptomatik; keluhan
lain: mata kering, rasa mengganjal
• Penyebab pasti masih tidak
diketahui. Eksposur sinar UV dapat
memicu pertumbuhan.

https://www.healthline.com/health/pterygium
PENJELASAN

Staging & Parts of Pterygium

https://iovs.arvojournals.org/article.aspx?ar
ticleid=2408481
PENJELASAN

DDx
PTERYGIUM PSEUDOPTERYGIUM

Degenerative Process Inflammatory Process


Etiology

Usually in elder person At any age


Age

Always situated in Can occur at any site


Site
palpebral aperture
Either progressive / Always stationary
Stages
regressive / stationary
Probe can’t be passed Probe can be passed
Sonde/Probe Test
underneath underneath the neck

Sonde POSITIF = sonde terlihat di ujung = pseudopterigium


Sonde NEGATIF = sonde tidak terlihat di ujung = pterigium
TATALAKSANA

Manajemen
• Menghindari pajanan sinar UV adalah preventif. Tidak menghilangkan
pterigium yang sudah ada
– kacamata hitam, topi
• Artificial tears dapat mengurangi gejala
• Kortikosteroid topikal, bila ada indikasi (adanya inflamasi yang sedang
terjadi)
• Pembedahan adalah tindakan definitif, namun kekambuhan masih
mungkin terjadi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Tes flouresen → Pada ulkus kornea


B. Tes Hirschberg → Pemeriksaan untuk mendiagnosis
strabismus
D. Pemeriksaan kadar trigliserida → PP untuk pinguekula
E. Pemeriksaan kadar asam urat → Tidak sesuai
KESIMPULAN

Jadi, jika menemui kasus :


• Laki-laki 37 tahun
• Mata kanan mengganjal sejak 2 bulan yang lalu → melihat ada selaput
di matanya ketika bercermin
• Tidak ada keluhan mata kabur
• Pasien bekerja sebagai seorang nelayan
DIAGNOSIS >> PTERIGIUM

Maka, pemeriksaan penunjangnya adalah

C. Tes sonde
KEYWORDS

• Anak, 12 tahun
• Mata merah, gatal dan ada yang mengganjal
• Riw. gatal dan asma pada ayah pasien
• Px oftalmologis → cobble stone pada konjungtiva tarsal.
VODS 6/6.

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Konjungtivitis alergi
PENJELASAN
PENJELASAN

Konjungtivitis
• Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi, Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat → serosa (viral, iritasi), mucoid (alergi),
mukopurulen( infeksi bakteri, chlamydia), purulent (infeksi
gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
– Folikular → viral, chlamydia
– Papilar → bakteri (termasuk, gonococcal), alergi
PENJELASAN

Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)

Virus Adenovirus, Mata berair unilateral, merah, Memburuk pada hari 3-


Herpes simplex rasa tidak nyaman, fotofobia, 5, sembuh sendiri
virus or varicella- edema kelopak mata, dalam 7-14 hari
zoster virus limfadenopati preaurikular, Air mata buatan:
folikel (+), pseudomembran (+/-) Antiviral → herpes
simplex virus atau
varicella-zoster virus
Konjungtivitis
PENJELASAN

Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana


Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
Blastomyces imunokompromais, pasien
dermatitidis, yang mendapat terapi
Sporothrix antibiotik
schenckii
Vernal Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen
kronis, riwayat keluarga Antihistamin topikal,
atopik, gatal, fotofobia, mast cell stabilizer,
sensasi benda asing, simptomatik
blefarospasme, cobblestone
pappila, horner trantas dot
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis → beberapa minggu/bulan, bid for 21 hari atau
Badan Inklusi sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis, Folikel
PENJELASAN

Konjungtivitis Vernal
• Hipersensitivitas Tipe 1
• Rekuren – Bilateral
• Mata merah, gatal, dan berair → “pink eye”
• Riw. Alergi → asma, rhinitis alergika, eczema
• Ada 2 tipe (bisa berjalan bersamaan)
– Palpebral → Papil besar di konjungtiva tarsalis
→ Cobblestone + sekret mucoid
– Limbal → degenerasi epitel kornea → Horner
Trantas Dot di limbus
• Tatalaksana : Menghindari alergen, Mast cell
stabilizer, Steroid, Antihistamin

Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, Ilyas (2013)


PENJELASAN Konjungtivitis
Vernal vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade
Sex Males are affected preferentially. No sex predilection
Typically occurs during spring
Seasonal variation Generally perennial
months
Discharge Thick mucoid discharge Watery and clear discharge
Moderate incidence of conjunctival Higher incidence of conjunctival
Conjunctival scarring
scarring scarring
Horner-Trantas dots and shield Presence of Horner-Trantas dots is
Horner-Trantas dots
ulcers are commonly seen. rare.
Not present, unless secondary to Deep corneal neovascularization
Corneal neovascularization
infectious keratitis tends to develop
Conjunctival scraping reveals
Presence of eosinophils in Presence of eosinophils is less
eosinophils to a greater degree in
conjunctival scraping likely
VKC than in AKC
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Konjungtivitis bakterial
C. Konjungtivitis viral
E. Konjungtivitis chlamydia
E. Konjungtivitis gonorrhae

Lihat penjelasan pada slide ☺


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus :


• Anak, 12 tahun
• Mata merah, gatal dan ada yang mengganjal
• Riw. gatal dan asma pada ayah pasien
• Px oftalmologis → cobble stone pada konjungtiva tarsal. VODS 6/6.

Maka, diagnosis diatas adalah

A. Konjungtivitis alergi
KEYWORDS

• Laki-laki, 23 tahun
• Benjolan di kelopak mata kanan bagian bawah sebesar biji
jeruk, tidak merah, tidak nyeri
• Tajam penglihatan tidak terganggu. Riw. Pengobatan salep mata 1
bulan → tidak membaik

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Kalazion
PENJELASAN

Kalazion
Seringkali berasal dari hordeolum yang kronik →
membentuk jaringan granulasi → tanda
inflamasi/radang (-)

• Kalazion tidak nyeri, benjolan tidak


hiperemis
• Tatalaksana:
– kecil → dibiarkan atau injeksi steroid +
kompres mata
– besar → ekokleasi
• Ekokleasi → anestesi topical dengan
pantocain → insisi tegak lurus margo palpebra
dan kemudian isi kalazion dikuret sampai
bersih
PENJELASAN
PENJELASAN

Hordeolum

• Interna dan eksterna


• Akibat sumbatan kelenjar zeis dan moll
(eksterna) atau kelenjar meibom (interna)
• Sering disebabkan oleh Stafilokokus
aureus
• Tanda radang (+), Nyeri (+)
• Tatalaksana: insisi dan drainase; kompres
hangat; antibiotik
PENJELASAN

Perbedaan Utama!
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hordeulum Eksterna → Terdapat tanda peradangan


C. Hordeolum Interna → Terdapat tanda peradangan
D. Blepharitis → Merupakan inflamasi kelopak mata
E. Tumor palpebra→ Terdapat exophthalmos, nyeri, kronis dan terus
membesar
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus :


• Laki-laki, 23 tahun
• Benjolan di kelopak mata kanan bagian bawah sebesar biji jeruk,
tidak merah, tidak nyeri
• Tajam penglihatan tidak terganggu. Riw. Pengobatan salep mata 1 bulan
→ tidak membaik

Maka, diagnosisnya adalah

B. Kalazion
KEYWORDS

• Laki-laki, 54 tahun
• Mata mudah lelah → setelah membaca koran atau mengaji
• Kacamata baca S+1.00D selama 10 tahun terakhir → tidak lagi
nyaman
• Visus ODS 6/6. Tidak ada kelainan segmen anterior dan
posterior.

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

B. Presbiopia
PENJELASAN

Presbiopia
• Kondisi yang berhubungan dengan faktor usia dimana penglihatan
kabur saat melihat objek berjarak dekat
• Proses degeneratif yang dimulai pada usia 40 tahun → lensa mata
kehilangan elastisitas dan mengalami penurunan kemampuan
akomodasi
PENJELASAN
Test dan Tatalaksana
Jaeger Reading Test Card

• Koreksi dengan kacamata baca


lensa positif
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Miopia → visus turun, mata tidak merah → koreksi lensa sferis negatif
C. Diplopia → pandangan ganda, karena kerusakan pada otot
ekstraokular atau traktus optik
D. Astigmatisma → koreksi lensa silinder
E. Hipermetropia → visus turun, mata tidak merah → koreksi lensa sferis
positif
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus


• Laki-laki, 54 tahun
• Mata mudah lelah → setelah membaca koran atau mengaji
• Kacamata baca S+1.00D selama 10 tahun terakhir → tidak lagi nyaman
• Visus ODS 6/6. Tidak ada kelainan segmen anterior dan posterior.

Maka, diagnosisnya adalah

B. Presbiopia
KEYWORDS

• Penelitian hubungan antara mengikuti latihan ujian komputer


di kampus dengan nilai ujian akhir mahasiswanya
• Sample : 600 orang
→300 orang yang ikut latihan ujian praktek, 250 diantaranya
mendapat nilai sempurna
→300 orang yang tidak mengikuti latihan ujian praktek, 100 orang
diantaranya mendapatkan nilai sempurna
NILAI OR ??
JAWABAN

E. (250X200)/(50X100)
PENJELASAN

ODDS RATIO
penyakit
+ -
+ a b axd
Faktor
risiko - c d bxc
• Odds Ratio digunakan peneliti untuk memperkirakan RR pada situasi
dimana populasi total tidak diketahui. Desain studi yang menggunakan
OR sebagai parameternya adalah CASE CONTROL
• OR lebih menunjukkan prevalensi daripada insidensi suatu kejadian →
“Odds of having the outcome”
PENJELASAN

Interpretasi OR
PENJELASAN

Analisis Soal
Nilai Nilai Tidak
Sempurna Sempurna
Latihan ujian 250 100 350
praktek (+)
Latihan ujian 50 200 250
praktek (-)
300 300 600

OR = (250x200) : (50x100) = 10
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. (100X250)/(200X50)
B. (100X200)/(250X50)
C. (50X100)/(200X250)
D. (200X100)/(150X100)

Pilihan jawaban lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Penelitian hubungan antara mengikuti latihan ujian komputer di kampus
dengan nilai ujian akhir mahasiswanya
• Sample : 600 orang
→300 orang yang ikut latihan ujian praktek, 250 diantaranya mendapat
nilai sempurna
→300 orang yang tidak mengikuti latihan ujian praktek, 100 orang
diantaranya mendapatkan nilai sempurna
Maka, nilai OR adalah

E. (250X200)/(50X100)
KEYWORDS

• Dokter meneliti efek levodopa terhadap progesivitas penyakit


parkinson
• Levodopa yang digunakan memiliki dosis dan jenis yang
sama persis
• Operator (Peneliti) tidak mengetahui pembagian dan alokasi
obat yang diterima pasien, begitu pula dengan pasien.

JENIS PENELITIAN ??

JAWABAN

B. Double Blind Trial


PENJELASAN

Randomized Control Trial / RCT


• Salah satu studi eksperimental untuk mengurangi bias pada
percobaan terapi baru → gold standard clinical trial
• Membagi 2 kelompok : penerima terapi dan penerima placebo
(Kontrol) → mengurangi bias seleksi
• Dulu, terbagi menjadi single-blind, double-blind, triple blind, sejak
CONSORT Statement 2010,
– Reports of blinded RCT should discuss "If done, who was blinded
after assignment to interventions (for example, participants, care
providers, those assessing outcomes) and how.”
PENJELASAN

Blinded-experiment
• Eksperimen yang informasinya disimpan dari partisipan, untuk mengurangi bias,
sampai trial outcome diketahui
• Single-blind: partisipan tidak mengetahui mengenai informasi penelitian (apakah
masuk ke grup kontrol atau grup eksperimen), sedangkan peneliti mengetahui
– Masih riskan terhadap experimenter bias
• Double-blind: partisipan dan peneliti sama-sama tidak mengetahui informasi
penelitian → subyek mana yang masuk kontrol/eksperimen → standard RCT yang
baik
– Dapat mengurangi placebo effect, observer bias, experimenter bias
• Triple-blind: partisipan/peneliti/panitia penyelenggara penelitian/penganalisis data,
tidak mengetahui informasi penelitian
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Single Blind Trial → partisipan tidak mengetahui mengenai informasi


penelitian , peneliti tahu alokasi subjek
C. Open Trial → opposite dari blind experiment : non-blind experiment
(peneliti maupun subjek mengetahui alokasi kelompok perlakuan dan
kontrol)
D. Pre and Post Trial → desain studi : dilakukan perlakuan(test) yang sama
diantara sebuah kelompok.
E. Triple Blind Trial → extension dari double-blind , semakin objektif
KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus:


• Dokter meneliti efek levodopa terhadap progesivitas penyakit
parkinson
• Levodopa yang digunakan memiliki dosis dan jenis yang sama
persis
• Operator (Peneliti) tidak mengetahui pembagian dan alokasi
obat yang diterima pasien, begitu pula dengan pasien.

Maka termasuk jenis penelitian

B. Double Blind Trial


KEYWORDS

• Dokter IGD sedang menangani pasien gastritis akut →


keponakannya sendiri.
• Datang pasien lain karena kecelakaan lalu lintas + penurunan
kesadaran, namun dokter menyuruh perawat untuk menangani
kecelakaan dan ia tetap menyelesaikan kasus keponakannya

PRINSIP YANG DILANGGAR ??

JAWABAN

A. Justice
PENJELASAN

Kaidah Dasar Bioetik


Beuchamp & Childress (2001)

Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan banyak pilihan untuk
memilih yang terbaik.
• Contoh: memberikan obat generic, menyempatkan edukasi ke pasien,
membuat rujukan yang dianggap perlu

Non-maleficence

• First do no harm.
• Sering dalam keadaan CITO.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis

Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN
Kaidah Dasar Bioetik
Beuchamp & Childress (2001)
Autonomi

• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang


kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien, melakukan
informed consent

Justice

• Dokter memegang prinsip sama rata.


• Menghormati hak masyarakat/ kepentingan bersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama
dengan pasien yang berbeda suku maupun agama.
Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Beneficience
C. Non-maleficence
D. Autonomy
E. Justice dan beneficence

Semua jawaban diatas kurang tepat


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus :


• Dokter IGD sedang menangani pasien gastritis akut → keponakannya
sendiri.
• Datang pasien lain karena kecelakaan lalu lintas + penurunan kesadaran,
namun dokter menyuruh perawat untuk menangani kecelakaan dan ia
tetap menyelesaikan kasus keponakannya

Maka, prinsip yang dilanggar adalah

A. Justice
KEYWORDS

• Perempuan ke IGD minta disuntik vitamin C


• Dokter menjelaskan pasien sehat dan tidak perlu disuntik vitamin
• Pasien marah dan memaksa disuntik karena bukan pasien BPJS

DILEMA PRINSIP BIOETIKA ??

JAWABAN

C. Non-maleficence vs Autonomy
PENJELASAN

Kaidah Dasar Bioetik


Beuchamp & Childress (2001)

Beneficence

• Dokter mengupayakan yang ‘terbaik’ untuk pasien.


• Sering dalam kondisi dokter memiliki banyak waktu dan banyak pilihan untuk
memilih yang terbaik.
• Contoh: memberikan obat generic, menyempatkan edukasi ke pasien,
membuat rujukan yang dianggap perlu

Non-maleficence

• First do no harm.
• Sering dalam keadaan CITO.
• Dokter harus memberikan yang terbaik diantara yang buruk.
• Contoh: menolak aborsi tanpa indikasi medis

Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN
Kaidah Dasar Bioetik
Beuchamp & Childress (2001)
Autonomi

• Dokter menghormati hak/ keputusan pasien (yang


kompeten).
• Contoh: menjaga rahasia medis pasien, melakukan
informed consent

Justice

• Dokter memegang prinsip sama rata.


• Menghormati hak masyarakat/ kepentingan bersama.
• Prinsip keadilan.
• Contoh: dokter memberikan pelayanan medis yang sama
dengan pasien yang berbeda suku maupun agama.
Beuchamp TL, Childress JF. The principle of biomedical ethics, ed. 3rd. New York : Oxford University Press; 2001.
PENJELASAN

Analisis Soal
• Pada kasus disebutkan bahwa dokter mengatakan pasien tidak memerlukan
suntik karena tidak ada indikasi. Maka hal tersebut sesuai dengan prinsip
non maleficence dimana dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil
risikonya, yaitu do no harm. Pada suntik vitamin C secara sistemik
dapat memiliki efek samping terhadap fungsi ginjal.

• Di satu sisi, pasien berhak untuk menyetujui dan memutuskan apapun yang
dilakukan terhadap dirinya → prinsip autonomy
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Non-maleficence vs beneficence
B. Autonomy vs beneficence
D. Justice vs Autonomy
E. Justice vs privacy

Semua jawaban diatas kurang tepat


KESIMPULAN

Jadi, jika menemukan kasus :


• Perempuan ke IGD minta disuntik vitamin C
• Dokter menjelaskan pasien sehat dan tidak perlu disuntik vitamin
• Pasien marah dan memaksa disuntik karena bukan pasien BPJS

Maka, prinsip yang menjadi dilemma adalah

C. Non-maleficence vs Autonomy
KEYWORDS

• Perempuan, 91 tahun, dirawat di ICU > 1 bulan → koma dan


terpasang ventilator.
• Keluarga meminta penghentian segala tindakan medis karena
keluarga sudah tidak ada biaya

JENIS EUTHANASIA (DARI SEGI PELAKSANAAN) ??


JAWABAN

B. Pasif
Jenis Euthanasia
PENJELASAN

dari segi pelaksanaan


• Euthanasia aktif
Perbuatan yang dilakukan dengan sengaja secara medis melalui intervensi
atau tindakan aktif oleh seorang petugas medis (dokter), bertujuan untuk
mengakhiri hidup pasien. Misalnya: memberikan obat bertakaran tinggi
(overdosis) atau cara lain yang dapat mengakibatkan kematian.
• Euthanasia pasif
Menghentikan segala tindakan pengobatan/medis yang sedang
berlangsung untuk mempertahankan hidupnya. Menurut kamus hukum,
Euthanasia pasif adalah pihak dokter menghentikan segala obat yang diberikan
kepada pasien, kecuali obat untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit
atas permintaan pasien.
PENJELASAN
Jenis Euthanasia
dari segi permintaan
• Euthanasia volunter
Dilakukan oleh petugas medis berdasarkan permintaan pasien sendiri.
Permintaan ini dilakukan oleh pasien dalam kondisi sadar dan berulang-ulang,
tanpa tekanan dari siapapun.
• Euthanasia involunter
dilakukan oleh petugas medis kepada pasien yang tidak sadar. Biasanya
permintaan untuk dilakukannya euthanasia ini berasal dari pihak ketiga yaitu
keluarga pasien dengan berbagai alasan, antara lain : biaya perawatan yang
mahal sehingga tidak bisa ditanggung lagi oleh keluarga pasien, kasihan
terhadap penderitaan pasien, dan beberapa alasan lainnya.
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Aktif → interventif : membuat overdosis


C. Volunter → berdasarkan permintaan pasien sendiri
D. Involunter → berdasarkan permintaan keluarga pasien (segi
permintaan)
E. Intervensi → nama lain aktif (istilah jarang digunakan)
KESIMPULAN

• Perempuan, 91 tahun, dirawat di ICU > 2 bulan →


koma dan terpasang ventilator.
• Keluarga meminta penghentian segala tindakan
medis karena keluarga sudah tidak ada biaya

Dari segi pelaksanaan, maka termasuk jenis euthanasia

B. Pasif
KEYWORD
S
• Wanita, 23 tahun
• Nyeri tengah dada, rasa terbakar, tembus hingga ke punggung
• Rasa pahit di mulut
• Sering terlambat makan, gemar minum kopi
• PF: dbn

DIAGNOSIS ??
JAWABA
N

A. Penyakit refluks gastroesofagus


PENJELASAN

Gastroesophageal reflux disease


(GERD)
• Penyakit refluks asam lambung akibat kelemahan
sphincter distal esofagus
• Tanda dan gejala: rasa pahit di mulut, nyeri tengah
dada (heartburn), regurgitasi, mual
• Komplikasi: esophagitis, striktur esofagus, Barrett’s
esophagus
Sumber : Konsensus GERD
Etiologi GERD
• Makanan & minuman
– Berkarbonasi
– Coklat
– Teh/kopi
– Alkohol
– Asam
• Gaya hidup/kebiasaan
– Telat makan & langsung makan dalam jumlah banyak
– Berbaring setelah makan
Tatalaksana
TATALAKSANA
Terapi GERD

Sumber : konsensus GERD


Gastritis kronik karena H pylori:
Ulkus duodenum, ulkus gaster
Ulkus gaster vs ulkus duodenum
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Ulkus gaster → nyeri memberat saat makan, nyeri ulu


hati lebih dominan, hematemesis/melena
C. Ulkus duodenum → nyeri memberat setelah makan,
nyeri ulu hati lebih dominan, hematemesis/melena
D. Sindroma dispepsia → kumpulan gejala nyeri ulu hati,
rasa begah, cepat kenyang, mual
E. Ulkus peptikum → terminologi untuk ulkus gaster atau
duodenum
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 23 tahun
• Nyeri tengah dada, rasa terbakar, tembus hingga ke punggung
• Rasa pahit di mulut
• Sering terlambat makan, gemar minum kopi
• PF: dbn

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Penyakit refluks gastroesofagus


KEYWORDS
• Laki-laki, 55 tahun
• Nyeri perut kanan atas 2 minggu lalu
• Mata & kulit menguning
• BAB dempul
• PF: sklera ikterik, NT abd kanan atas
• UL: warna seperti teh, bilirubin (+++)

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

E. Ikterus obstruktif
PENJELASAN

• Ikterus
prehepatik=hemolitik
– Retikulosit >>
• Anemia hemolitik
• Malaria
• Ikterus hepatik=parenkimal
– OT/PT >>
• hepatitis
• Ikterus post-
hepatik=obstructive
– Alkalin posfatase, y GT
– Tinja pucat
• Kanker pankreas, pankreatitis,
koledokolitiasis
PENJELASAN

Tipe-tipe Ikterus
Indikator Pre-Hepatik Hepatik Post-Hepatik
Bilirubin yang meningkat Indirek Indirek & Direk Direk
Serum bilirubin – Van den
Positif indirek Bifasik Positif direk
Bergh Test
Urin:
- Bilirubin direk (-) (++) (+++)
- Urobilinogen (+++) (+) (-)
- Garam bilus (-) (+) (++)
Warna urin Normal Gelap Gelap
Warna feses Normal Lebih terang dari biasanya Warna dempul
AST & ALT Normal Sangat tinggi Meningkat
ALP Normal Meningkat 2-3x lipat Meningkat 10-12x lipat
PENJELASAN

Analisis soal
• BAB dempul urin teh, badan kuning → ikterus obstruktif
• Dd/kolangitis, koledokolitiasis, pankreatitis
• Melihat nyeri, nyeri alih, kemungkinan diagnosis
mengarah ke koledokolitiasis
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ikterus fisiologis → terjadi pada neonatus, muncul >24 jam,


hilang sendiri
B. Kernikterus → pada neonatus menyebabkan gangguan SSP
C. Ikterus parenkimatosa → intrahepatik, OT/PT meningkat
sangat tinggi, biasanya karena kelainan parenkim hepar
D. Ikterus hemolitik → kelainan pre-hepatik, tidak ada kelainan
pada warna BAB dan BAK
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 55 tahun
• Nyeri perut kanan atas 2 minggu lalu
• Mata & kulit menguning
• BAB dempul
• PF: sklera ikterik, NT abd kanan atas
• UL: warna seperti teh, bilirubin (+++)

Maka, diagnosis pada pasien ini adalah


E. Ikterus obstruktif
KEYWORDS
• Wanita, 25 tahun
• Nyeri seluruh perut, memberat sejak 1 jam
• 2 hari sebelumnya nyeri perut kanan bawah
• Demam, mual, dan muntah 2x
• PF: abdomen distensi, nyeri tekan (+) seluruh kuadran, psoas sign
(+), defans muscular (+) seluruh lapang abdomen

DIAGNOSIS DAN KOMPLIKASI ??

JAWABAN

A. Peritonitis e.c. perforasi appendiks


PENJELASAN

Appendicitis
Definisi
• Peradangan pada apendiks
• Dapat berupa apendisitis akut dan apendisitis kronis
Penyebab
• Obstruksi apendiks oleh fecalith
• Obstruksi apendiks oleh
• Batu empedu
• Tumor
• Bola cacing Toronto Notes 2015
Buku ajar ilmu bedah
PENJELASAN

Appendicitis
Patogenesis

• Sekresi mucin tidak dapat dialirkan keluar dari


appendix akibat adanya obstruksi→
• Peningkatan tekanan intraluminal →vasa di
dinding appendix kolaps→
• Cedera iskemik pada jaringan appendix → respon
inflamasi→ edema dan eksudasi
PENJELASAN

Appendicitis
Manifestasi Klinis
• Nyeri: saat awal berupa nyeri pada umbilicus
• Nyeri kemudian terlokalisir di kuadran kiri bawah
• Nyeri tekan abdomen di regio kanan bawah (McBurney
pain)
• Demam ringan
• Peningkatan Leukosit
PENJELASAN

Appendicitis
PENJELASAN

Appendicitis
Komplikasi
• Perforasi → ditandai dengan peritonitis (defans muskular)
• Abses apendiks (teraba massa pada regio kanan bawah)
Pemeriksaan laboratorium
• Leukositosis (dengan pergeseran ke kiri)
• USG: penebalan dinding apendiks
• Appendicogram (sudah tidak dipakai) menggun akan colon in loop yuang
kontrasnya dilihat apakah mengisi apendiks atau tidak. Bila mengisi (tidak
ada obstruksi ) → normal. Bila tidak mengisi: ada apendicolith (didiagnosis
apendisitis)
PENJELASAN

Appendicitis
Manifestasi Klinis (lanjutan)
• Apendiks inferior:
• McBurney Sign
• Rovsing’s sign (palpasi abdomen kiri menimbulkan nyeri
McBurney)
• Apendiks retrosekal
• Psoas sign (nyeri pada fleksi panggul yang ditahan)
• Apendiks pelvis
• Obturator sign (nyeri pada rotasi internal atau eksternal panggul)
PENJELASAN

Appendicitis

Obturator Sign
PENJELASAN

Alvarado Score – untuk Apendisitis


TATALAKSANA

– Hidrasi: mengkoreksi ketidakseimbangan elektrolit


– Operasi + antibiotik
• Antibiotik perioperatif: cefazolin+metronidazol
• Operasi: Appendektomi
Analisa soal
PENJELASAN

Appendisitis akut
2 hari SMRS, nyeri kanan bawah, demam

Ruptur→ peritonitis
• Defans muskular
• Nyeri seluruh lapang abdomen
• Gerakan usus (-)→ pada peritonitis
umum dapat terjadi ileus
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Peritonitis sekunder → tidak spesifik


C. Peritonitis e.c. perforasi gaster → gangguan
hemodinamik
D. Ileus paralitik → bising usus (-), riw. Minum obat
loperamid
E. Peritonitis primer → terjadi spontan, tanpa didahului
perforasi organ
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Wanita, 25 tahun
• Nyeri seluruh perut, memberat sejak 1 jam
• 2 hari sebelumnya nyeri perut kanan bawah
• Demam, mual, dan muntah 2x
• PF: abdomen distensi, nyeri tekan (+) seluruh kuadran, psoas
sign (+), defans muscular (+) seluruh lapang abdomen

Maka, diagnosis dan komplikasi yang tepat adalah

A. Peritonitis e.c. perforasi appendiks


KEYWORDS
•Anak, 5 tahun, BB 20kg
•Diare 2 hari
•BAB 5x/hari, lendir (-), darah (-)
•PF: tampak rewel, masih mau minum, ubun-ubun cekung, mata
cekung, turgor baik
DIAGNOSIS >> DADRS

Tatalaksana yang sesuai?

JAWABAN

D. Oralit 1500cc dalam 3 jam, Zink 20mg


PENJELASAN

Diare pada Anak


• Diare akut (<7 hari), prolonged (7-14 hari), persisten (>14
hari)
• Lima pilar tatalaksana diare:
✓Rehidrasi (terapi A, B, atau C)
✓Zink (10 mg untuk < 6 bulan, 20 mg untuk ≥6 bulan) selama 10-14
hari
✓Antibiotik selektif (disentri, kolera)
✓Nutrisi
✓Edukasi
PENJELASAN

Klasifikasi Dehidrasi
Klasifikasi Tanda dan Gejala
Dehidrasi Berat Minimal 2 dari:
(Kehilangan cairan >10% berat badan) •Lemah, letargis, atau tidak sadar
•Mata cekung
•Tidak bisa minum/ malas minum
•Turgor kulit sangat lambat (≥2 detik)
Dehidrasi ringan-sedang Minimal 2 dari:
(Kehiangan cairan 5-10% berat badan) •Rewel, gelisah, cengeng
•Mata cekung
•Haus/minum dengan lahap
•Turgor kulit lambat
Tanpa dehidrasi •Tidak cukup tanda untuk klasifikasi ringan-
(Kehilangan cairan <5% berat badan) sedang atau berat
TATALAKSANA

Terapi Rehidrasi
• A (untuk tanpa dehidrasi)
✓ < 2 tahun: 50-100 mL setiap kali diare
✓ ≥2 tahun: 100-200 mL setiap kali diare

• B (untuk dehidrasi ringan-sedang)


✓ Oralit sebanyak 75 cc/Kg dalam 3 jam lanjut 5 cc/kgBB tiap diare
✓ Parenteral:
✓ 10 kg BB pertama = 200 cc/kgBB/hari
✓ 10 kg BB berikutnya = 175 cc/kgBB/hari
✓ Diatasnya = 135 cc/kgBB/hari
TATALAKSANA

Terapi rehidrasi
• C (untuk dehidrasi berat)
Usia 30 cc/Kg BB dalam 70 cc/Kg BB dalam

< 12 bulan 1 jam 5 jam

≥12 bulan 30 menit 2,5 jam

Alternatif: Intraoseus, NGT (20 cc/Kg/jam selama 6 jam)


TATALAKSANA
Analisa Soal
• Anak dengan diare sejak 2 hari yang lalu → diare akut.
• Tentukan status dehidrasi: (dehidrasi ringan sedang)
✓Rewel
✓Haus
✓Mata cekung
Oleh karena itu rencana tatalaksana menggunakan pilihan
B (oralit 75 cc/Kg x 20 Kg = 1500 cc dalam 3 jam, zink 20
mg
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Infus RL 600 cc dalam 30 menit dilanjutkan 1400 cc


dalam 2,5 jam, Zink 20 mg → untuk dehidrasi berat
B. Oralit 1500cc dalam 3 jam, Zink 10mg → dosis zink
salah
C. Infus RL 600cc dalam 1 jam dilanjutkan 1400cc dalam
5 jam, Zink 20mg → tidak tepat
E. Oralit 200cc tiap diare, Zink 20mg → untuk tanpa
dehidrasi
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Anak, 5 tahun, BB 20kg
• Diare 2 hari
• BAB 5x/hari, lendir (-), darah (-)
• PF: tampak rewel, masih mau minum, ubun-ubun cekung, mata
cekung, turgor baik
DIAGNOSIS >> DADRS

Maka, terapi yang tepat adalah:

D. Oralit 1500cc dalam 3 jam, Zink 20mg


KEYWORDS

• Wanita, 45 tahun
• Nyeri perut kanan atas hilang-timbul 2 hari
• Nyeri setelah makan makanan berlemak
• Demam (-)
• PF: sklera tidak ikterik, murphy sign (-)

Diagnosis dan pemeriksaan penunjang yang sesuai?


JAWABAN

A. Kolelitiasis dan USG abdomen


PENJELASAN

Kolik Bilier
✓Nyeri yang dirasakan terutama pada regio hipokondrium
dekstra-epigastrium, menjalar hingga punggung bagian
atas.
✓Keberadaan batu di dalam saluran/kandung empedu
mengakibatkan kontraksi otot polos sehingga menimbulkan
nyeri.
✓Kolelitiasis vs Koledokolitiasis
✓Kolesistitis vs Kolangitis
Kata Kunci:
✓Jika terdapat ikterus →
Batu → Kolelitiasis
Koledokolitiasis atau
kolangitis
Inflamasi →
Kolesistitis ✓Jika murphy sign positif
→ Kolesistitis atau
Batu → Kolangitis
Koledokolitiasis
✓Faktor risiko kolesistitis
→ kolelitiasis

Inflamasi → ✓Faktor risiko kolangitis →


Kolangitis koledokolitiais
Kolelitiasis Koledokolitiasis Kolesistitis Kolangitis

Nyeri kolik + + +/- +/-

Nyeri - - + +
tekan/Murphy’s sign

Demam - - + (low- + (high-


grade) grade)

Ikterus - + - +
PENJELASAN

Kolelitiasis - Koledokolitiasis
• Faktor risiko yaitu 4F (fat, female, forty, fertile).
• Berdasarkan kandungan zat: batu kolesterol (70-80%),
batu pigmen (20-30%), dan sisanya kalsium.
• Tahapan dalam pembentukan batu:
✓ Supersaturasi kolesterol
✓ Nukleasi kristal
✓ Pertumbuhan batu
• Diagnosis: USG
(acoustic shadow)
PENJELASAN

Patogenesis Kolelitiasis

Menyumbat
Batu di vesica felea duktus sistikus
(asimptomatik) (simptomatik)

Inflamasi vesica felea


(kolesistitis)
PENJELASAN

Patogenesis Kolangitis

Menyumbat
Batu di CBD
CBD
(koledokolitiasis)

✓Trias Charcot (demam, nyeri kuadran kanan


Inflamasi CBD
atas, ikterik)
(kolangitis)
✓Penta Reynold → trias charcot + sepsis
+disorientasi/penurunan kesadaran
TATALAKSANA

Tatalaksana

• Eksplorasi menggunakan ERCP


• Kolesistostomi → dekompresi dan drainase kandung
empedu dengan menggunakan kateter/drain
• Kolesistektomi → pengangkatan kandung empedu
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kolelitiasis dan foto abdomen 3 posisi → USG lebih terpilih


sebagai pemeriksaan penunjang
C. Kolangitis dan USG abdomen → pasien tidak ikterik & tidak
demam
D. Koledokolitiasis dan Cholangiopancreatography → pasien
tidak kuning
E. Kolesistitis dan barium swallow → murphy sign (-)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 45 tahun
• Nyeri perut kanan atas hilang-timbul 2 hari
• Nyeri setelah makan makanan berlemak
• Demam (-)
• PF: sklera tidak ikterik, murphy sign (-)

Maka, diagnosis dan penunjang yang tepat adalah

A. Kolelitiasis dan USG abdomen


KEYWORDS

• Pria, 45 tahun
• Nyeri perut 1 minggu
• Mual, muntah hitam seperti bercak kopi
• Sering minum analgetik beli di warung
• Endoskopi: mukosa gaster eritema, edema, rugae erosif
DIAGNOSIS >> Gastritis erosiva

Tatalaksana yang tepat?


JAWABAN

C. Lansoprazole 2 x 30mg
PENJELASAN

Perdarahan Saluran Cerna Bagian


Atas

Terbagi 2:
• Pecahnya varises esofagus (PVO)
• Non PVO: gastritis erosif, ulkus peptikum, Mallory-Weiss
tear.

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. 2009


PENJELASAN
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas
PENJELASAN

Diagnosis banding
• Ulkus peptikum: nyeri epigastrik atau kuadran kanan atas
• Ulkus esofagus: Odinofagia, refluks gastroesofagus, disfagia
• Mallory-Weiss tear: Emesis, muntah, atau hematemesis
• Perdarahan varises esofagus atau gastropati akibat hipertensi porta: Jaundice,
lemas, fatik, anoreksia, distensi abdomen
• Keganasan: Disfagia, cepat kenyang, BB menurun drastis tanpa dikehendaki,
kakeksia

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 5. 2009


TATALAKSANA

Terapi supresi asam lambung


• Rekomendasi: Pasien dengan perdarahan akut saluran cerna atas sebaiknya
diberikan PPI IV seperti omeprazol 2x40mg. Dapat dimulai saat pemeriksaan awal
dan dilanjutkan sampai etiologi perdarahan terkonfirmasi
• Terapi supresi asam lambung sebaiknya diberikan sebelum atau sesudah
pemeriksaan endoskopi
• Pada kondisi perdarahan aktif saluran cerna atas yang diakibatkan oleh ulkus,
terapi supresi asam lambung dengan antagonis reseptor H2 tidak menunjukan hasil
yang signifikan dalam mencegah perdarahan ulang
• Sebaliknya, dosis intravena PPI secara signifikan menurunkan angka perdarahan
ulang jika dibandingkan dengan terapi standard
• PPI IV atau oral juga menurunkan durasi rawat inap, angka perdarahan ulang, dan
kebutuhan tranfusi darah pada pasien dengan risiko tinggi ulkus

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4493004/
PENJELASAN
Analisis soal
• Hematemesis pada kasus, kemungkinan NON-PVO
• Dengan riw. obat analgetik → gastritis erosif dd/ ulkus
peptikum
• Tatalaksana :
– Stabilisasi
– Pengobatan: PPI dan mukoprotektan (sukralfat)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ranitidin 2x100 mg → PPI lebih terpilih


B. Lansoprazole 1x50mg → salah dosis
D. Omeprazol 2x30mg → salah dosis, ada PPI yang
lebih baik
E. Omeprazol 1x50mg → salah dosis, ada PPI yang lebih
baik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Pria, 45 tahun
• Nyeri perut 1 minggu
• Mual, muntah hitam seperti bercak kopi
• Sering minum analgetik beli di warung
• Endoskopi: mukosa gaster eritema, edema, rugae erosif
DIAGNOSIS >> Gastritis erosiva

Maka, terapi yang tepat adalah

C. Lansoprazole 2x30 mg
KEYWORDS

• Wanita, 26 tahun
• Penurunan kesadaran
• Nyeri seluruh perut
• Riw. minum obat pegal linu 1 tahun
• PF: abdomen distensi
• Radiologi: udara bebas subdiafragma

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Perforasi gaster
PENJELASAN

Ulkus Gaster Perforasi


• Melena, riwayat NSAID → curiga ulkus gaster
• Perforasi dicurigai jika riwayat gejala ulkus peptic diikuti nyeri
abdomen difus dan mendadak
• <2 jam onset: nyeri perut mendadak, lokal (epigastrium),
hebat
• 2-12 jam onset: nyeri berkurang, meluas, memberat dengan
gerakan, dinding abdomen semakin tegang
• >12 jam onset: distensi abdomen, demam, tanda-tanda syok
• Penunjang: rontgen abdomen: udara bebas subdiafragma
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN

Tanda Perforasi

Pneumoperitoneum

• Adanya perforasi hollow viscus →


udara masuk ke rongga peritoneum
• Udara di rongga peritoneum akan
mencari tempat tertinggi, pada saat
posisi berdiri akan berada di bawah
diafragma
• Hal ini akan menimbulkan tampakan
adanya udara subdiafragma.
PENJELASAN
Peritonitis
• Inflamasi membran serosa pada rongga abdomen
• Peritonitis sering disebabkan oleh infeksi pada peritoneal
yang steril karena perforasi organ atau iritan lain seperti
benda asing, bilus, asam lambung
• Klasifikasi infeksi peritoneum:
– Umum (peritonitis)
– Terlokalisasi (abses intraabdomen)

http://emedicine.medscape.com/article/180234
PENJELASAN
Peritonitis
• Primer: infeksi monomikrobial; ekstraperitoneal yang
menyebar secara hematogen, jarang terjadi
– Contoh: sirosis hepatis dgn asites, sindrom nefrotik, peritoneal
dialisis
• Sekunder: infeksi intraabdomen akibat perforasi organ
berongga (seperti di kasus)
• Tersier: kegagalan respon inflamasi; superinfeksi
PENJELASAN

Manifestasi Klinis Peritonitis


Gejala dan tanda PF:
• Demam (80% pasien) • Peningkatan suhu
• Nyeri abdomen • Takikardia
• Ensefalopati perburukan • Hipovolemia intravaskular
• Diare karena anoreksia, muntah
• Asites • Abdomen: defnas muskular
• Perburukan gagal ginjal • RT: peningkatan nyeri
• Ileus abdomen
TATALAKSANA

Non Operatif
• Tangani ABC
• Resusitasi Cairan
• Pemberian antipiretik
• Pemberian antibiotik

Operatif
• Kontrol sumber infeksi
• Pencucian rongga peritoneum
• Debridemen radikal
• Irigasi kontinyu post operatif
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Peritonitis primer → pada kasus Spontaneous


Bacterial Peritonitis
C. Perforasi usus → udara bebas peritoneum
D. Peritonitis lokal → tanda-tanda akut abdomen, tidak
seluruh lapang abdomen
E. Ileus obstruktif → tanda-tanda obstruksi (mual,
muntah, bising usus metallic sound)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 26 tahun
• Penurunan kesadaran
• Nyeri seluruh perut
• Riw. Minum obat pegal linu 1 tahun
• PF: abdomen distensi
• Radiologi: udara bebas subdiafragma

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Perforasi gaster
KEYWORDS
Wanita G1P0A0 , UK 37 Minggu:
• DJJ 145 x/menit
• Leopold 3 balotemen keras bulat, 4 divergen
• Serviks : bukaan 6 cm, lunak, anterior, penipisan 70%
• UUK teraba pada station +2

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

E. G1POAO, hamil 37 minggu, janin


presentasi kepala, tunggal hidup, pada
persalinan kala 1 fase aktif
PENJELASAN

Persalinan Normal
Definisi→ Proses dimana bayi , plasenta dan selaput
ketuban keluar dari uterus ibu

Persalinan “in Partu”


✓Uterus berkontraksi
✓Perubahan pada serviks
✓Diakhiri dengan lahirnya plasenta lengkap
Sumber : Buku William’s Obstetric 25th ed
PENJELASAN

Persalinan Normal
5 Kriteria Persalinan Normal
 Usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
 Persalinan terjadi spontan
 Presentasi belakang kepala
 Berlangsung tidak lebih dari 18 jam
 Tidak ada komplikasi pada ibu maupun janin

Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan ibu Kemenkes RI


PENJELASAN

Tahapan Partus Normal: Kala I

• Kala I : onset persalinan → pembukaan 10 cm


a. Kala I fase laten : pembukaan 1 – 3 cm ( 8 jam)
b. Kala I fase aktif : pembukaan 4 – 10 cm (6 jam)
-Fase akselerasi: pembukaan 3-4 cm (2 jam)
-Fase dilatasi maksimal: pembukaan 4-9 cm (2 jam)
-Fase deselerasi: Pembukaan 9-10 (2 jam)
KEYWORD
PENJELASAN
S

TAHAPAN
KALA I
DAN
KALA II
PENJELASAN

DURASI RERATA KALA I MENURUT


PARITAS
PENJELASAN

TAHAPAN PARTUS NORMAL: KALA II


• Kala II : pembukaan 10 cm → bayi lahir
–primigravid :2 jam,
–multigravid: 1 jam
PENJELASAN

TAHAPAN PARTUS NORMAL: KALA III


Kala III : bayi lahir → plasenta lahir (30 menit)
Menimbulkan perdarahan fisiologis + 500 cc
Tanda-tanda lepasnya placenta
• Perubahan bentuk dan tinggi uterus
• Tali pusat memanjang
• Semburan darah mendadak dan singkat
Managemen Aktif
• Suntik oksitosin 10 U/IM
• Penegangan tali pusat terkendali
• Masase fundus uteri
PENJELASAN

TAHAPAN PARTUS NORMAL: KALA IV


Kala IV : plasenta lahir → 2 jam postpartum
-Pemantauan kondisi ibu post partum dalam 2 jam setelah
melahirkan
-Evaluasi :
• TD, nadi, TFU, perdarahan
• Lakukan masase uterus → setiap 15 menit untuk 1 jam
pertama dan 30 menit untuk 1 jam kedua
PILIHAN JAWABAN LAIN

• A.G1POAO, hamil 37 minggu, janin presentasi kepala,


tunggal hidup, pada persalinan kala 1 fase laten → bukan
fase laten
• B. G1POAO, hamil 37 minggu, janin presentasi bokong,
tunggal hidup, pada persalinan kala 1 fase laten → bukan
presentasi bokong
• C. G1POAO, hamil 37 minggu, janin presentasi kepala,
tunggal hidup, pada persalinan kala 2 → bukan kala 2
• D. G1POAO, hamil 37 minggu, janin presentasi bokong,
tunggal hidup, pada persalinan kala 1 fase aktif → bukan
presentasi bokong
KESIMPULAN

Jadi pada kasus:


• G1P0A0 , UK 37 Minggu:
• DJJ 145 x/menit
• Leopold 3 balotemen keras bulat, 4 divergen
• Serviks : bukaan 6 cm, lunak, anterior, penipisan 70%
• UUK teraba pada station +2

Maka diagnosanya adalah :


E. G1POAO, hamil 37 minggu, janin
presentasi kepala, tunggal hidup,
pada persalinan kala 1 fase aktif
KEYWORDS
Wanita G1P0A0, UK 38 minggu

• Perut kencang-kencang sejak 20 jam yang lalu


• Awal pemeriksaan: portio tebal dan lunak, pembukaan 5 cm,
station +1, HIS 2x/10 menit/15 detik
• Empat jam kemudian : portio tebal dan lunak, pembukaan 5 cm,
station +1, HIS 2x/10 menit/15 detik

DIAGNOSIS?
JAWABAN

D. Partus macet
PENJELASAN

Persalinan Lama (Protracted Delivery)


Waktu persalinan memanjang karena kemajuan persalinan
terhambat
Diagnosis :
• Distosia kala I fase aktif
• Kala II memanjang
PENJELASAN

Distosia Kala I Fase Aktif


• grafik pembukaan serviks partograf di antara garis
waspada dan bertindak
• Atas Garis Waspada
– Observasi rutin tetap dilakukan dalam waktu yang lebih
singkat. Rujuk ke RS kecuali pembukaan sudah hampir
lengkap.
• Atas Garis Bertindak
– Bila ada gawat janin atau persalinan tak maju segera rujuk,
pertimbangkan oksitosin jika tidak ada kontraindikasi.
PENJELASAN

Partograf: Garis Waspada dan


Bertindak
PENJELASAN

Kala II Memanjang
• Tidak ada kemajuan penurunan bagian terendah janin
dengan batasan waktu :
– max 2 jam (nulipara) dan 1 jam (multipara)
– Bila pasien dianalgesi epidural: max 3 jam (nulipara) dan 2jam
(multipara)
PENJELASAN

Persalinan Macet (Arrested Delivery)


(Persalinan tak maju)
• Tidak ada kemajuan sama sekali pada:
– pembukaan (dievaluasi pada kala I), atau
– penurunan kepala (divealuasi pada kala 2)
PENJELASAN

Faktor Predisposisi dan Penyebab


Faktor Predisposisi:
• Bayi (besar, kepala besar, malposisi janin, kembar
terkunci)
• Jalan lahir (DKP, deformitas panggul, tumor daerah
panggul, jaringan parut pada daerah panggul)
PENJELASAN

Faktor Predisposisi dan Penyebab


3P: Power, Passenger, Passage
• Power : his inadekuat (<3x/10menit/40 detik)
• Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar
• Passage : panggul sempit, kelainan serviks/vagina, tumor
jalan lahir
TATALAKSANA

Tatalaksana :
UMUM → Pantau tanda gawat janin dan Rujuk ke RS dengan
fasilitas SC
KHUSUS
• Tentukan penyebab dan tatalaksana sesuai penyebab
1. Power : augmentasi dengan oksitosin dan atau amniotomi
2. Passenger : SC atau forceps/vakum (sesuai indikasi)
3. Passage : SC
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Braxton His → kontraksi palsu (kontraksi ireguler,


lemah, terlokalisasi, menghilang saat berjalan atau
istirahat)
B. Kala I fase laten → tidak tepat karena pembukaan
serviks sudah 5 cm
C. Inersia uteri sekunder → tidak tepat karena sejak awal
his tidak adekuat
E. Partus lama → tidak tepat karena tidak ada kemajuan
persalinan sama sekali
KESIMPULAN

Wanita G1P0A0, UK 38 minggu

• Perut kencang-kencang sejak 20 jam yang lalu


• Awal pemeriksaan: portio tebal dan lunak, pembukaan 5 cm,
station +1, HIS 2x/10 menit/15 detik
• Empat jam kemudian : portio tebal dan lunak, pembukaan 5
cm, station +1, HIS 2x/10 menit/15 detik

Maka, diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah:

D. Partus macet
KEYWORDS

Wanita , P2A0 :

• Post partum
• Laserasi perineum hingga otot perineum

Derajat laserasi?

JAWABAN

A. Derajat I
PENJELASAN

Laserasi Perienum
→Termasuk sebagai hemoragia postpartum tersering
→Maka setelah kelahiran plasenta perlu dilakukan evaluasi
ada tidaknya laserasi pada vagina dan perineum
→Bila ada dan menyebabkan perdarahan aktif maka perlu
dilakukan reparisasi berupa penjahitan sesuai dengan
derajat laserasi

Sumber : Buku saku pelayanan kesehatan ibu Kemenkes RI


PENJELASAN Derajat
Laserasi Perineum
PILIHAN JAWABAN LAIN

B.Derajat II → s.d. Otot perineum tapi belum hingga


sfingter
C.Derajat III → s.d. Sfingter ani
D.Derajat IV → s.d. Epitel anus
E.Derajat Total → tidak digunakan istilah ini
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :


• Post partum
• Laserasi perineum hingga otot perineum

Maka derajat laserasinya adalah :

B. Derajat II
KEYWORDS

Wanita 21 tahun

• Carian putih keabuan dari jalan lahir


• Cairan diteteskan KOH didapatkan bau amis (+)
• Clue cell (+)

Diagnosis dan terapi ?


JAWABAN

D. Vaginosis Bakterialis; Klindamisin


2x300 mg PO selama 7 hari
PENJELASAN

Bakterial Vaginosis
BAKTERIAL VAGINOSIS
Penyebab tersering : lactobacillus sp.

Tanda dan gejala :


• Hanya pada wanita
• Sekret berupa putih keabuan dan bau amis
• Rasa tidak nyaman
PENJELASAN

Faktor risiko :
• Celana ketat
• Vaginal douching
• IUD

Pemeriksaan Penunjang:
• Pemeriksaan gram : clue cell +
• Pemeriksaan pH >4.5 (basa)
• Pemeriksaan KOH (amin) : berbau amis
PENJELASAN

BV vs Trikomoniasis VS Kandidosis
PENJELASAN

BV vs Trikomoniasis VS Kandidosis
TATALAKSANA Tatalaksana
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Candidiasis vulvovaginalis; Metronidazole 1 gr PO, dosis tunggal.


→ Candidiasis sekret seperti keju dan kental (cottage cheese),
ditemukan pseudohifa dan blastospora.
B.Trikomoniasis; Metrondiazole 3 x 500 mg PO selama 7 hari →
Trikomoniasis sekret berwarna kehijauan, ditemukan strawberry
cervix, pada penunjang ditemukan organisme motil berflagela
C.Vaginosis bakterialis; Metronidazole 3 x 750 mg PO selama 7 hari
→ Diagnosis tepat, namun pemberian Metronidazole yang tepat
2x500 mg (bila 7 hari) atau 2 gram (bila single dose)
E.Trikomoniasis; Klindamisin 3 x 300 mg PO selama 7 hari →
Diagnosis salah
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :


• Wanita 21 tahun
• Carian putih keabuan dari jalan lahir
• Cairan diteteskan KOH didapatkan bau amis (+)
• Clue cell (+)

Maka, diagnosis dan tatalaksana yang tepat adalah:

D. Vaginosis bakterialis; Klindamisin


2x300 mg PO selama 7 hari
KEYWORDS
Wanita G1P0A0
• Keluar darah dari jalan lahir dan mulas sejak 2 jam
• Belum haid selama 3 bulan
• Px abdomen : TFU sebesar telur bebek → TFU sesuai dengan usia
kehamilan
• PD: keluar darah dan jaringan
• Inspekulo : serviks terbuka

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA?


JAWABAN

B. Abortus Inkomplit, kuret hisap


PENJELASAN
Abortus
Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan < 22 minggu (WHO) atau berat janin < 500 gram

• Diagnosis :
• Perdarahan pervagina (dengan atau tanpa pengeluaran
janin)
• Perut nyeri dan kaku
• Serviks terbuka atau tertutup
• → Diagnosis Tegak dengan USG
PENJELASAN

Macam-Macam Abortus
PENJELASAN

Macam-Macam Abortus
PENJELASAN

Tinggi Fundus Uteri Normal


TATALAKSANA

JENIS ABORTUS TERAPI

Abortus iminens - Pertahankan kehamilan


- Batasi aktivitas
- Kontrol rutin
Abortus insipien UK < 16 minggu : evakuasi hasil konsepsi
Dan Bila tidak bisa segera : ergometrin 0.2 Mg IM → evakuasi
Abortus inkomplit
UK > 16 minggu : tunggu pengeluaran konsepsi spontan, bila perlu infus oksitosin
40 IU dalam 1L NaCL 0.9%
Abortus komplit - Tidak perlu evakuasi lagi → observasi kondisi ibu
- Apabila anemia : Tab sulfas ferosus 600 mg/hari selama 2 minggu

Missed abortion UK < 12 minggu : evakuasi hasil konsepsi


UK 12-16 minggu : pastikan serviks terbuka (atau pematangan serviks) → dilatasi
dan kuretase
UK 16-22 minggu : pematangan serviks (oksitosin 20 Unit dalam 500 ml NaCl
90%) sampai dengan ekspulsi hasil konsepsi
TATALAKSANA

Tatalaksana Lanjutan
• Terapi lanjutan : AKDR Pasca keguguran

• Indikasi:
– pasien pasca-aborsi (spontan atau diinduksi)
– Sebaiknya sebelum kesuburan kembali (sekitar 14 hari setelah
keguguran)
• Kontraindikasi :
– infeksi pelvis
– abortus septik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Abortus insipien, kuret hisap → serviks terbuka, TFU


sesuai usia kehamilan
C.Abortus imminens, tirah baring → serviks tertutup, TFU
sesuai usia kehamilan
D.Abortus habitualis, kuret tajam→ abortus yang
berulang ≥ 3 kali berurutan
E.Missed abortion, tirah baring → perdarahan (-) serviks
tertutup, TFU lebih kecil dari usia kehamilan
KESIMPULAN
Jadi pada pasien dengan :
• Wanita G1P0A0
• Keluar darah dari jalan lahir dan mulas sejak 2 jam
• Belum haid selama 3 bulan
• Px abdomen : TFU sebesar telur bebek → sesuai dengan usia
kehamilan
• PD: keluar darah dan jaringan
• Inspekulo : serviks terbuka

Maka diagnosis dan tata laksana yang tepat adalah:

B. Abortus Inkomplit, kuret hisap


KEYWORDS

Wanita, 27 tahun, P2A0

• Sulit memberikan ASI, padahal ASI keluar lancar


• Bengkak atau merah payudara (-)
• Saat ini puting tidak dapat dikeluarkan dengan penekanan

DIAGNOSIS?
JAWABAN

C. Inverted nipple grade 3


PENJELASAN

Inverted Nipple
• Bentuk puting datar / terlalu pendek → kesulitan dalam
menyusui bayi
• Tanda dan gejala :
1. Kesulitan ibu untuk susui bayi
2. Puting susu tertarik
3. Bayi sulit menyusu
4. Puting datar / tenggelam
→ Tegakan diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik (tidak diperlukan pemeriksaan penunjang)
PENJELASAN
Klasifikasi
TATALAKSANA Tatalaksana
- Inisiasi Menyusu Dini
- Penarikan puting manual dengan lembut
- Spuit ukuran 10-20 ml--> lakukan penarikan hingga puting
keluar
- Gunakan breast sheel

Bila gagal, berikan ASI dengan pompa payudara


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Inverted Nipple Grade 1 → Puting tampak datar dapat


dikeluarkan dengan mudah terkadang dapat keluar
sendiri
B. Inverted Nipple Grade 2 → puting dapat dikeluarkan
dengan penekanan namun kembali masuk
D. Inverted Nipple Grade 4 → tidak ada klasifikasi ini
E. Inverted Nipple Grade 5 → tidak ada klasifikasi ini
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :


• Sulit memberikan ASI, padahal ASI keluar lancar
• Bengkak atau merah payudara (-)
• Saat ini puting tidak dapat dikeluarkan dengan penekanan

Maka diagnosis yang tepat adalah:

C. Inverted nipple grade 3


KEYWORDS

• Wanita, 32 tahun, G2P1A0, UK 20 minggu


• Kedua kaki bengkak sejak 1 minggu
• TD 144/92 mmHg
• Urinalisis hasil normal → tidak ada proteinuria

DIAGNOSIS >> Hipertensi dalam Kehamilan

Maka, golongan obat yang tepat adalah?

JAWABAN

D. CCB
PENJELASAN

Hipertensi pada Kehamilan


• Peningkatan tekanan darah hingga sekurang-kurangnya 140 mmHg
sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 4-
6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi

• Jenis
– Hipertensi kronik
– Superimposed preeclampsia
– Preeklampsia
– Preeklampsia berat
– Eklampsia
– Sindroma HELLP
Superimposed HT
HT kronis Preeklampsia PEB
PE Gestasional

Hipertensi
TD S ≥140 atau TD S ≥140 atau TD S ≥160 atau D
sebelum
Hipertensi Kronik D ≥90 setelah D ≥90 setelah ≥110 setelah UK 20
kehamilan (UK
UK 20 minggu UK 20 minggu minggu
<20 minggu)

Atau Dan Tanpa Dan Dan

TD tinggi sebelum
UK 20 minggu Onset baru Proteinuria ≥300 Proteinuria ≥300
(tidak dengan proteinuria 300 mg/24 jam atau mg/24 jam atau
Proteinuria
penyakit mg/24 jam pada ≥1+ pada urin ≥1+ pada urin
trofoblastik kehamilan tampung 24 jam tampung 24 jam
gestasionsal)

Dan - Dan Atau Atau


Trombosit <100.000
Trombosit sel/mm3, kreatinin
<100.000 >1,1 mg/dL,
TD persisten TD kembali
sel/mm3, AST/ALT  2x
sampai >12 normal dalam
- kreatinin >1,1 normal, nyeri
minggu 12 minggu
mg/dL, AST/ALT epigastric, nyeri
postpartum postpartum
 2x normal, kepala, gangguan
nyeri epigastrik visus,
oligohidramnion
TATALAKSANA

Obat Anti-hipertensi pada Kehamilan

Calcium
Channel Blocker
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.ACE-I: Dikontraindikasikan pada ibu hamil (menyebabkan renal disgenesis pada


hewan coba)
B. ARB: Dikontraindikasikan pada ibu hamil (menyebabkan renal disgenesis pada
hewan coba)
C. MgSO4
Memang ada efek tambahan penurunan tekanan darah, namun efek samping
sangat banyak, sehingga hanya dipakai pada indikasi:
-profilaksis kejang pasien Pre-eclampsia berat,
-tatalaksana kejang pada eclampsia
E. Furosemide: edema perifer bukanlah indikasi pemberian furosemide pada
pasien, furosemide diberikan bila ada edema paru.
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 32 tahun, G2P1A0, UK 20 minggu
• Kedua kaki bengkak sejak 1 minggu
• TD 144/92 mmHg
• Urinalisis hasil normal → tidak ada proteinuria

DIAGNOSIS >> Hipertensi dalam Kehamilan

Maka, golongan obat yang tepat adalah?

D. CCB
KEYWORDS

• Wanita
• Benjolan di daerah kelamin
• Benjolan permukaan verukosa di vulva
• pemeriksaan asam asetat 5%→ terdapat lesi
acetowhite

• DIAGNOSIS ??

JAWABAN

A. Kondiloma Akuminata
PENJELASAN
Kondiloma Akuminata
Definisi : infeksi menular seksual
Etiologi : HPV tipe 6 dan 11

Tanda dan Gejala :


Tampakan lesi vegetasi bertangkai
bewarna kemerahan dengan permukaan
berjonjot

Pemeriksaan penunjang:
• Tes asam asetat 5%
• Kolposkopi
• Histopatologi
TATALAKSANA
Terapi
• Tingtur podofilin 10-25 % → kontraindikasi pada ibu hamil
• Interferon → kontraindikasi pada ibu hamil
• Krim 5 fluorourasil → kontraindikasi pada ibu hamil
• Asam Trichloroasetat (TCA) 50-90%
• Imunoterapi
• Bedah: listrik, skalpel, beku, laser
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kondiloma lata→Salah satu lesi sifilis sekunder, berbentuk


papul hingga verukosa dengan permukaan yang basah.
Sangat infeksius. Bisa terletak di area nongenital.
C. Veruka vulgaris→ nongenital warts, bentuk histopatologi
mirip namun predileksi berbeda dan disebabkan oleh HPV 2
D. Veruka plana→ Flat warts. subtype nongenital warts,
berbentuk datar (planus).
E. Ca cerviks→ salah, tidak berlokasi di vulva namun di
serviks, gejala disertai dyspareunia, perdarahan, dan
penurunan BB. Kesamaan: Sama-sama disebabkan HPV
(walau subtype berbeda)
Kondiloma lata

Veruka Vulgaris
Veruka Plana

Ca Serviks
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus

• Wanita
• Benjolan di daerah kelamin
• Benjolan permukaan verukosa
• pemeriksaan asam asetat 5%→
terdapat lesi acetowhite

• DIAGNOSIS ??

A. Kondiloma Akuminata
KEYWORDS

• Wanita, 24 tahun, G2P0A1 UK 36 Minggu


• TFU 38 cm
• DJJ 150x/menit
• Leopold I: Bundar lembek
• Leopold II: Panjang dan keras
• Leopold III: Bundar dan keras
• Leopold IV: Konvergen

• Pernyataan yang benar ??


JAWABAN

B. Bagian terbawah bayi belum masuk


pintu atas panggul
Pemeriksaan
Leopold
Pemeriksaan
Leopold
Untuk menentukan:
• letak janin (fetal lie)
(longitudinal/transversal/ oblik)
• presentasi janin
(kepala/sungsang/ bahu)
• Apakah janin sudah masuk pintu
atas panggul (Fetal engagement)
– Primipara: 38 minggu (2 minggu
sebelum partus)
– Multipara: lebih lambat, bisa baru terjadi
segera sebelum partus
Pemeriksaan Leopold
Identifikasi Bagian Tubuh Tanda Janin sudah masuk
Janin Pintu Atas Panggul
• Kepala: Bundar, keras, mobile, • Leopold III:
melenting, ballottement + – dapat teraba bahu anterior
• Bokong: Bundar, nodular,tidak – Bagian terbawah janin tidak
mobile, lembek, ballottement – dapat digerakkan
• Punggung: Panjang, keras • Leopold IV:
• Ekstremitas: bagian kecil, – Jika kedua tangan dapat bertemu
(konvergen)→ belum masuk
irregular.
PAP
– Bila divergen→ Sudah masuk
PAP
PENJELASAN

Tinggi Fundus Uteri Normal


PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Bagian terbawah bayi adalah bokong→ salah, bokong


ditemukan di Leopold I→ bokong adalah bagian teratas bayi,
terletak pada fundus.
C.Bagian terbawah sudah di promontorium→ Hodge I, harus
diperiksa dengan VT. Bila janin belum engaged→ belum
mencapai promontorium
D. Bayi akan lahir post-term→ masih 36 minggu, normal bila
belum engaged.
E.Ada kemungkinan polihidroamnion→ TFU 38 cm normal
pada UK 36 minggu (36 + 2).
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus

• Wanita, 24 tahun, G1P0A1 UK 36 Minggu


• TFU 38 cm
• DJJ 150x/menit
• Leopold I: Bundar lembek
• Leopold II: Panjang dan keras
• Leopold III: Bundar dan keras
• Leopold IV: Konvergen

• Pernyataan yang benar ??


B. Bagian terbawah bayi belum
masuk pintu atas panggul
KEYWORDS

• Wanita, 30 tahun G2P0A1


• Sebelumnya ada riwayat keguguran
• Suka memakan salad mentah, memakan daging
steak setengah matang, memelihara 10 kucing
kampung

Penunjang ??

JAWABAN

D. IgG dan IgM


Toksoplasma
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Etiologi: Toxoplasma gondii


• Vektor: kucing, babi, kambing
• Transmisi
– Kontak dengan tinja hewan terinfeksi
– Konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi atau
mentah
– Kontak dengan tanah yang terkontaminasi kotoran
hewan terinfeksi
PENJELASAN

Siklus Hidup
• Fase Infektif
– Kista pada daging
yang tidak matang
– Ookista pada kotoran
hewan

• Fase diagnostik →
takizoit dalam darah
PENJELASAN

Imunologi Toksoplasmosis
• IgM
– Muncul 2 minggu setelah infeksi
– Bertahan bertahun-tahun
– IgM (+) → BELUM TENTU INFEKSI AKUT

• IgG
– Muncul 6-8 minggu setelah infeksi
– Bertahan selama bertahun-tahun
– IgG (+) → BELUM TENTU INFEKSI KRONIK
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Manifestasi Klinis
– 80% tidak memiliki gejala
– Limfadenopati bilateral, simetris, biasanya di servikal
– Chorioretinitis
Mayoritas toksoplasmosis didiagnosis berdasarkan hasil
screening TORCH
– Toksoplasma
– Rubella
– Cytomegalovirus
– Herpes
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

• Pemeriksaan penunjang
– ELISA → Deteksi IgM dan IgG Toksoplasma
1. IgM non reaktif, IgG non reaktif → tidak ada infeksi toksoplasma
2. IgM (+), IgG non reaktif → sugestif infeksi akut
3. IgM (+), IgG (+) → mungkin akut maupun kronik
4. IgM non reaktif, IgG (+) → sugestif reaktivasi
– Tes aviditas IgG
• Aviditas tinggi → infeksi kronik (>4 bulan)
• Aviditas rendah → tidak berguna secara diagnostik (aviditas rendah
juga bisa ditemukan pada infeksi kronik)
PENJELASAN
Toksoplasmosis pada kehamilan

• Pemeriksaan penunjang
– Histopatologi → spesimen dapat diambil dari darah,
sputum, cairan amnion, CSF
• Takizoit pada infeksi akut
• Kista pada infeksi laten atau reaktivasi

– PCR Cairan amnion → merupakan pemeriksaan penunjang


yang memprediksi toksoplasomosis kongenital
• PCR (+) → risiko tinggi (biasanya pada infeksi akut)
• PCR (-) → risiko rendah (biasanya pada infeksi kronik)
PENJELASAN

Toksoplasmosis pada kehamilan

Takizoit pada Sabin-Feldman Dye


PENJELASAN

Pemeriksaan Serologi
PENJELASAN

Komplikasi pada Janin

• Tetrad Sabin
1. Hidrosefalus
2. Kalsifikasi intrakranial
difus
3. Korioretinitis
4. Gangguan psikomotor
TATALAKSANA

Toksoplasmosis pada Kehamilan


• Tata laksana tergantung usia kehamilan
• UK <18 minggu
– Spiramisin
– Lakukan PCR cairan amnion
• PCR positif → pirimetamin-sulfadiazin + asam folinat hingga persalinan
• PCR negatif → teruskan spiramisin hingga persalinan

• UK ≥18 minggu
– Pirimetamin-Sulfadiazin + asam folinat
– Lakukan PCR cairan amnion
• PCR positif → pirimetamin-sulfadiazin + asam folinat hingga persalinan
• PCR negatif → ganti spiramisin / teruskan pengobatan pirimetamin-sulfadiazin + asam
folinat hingga persalinan
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. IgG dan IgM CMV Cytomegalovirus →Faktor resiko lebih


mengarah ke toksoplasma. Infeksi CMV kongenital bisa
menjadi dd toksoplasma kehamilan, biasanya ditandai
dengan BBLR, tuli, dan mikrosefali. Namun, kalsifikasi
intrakranial biasanya terbatas pada periventrikel.
B. Analisa feses toksoplasma → Tidak dilakukan pada
toksoplasma
C. Apusan darah tepi toksoplasma → Tidak rutin dilakukan,
apusan darah tepi lebih sering dilakukan pada parasite
filariasis dan malaria.
E. Viral load HIV→ faktor resiko lebih mengarah ke
toksoplasma
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Wanita, 30 tahun G2P0A1
• Sebelumnya ada riwayat keguguran
• Suka memakan salda mentah, memakan daging
steak setengah matang, memelihara 10 kucing
kampung

Penunjang ??

Maka penunjang yang tepat pada kasus ini adalah

D. IgG dan IgM Toksoplasma


KEYWORDS

Wanita 35 tahun :
• Nyeri perut bawah
• Plano test (+)
• Fornix posterior menonjol, nyeri goyang serviks (+)
• TD 90/60
• USG : Cavum Douglas berisi cairan

Diagnosis?
JAWABAN

E. Kehamilan ektopik terganggu


PENJELASAN

Kehamilan Ektopik
Definisi : Kehamilan yang terjadi di luar rahim (uterus)
Faktor risiko :
Riwayat:
– operasi di daerah tuba dan/atau tubektomi
– kehamilan ektopik sebelumnya
– penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim/AKDR
– seksio sesarea sebelumnya
PENJELASAN

Predileksi Lokasi Implantasi


pada Kehamilan Ektopik
PENJELASAN

Kehamilan Ektopik Terganggu


Kehamilan Ektopik Kehamilan Ektopik Terganggu
Kehamilan
Gejala kehamilan awal (flek Kolaps dan kelelahan
Ektopik irregular, mual, pembesaran
Terganggu payudara, pembesaran abdomen)
(KET) Nyeri pada abdomen dan pelvis Denyut nadi cepat dan lemah
(110x/menit atau lebih)
→ KE yang
Hipotensi
mengalami Hipovolemia
ruptur menjadi Nyeri abdomen akut dan nyeri
perdarahan pelvis
masif dan nyeri Distensi abdomen

abdomen Pucat
PENJELASAN
Diagnosis KET
Diagnosis KET :
• Perdarahan pervagina (bercak hingga jumlah sedang)
• Kesadaran menurun atau pucat
• Hipotensi dan hipovolemia
• Nyeri abdomen dan pelvis
• Nyeri goyang porsio
• Serviks tertutup, cavum douglas menonjol

Pemeriksaan penunjang:
• Beta hCG : hasilnya meningkat (kehamilan +)
• USG → Lebih sensifit dan spesifik : USG transvaginal, hasil berupa
ditemukan cairan pada cavum doughlas
TATALAKSANA

Tatalaksana:
• UMUM
1. Resusitasi dengan cairan kristaloid 0.9% atau RL
(500 ml dalam 15 menit)
2. Segera Rujuk
• KHUSUS
1. Laparoskopi
2. Laparotomi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Adenitis akut → adalah istilah peradangan pada


kelenjar di tubuh, tidak spesifik
B. Radang panggul → nyeri pinggang, disertai dengan
demam, faktor risiko biasa berkaitan infeksi daerah
saluran kemih/reproduksi
C. Kehamilan ektopik → keluhan lebih ringan daripada
KET, biasanya hanya berupa perdarahan pervagina
minimal, dengan nyeri pada abdomen atau pelvis
D. Akut abdomen → umbrella term untuk nyeri regio
abdomen, belum tahu apa penyebabnya
KESIMPULAN

Jadi pada pasien dengan :


• Nyeri perut bawah
• Plano Test (+)
• Fornix posterior menonjol, nyeri goyang serviks (+)
• TD 90/60
• USG : Cavum Douglas berisi cairan

Maka diagnosisnya adalah :

E. Kehamilan ektopik terganggu


KEYWORDS

• Wanita, 23 tahun
• BAK bernanah 1 minggu
• Aktif berhubungan dengan suami
• Suami bekerja sebagai supir, jarang pulang ke rumah
• Gram: diplokokus gram negatif (+)
DIAGNOSIS >> Uretritis GO

Tatalaksana yang sesuai?

JAWABAN

C. Sefiksim 1x400mg dan Azitromisin 1x1gr


PENJELASAN

Uretritis GO
• Penyakit infeksi akibat bakteri Neisseria gonorrhoeae
• Host: manusia
• Gejala klinis: gejala ringan yaitu kencing nanah
• Komplikasi lokal: epididymitis, seminal vaskulitis dan
prostatitis
• Pemeriksaan
– Pewarnaan gram → kokus berpasangan di dalam dan luar sel
darah putih
– Thayer martin → koloni putih keabuan, mengkilap, dan cembung
– Enzyme immunoassay
– PCR
Alur tatalaksana

Sumber: Pedoman IMS, 2015


TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Sefiksim 1x 200 mg dan Azitromisin 1x 1000 mg dosis tunggal


→ dosis tidak tepat
B. Sefiksim 1x400mg dan Kanamisin 1x2gr → dosis tidak tepat
D. Sefiksim 1x400mg dan Azitromisin 2x1gr → dosis tidak tepat
E. Doksisiklin 2 x 200 mg selama 7 hari dan azitromisin 1x500
mg selama 3 hari → dosis tidak tepat
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Wanita, 23 tahun
• BAK bernanah 1 minggu
• Aktif berhubungan dengan suami
• Suami bekerja sebagai supir, jarang pulang ke rumah
• Gram: diplokokkus gram negatif (+)
DIAGNOSIS >> Uretritis GO

Maka, terapi yang tepat adalah


C. Sefiksim 1x400mg dan Azitromisin 1x1gr
KEYWORDS

• Pria, 30 tahun
• Luka pada kelamin sejak 2 minggu
• Nyeri (+)
• Promiskuitas (+)
• PF: ulkus dasar kotor, tepi bergaung
DIAGNOSIS >> Ulkus mole

Etiologi yang sesuai?


JAWABAN

B. Haemophilus ducreyi
PENJELASAN

Ulkus mole vs Ulkus durum


Ulkus mole
•Ulkus genitalis: nyeri, dasar kotor
•Etiologi: Hemophillus ducreyi

Sifilis (ulkus durum)


•Ulkus genitalis: tidak nyeri, dasar bersih
•Etiologi: Treponema pallidum
Pedoman IMS 2011 Depkes
Sumber: Pedoman IMS, 2015
PENJELASAN

Macam-macam Ulkus Genital


H. Ducreyi (Ulkus
Indikator Herpes simpleks Sifilis (Ulkus durum)
mole)
Masa inkubasi 2-7 hari 2-4 minggu 1-14 hari
Kecil, superfisial, Ukuran sedang,
Ukuran bervariasi,
permukaan halus, tepi superfisial, batas
Klinis ulkus profundal, tepi kasar,
eritematosa, Bentuk tegas, tepi meninggi,
bentuk ireguler
sirkular bentuk oval/ sirkular
Indurasi Tidak ada Padat Lunak
Nyeri Sangat nyeri Tidak nyeri Nyeri
Limfadenopati Bilateral, padat Bilateral, padat Unilateral, lembut
PENJELASAN
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Treponema pallidum → sifilis


C. Neisseria gonorrhoeae → uretritis GO
D. Chlamydia trachomatis → penyebab STI non-spesifik, gejala
dysuria dan pyuria
E. Trichomonas sp. → penyebab TV
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Pria, 30 tahun
• Luka pada kelamin sejak 2 minggu
• Nyeri (+)
• Promiskuitas (+)
• PF: ulkus dasar kotor, tepi bergaung
DIAGNOSIS >> Ulkus mole

Maka, etiologi kasus tersebut adalah


B. Haemophilus ducreyi
KEYWORDS
• Laki-laki 29 tahun
• Bercak kecoklatan di pelipis kiri sejak 5 tahun
• Gatal, nyeri (-) dan tidak membesar
• PA : melanosit dalam jumlah banyak terakumulasi
di area tautan dermo-epidermal junction

JAWABAN

B. Nevus pigmentosus
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
PENJELASAN

NEVUS PIGMENTOSUS
• = nevus melanositik
• Terjadi akibat proliferasi lokal melanosit
• PA : sel melanosit terakumulasi di area tautan dermo-
epidermal junction
• Klasifikasi
• Berdasarkan onset: nevus kongenital v.s. didapat (acquired)
• Berdasarkan gambaran histopatologi dan dermatoskopi
• Berdasarkan karakteristik klinis nevi → nevus atipikal
PENJELASAN

Jenis –Jenis nevus kongenital


PENJELASAN

Junctional nevus Dermal nevus Compound nevus Combined nevus

Kelompok sel nevus Kelompok sel nevi di Kelompok sel nevi ada di Satu lesi terdiri dari
pada perbatasan lapisan dermis. Berupa perbatasan dermis- dua jenis nevus yang
antara dermis dan papul, plak, atau epidermis, juga di dermis. berbeda– biasanya
epidermis. Permukaan nodul yang bertangkai. Di bagian tengah blue naevus dan
terdapat area yang
rata Permukaan dapat compound naevus.
menonjol, sementara
papilomatosa maupun sekitarnya rata dengan
halus kulit
TATALAKSANA

TATALAKSANA
1. Bedah pisau
2. Bedah listrik
3. Bedah laser
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Veruka vulgaris → kutil dengan permukaan verukosa


bersifat jinak
C. Keratosis seboroik → papul dengan permukaan
verukosa, berbatas tegas, terdapat kista-pseudohorn
D. Keratosis aktinik → nama lain keratosis seboroik
E. Melanoma maligna → tumor ganas kulit berhubungan
dengan UV, asimetris, irreguler, dan elevasi permukaan
lesi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki 29 tahun
• Bercak kecoklatan di pelipis kiri sejak 5 tahun
• Gatal, nyeri (-) dan tidak membesar
• PA : melanosit dalam jumlah banyak terakumulasi di area tautan
dermo-epidermal junction

Maka, diagnosis yang sesuai adalah:

B. Nevus pigmentosus
KEYWORDS
• Bayi 2 tahun
• Muncul bintik-bintik kecil pada punggung

JAWABAN

B. Miliaria Kristalina
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
KEYWORDS
• Bayi 2 tahun
• Muncul bintik-bintik kecil pada punggung

JAWABAN

B. Miliaria Kristalina
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed, , http://www.dermnetnz.org/lesions/moles.html
PENJELASAN
KEYWORDS

MILIARIA
• Blokade saluran keluar kelenjar keringat ekrin yang terjadi
akibat cuaca panas dengan kelembaban tinggi.
• Blokade → sekret kelenjar ekrin bocor ke lapisan kulit
sekitarnya.
• Karakteristik demografis:
• M. kristalina: bayi < 2 minggu; org dewasa yang sedang
demam
• M. rubra: bayi 1 – 3 minggu; org dewasa baru pindah ke iklim
tropis
PENJELASAN
KEYWORDS

Miliaria Kristalina → obstruksi di


stratum korneum
• Lesi berupa vesikel bergerombol
berukuran 1-2mm tanpa tanda
radang
• Tempat predileksi terutama pada
tempat tertutup pakaian
• Muncul terutama saat setelah
banyak berkeringat
• Umumnya tidak memberi
Water-drop appearance of the lesions
keluhan dan sembuh dengan sisik
yang halus
PENJELASAN
KEYWORDS

Miliaria Rubra → obstruksi di


epidermis yang lebih dalam
• Lebih berat dari miliaria
kristalina
• Terdapat pada badan yang
sering terkena tekanan atau
gesekan
• Lesi berupa papul merah
atau papul vesikular
ekstrafolikular
• Terasa sangat gatal dan
pedih
PENJELASAN
KEYWORDS

Miliaria Pustulosa → obstruksi


di stratum spinosum
• Bentuk dari miliaria rubra yang
terinfeksi
• Lesi berupa pustul (berisi
pus) dengan dasar
eritematosa
• Terasa sangat gatal dan
pedih
PENJELASAN
KEYWORDS

Miliaria Profunda → obstruksi di


dermoepidermal junction
• Biasanya timbul setelah miliaria
rubra, ditandai papul putih, keras
berukuran 1-3 mm
• Terutama pada badan dan
ekstremitas
• Lesi lebih banyak papul
dibandingkan vesikel
• Tidak gatal dan tidak terdapat
eritema
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Miliaria kristalina → asimptomatik, tidak perlu tatalaksana


khusus, self limited
• Topikal :
1. Bedak kocok kalamin + mentol/kamfer, 2x/ hari selama 1
minggu
2. Lanolin topikal atau bedak salisil 2% + mentol ¼ - 2% 2x/hari
1 minggu
• Sistemik :
1. Antihistamin sedatif : Klorfeniramin maleat 3 x 4 mg per hari
selama 7 hari atau cetirizin 1 x 10 mg per hari selama 7 hari
2. Antihitamin non sedatif : Loratadin 1 x 10 mg per hari selama
7 hari
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Veruka vulgaris → kutil dengan permukaan verukosa


bersifat jinak
C. Keratosis seboroik → papul dengan permukaan
verukosa, berbatas tegas, terdapat kista-pseudohorn
D. Keratosis aktinik → nama lain keratosis seboroik
E. Melanoma maligna → tumor ganas kulit berhubungan
dengan UV, asimetris, irreguler, dan elevasi permukaan
lesi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Bayi 2 tahun
• Muncul bintik-bintik kecil pada punggung

Maka, diagnosis yang sesuai adalah:

B. Miliaria Kristalina
KEYWORDS
• Laki-laki 30 tahun
• Lenting-lenting di punggung kiri 3 hari lalu
• Lenting dirasakan nyeri, panas dan gatal
• UUK : Vesikel bergerombol sesuai dermatom
unilateral

JAWABAN

A. Herpes zoster
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed
PENJELASAN

HERPES ZOSTER
Penyakit infeksi yang
disebabkan oleh reaktivasi
virus Varicella zoster
yang laten endogen di
ganglion sensoris radiks
dorsalis setelah infeksi
primer
PENJELASAN
KEYWORDS

KRITERIA DIAGNOSTIK - KLINIS

• Menyerang kulit dan mukosa


• Didahului gejala prodromal sebelum timbul erupsi kulit nyeri
dan parestesi di dermatom terkait, rasa gatal, parestesi,
panas, pedih, nyeri tekan, hiperestesi, hingga rasa ditusuk-
tusuk, gejala konstitusi seperti malaise, sefalgia, dan flu-like
symptoms
PENJELASAN
KEYWORDS

KRITERIA DIAGNOSTIK - KLINIS

• Diawali lesi makulopapular eritematosa


• 12-48 jam kemudian → vesikel berkelompok
(tersusun herpetiformis)
• Dasar kulit eritematosa dan edema.
• Vesikel berisi cairan jernih, kemudian menjadi keruh
• Terdistribusi unilateral, sesuai penjalaran dermatom
• Dapat menjadi pustul dan krusta dalam 7-10 hari.
• Krusta bertahan hingga 2-3 minggu
PENJELASAN
KEYWORDS

• Predileksi: Thoracic (>50%),


trigeminal (10–20%) lumbosacral
& cervical (10–20%)
• PF generalis: limfadenopati,
gangguan saraf (gangguan fungsi
sensoris/paralisis motorik)
• Pada herpes zoster oftalmika,
komplikasi dapat berupa
uveitis, keratitis, retinitis,
neuritis optik, glaukoma
KEYWORDS

GAMBARAN HERPES ZOOSTER


PENJELASAN
KEYWORDS

KRITERIA DIAGNOSTIK - KLINIS


BENTUK KHUSUS
1. Herpes zoster oftalmikus (HZO): keterlibatan nasosiliar infeksi VSV
pada cabang I n. trigeminal. Komplikasi: keratitis, uveitis,
konjungtivitis, retinitis, neuritis optik, glaukoma. INDIKASI RUJUK

2. Sindrom Ramsay-Hunt: keterlibatan n. fasialis & auditorius pada


infeksi VZV. Timbul gejala paralisis otot muka (paralisis Bell),
kelainan kulit, tinitus, vertigo, gangguan pendengaran, nistagmus dan
nausea, juga gangguan pengecapan. INDIKASI RUJUK
PENJELASAN
KEYWORDS

KRITERIA DIAGNOSTIK - KLINIS


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tzank test pada fase erupsi vesikel (tidak spesifik)
menunjukkan gambaran multinucleated giant cells / sel
Datia Berinti banyak

Tzank test: giant cell


TATALAKSANA
KEYWORDS

• Antivirus
1. Asiklovir
▪ Usia <12 tahun : 4x20 mg/kgBB selama 7 hari (tidak melebihi
3200 mg/hari)
▪ Usia >12 tahun & dewasa: 5x800 mg selama 7 hari
2. Valasiklovir 3x1000 mg (3x20 mg/kgBB) selama 7 hari
• Antivirus paling efektif diberikan dalam 24 jam pertama pasca lesi
muncul
• Antivirus diberikan tanpa melihat waktu lesi pada usia >50 tahun, risiko
NPH, HZO, Ramsay-Hunt, immunocompromised, lesi generalisata
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Simptomatik → Parasetamol / NSAID


• Topikal → bedak salisil 2% untuk mencegah vesikel pecah,
lotio calamin untuk mengurangi nyeri dan gatal
• Krim anti-septik & kompres pada vesikel yang pecah
• HZO → Antivirus 10 hari, rujuk Sp. M
• Ramsay-Hunt → Antivirus 7-14 hari + prednison 40-60
mg/hari selama 1 minggu, rujuk Sp. THT
PENJELASAN
KEYWORDS
KOMPLIKASI
• Delayed contralateral hemiparesis
• Vaskulopati pada sistem saraf pusat
• Minggu – bulan (rerata 7 minggu) setelah episode zoster
pada N. trigeminal cabang I
• VZV ekstensi langsung sepanjang cabang intrakranial N. V
→ mencapai akses ke SSP dan menginfeksi arteri serbral
• Nyeri kepala + hemiplegi. Workup: arteriografi
• Post herpetic neuralgia
• Nyeri yang menetap hingga 3 bulan setelah erupsi kulit
menyembuh
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Varisela Zoster → virus penyebab varisela


C. Impetigo bulosa → infeksi bakteri dengan
gambaran bula hipopion
D. Herpes simpleks → vesikel berkelompok
ditemukan di orofacial atau genital
E. Pemfigoid bullosa→ Bula tegang, nikolsky (-),
usia> 60 tahun, autoimun
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun
• Lenting-lenting di punggung kiri 3 hari lalu
• Lenting dirasakan nyeri, panas dan gatal
• UUK : Vesikel bergerombol sesuai dermatom unilateral

Maka, diagnosa yang tepat adalah

A. Herpes zoster
KEYWORDS

• Anak ,10 tahun


• Gatal 1 minggu lalu terutama malam hari
• Teman sekamar mengalami hal serupa
• Gatal pada area sela-sela jari

JAWABAN

E. Terapi dapat diberikan gameksan 1%


dioleskan selama 10 menit
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
PENJELASAN

Skabies
• Sinonim: gudik, budukan, gatal agogo
• Etiologi: Sarcoptes scabiei
• Gejala klinis → 2 dari 4 tanda
kardinal:
• Pruritus nocturna
• Menyerang sekelompok orang
• Ditemukan terowongan/ kunikuli
• Ditemukan tungau
• UKK: Lesi berupa papul, vesikel
eritematosa.
PENJELASAN

Skabies
• Pemeriksaan penunjang:
• Congkel papul di ujung terowongan → taruh di kaca objek → lihat
dengan mikroskop
• Menyikat kulit → tamping di kertas putih → lihat dengan kaca
pembesar
• Biopsi irisan → lihat dengan mikroskop
• Biopsi eksisional → periksa dengan pewarnaan HE
• Burrow ink test → melihat kanalikuli

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


PENJELASAN Tatalaksana
1. Permetrin 5% (dapat membunuh seluruh stadium tungau)
• dioleskan : 8 jam → dicuci bersih.
• Bila belum sembuh, diulang 1 minggu kemudian.
• Kontraindikasi: anak kurang dr 2 bulan
2. Sulfur presipitatum 5-10%
• dioleskan 3x24 jam;
• tidak efektif untuk stadium telur sehingga harus digunakan >3 hari (3 malam
berturut-turut)
3. Emulsi benzil benzoas 10-20%:
• efektif untuk semua stadium,
• diberikan malam hari selama 3 hari selama 24 jam penuh
• sulit ditemukan

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


PENJELASAN Tatalaksana
4. Gameksan (Lindane) 1%:
• efektif untuk semua stadium,
• Kontraindikasi: anak <6 tahun dan wanita hamil,
efek neurotoksik dan teratogenik.
• Oles selama 8 jam. Cukup sekali pemakaian, dapat
diulang 1 pekan setelahnya jika belum sembuh
5. Krim krotamiton 10% dioleskan selama 8 jam pada
hari ke-1,2,3, dan 8.

Sumber : PERDOSKI 2017, FITZPATRICK Ed 8


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Disebabkan oleh Sarcoptes scabiei → Benar


B. Salah satu tanda kardinalnya berupa keluhan muncul saat
malam hari → Benar
C. Dapat dilakukan pemeriksaan burrow ink test untuk
melihat kanalikuli → Benar
D. Terapi dapat diberikan permetrin 5% dioleskan selama 8
jam → Benar

Penjelasan sudah tertera di slide


KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Anak ,10 tahun
• Gatal 1 minggu lalu terutama malam hari
• Teman sekamar mengalami hal serupa
• Gatal pada area sela-sela jari

DIAGNOSIS → SKABIES

Maka, pernyataan yang salah adalah:


E. Terapi dapat diberikan gameksan 1%
dioleskan selama 10 menit
KEYWORDS

• Perempuan, 19 tahun
• Rambut rontok sejak 1 bulan yang lalu.
• Saat ini Menjalani kemoterapi
• Pemeriksaan fisik → rambut tipis difus dan mudah patah

JAWABAN

A. Anagen effluvium
Anagen effluvium | DermNet NZ
PENJELASAN

ANAGEN EFFLUVIUM
• Definisi
• Lepasnya rambut pada anagen /
fase pertumbuhan rambut
• Predileksi area kepala, alis,
ketiak, dan area genital
• Penyebab→ umumnya obat-
obatan berupa agen
kemoterapi, kolkisin dan
siklosprorin, methotrexate
PENJELASAN

ANAGEN EFFLUVIUM

Hilangnya rambut akibat obat


kemoterapi
PENJELASAN
ANAGEN EFFLUVIUM
Pemeriksaan penunjang Tatalaksana
• Akar rambut ditutupi oleh pembungkus
panjang dan tebal
• Minoksidil topikal
• Scalp hipotermi →
mendinginkan kepala untuk
mencegah lepasnya rambut
• Rambut palsu
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Alopecia areata → autoimun, exclamation


hair (+), pola kebotakan coin-sized (pitak)
C. Alopecia androgenik → pola kebotakan
area temporal
D. Telogen effluvium → ada stressor
kerja/ujian , hair pull test (+)
E. Dermatitis seboroik → skuama kekuningan,
predileksi kulit kepala dan wajah
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Perempuan, 19 tahun
:• Rambut rontok sejak 1 bulan yang lalu.
• Saat ini Menjalani kemoterapi
• Pemeriksaan fisik → rambut tipis difus dan mudah patah

Maka, diagnosis pada pasien adalah

A. Anagen effluvium
KEYWORDS

• Laki-laki, 20 tahun
• Bercak kemerahan pada perut, dada, punggung, tangan
dan kaki; gatal (+)
• Riwayat konsumsi obat cefadroxil dan parasetamol
• PF→ lesi makulopapular eritematosa tersebar diffuse
dan simetris.
JAWABAN

E. Exanthematous drug eruption


Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
PENJELASAN

Exanthematous drug eruption / Erupsi obat


morbiliform atau makulopapular
• Bentuk erupsi obat paling sering
• Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV
• Etiologi : obat antibiotik, antinyeri NSAID, antijamur
• FR : riwayat atopi, riw.alergi obat sebelumnya, alergi terhadap alergen lain
• Manifestasi klinis :
• Ruam muncul di badan → menyebar ke lengan dan kaki ; bilateral simetris
• Paling sering : plak eritematosa besar yang terdiri dari papul-papul berkonfluensi
TATALAKSANA

Exanthematous Drug Eruption / Erupsi Obat


Morbiliform Atau Makulopapular
TATALAKSANA
1. Kortikosteroid sistemik : prednison tab 30 mg/hari
dibagi 3 dosis selama 1 minggu
2. Antihistamin sistemik :
• Cetirizin 2 x 10 mg / hari selama 7 hari
• Loratadin 10mg/hari selama 7 hari
3. Topikal : bedak salisilat 2% dan antipruritus (mentol 0,5-1%)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Erithroderma → dermatitis eksfoliatif, eritema universalis


(90-100%), disertai skuama, demam (+)
B. Pustular drug eruption → Acute generalized
exanthemaous pustulosis (AGEP): demam, pustule multiple
di atas kulit eritema, konsumsi obat
C. Fixed drug eruption → muncul di tempat yang sama,
hipersensitivitas tipe 2
D. Drug hypersensitivity syndrome → demam tinggi, erupsi
morbiliformis, hematological abnormalities, limfadenopati
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 20 tahun
:• Bercak kemerahan pada perut, dada, punggung, tangan dan kaki;
gatal (+)
• Riwayat konsumsi obat cefadroxil dan parasetamol
• Pemeriksaan fisik → lesi makulopapular eritematosa tersebar
diffuse dan simetris.

Maka, diagnosis yang tepat pada pasien adalah

E. Exanthematous drug eruption


KEYWORDS

• Perempuan, 21 tahun
• Kulit kering, gatal (+) area kaki dan tangan
• Keluhan sejak kecil dan Ibu pasien menderita asma
• PF → Hiperlinear palmar dan Dennie-Morgan folds

Diagnosis → DERMATITIS ATOPIK

JAWABAN

C. Kulit kering
Sumber : Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FKUI; Panduan pelayanan medis PERDOSKI 2011
PENJELASAN

Dermatitis Atopi Inflamasi kulit kronis dan residif


/ Atopic Eczema
Tampilan klinis
• Gejala utamanya adalah gatal, kulit kering, dan
tanda radang (terutama eritema)
• Bentuknya polimorfik, bergantung pada fase:
Akut, Subakut, Kronis
• Area predileksi berbeda pada kelompok usia
berbeda
• Lebih sering pada bayi dan anak
• Sering disertai rinitis alergi dan asma (riwayat
atopi) → pada diri sendiri maupun keluarga
PENJELASAN

KRITERIA DIAGNOSTIK DERMATITIS ATOPIK


Hanifin and Rajka
Kriteria mayor (HARUS ADA 3) Kriteria minor (tiga atau lebih)
1. Pruritus 1. Xerosis, fisura periaurikular
2. Morfologi dan distribusi lesi: 2. Hiperlinearitas palmaris, garis Dennie-
• Wajah dan ekstensor pada
Morgan
bayi
• Likenifikasi fleksural pada
3. IgE reaktif (peningkatan kadar di serum,
dewasa RAST dan uji kulit positif)
• Dermatitis kronik atau kronik 4. Dermatitis di daerah palmo-plantar, kulit
residif kepala, puting susu
• Riwayat atopi keluarga (asma, 5. Kheilitis, keratosis pilaris, ptiriasis alba
rinitis alergi, dermatitis atopik) 6. White dermographism
7. Katarak dan keratokonus
PENJELASAN

Klasifikasi Dermatitis Atopi


• Dermatitis atopi tipe infantil (2 bulan - 2 tahun)
–Lesi akut: Eritema dengan papul dan vesikel
yang halus, eksudatif (basah) → menjadi krusta
–Predileksi: pipi, leher, ekstremitas sisi
ekstensor

• Dermatitis atopi tipe anak (2 – 12 tahun)


–Lesi subakut – kronis: Lesi lebih kering, papuler,
ada sedikit likenifikasi dan skuama. Ekskoriasi
dan erosi tampak prominen
–Predileksi: lipat siku, lipat lutut, pergelangan
tangan bagian fleksor → dapat meluas.
PENJELASAN

Klasifikasi Dermatitis Atopi

• Dermatitis atopi remaja dan dewasa (>


12 tahun)
–Lesi kronis: Plak papular eritematosa
dengan likenifikasi yang lebih jelas;
hiperpigmentasi dan hyperkeratosis
(skuama)
–Predileksi: ekstensor ekstremitas dan
tengkuk
• Penunjang : eosinophilia/ IgE ↑
TATALAKSANA

Tatalaksana dermatitis atopik


• Medikamentosa: Terapi topikal
• Steroid topikal (2x/hari maks 2 minggu)
1. Anak: potensi lemah s.d. sedang (kompres dulu untuk lesi basah)
• Kulit kepala : krim desonid 0,05% atau fluocinolone acetonid 0,025%
• Likenifikasi dan hiperpigmentasi : krim betametason valerat 0,1% atau
mometason furoat 0,1%
2. Dewasa: potensi sedang s.d. kuat
• Inhibitor kalsineurin: pimekrolimus cream 1%; tacrolimus oint 0,03%;
tacrolimus oint 0,1%
• Emolien: Pelembab dengan krim hidrofilik urea 10%; pakai emolien
4x/hari yang kaya seramida
TATALAKSANA

• Medikamentosa: Sistemik
• Antihistamin: yg sedatif lebih dianjurkan pada anak. Bersifat
sebagai adjuvant
Hanya bila gatal sangat mengganggu
1. CTM 3 x 4 mg / hari maksimal 2 minggu atau
2. Cetirizine 1 x 10 mg/hari selama maksimal 2 minggu
3. Loratadin 1 x 10 mg/ hari selama maksimal 2 minggu
• Antibiotik bila ada infeksi sekunder
• Steroid: hanya pemberian singkat
• Imunosupresan lain: siklosporin A, mofetil mikofenolat,
metotreksat, dan azatioprin
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gatal → Kriteria mayor


B. Dermatitis kronik-residif → Kriteria mayor
D. Lesi likenifikasi pada daerah flexi →
Kriteria mayor
E. Riwayat atopi pada keluarga→ Kriteria
mayor
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Perempuan, 21 tahun
:• Kulit kering, gatal (+)
• Keluhan sejak kecil dan Ibu pasien menderita asma
• PF → Hiperlinear palmar dan Dennie-Morgan folds

Diagnosis → DERMATITIS ATOPIK


Maka, yang termasuk dalam kriteria minor Hanifin-Rajka adalah

C. Kulit kering
KEYWORDS

• Laki-laki, 25 tahun
• Lenting pada wajah, nyeri (+), gatal (+)
• Muncul ketika pasien bangun tidur
• Vesikel bergerombol membentuk garis diagonal pada
area dahi

JAWABAN

D. Dermatitis venenata
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
PENJELASAN
KEYWORDS

Dermatitis Venenata
• Definisi : Merupakan dermatitis kontak iritan yang disebabkan oleh toksin
tomcat (paederin)
• Etiologi : Paederus fuscipes
• Gejala : Plak eritema yang tersusun secara linier (tidak dermatomal),
kemudian muncul vesikel yang berubah menjadi pustul atau bula, terasa
nyeri seperti terbakar. Kissing lesion khas ditemukan pada fleksura
• Tatalaksana : Kompres PK 0,01%, steroid topikal tergantung lokasi (desonid
0,05% atau betametason valerat krim 0,1% atau mometason furoat krim 0,1%),
antihistamin jika perlu
PENJELASAN
• Tinggal pada area lembab dan tertarik pada
cahaya fluoresens.
• Tidak menggigit ataupun menyengat → lesi
timbul akibat cairan perut (coelomic fluid):
keluar karena serangga remuk tertindih
• Manifestasi klinis :
– < 24 jam pasca-paparan
– Kasus ringan: eritema minimal
– Kasus sedang: eritema berubah jadi vesikel
dan bula → tahapan “skuamosa”: bula pecah
dan mongering (dalam 1 minggu)
– Morfologi: linear
PENJELASAN

Kissing Lesion di fleksura Lesi linier


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Dermatitis kontak alergi → riwayat atopi (+)


B. Herpes zooster → lesi sesuai alur
dermatom
C. Herpes Simpleks → riwayat seks bebas (+)
lenting pada kemaluan/mulut
E. Insect bite→ Punctum/lesi nekrotik(+)
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 25 tahun
:• Lenting pada wajah, nyeri (+), gatal (+)
• Muncul ketika pasien bangun tidur
• Vesikel bergerombol membentuk garis diagonal pada
area dahi

Maka, diagnosis yang paling mungkin adalah

D. Dermatitis venenata
KEYWORDS

• Perempuan, 50 tahun
• Hidung tersumbat sejak 4 bulan yang lalu
• Riwayat menggunakan obat hidung selama 6 bulan

JAWABAN

B. Rhinitis medikamentosa
Sumber : Buku THT UI, Basic Otorhinolaryngology, Rudolf
PENJELASAN
KEYWORDS
Rhinitis Medikamentosa

• Gangguan respons normal vasomotor hidung akibat pemakaian


vasokonstriktor topikal (dekongestan intranasal; kokain
intranasal) lama dan berlebihan (efek rebound)
• Dekongestan nasal berupa agen simpatomimetik (pseudoefedrin,
amfetamine, fenilefrin, efedrin, benzedrin) atau dapat juga disebabkan
golongan imidazoline (oxymetazoline, xylometazoline, naphazoline,
clonidine)
• Benzalkonium chloride (anti-mikroba) dilaporkan dapat mencetuskan
rhinitis medikamentosa meskipun masih kontroversial
PENJELASAN
KEYWORDS

Rhinitis Medikamentosa
• Gejala
• Hidung tersumbat terus menerus
• Edema / hipertrofi konka, tidak berkurang
dengan tampon adrenalin
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Stop pemakaian topikal vasokonstriktor


• Penggunaan topikal vasokonstriktor yang direkomendasikan
maksimal HANYA 1 minggu
• Irigasi hidung
• Untuk mengatasi rebound congestion:
• Kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek (Prednison) tapering
off 5 mg/hari (start 40 mg) DAN kortikosteroid topikal 2 minggu untuk
mengembalikan fisiologis mukosa hidung
• Simptomatik berupa antihistamin dan/atau dekongestan oral
(biasanya mengandung pseudoefedrin)
TATALAKSANA
KEYWORDS
PENJELASAN
KEYWORDS
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Rhinitis vasomotor → Hidung tersembat 1 sisi,


ada faktor pemicu (cth; bau menyengat)
C. Rhinitis alergika → riwayat atopi (+)
D. Sinusitis kronik → Nyeri tekan (+)
E. Rhinosinusitis → Nyeri tekan (+)
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Perempuan, 50 tahun
:• Hidung tersumbat sejak 4 bulan yang lalu
• Riwayat menggunakan obat hidung selama 6 bulan

Maka, diagnosis yang sesuai adalah

B. Rhinitis medikamentosa
KEYWORDS

• Laki-laki, 40 tahun,
• Gangguan pendengaran sejak 1 bulan terakhir
• Pemeriksaan otoskopi →

JAWABAN

A. Timpanosklerosis
Sumber : Basic Otorhinolaryngology, Rudolf
PENJELASAN

Timpanosklerosis
• Kondisi dimana membran timpani menjadi putih terang
karena deposisi kalsium yang terbentuk pada membran
timpani
• Kelainan terbatas pada membran timpani
• Akibat degenerasi matrik hyaline submucosa pada
membrane timpani dan telinga tengah
• Membran timpani menjadi menebal, lebih keras, dan
kehilangan fleksibilitas dan transparansi → penurunan
pendengaran
TATALAKSANA

Tata Laksana Timpanosklerosis


•Operasi untuk memperbaiki membran
timpani (hanya dilakukan jika gangguan
pendengaran cukup berat) →
menghilangkan bagian sklerotik dari
membran timpani
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kolesteatoma→ kista epitelial yang


berisi deskuamasi epitel pada OMSK
maligna
C. Otomikosis → infeksi jamur pada
telinga, putih pada liang telinga
D. Otitis media supuratif kronik → keluar
cairan dari telinga, membran timpani
perforasi
E. Timpanosikatriks→ terbentuknya
jaringan parut pada MT, diakibatkan
trauma/perforasi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 40 tahun,
:• Gangguan pendengaran sejak 1 bulan terakhir
• Pemeriksaan otoskopi →

Maka, diagnosis yang sesuai adalah

A. Timpanosklerosis
KEYWORDS

• Anak, 15 tahun
• Mimisan saat sedang bermain
• Riwayat hidung menabrak pintu mobil
• Pemeriksaan rhinoskopi anterior → konka hiperemis, darah
(+)
• PND (-)

JAWABAN

A. Epistaksis anterior
Sumber : www.entnet.org/ClinicalPracticeGuidelineEpistaxis
PENJELASAN
KEYWORDS
EPISTAKSIS

• Kegawatan THT
• Berdasarkan sumber perdarahan, dibagi menjadi:
• Epistaksis anterior → biasanya ringan, dari pleksus
Kisselbach atau a. etmoidalis anterior
• Epistaksis posterior → biasanya lebih hebat, jarang berhenti
sendiri, dari a.etmoidalis posterior atau a. sfenopalatina
• Sering terjadi pada pasien dengan hipertensi, arteriosklerosis,
atau penyakit kardiovaskular
PENJELASAN
PENJELASAN
KEYWORDS

TATALAKSANA EPISTAKSIS

• Epistaksis anterior pada anak: tersering karena digital trauma


dari jari (perdaraan dari plexus Kiesselbach)
• Epistaksis rekuren pada remaja laki-laki, disertai gejala
obstruksi nasal → curigai Juvenile Angiofibroma →
nasoendoskopi
• Epistaksis posterior → workup kelainan sistemik (hipertensi,
gangguan koagulasi, konsumsi antiplatelet dsb)
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Tentukan sumber perdarahan (tampon adrenalin, lalu


identifikasi sumber perdarahan)
• Anterior → biasanya berhenti sendiri
• Tekan hidung dari luar 10-15 menit
• Kaustik AgNO3 25-30% lanjut krim antibiotik
• Tampon anterior dari kassa dan vaselin/salep
antibiotik (2-4 buah) selama 2 x 24 jam
• Posterior → tampon Bellocq selama 2-3 hari
• Rawat inap karena resiko hipoventilasi &
desaturasi
TATALAKSANA

Menghentikan Perdarahan
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kanker nasofaring → riw merokok, tanda


keganasan (+)
C. Angiofibroma juvenile → epistaksis berulang pada
anak-anak
D. Epistaksis posterior → berkaitan dengan
hipertensi, kardiovaskular, dan sulit berhenti
E. Deviasi septum → ada keluhan hidung
tersumbang satu sisi berulang
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Anak, 15 tahun
•: Mimisan saat sedang bermain
• Riwayat hidung menabrak pintu mobil
• Pemeriksaan rhinoskopi anterior → konka hiperemis,
darah (+)
• PND (-)
Maka, diagnosis yang sesuai adalah

A. Epistaksis anterior
KEYWORDS

• Laki-laki, 29 tahun
• Hidung kiri terasa penuh, mimisan (+)
• Riwayat hidung ditonjok oleh temannya.
• Pemeriksaan fisik → hidung kiri lebih sempit dibandingkan
dengan hidung kanan, massa (-)

JAWABAN

B. Deviasi septum
Sumber : Basic Otorhinolaryngology, Rudolf
PENJELASAN
KEYWORDS

DEVIASI SEPTUM
• Dapat ditemukan pada kelainan perkembangan atau trauma
• Seringkali asimptomatik → tidak membutuhkan terapi
• Obstruksi nasal →
predisposisi sinusitis
PENJELASAN
KEYWORDS

DEVIASI SEPTUM
Gejala
• Obstruksi nasal
• Epistaxis
• Nyeri pada wajah
• Sakit kepala
• Napas bersuara
PENJELASAN
KEYWORDS

DEVIASI SEPTUM
Tatalaksana
• Septoplasty
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Abses septum → pembentukan pus pada


kartilago/tulang septum akibat trauma hidung
C. Sinusitis → nyeri tekan sinus
D. Vestibulitis → infeksi pada vestibulum nasal,
seringkali akibat dikorek
E. Polip nasi → massa putih keabuan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, 29 tahun
•: Hidung kiri terasa penuh, mimisan (+)
• Riwayat hidung ditonjok oleh temannya.
• Pemeriksaan fisik → hidung kiri lebih sempit
dibandingkan dengan hidung kanan, massa (-)

Maka, diagnosis yang sesuai adalah

B. Deviasi septum
KEYWORDS

• Anak, 6 tahun
• Nyeri pada telinga. demam (+)
• Riwayat batuk pilek sejak 5 hari yang lalu
• Pada PF: suhu 38,8oC, membran timpani hiperemis dan
tampak menonjol

JAWABAN

C. Otitis media akut fase supurasi


Sumber : Otolaryngology—Head and Neck Surgery.,Basic Otorhinolaryngology, Rudolf
PENJELASAN
KEYWORDS

OTITIS MEDIA AKUT


• Peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba Eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid
• Umumnya pada anak, karena bentuk tuba yang lebih pendek dan mendatar
• Etiologi: S. pneumnia, H. influenza, Respiratory syncytial virus
• Predisposisi: ISPA
• OMA vs OME
• OMA: lebih akut, tanda inflamasi dominan
• OME: umumnya asimptomatik, dominan gejala gangguan pendengaran
PENJELASAN
KEYWORDS

OMA : Tanda dan Gejala


• Demam, iritabel, anak
rewel, nyeri telinga
(otalgia), ear tugging,
muntah, rhinitis, tidak
mau makan
• PF: membran timpani
eritema/bulging/jika
terjadi otorrhea mungkin
didapatkan perforasi,
refleks cahaya (-)
PENJELASAN
KEYWORDS

Stadium OMA
Oklusi

• Gambaran retraksi membran timpani, membran timpani kadang berwarna keruh pucat

Hiperemis/Pre-Supurasi

• Pembuluh darah melebar di membran timpani/membran timpani hiperemis

Supurasi

• Edema hebat pada mukosa telinga tengah


• Eksudat purulen di kavum timpani → membuat membran timpani menonjol (bulging) ke arah liang
telinga
• Sangat nyeri, suhu dan nadi meningkat
PENJELASAN

Membran timpani perforasi


PENJELASAN
KEYWORDS
Stadium OMA
Perforasi

• Ruptur membran timpani


• Nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke liang telinga
• Anak menjadi tenang dan dapat tidur nyenyak
• Suhu dan nadi turun

Resolusi

• Bila membran timpani tetap utuh: membran timpani perlahan


kembali normal
• Bila membran timpani ruptur: sekret berkurang sampai kering,
kemudian membran timpani kembali terbentuk
TATALAKSANA
STADIUM TATALAKSANA

OKLUSI • Anak :
< 12 tahun: obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam NaCl
> 12 tahun: obat tetes hidung HCl 1% dalam NaCl
• Antibiotik sesuai indikasi

PRESUPURASI • Antibiotik:
1) Ampisilin 50-100 mg/kg BB/4 dosis/hari
2) amoksisilin 25-50 mg/kg BB/3 dosis/hari
3) eritromisin 40 mg/kg BB/4 dosis/hari
• Obat tetes hidung (sama dengan oklusi)
• Analgetik

SUPURASI Miringotomi + Antibiotik

PERFORASI Cuci telinga H2O2 3% 3 x 4 tetes (3-5 hari) + Antibiotik (ofloxacin 2x/hari 5-10 tetes (maks 2
minggu)
RESOLUSI Antibiotik dilanjutkan hingga 3 minggu jika sekret masih aktif
TATALAKSANA

MIRINGOTOMI
• Adalah tindakan insisi pada
pars tensa membran timpani,
agar terjadi drainase sekret dari
telinga tengah
• Dilakukan secara a-vue, lokasi
di postero-inferior
PENJELASAN
KEYWORDS

OMA : KOMPLIKASI
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Otitis media akut fase oklusi→ membran timpani


retraksi
B. Otitis media akut fase presupurasi → membran
timpani hiperemis
D. Otitis media akut fase perforasi → membran
timpani perforasi , cairan (+)
E. Otitis media akut fase resolusi → Demam (-),
membran timpani perlahan membaik, cairan ↓
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Anak, 6 tahun
•: Nyeri pada telinga. demam (+)
• Riwayat batuk pilek sejak 5 hari yang lalu
• Pada PF: suhu 38,8oC, membran timpani hiperemis dan
tampak menonjol

Maka, diagnosis yang sesuai adalah

C. Otitis media akut fase supurasi


KEYWORDS

• Laki-laki, usia 40 tahun


• Penurunan pendengaran pada telinga kanan sejak 1 hari
yang lalu, suara berdenging dan terasa penuh
• Pemeriksaan otoskop serumen menutupi telinga kanan

Diagnosis → Tuli konduktif ec serumen obturans

JAWABAN

D. Memanjang di kanan
Sumber : Buku THT UI
PENJELASAN

GANGGUAN PENDENGARAN
• Tuli konduktif terjadi akibat kelainan telinga
luar, seperti infeksi, serumen atau kelainan
telinga tengah seperti otitis media atau
otosklerosis
• Tuli sensorineural melibatkan kerusakan
koklea atau saraf vestibulokoklear.
PENJELASAN
KEYWORDS
Serumen
• Hasil produksi kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa,
epitel kulit yang terlepas, dan partikel debu
• Dipengaruhi faktor keturunan, iklim, usia, keadaan
lingkungan
• Serumen prop: serumen menumpuk dan
menggumpal → menimbulkan tuli konduktif
• Terjadi terutama bila telinga masuk air → serumen
mengembang → rasa tertekan dan gangguan pendengaran
PENJELASAN
KEYWORDS

Uji Pemeriksaan Penala


• Uji Rinne
• Positif jika kembali terdengar saat garputala
dipindahkan ke depan liang telinga.
• Normal: positif
• Tuli sensorineural: positif
• Tuli konduktif: negatif
PENJELASAN
KEYWORDS

Uji Pemeriksaan Penala


• Uji Schwabach
• Membandingkan dengan pemeriksa.
• Menggetarkan garputala 512 Hz, kaki garputala
diletakkan di tulang mastoid telinga yang diperiksa.
Setelah suara hilang, garputala dipindahkan ke tulang
mastoid pemeriksa.
• Lakukan sebaliknya, kaki garputala diletakkan di tulang
mastoid pemeriksa terlebih dahulu, kemudian
dipindahkan ke tulang mastoid telinga yang diperiksa.
PENJELASAN
KEYWORDS

Uji Pemeriksaan Penala


• Uji Schwabach
• Memanjang jika tetap terdengar setelah pemeriksa tidak
mendengar → pada pemeriksaan
• Memendek jika sudah tidak terdengar tetapi pemeriksa
masih mendengar → pada pemeriksaan
Normal: sama dengan pemeriksa
• Tuli sensorineural: memendek
• Tuli konduktif: memanjang
PENJELASAN
KEYWORDS

Uji Pemeriksaan Penala


• Uji Weber
• Menggetarkan garputala 512 Hz, kaki garputala diletakkan
di garis tengah kepala atau wajah (biasanya dahi).
• Ditanyakan pada telinga mana yang terdengar lebih keras.
• Normal: tidak ada lateralisasi (sama keras di kedua telinga)
• Tuli sensorineural: lateralisasi ke telinga sehat (telinga sakit
mendengar lebih lemah)
• Tuli konduktif: lateralisasi ke telinga sakit (telinga sakit
mendengar lebih keras)
PENJELASAN
KEYWORDS
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Lateralisasi ke telinga kanan → Salah


B. Lateralisasi ke telinga kiri → sudah
C. Lateralisasi ke telinga kanan dan kiri → sudah
E. Memendek di kanan → sudah
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Laki-laki, usia 40 tahun
•: Penurunan pendengaran pada telinga kanan sejak 1 hari
yang lalu, suara berdenging dan terasa penuh
• Pemeriksaan otoskop serumen menutupi telinga
kanan
Diagnosis → Tuli konduktif ec serumen obturans
Maka, diagnosis yang sesuai adalah

D. Memanjang di kanan
KEYWORDS

• Posyandu
• Anggota 5 kader
• Pencapaian kinerja >50%.
• Kegiatan setiap 3 bulan sekali.
• Belum mendapat pendanaan

JAWABAN

A. Posyandu pratama
Sumber : PERDOSKI 2017, Fitzpatrick 8ed,
PENJELASAN

JENIS – JENIS POSYANDU


Kader Posyandu, Cakupan Program Tambahan
Jenis
Penyelenggaraan Program Wajib dan Dana Sehat

Pratama (Merah) <5


<50% Tidak ada
Madya (Kuning)

Purnama (Hijau) ≥5, terselenggara >8 kali/tahun Ada, <50%


>50%
Mandiri (Biru) Ada, >50%
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Posyandu Mandiri → salah, penyelenggaran > 8


kali/tahun, ada dana tambahan >50%
C. Posyandu Madya → salah, penyelenggaran >8
kali/tahun, cakupan program <50%
D. Posyandu Purnama → salah, penyelenggaran > 8
kali/tahun, cakupan program 50%, dana sehat <50%
E. Posyandu Paripurna → tidak ada istilah ini
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus


• Posyandu
: • Anggota 5 kader
• Pencapaian kinerja >50%.
• Kegiatan setiap 3 bulan sekali.
• Belum mendapat pendanaan

Maka, posyandu tersebut adalah

A. Posyandu pratama
KEYWORDS

• Dr Dafi sedang menjalankan program untuk pasien-


pasien OA pasca operasi.
• dr. Dafi ingin pasien OA pasca operasi yang sulit
beraktifitas dapat mengoptimalisasikan fungsi
tubuhnya

JAWABAN

E. Rehabilitasi
5 tingkat pencegahan menurut
Leavell dan Clark
• Pencegahan primer
1. Peningkatan derajat kesehatan (health promotion)
2. Perlidungan khusus (specific protection)
• Pencegahan sekunder
3. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis
and prompt treatment)
4. Pembatasan cacat (disability limitation)
• Pencegahan tertier
5. Rehabilitasi (rehabilitation)
Levels of Prevention
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Promosi kesehatan
B. Perlindungan spesifik
C. Diagnosis dini dan pengobatan yang sesuai
D. Pembatasan kecacatan

Jawaban yang lain tidak tepat


KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus:


• Dr Dafi sedang menjalankan program untuk pasien-
pasien OA pasca operasi.
• dr. Dafi ingin pasien OA pasca operasi yang sulit
beraktifitas dapat mengoptimalisasikan fungsi
tubuhnya

Maka, tingkat pencegahan yang dilakukan adalah

E. Rehabilitasi
KEYWORDS

• Pasien perempuan usia remaja menolak dilakukan


pemeriksaan oleh dokter karena merasa malu
• Kebanyakan pasien meminta dokter yang berjenis
kelamin perempuan untuk menanyakan keluhannya.

JAWABAN

C. Gender barrier
PENJELASAN

PENGHALANG KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN


Physical Lingkungan yang terlalu ramai di bangsal sehingga Penghalang yang sifatnya
memengaruhi fokus pasien terhadap penjelasan dokter. fisik
Barrier Tempat duduk dokter terlalu jauh dengan pasien

Cultural Dokter yang berasal dari daerah yang relatif menggunakan bahasa Perbedaan budaya dalam
halus berhadapan dengan pasien yang memiliki budaya berkata hal penyampaian dan cara
Barrier "ceplas-ceplos" berkomunikasi

Language / Pengadaan bakti sosial di Jawa Barat dilakukan oleh tenaga medis Perbedaan jenis bahasa,
dan paramedis yang tidak memahami bahasa Sunda tata bahasa, dialek, serta
Semantic Dokter yang menggunakan istilah "Pak, keadaan paraplegia yang jargon/istilah medis
Barrier Bapak alami merupakan gejala pada Caisson Disease yang dikenal
dengan penyakit decompression syndrome"

Perceptual Pasien hendak bertanya kepada dokter dengan berkata, "Dokter, Dugaan/persepsi pasien
saya ingin bertanya.", lalu Dokter memalingkan perhatian dan yang belum tentu sama dan
Barrier menatap pasien, yang dipersepsikan pasien bahwa Dokter "galak" benar
dan pasien tidak jadi bertanya.
PENJELASAN

PENGHALANG KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN


Ketidakmampuan
Pasien yang enggan menceritakan keluhannya kepada
secara pribadi untuk
Interpersonal dokter dengan lengkap
mengetahui dan
Barrier Ketiadaan/kurangnya rasa ingin tahu dokter dalam
menangkap informasi
menggali riwayat penyakit pasien
secara jelas
Perbedaan jenis
Pasien perempuan yang memiliki keluhan benjolan pada kelamin dapat
Gender Barrier
payudara menolak diperiksa oleh dokter laki-laki memengaruhi interkasi
dokter-pasien
Pasien dengan karsinoma kolon stadium akhir, berada
dalam fase denial dan sulit menerima apa yang
Emotional / disampaikan oleh dokter. Keterlibatan emosi
Psychological Dokter yang baru pertama kali berhadapan dengan pemberi maupun
Barrier pasien secara langsung "gugup" dan "cemas" sehingga penerima informasi
tidak dapat melakukan berkomunikasi dan melakukan
pemeriksaan dengan baik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Physical barrier → Penghalang yang sifatnya fisik


(jarak antara dokter-pasien)
B. Emotional barrier → Keterlibatan emosi
D. Interpersonal barrier → Ketidakmampuan secara
pribadi mengetahui dan menangkap informasi
E. Semantic barrier → Perbedaan bahasa dalam
komunikasi
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus:


• Pasien perempuan usia remaja menolak dilakukan
pemeriksaan oleh dokter karena merasa malu
• Kebanyakan pasien meminta dokter yang berjenis
kelamin perempuan untuk menanyakan keluhannya.

Maka, penghalang komunikasi dokter-pasien adalah

C. Gender barrier
KEYWORDS

• Pasien marah –marah kepada dokter karena


tidak diberikan antibiotik
• Karena takut dimarahin, dokter segera
meresepkan antibotik

JAWABAN

B. Konsumeristik
PENJELASAN

Pola Hubungan Dokter-Pasien


• Paternalistik artinya berpusat/dominan pada dokter
• Konsumeristik artinya berpusat/dominan pada pasien
• Default artinya dokter - pasien "tidak peduli"
• Mutualisme adalah hubungan yang paling baik
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Paternalistik → Dominansi pada dokter


C. Default → dokter-pasien sama-sama tidak
peduli
D. Mutualisme → dokter- pasien sama sama
peduli
E. Parasitisme → tidak ada istilah ini
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus:


• Pasien marah –marah kepada dokter karena tidak
diberikan antibiotik
• Karena takut dimarahin, dokter segera meresepkan
antibotik

Maka, Tipe hubungan dokter-pasien adalah

B. Konsumeristik
KEYWORDS

• Seorang mayat ditemukan dalam mobil


• Kulit korban berwarna merah terang, bau
almond (-)

JAWABAN

D. Keracunan CN
Sumber : Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
PENJELASAN
KEYWORDS

KERACUNAN SIANIDA

• Sianida (CN) merupakan racun sangat toksik


• Bersifat asam, larut dalam air, alkohol, dan eter
• Aroma khas amandel (bitter almonds, peach pit)

• Sianida dapat masuk ke dalam tubuh melalui


mulut, inhalasi, dan kulit
PENJELASAN
KEYWORDS

KERACUNAN SIANIDA
• Tanda dan gejala keracunan
• Akut : Gagal napas dan kematian
• Dalam interval antara menelan – kematia, rasa
terbakar di kerongkongan dan lidah, sesak,
hipersalivasi, mual, muntah, sakit kepala, vertigo,
fotofobia, tinitus, pusing, dan kelelahan
• Dapat ditemukan sianosis pada wajah, busa dari
mulut, nadi cepat dan lemah, pupil dilatasi, dan
refleks melambat, udara napas/muntahan berbau
amandel
PENJELASAN
KEYWORDS

KERACUNAN SIANIDA
• Kronik : Pucat, keringat dingin, pusing, rasa tidak enak
dalam perut, mual dan kolik, dada rasa terbakar , dan
sesak nafas

• Pemeriksaan forensik
• Luar : Bau amandel (patognomonik), sianosis wajah
dan bibir, busa dari mulut, dan lebam merah terang
• Bedah : Bau amandel saat membuka rongga tubuh;
darah, otot, dan penampang organ tubuh tampak merah
terang
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Jika keracunan secara inhalasi


• Pindahkan ke udara bersih
• Amil – nitrit inhalasi (0,2 cc / 5 menit)
• O2 100%
• Antidotum : Natrium nitrit 3% IV (kecepatan 2,5
– 5 ml / menit)
• Lanjut, pemberian natrium tiosulfat 25% IV
(kecepatan 2,5 – 5 ml / menit)
• Hidroksokobalamin (untuk keracunan kronik)
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Jika keracunan secara tertelan


• Amil – nitrit inhalasi (0,2 cc / 5 menit)
• Bilas lambung setelah diberikan natrium nitrit
dan tiosulfat (dosis seperti keracunan inhalasi)
• O2 100%
• Dapat juga diberikan biru metilen 1% 50 ml IV
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Keracunan Pb → Timbel, rasa sepat (logam), tanda dehidrasi, isi


lambung putih, lambung mengerut (spastis), usus spastis dan feses
berwarna hitam
B. Keracunan CO → Karbon monoksida, tanda sianosis, lebam cherry
pink, tidak ada bau amandel
C. Keracunan As → Arsen, tanda dehidrasi hebat, perdarahan
submukosa, erosi, ulserasi, massa bubuk putih pada ulser, kelainan
pigmentasi kulit, garis putih pada kuku dan tubuh
E. Keracunan alkohol → Penurunan koordinasi gerak, gangguan lapang
pandang, gangguan psikis, kematian akibat proses kronik (gagal hati,
ruptur varises esofagus), kecelakaan, dan depresi pusat pernapasan
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus:


• Seorang mayat ditemukan dalam mobil
• Kulit korban berwarna merah terang, bau almond (-)

Maka, kemungkinan penyebab kematian perempuan adalah

D. Keracunan CN
KEYWORDS

• Laki-laki ditemukan mengambang di sungai


• Mayat berbau busuk dan ditemukan busa pada hidung dan mulut.
• Kulit tangan dan kaki sudah keriput
• Wajah bengkak sehingga sulit dikenali

Kasus→ tenggelam di air tawar

JAWABAN

B. Fibrilasi ventrikel
Sumber : Buku Ilmu Kedokteran Forensik FKUI
PENJELASAN

TENGGELAM
• Tenggelam di air tawar
• Absorbs/aspirasi cairan massif
• Hemodilusi (konsentrasi elektrolit air tawar lebih rendah
dibanding darah)
• Fibrilasi ventrikel
• Tenggelam di air asin
• Konsentrasi elektrolit air asin lebih tinggi dibanding darah
• Edema paru
PILIHAN JAWABAN LAIN

A.Asfiksia mekanik
C.Rangsangan neurogenik karena masuk ke air
yang dingin
D.Edema paru → air asin
E.Spasme laring
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus:


• Laki-laki ditemukan mengambang di sungai
• Mayat berbau busuk dan ditemukan busa pada hidung dan mulut.
• Kulit tangan dan kaki sudah keriput
• Wajah bengkak sehingga sulit dikenali

Kasus→ tenggelam di air tawar

Maka, mekanisme kematian yang terjadi pada kasus adalah

B. Fibrilasi ventrikel
KEYWORDS

• Perempuan, 30 tahun
• Sulit konsentrasi sejak 2 minggu
• Terbangun beberapa kali saat tidur pada tengah
malam
• Dapat tidur kembali

DIAGNOSIS??

JAWABAN

B. Middle insomnia
PENJELASAN

• Insomnia → tidak bisa/sulit memulai maupun


mempertahankan tidur, terbagi menjadi:
– Early insomnia: sulit untuk memulai tidur
– Middle insomnia: berulang kali terbangun dari
tidur, bisa tidur lagi
– Late insomnia: mudah terbangun, setelah bangun
sulit untuk tidur lagi
TATALAKSANA

Tatalaksana Insomnia
• Menurut guideline AASM, tujuan utama dari tatalaksana
insomnia adalah untuk meningkatkan kualitas tidur saat
malam hari dan mengurangi gejala/gangguan saat siang
hari
• Guideline AASM merekomentasikan intervensi psikologis
dan perilaku (termasuk CBT) karena terbukti efektif
sebagai tatalaksana dari insomnia kronis komorbid
maupun insomnia primer
• Tatalaksana dari insomnia primer (psikofisiologis)
dimulai dengan edukasi mengenai kebiasaan-
kebiasaan yang harus dijaga saat seseorang hendak
memulai tidur → sleep hygiene therapy
TATALAKSANA
TATALAKSANA

Farmakoterapi
PENJELASAN

• Gangguan tidur lainnya:


– Narkolepsi → Serangan kantuk mendadak yang bisa
terjadi berkali-kali dalam sehari. Di luar serangan,
pasien tidak merasa mengantuk. Bisa disertai
katapleksi, paralisis tidur, dan halusinasi hipnagogik

– Hipersomnia (Excessive Daytime Sleepness/EDS)→


sering merasa mengantuk meskipun kuantitas dan
kualitas tidur di malam hari optimal.
PENJELASAN

Beberapa diagnosis banding lainnya:


• Parasomnia → segala kondisi abnormal yang muncul saat
seseorang tidur (kecuali sleep apnea)
• Dapat dibagi menjadi:
– Nightmare → pasien terbangun mendadak dari tidur dan
mengingat serta dapat menceritakan kembali mimpi
buruknya, setelahnya dapat kembali tidur
– Sleep/night terror → pasien terbangun mendadak dari tidur
sambil berteriak ketakutan, namun tidak ingat mimpinya,
setelahnya dapat kembali tidur
– Somnambulisme → berjalan atau beraktivitas sambil tidur,
dan tidak ingat saat ditanya setelah bangun
– Beberapa contoh lainnya yang lebih jarang: sleep
paralysis, sleep aggression, sexsomnia
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Early insomnia
C. Late insomnia
D. Hipersomnia
E. Parasomnia

Pilihan lain dapat dilihat pada slide


penjelasan ☺
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 30 tahun
• Sulit konsentrasi sejak 2 minggu
• Terbangun beberapa kali saat tidur pada tengah
malam
• Dapat tidur kembali

Maka, diagnosis yang tepat adalah

B. Middle insomnia
KEYWORDS

• Anak laki-laki, 7 tahun


• 2x berturut-turut mendapat nilai rendah
• Menurut guru, pasien sulit mengikuti dan
memahami beberapa materi pelajaran
• Interaksi dengan teman sekelas baik
• Pemeriksaan IQ → 55

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Retardasi mental ringan


PENJELASAN

Retardasi Mental

Suatu keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau


tidak lengkap, ditandai oleh hendaya ketrampilan
selama masa perkembangan, sehingga
mempengaruhi tingkat kecerdasan secara
menyeluruh → dapat terjadi dengan / tanpa gangguan
jiwa/fisik lainnya
PENJELASAN

Klasifikasi Retardasi Mental

Klasifikasi IQ Istilah lain


Borderline 70-84 Borderline intellectual
functioning
Ringan (mild) 50-69 Moron

Sedang (moderate) 35-49 Imbecile

Berat (severe) 20-34 Imbecile

Sangat berat (profound) <20 Idiot

Normal → IQ >84
Sumber: PPDGJ III
TATALAKSANA

Tatalaksana non-farmakologis → Comprehensive


management plan
• Pengajar khusus, terapis bahasa, terapis
perilaku, terapis okupasional, dan layanan
komunitas yang menyediakan bantuan sosial
kepada keluarga penderita retardasi mental.

• Program diet sehat → kurangnya aktivitas fisik


dan obesitas merupakan hal yang sering terjadi
pada penderita retardasi mental.

https://emedicine.medscape.com/article/1180709-treatment
TATALAKSANA

Tatalaksana farmakologis:
• Golongan stimulant → paling sering digunakan,
dapat memperbaiki keseimbangan emosi dan
fungsi kognitif
– Metilphenidate hydrochloride
– Dextroamphetamine sulfate

• Golongan alpha-adrenergic
– Clonidine hydrochloride
– Guanfacine

Sumber: medscape
TATALAKSANA

Tatalaksana farmakologis:
• Golongan antipsikotik → hanya diberikan pada
penderita RM dengan gejala utama agitasi,
kecenderungan melukai diri sendiri, dan
hiperaktif
– Risperidon
– Aripripazol

Sumber: medscape
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Borderline intellectual functioning → IQ


70-84
C. Retardasi mental berat → IQ 20-34
D. Retardasi mental sedang → IQ 35-49
E. Normal → >84
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak laki-laki, 7 tahun
• 2x berturut-turut mendapat nilai rendah
• Menurut guru, pasien sulit mengikuti dan
memahami beberapa materi pelajaran
• Interaksi dengan teman sekelas baik
• Pemeriksaan IQ → 55

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Retardasi mental ringan


KEYWORDS

• Perempuan, 27 tahun
• Berteriak histeris, menyaksikan temannya
ditusuk pisau oleh sekelompok begal
• Selama di IGD → terus-menerus menangis,
tidak dapat diajak bicara, tidak mau makan
& minum

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Reaksi stres akut


PENJELASAN

Reaksi Stres Akut


(Acute Stress Disorder)
• Trigger → mengalami suatu kejadian yang mengancam
nyawa, menyebabkan cedera, atau kekerasan seksual,
dengan 1 atau lebih cara berikut :
– Secara langsung mengalami kejadian tersebut
– Menyaksikan kejadian tersebut menimpa orang lain
– Mengetahui kejadian tersebut mengenai keluarga dekat atau
teman dekat
– Paparan berulang terhadap bagian dari kejadian traumatic (mis :
petugas first responders yang berulang kali mengumpulkan
jasad korban)
• Keluhan dapat menetap hingga 3 hari-1 bulan pasca
kejadian traumatik
DSM-V
PENJELASAN

Reaksi Stres Akut


PPDGJ-III
• Harus ada kaitan waktu yang jelas antara terjadinya
pengalaman stres yang luar biasa (fisik atau mental)
dengan onset dari gejala, biasanya beberapa menit
atau segera setelah kejadian
• Selain itu ditemukan gejala-gejala :
– Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah,
selain gejala permulaan berupa keadaan “terpaku” (daze). Semua
hal berikut dapat terlihat, yaitu depresi, ansietas, kemarahan, kecewa,
hiperaktif, dan penarikan diri. Akan tetapi tidak satupun dari gejala
tersebut yang mendominasi dalam waktu yang lama
– Pada kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressor, gejala-gejala
dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam)
– Bila stressor berlanjut atau tidak dapat dialihkan, gejala-gejala
biasanya membaik dalam 24-48 jam dan dapat menghilang setelah 3
hari atau lebih
PENJELASAN

Reaksi Stres Akut


PPDGJ-III
• Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk
keadaan kambuhan mendadak dari gejala-
gejala pada individu yang sudah
menunjukkan gangguan psikiatrik lainnya.
• Kerentanan individual dan kemampuan
menyesuaikan diri memegang peranan
dalam terjadinya atau beratnya suatu
reaksi stres akut.
PENJELASAN

Diagnosis Banding
PTSD Gangguan stress Gangguan
akut penyesuaian
Didahului ‘stressor’ yang Didahului ‘stressor’ yang Didahului ‘stressor’,
berat, biasanya berat, biasanya namun biasanya stressor
kondisi/kejadian yang kondisi/kejadian yang tidak bersifat berat
mengancam nyawa mengancam nyawa

Dapat menetap untuk Gejala menetap minimal Muncul dalam 3 bulan


waktu yang lama 3 hari dan maksimal 1 setelah onset stressor
(bahkan hingga tahunan) bulan dan hilang dalam 6 bulan

Sering disertai reka Apabila menetap lebih


ulang (flashback) dari 1 bulan → dapat
kejadian pada pasien menjadi PTSD
TATALAKSANA

Tatalaksana non farmakologis:


• Trauma-focused psychotherapy (TFP)
– Di dalamnya termasuk trauma-focused CBT,
prolonged exposure (paparan), cognitive processing
therapy, eye movement desensitization and
reprocessing (EMDR) dan paparan dengan
menggunakan gambar.
• Trauma-focused CBT dinilai efektif terutama
pada pasien anak dan remaja
• TFP dinilai lebih efektif dibandingkan terapi
medikamentosa

*EMDR: terdiri dari 8 fase, memanfaatkan gerakan mata atau stimulasi bilateral lainnya
dengan tujuan untuk mengurangi gejala dan membuat pasien dapat melawan trauma
yang dialami
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan stres pasca trauma →


flashback (+)
B. Skizofrenia hebefrenik → waham
bizarre dominan, halusinasi (+)
C. Sindrom hiperkinetik → ADHD, onset
sejak kanak-kanak, gangguan pemusatan
perhatian & perilaku
E. Gangguan penyesuaian → perhatikan
tabel diagnosis banding
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 27 tahun
• Berteriak histeris, menyaksikan temannya
ditusuk pisau oleh sekelompok begal
• Selama di IGD → terus-menerus menangis,
tidak dapat diajak bicara, tidak mau makan
& minum

Maka, diagnosis yang tepat adalah

D. Reaksi stres akut


KEYWORDS

• Laki-laki, 35 tahun
• Tidak tahan lama saat berhubungan seksual
sejak 2 tahun terakhir
• Saat berhubungan dengan istri maupun wanita
lain
• Setelah 18 detik penetrasi langsung ejakulasi

DIAGNOSIS >> EJAKULASI DINI


JAWABAN

B. Sedang
PENJELASAN

EJAKULASI DINI
• Kriteria diagnosis DSM-V
• Pada hampir setiap, atau setiap (75-100%) aktivitas
seksual, terjadi ejakulasi dalam rentang waktu 1 menit
setelah penetrasi vagina dan sebelum ejakulasi
dikehendaki
• Keluhan berlangsung setidaknya 6 bulan
• Keluhan ini menyebabkan hendaya
• Keluhan ini tidak bisa diklasifikasikan sebagai kondisi
medis lainnya, pengaruh obat, atau stressor lainnya
PENJELASAN

EJAKULASI DINI
• Berdasarkan tingkat keparahannya
• Ringan : 30 detik-1 menit setelah penetrasi
• Sedang : 15 detik-30 detik setelah penetrasi
• Berat : sebelum mulai aktivitas seksual, saat akan
memulai aktivitas seksual, atau dalam 15 detik setelah
penetrasi
TATALAKSANA

TATALAKSANA FARMAKOTERAPI
• Agen desensitisasi
• spray atau krim yang mengandung lidokain
• SSRI
• Fluoxetine
• Dapoxetine
• PDE-5 inhibitor
• Sildenafil
• Tadalafil
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ringan
C. Berat
D. Sangat ringan → tidak ada istilah ini
E. Sangat berat → tidak ada istilah ini
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 35 tahun
• Tidak tahan lama saat berhubungan seksual
sejak 2 tahun terakhir
• Saat berhubungan dengan istri maupun wanita
lain
• Setelah 18 detik penetrasi langsung ejakulasi

DIAGNOSIS >> EJAKULASI DINI


Maka, kategori yang tepat adalah

B. Sedang
KEYWORDS

• Laki-laki, 55 tahun
• Sering berdebar-debar dan takut tiba-tiba
meninggal sejak 6 bulan lalu
• Pasien tidak mau berpergian keluar rumah
sendirian

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Gangguan panik dengan


agorafobia
PENJELASAN

GANGGUAN PANIK
• Kriteria diagnosis (DSM-5)
• Serangan panik berulang
• Setidaknya pada 1 serangan diikuti (selama > 1 bulan)
• Adanya kecemasan akan terjadi serangan panik lagi
• Ketakutan akan akibat dari serangan panic tersebut
• Perubahan perilaku terhadap trigger dari serangan
panik
• Gangguan tidak dapat dijelaskan dengan adanya
riwayat penyakit medik atau pemakaian obat-obatan
• Gangguan tidak dapat dijelaskan oleh penyakit mental
lainnya seperti OCD, fobia spesifik
PENJELASAN

SERANGAN PANIK
• Kriteria diagnosis (DSM-5), apabila terdapat > 4 gejala :
• Palpitasi, berdebar-debar
• Berkeringat
• Gemetar
• Sesak napas, terasa tercekik
• Nyeri dada
• Mual, muntah, abdominal discomfort
• Pusing, lightheadness, serasa akan pingsan
• Ketakutan akan mati
• Parestesia
• Derealisasi atau depersonalisasi
PENJELASAN

AGORAFOBIA
Ketakutan berada sendirian
di tempat-tempat publik,
keramaian, atau tempat
terbuka

Penderita biasanya akan


menghindari keadaan-keadaan
yang bisa memicu terjadinya
kecemasan atau menjalaninya
dengan penuh tekanan
PENJELASAN

UPDATE
• Pada DSM-IV, gangguan panik (panic disorder) dan
agoraphobia dianggap suatu kondisi yang saling
berkaitan sehingga terdapat 2 kode diagnosis
• Gangguan panik dengan agoraphobia
• Gangguan panik tanpa agorafobia
• Namun pada DSM-5 kedua kondisi tersebut sudah
dipisahkan dan berdiri sendiri
TATALAKSANA

• Non-farmakologi: CBT
• Farmakologi:
• SSRI: fluoxetine, citalopram,
praoxetine, fluvoxamine,
sertraline
• SNRI: venlafaxine
• Tatalaksana hingga 1 tahun
bebas serangan untuk mencegah
relaps
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Gangguan panik tanpa agorafobia → tidak tepat


B. Gangguan fobia spesifik → misal : acrophobia,
arachnophobia, claustrophobia
C. Gangguan kepribadian dependen → tidak dapat
bertanggung jawab atas dirinya sendiri, selalu butuh
“diurus” oleh orang lain
E. Gangguan cemas menyeluruh → durasi > 6 bulan,
kecemasan akan hal-hal yang belum tentu terjadi,
biasanya terkait masa depan
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 55 tahun
• Sering berdebar-debar dan takut tiba-
tiba meninggal sejak 6 bulan lalu
• Pasien tidak mau berpergian keluar
rumah sendirian

Maka, diagnosis yang tepat adalah


D. Gangguan panik dengan
agorafobia
KEYWORDS

• Laki-laki, 27 tahun
• Merasa dirinya adalah perempuan
• Lebih dekat pada teman perempuan dan merasa
tidak cocok dengan teman laki-laki
• 2 minggu ini bersikukuh ingin menjalani terapi
hormon agar dapat menjadi wanita, namun
dilarang oleh ayahnya sehingga belum menjalani
terapi → sudah ada keinginan

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

C. Transseksual
PENJELASAN

Gender Dysphoria
• Konflik yang terjadi antara jenis kelamin seseorang pada
saat lahir dan lawan dari jenis kelamin tersebut. Orang
dengan gender dysphoria akan merasa tidak nyaman
dengan jenis kelaminnya pada saat lahir.
PENJELASAN

Gender Dysphoria
• Kriteria diagnosis:
– Perasaan tidak cocok terhadap jenis kelamin dan/atau terhadap
karakteristik seks primer/sekunder yang diperoleh pada saat
lahir
– Keinginan kuat untuk menghilangkan/mengubah karakteristik
seks primer/sekunder yang diperoleh pada saat lahir
– Keinginan kuat terhadap karakteristik seks primer/sekunder
lawan jenis kelaminnya
– Keinginan kuat untuk menjadi lawan jenis kelaminnya
– Keinginan kuat untuk diperlakukan layaknya lawan jenis
kelaminnya
– Keyakinan kuat bahwa dirinya memiliki perasaan dan reaksi
yang sesuai dengan lawan jenis kelaminnya
PENJELASAN

Beberapa Istilah
• Transseksual
– Seseorang yang menginginkan dan/atau sudah
menjalani transisi dari laki-laki menjadi perempuan
atau perempuan menjadi laki-laki. Dapat melalui
transisi fisik berupa terapi hormonal atau operasi
kelamin

• Transgender
– Seseorang yang secara sementara atau permanen
mengidentifikasi dirinya sebagai lawan dari jenis
kelamin yang diperolehnya pada saat lahir
PENJELASAN

Beberapa Istilah
• Transvestisme
– Mengenakan pakaian dari lawan jenisnya sebagai
bagian dari eksistensi dirinya untuk menikmati
sejenak pengalaman sebagai anggota lawan jenis
kelaminnya.
– Tidak terdapat hasrat untuk mengubah jenis kelamin
secara lebih permanen (terapi hormonal/bedah)
– Tidak ada perangsangan seksual yang menyertai
pemakaian pakaian lawan jenis kelamin, apabila ada,
dapat disebut sebagai transvestisme fetishistik
PENJELASAN

Transseksual vs Transgender
Transseksual Transgender
• Seseorang yang • Seseorang yang secara
menginginkan dan/atau sementara atau permanen
sudah menjalani transisi mengidentifikasi dirinya
dari laki-laki menjadi sebagai lawan dari jenis
kelamin yang diperolehnya
perempuan atau
pada saat lahir
perempuan menjadi laki-
• Tidak berpikir/ingin/
laki. Dapat melalui
berusaha untuk melakukan
transisi fisik berupa terapi
perubahan jenis kelamin,
hormonal atau operasi baik berupa terapi hormonal
kelamin maupun operasi
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Transvestisme → tidak ada keinginan ingin mengubah


jenis kelamin, tidak ada gangguan identitas jenis kelamin
B. Transgender → belum ada keinginan mengubah jenis
kelamin
D. Skizofrenia hebefrenik → gejala psikotik (+), dominan
waham bizarre
E. Transdisosiatif → kehilangan kesadaran sementara,
meyakini dirinya telah dirasuki oleh sesuatu
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 27 tahun
• Merasa dirinya adalah perempuan
• Lebih dekat pada teman perempuan dan merasa
tidak cocok dengan teman laki-laki
• 2 minggu ini bersikukuh ingin menjalani terapi
hormon agar dapat menjadi wanita, namun
dilarang oleh ayahnya sehingga belum
menjalani terapi → sudah ada keinginan

Maka, diagnosis yang tepat adalah


C. Transseksual
KEYWORDS

• Anak laki-laki, 12 tahun


• Lutut kiri terasa nyeri, panas, kaku, sulit digerakkan
selama 3 bulan. Demam (+)
• Riwayat trauma (-)
• PF : ROM terbatas, sendi terasa nyeri saat
digerakkan, kemerahan (+)

DIAGNOSIS ??

JAWABAN

D. Juvenile Idiopathic Arthritis


PENJELASAN

Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA)


• Nama lain = Juvenile rheumatoid arthritis,
saat ini istilah JRA sudah mulai tidak
digunakan
• Definisi: merupakan radang pada sendi
dengan onset pada anak-anak
• JIA terbagi menjadi 3 subset utama :
– Sistemik (Still’s disease) → ada gejala
sistemik
– Poliartikuler → >4 sendi
– Oligoartikuler → 1-4 sendi
PENJELASAN

Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA)


JIA JIA JIA
Sistemik Oligoartikuler Poliartikuler
Bimodal (2-5
<17 tahun Biasanya 2-3
Usia tahun, 10-14
tahun
tahun)
Maksimal 4
sendi, sendi
Jumlah dan Jumlah dan
besar, jarang >4 sendi, simetris
lokasi sendi lokasi tidak tentu
menyerang
panggul
Gejala sistemik
Ya Tidak Tidak
(mis. Demam)

Destruksi sendi >50% Jarang >50%


PENJELASAN

Juvenile Idiopathic Arthritis (JIA)

JIA JIA JIA


Sistemik Oligoartikuler Poliartikuler

Respon sangat Respon sangat


Metotreksat Respon buruk
baik baik

Respon sangat Respon sangat


TNF inhibitor Respon buruk
baik baik

Respon sangat
IL-1 inhibitor Respon buruk Respon buruk
baik

Respon sangat Respon sangat Respon sangat


IL-6 inhibitor
baik baik baik
PENJELASAN

JIA Oligoartikuler
• Nama lain: pauciarthritis
• Merupakan JIA tersering
• Manifestasi Klinis
– Berjalan pincang saat pagi hari → membaik seiring
berjalannya waktu
– Nyeri saat bergerak –
– Menyerang sendi besar selain panggul (lutut, pergelangan
kaki)
– Bengkak dan nyeri tekan +
PENJELASAN

JIA Oligoartikuler
• Pemeriksaan penunjang
– Tidak ada permeriksaan yang diagnostik
– Imunologi
• ANA +
• RF –
• dsDNA –
PENJELASAN

JIA Oligoartikuler
• Glukokortikoid intra-artikuler → menghilangkan gejala
dalam beberapa hari
• NSAIDs → menghilangkan gejala dalam 2 minggu
• Metotreksat → jika meluas menjadi >4 sendi
PENJELASAN

HASIL LAB
• CBC → Normal
• ESR / LED → normal
• ANA → +
• RF → -
• Cairan sinovial → ditemukan sel inflamasi
• X-Ray → soft tissue swelling, osteoporosis periarticular,
gangguan pertumbuhan, joint space hilang
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Osteoartritis → osteofit, celah sendi


menghilang
B. Osteomyelitis → riw.trauma (+),demam (+)
C. Artritis Septik → inflamasi membran sinovial
dengan efusi purulen ke dalam kapsul sendi,
karena infeksi
E. Arthritis psoriatic → psoriasis (+)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak laki-laki, 9 tahun
• Lutut kiri terasa nyeri, panas, kaku, sulit
digerakkan selama 3 bulan. Demam (+)
• Riwayat trauma (-)
• PF : ROM terbatas, sendi terasa nyeri saat
digerakkan, kemerahan (+)

Maka, diagnosis yang tepat adalah

D. Juvenile Idiopathic Arthritis


KEYWORDS

• Perempuan, 45 tahun
• Post KLL 3 hari lalu
• Pada bagian luka → tulang menonjol, nyeri hebat
• Demam (+)
• PF : luka sobek dengan fragmen fraktur, jaringan
nekrotik (+), sekret berbau busuk (+), edema,
krepitasi jaringan otot & subkutis

DIAGNOSIS >> GAS GANGRENE


ETIOLOGI ??
JAWABAN

D. Clostridium perfringens
PENJELASAN

GAS GANGRENE
CLOSTRIDIAL MYONECROSIS
• Umumnya disebabkan oleh Clostridium perfringens
- Gram positif, rod-shaped, membentuk spora
- Memproduksi gas gangrene, jaringan nekrotik pada
otot skeletal atau disebut clostridial myonecrosis
- Produksi toksin dan enzim perusak jaringan
• Transmisi dari tanah atau microbiota usus, yang
kontaminasi ke jaringan rusak
• Masa inkubasi 1-2 hari
PENJELASAN

GAS GANGRENE
CLOSTRIDIAL MYONECROSIS

• Area yang umum terkena : anggota gerak


• Area adductor dari tungkai, pantat, area
subscapular
• Dinding abdomen, organ dalam
PENJELASAN

GEJALA KLINIS

• Nyeri terlokalisir yang berat


• Edema, teraba tegang, nyeri
tekan
• Gangrene yang menyebar
• Discharge serosanguinous
dengan bau seperti apel busuk
• Warna dapat beragam,
keunguan-hitam-coklat-hijau
• Bleb hemoragik
• Krepitasi (+)
PENJELASAN

GEJALA KLINIS
• Pasien tampak toksik
• Demam, takikardia, gangguan status
mental
• Dapat disertai Jaundice
• Gejala syok
• DIC
• Multiorgan failure
PENJELASAN

GAS GANGRENE
IMAGING
TATALAKSANA

TATALAKSANA
• Tindakan segera → stabilisasi pasien,
pemasangan IV line, cairan, transfusi,
vasopressor, ventilasi jika diperlukan
• Anti gas gangrene serum
• Monitor tanda vital, urine output, elektrolit
• Setelah pasien stabil → antibiotik, debridement,
cuci dengan H2O2 dan Normal saline, jika
diperlukan amputasi, terapi hiperbarik
TATALAKSANA

TATALAKSANA
• Debridement yang dilakukan harus adekuat
• Jaringan yang tidak viable tidak boleh dijahit
• Pembersihan dengan H2O2 dan NS
• Antibiotic : 1st line penicillin G dan
clindamycin
• Alternatif lainnya : eritromisin, tetrasiklin atau
ceftriaxone
• Clindamycin dan tetrasiklin efektif dalam
menghambat produksi toksin
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Bacillus cereus → Gram positif, rod-shaped, aerobik,


anaerobik fakultatif, motil, beta hemolitik, umum di tanah
dan makanan
B. Staphylococcus aureus → infeksi kulit, hingga
penyakit mengancam jiwa seperti pneumonia,
meningitis, osteomyelitis, endocarditis, toxic shock
syndrome, bacteremia, sepsis
C. Pseudomonas aeruginosa → infeksi telinga, kulit,
hingga pneumonia, sepsis
E. Streptococcus hemoliticus → umumnya infeksi
saluran pernapasan
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Perempuan, 45 tahun
• Luka pada tungkai bawah setelah KLL 3 hari lalu
• Pada bagian luka → tulang menonjol, nyeri hebat
• Demam (+)
• PF : luka sobek dengan fragmen fraktur, jaringan
nekrotik (+), sekret berbau busuk (+), edema,
krepitasi jaringan otot & subkutis

DIAGNOSIS >> GAS GANGRENE


Maka, mikroorganisme penyebab yang tepat
adalah

D. Clostridium perfringens
KEYWORDS

• Anak perempuan, 15 tahun


• Benjolan pada lutut sejak 8 bulan, semakin
lama semakin besar
• Riwayat terjatuh 1 tahun lalu
• PF : ROM terbatas
• Ro : onion skin appearance

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

D. Sarkoma Ewing
PENJELASAN

SARKOMA EWING
• Keganasan tulang terbanyak pada pasien usia 10-20 tahun
• Rentang usia sangat lebar (dari bayi hingga orang tua),
tersering ditemukan pada usia 5 – 25 tahun
• Predileksi: metafisis tulang panjang dan tulang pipih pada bahu
& pelvic girdles
PENJELASAN

SARKOMA EWING
• Keluhan utama: nyeri, umumnya nyeri ringan hilang
timbul, dan bisa membaik dengan analgesik biasa
• Gejala: dapat disertai demam, bengkak, eritema.
Pada pemeriksaan lab dijumpai peningkatan LED,
CRP, dan leukositosis, menyerupai osteomyelitis
• Imaging
– Foto polos: lesi destruktif (moth eaten appearance)
dikelilingi reaksi periosteal (onion skin
appearance)
PENJELASAN

GAMBARAN RADIOLOGIS

Classic onion skin appearance pada


Ewing Sarcoma
Menggambarkan reaksi periostal
(lapisan konsentrik pertumbuhan
tulang baru)
PENJELASAN

OSTEOSARKOMA
• Tumor tulang pada usia
10-30 tahun
• Dapat metastasis
• Predileksi : distal femur, Sunburst appearance

proksimal tibia
• Gambaran khas : sun
burst, codman triangle
PENJELASAN

KONDROSARKOMA
• Tumor tulang pada
usia > 40 tahun
• Di daerah medula,
meluas ke korteks →
fraktur patologis
• Nyeri
• Gambaran khas :
kalsifikasi intrameduler
menyerupai popcorn
PENJELASAN

TIPS & TRICK

• Menghafal diagnosis keganasan tulang dari gambaran


radiologis :
– steosarcoma → sunburst appearance
– Korndrosarkoma → popKORN
– Ewing sarcoma → Si Ewing suka makan bawang (onion)
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Osteomyelitis Kronik → sequestrum,


involukrum
B. Osteosarcoma → sunburst appearance,
codman triangle
C. Chondrosarcoma → popcorn lesion
E. Giant Cell Tumor → osteoclastomas →
tumor jinak tulang → banyak berlokasi di
metafisis tulang panjang, dan bisa ekstensi
hingga epifisis. Radiologi : Soap Bubble
Appearance
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak perempuan, 14 tahun
• Benjolan pada lutut sejak 6 bulan,
semakin lama semakin besar
• Riwayat terjatuh 1 tahun lalu
• PF : ROM terbatas
• Ro : onion skin appearance

Maka, diagnosis yang tepat adalah

D. Sarkoma Ewing
KEYWORDS

• Laki-laki, 35 tahun
• Nyeri hebat pada lutut kanan & bengkak akibat
jatuh saat bermain bola
• PF :
• Edema lutut kanan
• Anterior drawer test (+), Lachman test (+) →
RUPTUR ACL
• Varus & valgus test (-), McMurray (-), Sag sign (-),
posterior drawer sign (-)

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

E. Ruptur ligamen krusiatum


anterior
PENJELASAN

CEDERA LUTUT
• Ruptur Ligamen
– Krusiatum
anterior
– Krusiatum
posterior
– Kolateral (medial
& lateral)
• Cedera Meniskus
– Medial
– Lateral
PENJELASAN

CEDERA LIGAMEN KRUSIATUM


ACL (Anterior Cruciate Ligament)
• Epidemiologi: tersering cedera akibat olahraga
– Unhappy/terrible triad: cedera pada ACL + lig.
kolateral medial + meniskus medial
• Klinis
– Keluhan: nyeri + instabilitas lutut, terasa seperti
keluar (feeling a “pop”)
– PF: Anterior drawer test (+), Lachman Test (+)
– PP: Diagnosis definitif → MRI
• Tatalaksana
– Konservatif (RICE)
– Operatif (pada unhappy triad atau atlet high-demand)
PENJELASAN

CEDERA LIGAMEN KRUSIATUM


PCL (Posterior Cruciate Ligament)
• Klinis:
– Keluhan: nyeri lutut belakang
– PF: Posterior drawer test (+), PCL sag test (+)
antalgic gait
– PP: Foto polos untuk menyingkirkan kemungkinan
fraktur.
– PP: Diagnosis definitif → MRI
• Tatalaksana
– Konservatif (RICE)
– Operatif (pada cedera multi-ligamen)
PENJELASAN

Posterior drawer test


PENJELASAN

CEDERA LIGAMEN KOLATERAL


• Fungsi ligamen kolateral →
stabilisasi lutut
– LCL (Lateral Collateral
Ligament) → menahan varus
force di lutut
– MCL (Medial Collateral
Ligament) → menahan valgus
Cedera LCL : varus
force di lutut
stress test (+)
– Gaya varus/valgus yang Cedera MCL: valgus
berlebihan akan mendicerai stress test (+)
ligamen kolateral tersebut
PENJELASAN

CEDERA LIGAMEN KOLATERAL

Tatalaksana:
• Fisioterapi
• Bedah
(cedera multi
ligamen)

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.


PENJELASAN

TRAUMA MENISKUS
• 2 tipe : acute tear (cedera akibat
olahraga) & age-related degeneration
• Klinis
– Anamnesis: nyeri lutut, terutama saat
pergerakan
– PF
• Look: efusi, bengkak
• Feel: nyeri tekan
• Move: gangguan ROM, nyeri saat
pergerakan. McMurray Test (+) ,
Apley Grind/Compression test (+)

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.


PENJELASAN
PENJELASAN

CEDERA MENISKUS
MCMURRAY TEST
Lesi Meniskus Medial Lesi Meniskus Lateral
Fleksi lutut, palpasi sisi Fleksi lutut, palpasi sisi lateral
medial lutut lutut
Tungkai bawah rotasi Tungkai bawah rotasi
eksternal, lutut diekstensikan internal, lutut diekstensikan

[arah gaya dari lateral, [arah gaya dari medial,


meregang meniskus medial] meregang meniskus lateral]

Terdapat “palpable pop” atau bunyi klik = positif

Thompson JC. Netter's concise orthopaedic anatomy. 2nd ed.


TATALAKSANA

– P-R-I-C-E

– NSAID, manajemen nyeri


– Arthroscopic repair (simptomatik,
gagal terapi konservatif)
PENJELASAN

The Unhappy Triad


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Ruptur ligamen krusiatum posterior →


posterior drawer test, sag sign (+)
B. Ruptur ligamen kolateral lateral → varus test
(+)
C. Cedera meniskus → McMurray (+)
D. Ruptur ligamen kolateral medial → valgus
test (+)
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Laki-laki, 35 tahun
• Nyeri hebat pada lutut kanan & bengkak akibat
jatuh saat bermain bola
• PF :
• Edema lutut kanan
• Anterior drawer test (+), Lachman test (+) →
RUPTUR ACL
• Varus & valgus test (-), McMurray (-), Sag sign (-),
posterior drawer sign (-)

Maka, diagnosis yang tepat adalah


E. Ruptur ligamen krusiatum
anterior
KEYWORDS

• Laki-laki, 20 tahun
• BAK merah kehitaman sejak 3 hari lalu
• Mata dan kulit menjadi kuning, nyeri perut & muntah
• Epilepsi, pengobatan dengan fenitoin
• Sklera ikterik, hepatosplenomegali (+)
• Lab : Hb 8,6 g/dl, peningkatan bilirubin indirek,
peningkatan LDH, hitung retikulosit 12%,
ditemukan bite cells dan heinz bodies

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

A. Anemia hemolitik ec G6PD


PENJELASAN

Pendekatan Anemia
Hb subnormal

MCV < 80 fL MCV 80-100 fL MCV > 100 fL


(anemia mikrositik) (anemia normositik) (anemia makrositik)

• Anemia defisiensi
vitamin B12
• Anemia hemolitik
• Anemia defisiensi (cobalamin)
besi
• Anemia hemoragik
• Anemia defisiensi
• Anemia penyakit Vitamin B9 (asam
• Anemia aplastik
kronik (tahap lanjut) folat)
• Anemia penyakit
• Thalassemia • Sindroma
kronik (tahap awal)
myelodisplastik
PENJELASAN

Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
RBC kecil, anisositosis
Serum besi , TIBC  ,
(ukuran bervariasi),
Anemia Defisiensi Besi Serum ferritin , Indeks
poikilositosis (bentuk
Mentzer >13
bervariasi), sel pensil
Anemia Penyakit Kronik Seperti anemia defisiensi Serum besi , TIBC  ,
(tahap lanjut) besi Serum ferritin 
Profil besi
RBC kecil, sel target , RBC
Thalassemia normal/meningkat, Indeks
berinti, tear drop cell
Mentzer <13
RBC normal, sferositosis, Serum LDH  , Bilirubin
Anemia Hemolitik
skistositosis, sickle cell, dll indirek  , Retikulosit >2%

Anemia Hemoragik RBC normal Retikulosit >2%


PENJELASAN

Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
Profil besi normal, Cari
Anemia Penyakit Kronik
RBC normal penyakit kronik penyebabnya
(tahap awal)
(ureum, kreatinin, OT/PT, dll)
Leukopenia,
Anemia Aplastik RBC normal Trombositopenia, sumsum
tulang hiposelular
RBC besar, ovalosit,
Anemia Defisiensi B12 Biasanya ada neuropati
anisositosis dan poikilositosis

Sama dengan anemia Tidak menimbulkan


Anemia Defisiensi B9
defisiensi B12 neuropati
Leukopenia,
Sindroma Myelodisplastik RBC besar Trombositopenia, sumsum
tulang normal/hiperseluler
PENJELASAN

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


• Merupakan salah satu jenis anemia hemolitik
akibat defisiensi enzim eritrosit
• Eritrosit → TIDAK memiliki mitokondria, sehingga
penghasilan ATP melalui 2 jalur yang
membutuhkan enzim :
– Jalur glikolisis (90%)
– Jalur HMP-shunt
• Defisiensi Glucose 6-Phospate
Dehydrogenase (G6PD) adalah defisiensi enzim
eritrosit yang paling sering ditemukan
PENJELASAN

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


• G6PD → terletak pada jalur HMP-shunt →
sumber utama NADPH eritrosit → produksi
glutathion tereduksi → antioksidan
eritrosit

• Kekurangan glutathion → eritrosit rentan


terhadap stres oksidatif oleh ROS → eritrosit
menjadi kaku → rentan terhadap
katabolisme oleh makrofag RES →
PROSES HEMOLISIS
PENJELASAN

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


• Gen pengkode G6PD → kromosom X lokus q28
(diturunkan secara X-linked atau gonosomal
resesif)
• Pada laki-laki ([X]Y), klinis defisiensi G6PD dapat
terlihat secara jelas
• Pada Perempuan :
– Karier heterozigot ([X]X) → gambaran klinis normal
– Homozigot ([X][X]) → gambaran klinis bergantung
pada varian mutasi G6PD dan derajat Lyonisasi
• Pada pasien thalassemia, anemia sel sabit, dan
anemia defisiensi G6PD → RESISTEN terhadap
infeksi falciparum
PENJELASAN
KLASIFIKASI WHO
Variabel Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV Kelas V

Aktivitas
Enzim
<10 % <10 % 10-60 % 60-150 % ≥150 %
G6PD
Normal (%)
Anemia
Hemolitik
Anemia Anemia Tidak ada Tidak ada
Intermiten
Klinis Hemolitik Hemolitik anemia anemia
yang
Kronis Intermiten hemolitik hemolitik
diinduksi
obat, infeksi
G6PD A-,
G6PD
G6PD
G6PD Canton,
Betica, G6PD A+,
Contoh Walter- G6PD -
G6PD G6PD B
Reed Gaohe,
Kaiping
G6PD
Mediterania
PENJELASAN

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


Pencetus : Gambaran Klinis
– Obat-obatan sesuai dengan
dengan aktivitas Anemia hemolitik
redoks tinggi akut :
– Kacang fava → – Ikterus
favisme
– Pucat, lemas
– Infeksi
– Hematuria
– Asidosis
– Nyeri perut dan
punggung
PENJELASAN

PENCETUS
Agen Contoh
Antimalaria Primakuin, pamakuin, klorokuin*, fansidar*, maloprim
Antibiotik golongan Cotrimoxazole*, sulfanilamid, dapson, salazopirin
sulfa
Antibiotik lainnya Nitrofurantoin, pyridium, kloramfenikol, isoniazid*,
streptomisin*
Antiinflamasi Paracetamol*, aspirin*, fenasetin*, pyrimidon*, kolkisin*
Antihelmintik Stibofen, b-naftol
Antineoplastik Rasburicase
Antiepileptik Fenitoin
Tumbuhan Kacang fava, henna
Lain-lain Analog vit. K*, naftalen, asetanilid, metilen biru,
probenecid*
*) boleh diberikan sesuai dosis terapeutik dengan pengawasan ketat

Wintrobe’s Clinical Hematology. 14th ed


PENJELASAN

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan darah :
– Hb ↓↓
– Retikulosit ↑↑
– Bilirubin indirek ↑↑
– LDH ↑↑
– Pada hemolisis intravaskuler berat :
• Haptoglobin ↓↓
• Hemosiderin ↓↓
– Apusan darah tepi : sferosit, bite cell, blister
cell
• Dengan pewarnaan supravital : Heinz bodies
PENJELASAN

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


Apusan darah tepi

BITE CELLS Heinz Bodies


(seperti tergigit) (pewarnaan supravital)

BLISTER CELLS
TATALAKSANA

ANEMIA DEFISIENSI G6PD


• HINDARI FAKTOR PENCETUS !!
– Segera hentikan obat atau makanan pencetus
– Atasi infeksi
• Pada bayi defisiensi G6PD dengan ikterus
neonatorum, perlu dilakukan fototerapi dan
transfusi tukar untuk mencegah kern ikterus
• Sn-mesoporfirin IM (inhibitor heme oksigenase)
→ terbukti aman, namun belum terbukti efektif
• BELUM ADA tatalaksana definitif yang terbukti
efektif
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Anemia defisiensi besi → mikrositik


hipokrom (MCV & MCH menurun), kuku
sendok, atrofi papil lidah, pica (pagofagia),
ikterik (-)
C. Anemia defisiensi vitamin B9 → makrositik
(MCV & MCH meningkat), kekurangan asam
folat, ikterik (-)
D. Anemia hemolitik ec AIHA → Coomb’s test
(+)
E. Anemia penyakit kronik → biasa terjadi
pada geriatri, harus ada penyakit yang
mendasari (contoh: penyakit ginjal kronik)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 20 tahun
• BAK merah kehitaman sejak 3 hari lalu
• Mata dan kulit menjadi kuning, nyeri perut & muntah
• Epilepsi, pengobatan dengan fenitoin
• Sklera ikterik, hepatosplenomegali (+)
• Lab : Hb 8,6 g/dl, peningkatan bilirubin indirek,
peningkatan LDH, hitung retikulosit 12%, ditemukan
bite cells dan heinz bodies

Maka, diagnosis yang tepat adalah


A. Anemia hemolitik ec G6PD
KEYWORDS

• Laki-laki, 25 tahun → tidak sadarkan diri


• Riw. kejang di rumah.
• 1 minggu SMRS : demam, mengigil, dan berkeringat
dingin
• Px Fisik : KU : lethargic,TD 90/70 mmHg,Suhu 39.5oC,
RR 24x/menit. Kaku kuduk (-).
• Thick and thin smear → gametosit bentuk pisang.

DIAGNOSIS??
JAWABAN

D. Malaria serebral
PENJELASAN

Malaria
Definisi
• Penyakit oleh infeksi parasit plasmodium

Macam-macam plasmodium
• P. Falciparum
• P. Vivax
• P. Ovale
• P. Malariae

Vektor
• Nyamuk Anopheles sp. (betina)
PENJELASAN

Malaria
Manifestasi klinis
• Menggigil (1-2 jam)→ demam tinggi → diaforesis
(berkeringat) → temperatur turun
• Lelah, malaise, nyeri sendi, nyeri otot, mual,
muntah
Pemeriksaan Penunjang
• Apusan Darah Tipis → mengetahui jenis parasit
• Apusan Darah Tebal → Mengetahui jumlah parasit
• RDT → Rapid Diagnostic Test
PENJELASAN

Malaria
PENJELASAN

Malaria
TATALAKSANA

ACT 3 + PQ
1st line
SD
Falciparum
Kina 7 + Doxy
2nd line
7 + PQ SD

ACT 3 + PQ
1st line
14
Malaria tanpa Vivax & ovale
komplikasi Kina 7 + PQ
2nd line
14

Seperti vivax,
Relaps vivax
dosis PQ naik Keterangan
• ACT: (artemisinain –
combination
Malariae ACT 3 hari therapy)atermisinin-
amodiakuin
• PQ: primakuin
TATALAKSANA

IV:
artesunate
Antimalaria
Malaria berat
injeksi
IM:
artemether

Kina
Trimester 1
(oral/im/iv)
Hamil
ACT atau
Trimester 2/3
artesunate iv

• CATATAN: Guideline Pedoman


tatalaksana Malaria terbaru:
Trimester satu ACT
• Untuk referensi UKMPPD buku
Pedoman Tata Laksana Malaria saku ibu → masih menggunakan
Buku Saku pelayanan ibu di RS Kina
TATALAKSANA

Kemoprofilaksis
Sensitif Klorokuin
• Klorokuin 2 tab/minggu (1 minggu sebelum pergi, selama pergi,
dan 4 minggu setelah kembali)
• Indonesia resisten klorokuin, sehingga pilihan pertama →
doksisiklin
Resisten Klorokuin
• Doksisiklin 100 mg 1x1 per hari (1-2 hari sebelum pergi,
selama, dan 4 minggu setelah kembali) → kontraindikasi ibu
hamil
• Mefloquine 250 mg 1 tab/minggu (2 minggu sebelum, selama,
dan 4 minggu setelah pulang) →lini pertama ibu hamil
• Atovaquon 250 mg dan Proguanil 100 mg 1 tab per hari (1-2
hari sebelum pergi hingga 7 hari setelah pulang)
PENJELASAN

Malaria serebral
• Ensefalopati difus dengan penurunan kesadaran
dan berhubungan dengan sequestrasi
mikrovaskular serebral
• Manifestasi berat dari malaria tropikana (akibat
P. falciparum) → ditandai dengan perubahan
status mental hingga koma (pada dewasa, GCS
<9), biasanya didahului oleh kejang
• Angka mortalitas 25-50%, dapat menyebabkan
kematian bila tidak ditangani dalam waktu 24-72
jam
Medscape
PENJELASAN

Gejala dan tanda


• Trias malaria (demam, • Pemeriksaan dengan
menggigil, dan mikroskop sediaan darah
berkeringat) tebal dan tipis → bentuk
• Sakit kepala aseksual P. Falcifarum;
• Nyeri tengkuk, kaku otot tidak ditemukan infeksi
dan kejang umum lain
• Sering dijumpai • Dapat ditemukan
splenomegali dan hipoglikemia,
hepatomegali hiponatremia,
hipofosfatemia
• Gangguan kesadaran • Peningkatan limfosit pada
atau koma (biasanya analisis CSF
dalam 24 -72 jam)
• CT dan MRI: edema
serebral
Medscape
TATALAKSANA

Terapi
• 1st line: Artesunat IV 2,4mg/kg
• 2nd line: Artemeter IM 3,2 mg/kg

• Lanjut ACT 3 hari & primakuin 1 hari

• Resusitasi cairan apabila terjadi syok


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Dengue Shock Syndrome → etiologi bukan


malaria
B. Meningoensefalitis → kaku kuduk (+), penkes
C. Malaria tropikana → akibat P. falciparum
E. Syok sepsis → etiologi bukan malaria
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 25 tahun → tidak sadarkan diri
• Riw. kejang di rumah.
• 1 minggu SMRS : demam, mengigil, dan
berkeringat dingin
• Px Fisik : KU : lethargic,TD 90/70 mmHg, Suhu
39.5oC, RR 24x/menit. Kaku kuduk (-).
• Thick and thin smear → gametosit bentuk
pisang.

Maka, diagnosis yang tepat adalah

D. Malaria serebral
KEYWORDS
• Laki-laki, 50 tahun
• Perdarahan hidung tidak berhenti
• Riw. gangguan berkemih sejak 1 tahun lalu, pengobatan
tidak adekuat, PSA 15 ng/ml → suspek kanker prostat →
prokoagulan
• Konjungtiva anemis, kulit pucat, ptekie (+)
• Hb 5,7 , Trombosit 54.000, PT dan aPTT memanjang,
Fibrinogen rendah, D-dimer tinggi → koagulasi konsumtif

DIAGNOSIS??

JAWABAN

C. Disseminated Intravascular
Coagulation
PENJELASAN

Hemostasis
Hemostasis terjadi dalam 3 tahap:
1. Vasokonstriksi – Dipengaruhi oleh:
serotonin dan agen vasokonstriktor
lainnya
2. Formasi platelet plug – dipengaruhi oleh:
– Thromboxane A2 (TXA2)
– Jumlah platelet
– Faktor von Willebrand
– ADP
3. Kaskade koagulasi – dipengaruhi oleh:
jumlah faktor koagulasi
JALUR INTRINSIK (aPTT)

8 5
12 11 9* 10* 2* 1

JALUR EKSTRINSIK (PT)


* → Faktor yang dependen vitamin K, 7*
faktor VII paling dependen

→ Common pathway (dilalui ekstrinsik


dan intrinsic) 3

Pemeriksaan
Tahapan Angka Normal Penyakit
Penunjang
Vasokonstriksi Von Willebrand
Bleeding time (BT) 2-9 menit
Platelet plug disease, DIC

Hemofilia, Defisiensi
Kaskade Koagulasi Clotting time (CT) 8-15 menit
Vit. K
- Intrinsik aPTT 30-40 detik Hemofilia B
11-12,5 detik (PT),
- Ekstrinsik PT / INR Hemofilia A
0,8-1,1 (INR)
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation
• Nama lain → consumptive coagulopathy, defibrination
syndrome
• Definisi → Proses sistemik yang ditandai dengan
aktivasi berlebihan proses koagulasi dan fibrinolisis
dalam pembuluh darah
• Patogenesis
1. Paparan prokoagulan (didapat dari LPS bakteri, kanker,
trauma, dll)
2. Aktivasi kaskade koagulasi
3. Fibrinolisis → menghasilkan fibrin degradation products
4. End-organ damage → akibat hipoperfusi/perdarahan
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation
• Klasifikasi
– Akut (non-kompensata)
• Paparan prokoagulan masif dalam jangka pendek
• Menyebabkan diastesis perdarahan
• Kadar FDP tinggi → FDP tidak dapat dimetabolisme
hepar
– Kronik (kompensata)
• Paparan prokoagulan sedikit namun jangka panjang
• Produksi platelet dapat menutupi penggunaan
platelet
• Kadar FDP normal
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation
• Manifestasi Klinis
– Akut
• Manifestasi perdarahan → sering kali hingga
hipotensi
• Oliguria → end-organ damage ke ginjal
• Ikterik → end-organ damage ke hepar
• Dyspnea
• Syok
• Tromboemboli
– Kronik
• Sering asimptomatik
• Gangguan koagulasi
• Perdarahan GIT
PENJELASAN

Disseminated Intravascular
Coagulation
• Pemeriksaan Penunjang
Parameter Akut Kronik
Trombosit Menurun Tidak khas
PT Memanjang Normal
aPTT Memanjang Normal
Fibrinogen Menurun Normal/meningkat
Faktor V Menurun Normal
Faktor VIII Menurun Normal
Fibrin degradation
Meningkat Normal/meningkat
products
D-dimer Meningkat Meningkat
TATALAKSANA

Disseminated Intravascular
Coagulation
• Cari penyebab paparan prokoagulan
• Suportif → pertahankan status hidrasi
• Transfusi trombosit
– Trombosit <50.000 dengan perddarahan masif
– Trombosit <10.000 tanpa perdarahan
• Transfusi faktor koagulasi
– Perdarahan masif dengan PT dan aPTT memanjang
– Perdarahan masif dengan fibrinogen <50 mg/dL
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Benign Prostatic Hyperplasia → pembesaran


prostat jinak, serum PSA < 4 ng/ml
B. Anemia aplastik → penurunan pertumbuhan sel-
sel semua lini
D. Kanker Prostat → Bagian dari Diagnosis namun
tetap mengedepankan yang emergency dulu
D. Idiopathic Thrombocytopenic Purpura →
purpura (+), trombositopenia, pemeriksaan
koagulasi lain normal
KESIMPULAN
Jadi bila menemukan kasus
• Laki-laki, 50 tahun
• Perdarahan hidung tidak berhenti
• Riw. gangguan berkemih sejak 1 tahun lalu,
pengobatan tidak adekuat, PSA 15 ng/ml → suspek
kanker prostat → prokoagulan
• Konjungtiva anemis, kulit pucat, ptekie (+)
• Hb 5,7 , Trombosit 54.000, PT dan aPTT
memanjang, Fibrinogen rendah, D-dimer tinggi →
koagulasi konsumtif

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. Disseminated
Intravascular Coagulation
KEYWORDS

• Perempuan, 35 tahun
• Demam sejak 6 hari, naik turun
• Sakit kepala, pegal-pegal kedua kaki
• Riw. Relawan banji 2 minggu lalu
• Suhu 39,5
• Injeksi konjungtiva pada kedua mata, nyeri tekan
m. gastrocnemius

DIAGNOSIS >> LEPTOSPIROSIS


JAWABAN

A. Microscopic agglutination
test
PENJELASAN

Leptospirosis
• Penyakit zoonotik yang disebabkan oleh Leptospira
interrogans
• Dicuragai pada pasien demam yang berkontak dengan
air, tanah atau lumpur yang terkontaminasi urin binatang
• Manifestasi Klinis
– Demam
– Sakit kepala, mual, muntah, nyeri abdomen
– Nyeri otot betis (m. gastrocnemius)
– dapat muncul ikterus, hepatomegali, gagal ginjal

Disadur dari: Haake DA, Levett PN. Leptospirosis in humans. Curr Top Microbiol. 2015;387:65–97
PENJELASAN
PENJELASAN

Leptospirosis
• Penyakit ini terbagi atas 2 fase
– Fase I (septikemia)
• Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi (4-7 hari)
• Dapat terjadi proteinuria dan peningkatan kreatinin
• Organisme dapat terdeteksi dalam darah, uji serologi biasanya (-)
– Fase II (imun)
• Terbentuk antibodi IgM
• 1-3 hari bebas gejala, kemudian timbul gejala SSP (penurunan
kesadaran, kejang)
• Organisme terdeteksi di urin
PENJELASAN
PENJELASAN

Leptospirosis
Weil’s disease merupakan bentuk berat dari penyakit ini,
ditandai dengan
– Ikterus
– Gagal ginjal → ditandai dengan oliguria
– Perdarahan saluran cerna, paru
– Syok
TATALAKSANA

Leptospirosis
• Pemeriksaan Penunjang
– Microscopic agglutination test (MAT) →
pemeriksaan penunjang gold standard
– Kultur darah (fase I)
– Kultur urin (fase II)

• Tata laksana
– Leptospirosis: Doksisiklin 2x100 mg selama 7
hari
– Weil’s disease: Penisilin G 1,5 juta unit setiap 6
jam selama 7 hari
– Ibu hamil: hindari doksisiklin, ganti ampisilin 4x500-
750 mg selama 7 hari Disadur dari: Haake DA, Levett PN. Leptospirosis in humans. Curr Top
Microbiol. 2015;387:65–97
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Darah rutin → tidak spesifik (hanya untuk


melihat leukositosis)
C. Tes widal → untuk penunjang demam tifoid
D. IgM dan IgG Anti Dengue → untuk penunjang
demam dengue
E. Pemeriksaan SGOT dan SGPT → untuk
menilai kerusakan hepar, dapat dilakukan
pada Weil’s disease
KESIMPULAN

Jadi, bila menemukan kasus:


• Perempuan, 35 tahun
• Demam sejak 7 hari, naik turun
• Sakit kepala, pegal-pegal
• Riw. Relawan banjir 2 minggu lalu
• Suhu 39,5
• Injeksi konjungtiva pada kedua mata, nyeri tekan m.
gastrocnemius

DIAGNOSIS >> LEPTOSPIROSIS


Maka, pemeriksaan penunjang yang tepat adalah

A. Microscopic agglutination
test
KEYWORDS

• Laki-laki, 28 tahun
• Lemas, penurunan BB sejak 1.5 bulan
• Batuk berdahak sejak 2 bulan, disertai darah
• Demam sejak 1 bulan tidak turun, keringat malam
hari
• PF : oral thrush (+), ronki basah kasar kedua paru
• Anti-HIV (+), CD4<100, BTA (+)

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

C. HIV stadium 3
PENJELASAN

HIV-AIDS

HIV

• Human Immunodeficiency Virus

AIDS

• Penyakit yang ditimbulkan oleh HIV


• Acquired Immunodeficiency Syndrome
PAPDI
PPK laynan klinis primer 2017
PENJELASAN

Stadium Klinis HIV


Stadium 1:
• Asimtomatik, limfadenopati generalisata persisten

Stadium 2:
• BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral berulang, dermatitis seboroik,
infeksi jamur kuku
Stadium 3:
• BB turun >10%, diare kronik >1 bulan, demam >1 bulan, kandidiasis
oral, TB paru
Stadium 4:
• HIV wasting syndrome (BB turun >10%+diare kronik >1 bulan+demam
>1 bulan), PCP, TB ekstra paru
PENJELASAN

Strategi Tes HIV


PENJELASAN

Strategi Tes HIV


Strategi I
• 1 macam antigen
• Untuk skrining
Strategi II
• 2 macam antigen
• Untuk surveilans
Strategi III
• 3 macam antigen
• Untuk diagnosis
PENJELASAN

Strategi Tes HIV


Pemeriksaan Pertama (A1)

• Menggunakan tes dengan sensitivitas tinggi


secara ELISA atau EIA
• Reaksi antibodi terhadap antigen HIV-1 dan
HIV-2 dan/atau antigen p24 HIV

Pemeriksaan selanjutnya (A2 dan


A3)
• Menggunakan tes dengan spesifisitas tinggi
PENJELASAN

Strategi Tes HIV

A adalah
antigen
PENJELASAN

Strategi Tes HIV


PENJELASAN

Strategi Tes HIV


PENJELASAN

Strategi Tes HIV


PENJELASAN

Strategi Tes HIV

A adalah
antigen
TATALAKSANA

• Terapi ARV pada semua pasien dengan jumlah CD4 <350


sel/mm3
• Terapi ARV (tanpa memandang CD4) pada pasien
dengan
– TB aktif
– Ibu hamil
– Koinfeksi Hepatitis B
Anjuran Lini 1: 2 NRTI + 1 NNRTI
TATALAKSANA

Tata Laksana Lini 1


PILIHAN JAWABAN LAIN

A. HIV stadium 5 → tidak ada stadium ini


B. HIV stadium 4 → HIV wasting
syndrome (BB turun >10%+diare kronik >1
bulan+demam >1 bulan), PCP, TB ekstra
paru
D. HIV stadium 2 → pada kasus sudah
terjadi penyakit TB
E. HIV stadium 1 → asimtomatik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 28 tahun
• Lemas, penurunan BB sejak 1.5 bulan
• Batuk berdahak sejak 2 bulan, disertai darah
• Demam sejak 1 bulan tidak turun, keringat
malam hari
• PF : oral thrush (+), ronki basah kasar kedua
paru
• Anti-HIV (+), CD4<100, BTA (+)

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. HIV stadium 3
KEYWORDS

• Laki-laki, 38 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 4 jam lalu
• Tidak dapat mengingat beberapa kejadian dalam
hidupnya & tidak mengenali anggota keluarganya
• Kebiasaan minum alkohol sejak usia 17 tahun
• Riwayat trauma, DM, HT disangkal
• PF : nistagmus dan paresis N. VI

DIAGNOSIS ?? ETIOLOGI ??
JAWABAN

E. Sindrom Wernicke-Korsakoff
ec defisiensi tiamin
PENJELASAN
KEYWORDS

Wernicke Korsakoff Syndrome

• Karl Wernicke (1881) → sindrom, terdiri atas:


1. Mental confusion
2. Oftalmoplegi
3. Gait ataxia
• Berhubungan dengan alkoholisme
• Korsakoff → amnesia syndrome, berhubungan
dengan alkoholisme
PENJELASAN
KEYWORDS

Wernicke Korsakoff Syndrome

• Wernicke encephalopathy & Korsakoff syndrome


→ disebabkan defisiensi vitamin B1 (thiamine)
berat
• Disebabkan oleh
• Alkoholisme (absorpsi dan hepatic storage thiamine
menjadi terganggu) → paling sering
• Intake inadekuat
• Malabosrpsi
• Kondisi hipermetabolisme (keganasan, hipertiroid, dsb)
PENJELASAN
KEYWORDS Fitur Klinis

Wernicke encephalopathy Korsakoff Syndrome


• Akut, reversibel • Kronik, ireversibel
• Perlu dicurigai pada pasien
dengan alkoholisme + trias • Perubahan perilaku (lesi
wernicke encephalopathy: (1) lobus frontal): apatis,
confusion (2) disfungsi indifference
okulomotor
(nistagmus/diplopia/conjugate • Amnesia (anterograde &
gaze palsy) (3) gait ataxia retrograde)
• Manifestasi lain:
– Disfungsi otonom (hipotensi,
• Confabulation
hipotermi, syncope) • Halusinasi
– Disfungsi kardiovaskular
(takikardia, dyspnea)
• Disorientasi
– Keterlibatan diensefalik
(vegetative disorder)
PENJELASAN
KEYWORDS

WORKUP dan TATALAKSANA

• Diagnosis secara klinis, jika meragukan


• Lab: serum thiamine turun, serum laktat naik
• MRI: lesi periventrikular, nukleus saraf kranial,
cerebellum
• Tatalaksana
• Wernicke encephalopathy: High dose thiamine IV + long
term oral replacement of vitamin B
• Korsakoff syndrome: suplementasi thiamine oral
PENJELASAN
Effects of Deficiency and
Nutrient Principal Sources Functions
Toxicity
Vitamin A As preformed vitamin: fish Formation of rhodopsin (a Deficiency: Night blindness,
(retinol) liver oils, liver, egg yolks, photoreceptor pigment in perifollicular hyperkeratosis,
butter, vitamin A–fortified the retina) xerophthalmia, keratomalacia,
dairy products Integrity of epithelia increased morbidity and
As provitamin carotenoids: Lysosome stability mortality in young children
dark green and yellow Glycoprotein synthesis Toxicity: Headache, peeling
vegetables, carrots, yellow of skin, hepatosplenomegaly,
and orange fruits bone thickening, intracranial
hypertension, papilledema,
hypercalcemia
Vitamin B6 Organ meats (eg, liver), Many aspects of nitrogen Deficiency: Seizures,
(pyridoxine, whole-grain cereals, fish, metabolism (eg, anemia, neuropathies,
pyridoxal, legumes transaminations, porphyrin seborrheic dermatitis
pyridoxamine) and heme synthesis, Toxicity: Peripheral
tryptophan conversion neuropathy
to niacin)
Nucleic acid biosynthesis
Fatty acid, lipid, and amino
acid metabolism
Vitamin B12 Meats (especially beef, Maturation of RBCs, Deficiency: Megaloblastic
(cobalamins) pork, and organ meats [eg, neural function, DNA anemia, neurologic deficits
liver]), poultry, eggs, synthesis, myelin (confusion, paresthesias,
fortified cereals, milk and synthesis and repair ataxia)
milk products, clams,
oysters, mackerel, salmon
PENJELASAN

Effects of Deficiency and


Nutrient Principal Sources Functions
Toxicity
Asam Folat Raw green leafy vegetables, Maturation of RBCs Deficiency: Megaloblastic
fruits, organ meats (eg, Synthesis of purines, anemia, neural tube birth
liver), enriched cereals and pyrimidines, and defects, confusion
breads methionine
Development of fetal
nervous system
Niasin Liver, red meat, fish, poultry, Oxidation-reduction Deficiency: Pellagra
(nicotinic acid, legumes, whole-grain or reactions (dermatitis, glossitis, GI and
nicotinamide) enriched cereals and breads Carbohydrate and cell CNS dysfunction)
metabolism Toxicity: Flushing
Riboflavin Milk, cheese, liver, meat, Many aspects of Deficiency: Cheilosis,
(vitamin B2) eggs, enriched cereal carbohydrate and angular stomatitis, corneal
products protein metabolism vascularization
Integrity of mucous
membranes
Tiamin Whole grains, meat Carbohydrate, fat, amino Deficiency: Beriberi
(vitamin B1) (especially pork and liver), acid, glucose, and (peripheral neuropathy,
enriched cereal products, alcohol metabolism heart failure), Wernicke-
nuts, legumes, potatoes Central and peripheral Korsakoff syndrome
nerve cell function
Myocardial function
PENJELASAN
Nutrient Principal Sources Functions Effects of Deficiency and Toxicity
Vitamin C Citrus fruits, tomatoes, potatoes, Collagen formation Deficiency: Scurvy (hemorrhages,
(ascorbic acid) broccoli, strawberries, sweet Bone and blood vessel health loose teeth, gingivitis, bone
peppers Carnitine, hormone, and defects)
amino acid formation
Wound healing

Vitamin D Direct ultraviolet B irradiation of Calcium and phosphate Deficiency: Rickets (sometimes
(cholecalciferol, e the skin (main source), fortified absorption with tetany), osteomalacia
rgocalciferol) dairy products (main dietary Mineralization and repair of Toxicity: Hypercalcemia, anorexia,
source), fish liver oils, fatty fish, bone renal failure, metastatic
liver Tubular reabsorption of calcifications
calcium
Insulin and thyroid function,
improvement of immune
function, reduced risk of
autoimmune disease

Vitamin E (alpha- Vegetable oils, nuts Intracellular antioxidant Deficiency: RBC hemolysis,
tocopherol, other Scavenger of free radicals in neurologic deficits
tocopherols) biologic membranes Toxicity: Tendency to bleed

Vitamin K Green leafy vegetables Formation of prothrombin, Deficiency: Bleeding due to


(phylloquinone, (especially collards, spinach, and other coagulation factors, deficiency of prothrombin and
menaquinones) salad greens), soy beans, and bone proteins other factors, osteopenia
vegetable oils
Bacteria in the GI tract after
neonatal period
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Beri-beri, defisiensi vitamin B1 → tidak ada


gejala beri-beri pada pasien ini, defisiensi
vitamin B1 benar
B. Pelagra, defisiensi vitamin B3 → 3D
(demensia, diare, dermatitis)
C. Scurvy, defisiensi vitamin C → kelainan pada
mukosa
D. Sindrom Wernicke, defisiensi riboflavin →
kurang tepat, karena sudah terdapat amnesia,
defisiensi yang tepat adalah thiamine (B1)
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 38 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 4 jam lalu
• Tidak dapat mengingat beberapa kejadian
dalam hidupnya & tidak mengenali anggota
keluarganya
• Kebiasaan minum alkohol sejak usia 17 tahun
• Riwayat trauma, DM, HT disangkal
• PF : nistagmus dan paresis N. VI
Maka, diagnosis & etiologi yang tepat adalah

E. Sindrom Wernicke-
Korsakoff, defisiensi tiamin
KEYWORDS

• Perempuan, 49 tahun
• Serangan jantung 5 hari yang lalu. Saat ini keluhan (-)
• PF : TTV normal
• Lab : kolesterol 240 mg/dl, LDL 120 mg/dl, GDP 140
mg/dL

DIAGNOSIS >> DISLIPIDEMIA + DM Tipe 2 + PJK


(TINGKAT RISIKO SANGAT TINGGI)

JAWABAN

A. Rosuvastatin 1x20 mg
PENJELASAN
DISLIPIDEMIA
• Kelainan metabolisme lipid, ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid
plasma (kenaikan kolesterol total, LDL,
trigliserida, serta penurunan HDL).
• Dislipidemia:
– Primer : genetik/ familial.
– Sekunder : akibat penyakit lain, misal DM,
hipotiroidisme, sind. nefrotik, penyaakit hati
obstruktif obat (progestin, steroid, beta
blocker).

Sumber : Pengelolaan Dislipidemia PERKENI 2015


PENJELASAN

DISLIPIDEMIA
Berdasarkan tingkat risiko:
1. Tingkat risiko sangat tinggi → target terapi kolesterol LDL
<70 mg/dL atau penurunan ≥50% kolesterol awal
– PJK (angina stabil, sindrom koroner akut, post infark,
pernah menjalani revaskularisasi koroner
– Setara PJK
• DM tipe 2
• DM tipe 1 dengan mikroalbuminuria
• CKD, GFR <60
• Penyakit arteri karotis (TIA, stroke)
• Penyakit arteri perifer
– Nilai SCORE ≥10%
– Tatalaksana : High intensity statin
PENJELASAN

DISLIPIDEMIA
2. Tingkat risiko tinggi → target terapi kolesterol LDL <100 mg/dL atau
penurunan ≥30% kolesterol awal
– Faktor risiko tunggal yang berat (dislipidemia familial atau hipertensi berat
– Sindrom metabolik
– Nilai SCORE 5-<10%
– Tatalaksana : Moderate-High intensity statin
PENJELASAN

DISLIPIDEMIA
• Pengelolaan dislipidemia secara umum
– Terapi non farmakologi
• Aktivitas fisik
• Terapi nutrisi medis
• Berhenti merokok
– Terapi farmakologi → prinsip dasar: menurunkan resiko terkena
penyakit kardiovaskular
• Statin → evidence based terkuat
• Bile acid sequestrant
• Asam nikotinat
• Fibrat
TATALAKSANA

TATALAKSANA NON FARMAKOLOGI

• Aktivitas fisik:
– 4-6 kali seminggu, aktivitas fisik sedang, aerobik, minimal 30
menit, misal jalan cepat, bersepeda statis, berenang, dll.
– Aktivitas anaerob minimal 2x seminggu.
• Terapi nutrisi medis:
– Diet rendah kalori, terdiri buah dan sayur (>=5 porsi sehari),
biji-bijian (>=6 porsi sehari), ikan, dan daging tanpa lemak.
– Lemak jenuh, lemak trans, kolestrol dibatasi.
– Mikronutrien berguna menurunkan LDL: sterol dan serat larut
air.
– Berhenti merokok:
– Merokok mempercepat pembentukan plak
– Berhenti merokok min 30 hari meningkatkan HDL secara
signifikan
Sumber : Pengelolaan Dislipidemia PERKENI 2015
TATALAKSANA

TATALAKSANA
FARMAKOLOGIS

Sumber : Pengelolaan Dislipidemia PERKENI 2015


TATALAKSANA

TATALAKSANA FARMAKOLOGIS
Obat Hipolipidemik
• Nicotinic acid : ↓ produksi VLDL, ↑ HDL, dapat
menyebabkan resistensi insulin
• Bile acid sequestrant : meningkatkan pengeluaran LDL
dari sirkulasi dengan menstimulasi reseptor LDL
• Statin : ↓ kolesterol dengan menginhibisi HMG CoA
reduktase, ↓ lipoprotein, ↑ sintesis resepto LDL
• Asam fibrat : ↓ VLDL trigliserid, ↑ lipolysis trigliserid
melalui ↑ aktivitas lipase, ↑ HDL
PENJELASAN

STATIN
• Mengurangi pembentukan kolesterol di liver dengan
menghambat enzim HMG Co-A reduktase
• Menurunkan LDL dan TG
• Obat pilihan penurun konsentrasi LDL dan digunakan
sampai dosis terbesar yang dapat ditoleransi
• Direkomendasikan:
• Pencegahan primer: risiko 20% atau 10 tahun
risiko lebih besar untuk terkena PJK (skor risiko
Framingham)
• Pencegahan sekunder: pada pasien dengan klinis
kelainan kardiovaskular → utamanya high
intensity statin

PERKENI 2015
TATALAKSANA

Paling efektif
menurunkan LDL

PERKENI 2015
TATALAKSANA
STATIN

PERKENI 2015
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Atorvastatin 1x10 mg → moderate intensity


C. Simvastatin 1x20 mg → moderate intensity
D. Simvastatin 1x10 mg → low intensity
E. Atorvastatin 1x20 mg → moderate intensity
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Perempuan, 49 tahun
• Serangan jantung 5 hari yang lalu. Saat ini keluhan
(-)
• PF : TTV normal
• Lab : kolesterol 230 mg/dl, LDL 120 mg/dl, GDP 140
mg/dL

DIAGNOSIS >> DISLIPIDEMIA + DM Tipe 2 + PJK


(TINGKAT RISIKO SANGAT TINGGI)
Maka, tatalaksana yang tepat adalah

A. Rosuvastatin 1x20 mg
KEYWORDS

• Anak, 9 bulan
• Belum bisa duduk. Bisa mengangkat kepala
• Kulit teraba kering dan kasar, perut buncit, edema
periorbital, hidung datar, lidah besar dan menonjol
• Status gizi : BB/U SD-2 dan TB/U SD -3

DIAGNOSIS >> HIPOTIROID KONGENITAL

JAWABAN

B. Hipotiroidisme-Retardasi
Mental
PENJELASAN
KEYWORDS

KRETINISME

• Merupakan bentuk berat dari defisiensi iodin/


hipotiroidisme kongenital berat
• Biasanya terjadi secara endemis → kasus goiter
endemik dan defisiensi iodin berat

An infant with cretinism. Note the hypotonic


posture, coarse facial features, and umbilical
hernia.
PENJELASAN
KEYWORDS

KRETINISME
• Terdapat 2 jenis kretinisme:
• Kretinisme neurologis
• Retardasi mental.
• Gangguan neurologis lain: bisu-tuli; gangguan
gerakan motorik volunter berupa diplegia spastis;
abnormal gait.
• Tanpa goiter maupun klinis hipotiroid pada anak.
• Kretinisme hipotiroid/ myxedematous type
• Tanda hipotiroidisme menonjol: goiter, short stature/
kerdil/ dwarfisme, retardasi mental, miksedema, kulit
tebal dan kering, suara kasar, gangguan pertumbuhan
tulang, organ reproduksi, rambut, kulit; refleks tendon
dalam <<.
PENJELASAN
KEYWORDS
TATALAKSANA
KEYWORDS

• Levotiroksin oral adalah pilihan utama


• 10-15 mcg/kgBB/hari
• Target awal: normalisasi kadar fT4 – dan target
selanjutnya normalisasi kadar TSH
• Tablet levotiroksin dihancurkan, diberikan
bersama ASI/susu formula/air
PENJELASAN

Penggunaan obat antitiroid (PTU) selama kehamilan pada ibu dengan hipertiroidisme
→ ↓ serum maternal FT4 dan obat menembus plasenta → fetal hipotirodisme
PENJELASAN

AKONDROPLASIA
PENJELASAN

DWARFISM VS CRETINISM
Dwarfism Cretinism
Hipopituitarism Hipotiroidism
↓↓ GH ↓↓ T4, T3
Short stature, smart look Short stature, ugly look
Proportionate body parts Disproportionately small body
parts
Mentally normal (IQ Mentally retarded (low IQ)
normal)
Sexual infantilism Sexual infantilism, small
gonads
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Hiperparatiroidisme-Batu Ginjal→ dapat


menyebabkan hiperkalsemia, menyebabkan
gangguan irama jantung
C. Hipertiroidisme-Goiter Ophtalmopathy→
gejala hipertiroid (+), tidak sesuai dengan kasus
E. Hiperkalsemia-Batu Empedu→ dapat
disebabkan hiperparatiroidisme, menyebabkan
gangguan irama jantung
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak, 9 bulan
• Belum bisa duduk. Bisa mengangkat kepala
• Kulit teraba kering dan kasar, perut buncit, edema
periorbital, hidung datar, lidah besar dan menonjol
• Status gizi : BB/U SD-2 dan TB/U SD -3

DIAGNOSIS >> HIPOTIROID KONGENITAL


Maka, kondisi dan komplikasi yang tepat
adalah
B. Hipotiroidisme-Retardasi
Mental
KEYWORDS

• Anak, 10 tahun
• BB sulit naik, tidak nafsu makan
• Simian faces, iga gambang, perut cekung,
baggy pantas
• Edema (-)

DIAGNOSIS adalah...

JAWABAN

A. Marasmus
PENJELASAN
KEYWORDS

GIZI BURUK
• Diagnosis dengan klinis dan/atau antropometris :
• Terlihat sangat kurus dan/atau edema; dan/atau
• BB/TB atau BB/PB <-3 SD
• Terdapat 3 klasifikasi anak gizi buruk
• Kwashiorkor
• Marasmus
• Marasmik-Kwashiorkor
PENJELASAN
KEYWORDS

MARASMUS
• Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus
kulit
• Wajah seperti orang tua, menyerupai kera (simian
facies)
• Cengeng, rewel
• Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit
sampai tidak ada (seperti memakai celana longgar-
baggy pants)
• Perut umumnya cekung
• Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano sign”)
• Sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
→ diare persisten
PENJELASAN
KEYWORDS

▪ wajah seperti orang


tua (old man face,
simian facies →
menyerupai kera)
▪ kulit terlihat longgar
▪ tulang rusuk tampak
terlihat jelas
▪ kulit paha berkeriput
▪ kulit di pantat
berkeriput (“baggy
pants”)

967
PENJELASAN
KEYWORDS

Rambut hitam

Iga gambang

Tulang belakang Atrofi otot


menonjol
PENJELASAN

Kulit pantat berkeriput (“baggy pants”)


PENJELASAN

KWASHIORKOR
• Perubahan status mental: apatis & rewel
• Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut jagung, mudah
dicabut tanpa sakit, rontok
• Wajah membulat dan sembab
• Pandangan mata sayu
• Pembesaran hati

• EDEMA: Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat pitting


edema
• Derajat edema:
• + → Kedua punggung kaki
• ++ → Tungkai & lengan bawah
• +++ → Seluruh tubuh (wajah & perut)
PENJELASAN

KWASHIORKOR
• Otot mengecil (hipotrofi)
• Kelainan kulit berupa bercak merah muda yg
meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
• Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya akut) →
anemia dan diare
PENJELASAN
KEYWORDS

Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley.


PENJELASAN
KEYWORDS

Tampak ruam
▪ Edema muka
▪ rambut kemerahan, mudah
dicabut
▪ kurang aktif, rewel/cengeng
▪ pengurusan otot
▪ Kelainan kulit berupa
bercak merah muda yg
meluas & berubah warna
menjadi coklat kehitaman
dan terkelupas (crazy
pavement dermatosis)

973
PENJELASAN

MARASMUS - KWASHIORKOR
• Merupakan campuran dari beberapa
manifestasi klinis Kwashiorkor dan Marasmus
dengan BB/TB-PB < - 3 SD disertai edema yang
tidak mencolok
TATALAKSANA
KEYWORDS

PRINSIP TATALAKSANA GIZI BURUK


PENJELASAN

TATA LAKSANA GIZI BURUK


• Fase Stabilisasi
1. Atasi/cegah hipoglikemia (GDS < 54 mg/dL)
• Bila anak sadar, berikan 50 mL glukosa 10% atau 10% sukrosa (1
sendok teh penuh gula dengan 50 mL air) melalui oral atau NGT.
Kemudian mulailah pemberian F75 setiap 2 jam; untuk 2 jam pertama,
setiap 30 menit diberikan 1⁄4 dosis/volume F75
• Bila anak tidak sadar, berikan glukosa 10% intravena (5 mL/kgBB)
diikuti dengan 50 mL glukosa 10% atau sukrosa melalui NGT. Kemudian
mulailah pemberian F75 seperti di atas.
2. Atasi/cegah hipotermia
• Beri makan segera, pastikan tubuh anak tertutup pakaian, selimuti, pakai
pemanas/lampu
PENJELASAN

TATA LAKSANA GIZI BURUK


3. Atasi/Cegah Dehidrasi
• Pikirkan adanya dehidrasi pada anak gizi buruk dengan muntah
atau diare
• manifestasi klinis dehidrasi (bila ada) berupa rasa haus, mukosa
mulut kering.
• Jalur intravena digunakan pada keadaan syok dan dehidrasi berat (hati
hati menggunakan jalur IV karena resiko overload cairan)
• Pada keadaan dehidrasi diberikan ReSoMal 5 mL/kgBB setiap 30
menit selama 2 jam, melalui oral atau NGT. Selanjutnya berikan
ReSoMal 5-10 mL/kgBB/jam selama 4-10 jam,
TATALAKSANA

TATALAKSANA MIKRONUTRIEN
PILIHAN JAWABAN LAIN

B. Kwashiokor → Kekurangan protein kronik (edema,


asites, rambut jagung, crazy pavement dermatosis)
C. Marasmus Kwashiokor → Tidak didapakan gambaran
Kwashiokor pada pasien
D. Defisiensi B1→ Wernicke Korsakoff Ensefalopati –
Tidak ditemukan pada kasus
E. Defisiensi Fe→ Koilonikia, Atrofi papil lidah, glossitis,
anemia mikrositik hipokrom
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Anak , 10 tahun
• BB sulit naik, tidak nafsu makan
• Diare sejak 2 hari lalu
• Simian faces, iga gambang, perut cekung,
baggy pants

Maka, diagnosis yang tepat adalah

A. Marasmus
KEYWORDS

• Laki-laki, 50 tahun
• TD 150/90
• BB 88, TB 170 cm, LP 115 cm
• GDS 250 mg/dl, GDP 122 mg/dl
• Kolesterol total 270 mg/dl, Trigliserida 300
mg/dl, HDL 30 mg/dl

DIAGNOSIS ??
JAWABAN

C. Sindrom X
PENJELASAN

SINDROM METABOLIK
• Sinonim: sindrom X,
sindrom resistensi
insulin
• adalah kumpulan
abnormalitas
metabolik yang
meningkatakan risiko
penyakit
kardiovaskular.
• Manifestasi utama:
– Obesitas sentral
– Dislipidemia
– Hiperglikemia
– Hipertensi
Sumber: Harrison’s 19th ed, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5933580/figure/fig1-1753944717711379/
PENJELASAN

Kriteria Sindrom Metabolik

Minimal 3 dari 5

Sumber: Harrison’s 19th ed


TATALAKSANA

TATALAKSANA
• PERUBAHAN GAYA HIDUP
• Obesitas → penurunan BB PENTING!
– Restriksi kalori untuk menurunkan BB awal
– Aktivitas fisik untuk mempertahankan BB ideal
– Tidak boleh turun BB dengan drastis
• Terapi lainnya sesuai penyakit penyerta

Sumber: Harrison’s 19th ed


PENJELASAN

https://www.aafp.org/afp/2007/0501/p1365.htm
l
PILIHAN JAWABAN LAIN

A. Dislipidemia → kurang tepat, pasien


sudah mengalami sindrom metabolik
B. Obesitas sentral → kurang tepat,
pasien sudah mengalami sindrom
metabolik
D. DM tipe II → kurang tepat, pasien
sudah mengalami sindrom metabolik
E. Hipertensi stage II berdasarkan JNC-VII
→ kurang tepat, pasien sudah mengalami
sindrom metabolik
KESIMPULAN

Jadi bila menemukan kasus


• Laki-laki, 50 tahun
• TD 150/90
• BB 88, TB 170 cm, LP 115 cm
• GDS 240 mg/dl, GDP 122 mg/dl
• Kolesterol total 270 mg/dl, Trigliserida 300
mg/dl, HDL 30 mg/dl

Maka, diagnosis yang tepat adalah

C. Sindrom X

Anda mungkin juga menyukai