Anda di halaman 1dari 12

Anestesi EPIDURAL

Oleh
Nama: Annisa Hafsari Hasrimi
NIM : 130611035

Preseptor
dr. Zaki Fikran, Sp.An

BAGIAN/SMF ANESTESI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH/RSU CUT MEUTIA
2018
BAB 1 Pendahuluan
Anestesi epidural adalah teknik neuraxial yang
menawarkan berbagai aplikasi lebih luas daripada anestesi
spinal

Blok epidural dapat dilakukan pada level lumbal, torakal,


atau servikal

Teknik epidural dapat digunakan sebagai injeksi tunggal atau dengan kateter yang
dapat dilakukan dengan bolus intermiten dan/atau infusi yang berkelanjutan
merupakan teknik anestesi neuroaksial yang menawarkan suatu penerapan lebih luas
daripada teknik anestesi spina
Anestesi epidural dapat dilakukan pada level lumbal, torakal, dan servikal

Teknik epidural digunakan secara luas pada anestesi, analgesi persalinan, pengelolaan
saraf dengan menempatkan obat di ruang epidural (peridural, ekstradural) nyeri paska operasi dan pengelolaan nyeri kronis

definisi
Lokasi dilakukannya anestesi epidural
Penusukan jarum epidural pada section cesera
Penghindaran obat narkotik sehingga mengurangi kemungkinan penekanan pernapasan yang lama dan penekanan saraf pusat pada bayi, serta muntah pada ibu.
Kesadaran ibu tetap tidak berkabut selama pembiusan.
Teknik lebih sulit
Blok dapat disesuaikan guna memberikan analgesi yang cukup pada persalinan operatif pascasectio caesaria. Jumlah obat anestesi lokal lebih besar
Bias segmental
Tidak terjadi headache (PDPH) post operasi Reaksi sistemis tinggi
Hipotensi lambat terjadi Total Spinal Anestesi
Efek motoris lebih kurang & tidak ada atau sangat minimal efek otonom
Dapat 1-2 hari dengan kateter Obat 5-10x lebih banyak untuk level analgesi yang sama

keuntungan kekurangan
komplikasi

Adanya kemungkinan
timbulnya komplikasi ringan
sampai berat seperti nyeri
kepala dan punggung

infeksi subaraknoid atau


subdural, infeksi seperti
meningitis ataupun abses
subdural

cedera medulla spinalis


•Jumlah obat anestesi lokal yang dibutuhkan untuk anestesi epidural relatif lebih banyak bila dibandingkan dengan anestesi spinal
•Keracunan akan terjadi bila jumlah obat sebesar itu masuk intratekal atau intravaskuler

•Untuk mencegah timbulnya hal tersebut, dilakukan tes dose epidural.


•Test dose dilakukan untuk mendeteksi adanya kemungkinan injeksi ke ruang subaraknoid atau intravaskuler

•Test dose klasik dengan menggunakan kombinasi obat anestesi lokal dan epineprin, 3 ml lidokain 1,5 % dengan 0,005 mg/mL epineprin 1:200.000.
Indikasi anestesiepidural

P
B
e
d
a
h

e
d
aer
h

r
p
a
n
P

s
g
o
stg
u
o
l
p

a
d
eratifm
a
an
n
ajel
u
m

l et
u
n
t

i
R
P
e
P
v
O
as
K
k

n
u
laris
e
k

a
stre
m
itas
b
a

n w
a
h
Obat anestesi epidural
- Pasien posisi duduk atau tidur miring
sebelah sisi kiri pasien.
- Mencari marker atau spece intercostalis
setinggi L3-L4.
- Desinfektan daerah yang akan dilakukan
penusukan jarum epidural.
- Pasang duk steril pada daerah yang akan
dilakukan penyuntikan.
- Dilakukan penyuntikan lidocain sebagai
analgesi daerah yang akan dilakukan
penyuntikan.
- Dilakukan penyuntikan epidural dengan
jarum Tuohy no.18 G.
- Setelah lose resisten atau ujung jarum
masuk ruang epidural. Obat marcain
epidural 15ml atau 75ml.
- Segera setelah obat epidural disuntikan
pasien diposisikan tidur dengan
kepala sedikit tinggi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai