VS Epoetin-Beta Mingguan,
Hemoglobinisasi Serupa Namun Derajat
Anisositosis Berbeda Pada Pasien
Hemodialisa: RCT
Presentator:
PENDAHULUAN
Variabilitas hemoglobin merupakan peristiwa fisiologis, namun dipengaruhi oleh
penggunaan erythropoietin-stimulating agents (ESA)
Generasi-generasi ESA:
• EPO rekombinan manusia epoetin-α atau β; waktu paruh 6-9 jam
• Darbepoetin-α dengan waktu paruh yang panjang (25 jam)
• Generasi ketiga methoxy polyethylene glycol-epoetin-β
sebuah continuous erythropoietin receptor activator (CERA) dengan
waktu paruh yang lebih lama (sekitar 130 jam)
PENDAHULUAN
• Efektivitas CERA dalam pengobatan anemia dan mempertahankan Hb stabil pada pasien
hemodialisis telah dikonfirmasi dalam studi acak dengan membandingkan CERA terhadap
epoetin-β dan darbepoetin-α
• CERA Aktivitas eritropoietik lebih tinggi dibandingkan epoetin Derajat anisositosis.
• Hormon antipenuaan: α-Klotho yang diproduksi terutama di ginjal
Berperan penting dalam eritropoiesis dan eryptosis Renal anemia
• CKD Didapati masa hidup sel darah merah lebih singkat dan α-Klotho
• Namun, peran α-Klotho dalam rangkaian metabolisme besi pada pasien hemodialsis
dan peranan waktu paruh ESA yang berbeda-beda pada kadar α-Klotho masih sedikit
yang diketahui.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian RCT ini bertujuan memahami efektivitas pemberian CERA
secara sebulan sekali setelah dikonversi dari epoetin-β (1 – 3 kali
seminggu) pada pasien hemodialisis kronis dengan menilai stabilitas
Hb dan dampak potensial pada morfologi RBC.
Tujuan sekunder untuk mengevaluasi perbedaan potensial dalam
metabolisme besi, hepcidin, EPO, α-Klotho serta profil keamanan dan
tolerabilitas
METODE: Pasien
Diperoleh dari 189 rekam medis pasien dialisis kronis (Usia 18 tahun) pada
Jan 2010 hingga November 2011
Kriteria Inklusi
• Filter hemodialisis yang serupa selama 12 minggu sebelum inklusi
• Kt/V 1.2 (Daugirdas generasi dua)
• Hb 10,5 - 12,0 g/dL selama 12 minggu sebelum inklusi
• Dosis EB stabil: ± 1.000 IU/minggu, selama 3 bulan sebelum inklusi
• TSAT 20% dan/atau feritin serum > 100 ng/mL.
METODE: Pasien
Kriteria Eksklusi
• Gagal jantung kongestif NYHA IV
• perdarahan aktif atau riwayat transfusi dalam 8 minggu sebelum inklusi
• + Penyebab anemia lainnya (keganasan, as. folat atau B12, hemoglobinopati)
• Infeksi akut atau kronis
• Inflammatory disease yang tidak terkontrol
• Hipertensi yang tidak terkontrol dengan baik
• Terapi imunosupresif
• Trombositopati
• Kehamilan atau berkeinginan untuk hamil.
METODE: Intervensi
Sampel diacak menjadi: Kontrol : Tetap menerima EB IV mingguan
Eksperimental: Dikonversi menjadi CERA IV bulanan
• Program Grafis Sigma Plot 10.0
• Desain Studi (Gbr) *hingga 24 minggu
• Data klinis dan lab diperoleh tiap bulan dan ESA di
tittrasi berdasarkan:
• 25% ESA bila Hb <2 g/dL atau Hb 9 dan <11
• 50% ESA bila Hb 2 g/dL, atau Hb < 9
• 25% ESA bila Hb 1 g/dL atau Hb 12 dan 14
• 50% ESA bila Hb > 2 g/dL
• STOP ESA selama 1 bulan Jika Hb > 14 g/dL, dan diinisiasi
kembali dengan 25% dari dosis terendah sebelumnya.
• Fe IV diberikan dengan mempertahankan TSAT 20%
METODE: Evaluasi Outcome
• Stabilitas Hb, termasuk rerata perbedaan dianalisa pada bulan 0, 3, dan 6.
• Kemudian ditentukan persentase pasien dengan Hb stabil.
• Hb stabil Hb menigkat tidak lebih dari 1 g/dL dari baseline selama penelitian.
• Persentase pasien dengan Hb stabil
((Jumlah pasien Hb stabil pada tiap evaluasi/jumlah tiap kelompok) × 100).
• Heterogenitas sel darah merah dinilai RBC distribution width (RDW)
• Keamanan dan tolerabilitas ESA dinilai dengan menganalisa perubahan
office blood pressure selama penelitian dan pelaporan efek samping yang serius.
METODE: Assays
• Hb dan indeks hematologi lainnya diukur setiap bulan sebelum pertengahan minggu
dialisis dengan flow cytometry CELL-DYN Sapphire Analyzer (Abbott, AS).
• Parameter metabolisme Fe dinilai dengan metode standar.
• Serum hepcidin DRG Hepcidin Prohormone enzyme-linked immunoassay (ELISA)
• EPO Quantikine® IVD® Human Epo ELISA
• α-Klotho Assay Kit-IBL (Immuno-Biological Laboratories, Jepang).
METODE: Analisis Data
• Karakteristik dasar T-test, Mann-Whitney U-test, X2 test, atau Fisher test.
• Perubahan frekuensi McNemar atau Q Cochran
• Hasil perbandingan dua variabel dikotomis OR dengan OR: 95% CI
• Analisis perubahan variabel pada waktu follow-up ANOVA
• Evaluasi efek interaksi dalam pengobatan Partial eta-sqare value
η2 0,01 Small
η2 0,06 Medium
η2 0,14 Large
HASIL:
Karakteristik
Dasar
HASIL: Parameter Hematologi Dasar
HEMATOLOGI: Variabilitas Hb
Tidak ada interaksi yang signifikan dijumpai antara kelompok
Perbedaan EB dan CERA dalam rerata perubahan konsentrasi Hb
dari awal hingga evaluasi adalah:
• PP Analyses 0,28 g/dL (-0,36 hingga 0,93)
• ITT Analyses 0,19 g/dL (-0,37 hingga 0,76)
Setelah disesuaikan dengan suplementasi Fe
rerata perubahan menjadi -0,01 g/dL
(-0,76 hingga 0,74, Gambar)
HEMATOLOGI: Variabilitas Hb
Persentase pasien yang mempertahankan kadar Hb stabil
serupa pada kedua kelompok pengobatan
Pada bulan ke-3
• EB VS CERA: 9(56%) VS 10(66%), X2: 0,4, P: 0,55; OR: 1,55 (95% CI: 0,36 - 6,69)
Pada bulan ke-6
• EB VS CERA: 11 (69%) VS 8 (53%), X2: 0,77, P: 0,37; OR: 0,51 (95% CI: 0,12 - 2,24)
Analisis post hoc
Standard deviasi variabilitas Hb selama periode titrasi pada kelompok CERA dan EB -
0,13 dan 0,12 g/dL (P = 0,40).
Standard deviasi pada kadar Hb juga didapati serupa pada seluruh kelompok perlakuan
CERA dan EB -0,12 dan 0,11 g/dL (P = 0,42).
HEMATOLOGI: RDW