Anda di halaman 1dari 10

GAMBARAN RADIOLOGI

1) Foto Polos Kepala

Trauma pada kepala dapat menyebabkan perubahan pada tulang tengkorak akibat
gaya mekanik, seperti fraktur.13 Adanya gambaran fraktur pada tulang kepala
mengindikasikan adanya trauma intrakranial yang serius. 13 Dengan pemeriksaan foto
polos, tidak semua gambaran fraktur dapat ditemukan. Fraktur pada tulang temporal
menjadi fraktur yang sering luput dari pemeriksaan foto polos. 13 Foto polos kepala tidak
dapat digunakan untuk mendeteksi adanya perdarahan intracranial seperti perdarahan
ekstradural atau perdarahan intracerebral, sedangkan CT dapat mendeteksinya. 13 Oleh
sebab itu, saat ini modalitas CT dan MRI menjadi pilihan utama untuk mengevaluasi
trauma kepala. CT axial non kontras merupakan gold standard untuk trauma kepala. 13

Gambar 2.10 Foto Polos Kepala yang Menunjukkan Adanya Fraktur pada os Parietal Kiri
(tanda panah) dengan Riwayat Jatuh14

2) CT Scan
Pemeriksaan terhadap epidural hematoma dapat dilakukan dengan cepat dan
akurat menggunakan CT scan. 1 Dengan menggunakan CT scan, lokasi perdarahan dan
perkiraan volume perdarahan dapat diperkirakan dengan tepat . 1 Epidural hematoma
dapat disertai dengan fraktur atau tanpa fraktur. Pada hasil CT, EDH akan memberikan
gambaran yang hiperdens, berbatas tegas, bentuk bikonveks dan melekat pada tabula
interna, serta mendorong ventrikel ke sisi kontralateral. 15,16 Hematoma pada EDH
biasanya tidak melewati sutura seperti pada subdural hematoma, karena lapisan dura
melekat erat pada linea sutura calvaria. 3,16 Regio yang paling sering mengalami
perdarahan epidural adalah region temporal, frontal/ fossa posterior. 15 Apabila saat
dilakukan pemeriksaan, masih terdapat perdarahan yang aktif, maka gambarannya akan
kurang hiperdense dan mungkin akan ada gambaran swirl sign. 11 Pada pemeriksaan CT
juga dapat ditemukan gambaran fraktur pada tulang kepala. 9
Gambar 2.11 Gambaran Epidural Hematoma pada Hasil CT5

Gambar 2.12 Area hiperdens bikonveks, berbatas tegas di parietalis kanan dan melekat pada
tabula interna15
Gambar 2.13 Terlihat Garis Fraktur pada Parietal Dengan Gambaran
Hiperdense Bikonveks17

Gambar 2.14 EDH di Region Fronto-temporal Kiri dengan Pergeseran Garis Tengah pada
Potongan Axial Non-contrast18
Gambar 2.15 EDH di Region Fronto-temporal Kiri dengan Pergeseran Garis Tengah pada
Potongan Coronal Non-contrast 18

Gambar 2.16 Gambaran Linear Fraktur di Tulang Temporal dan Frontal pada Hasil Foto CT
Axial Bone Window18
Gambar 2.17 Gambaran Linear Fraktur di Tulang Temporal dan Frontal pada
Hasil Foto CT Coronal Bone Window18

Gambar 2.18 Swirl Sign pada Potongan Axial Non Contrast19

3) MRI
MRI ( Magnetic Resonance Imaging ) adalah pemeriksaan radiologi
diagnostic dengan menggunakan medan magnit, tanpa menggunakan sinar X. 15 MRI
dapat memberikan gambaran informasi yang lebih jelas, akan tetapi pemeriksaan
dengan menggunakan MRI memakan waktu yang cukup lama sedangkan diagnosis
EDH harus dilakukan dengan cepat. 15 Pada MRI terdapat 3 macam intensitas, yaitu
hipointens, isointense, dan hiperintens. 15 Dengan pemeriksaan MRI, air akan
memberikan gambaran hipointens di T1 dan hiperintens di T2, lemak atau darah
memberikan gambaran hiperintens pada T1 dan T2, dan kalsifikasi pada MRI akan
memberikan gambaran hipointens di T1 dan T2. 15
Pada pemeriksaan dengan MRI, epidural hematoma akut akan memberikan
gambaran yang isointense pada T1 dan perubahan iso ke hiperintense pada T2. 1,11
Pada fase subakut awal, gambaran pada MRI dapat berupa hipointense pada T2,
sedangkan untuk fase subakut akhir dan kronik gambarannya akan berupa
hiperintense di T1 dan T2. 1,11 EDH akut berlangsung 1 hari setelah trauma, fase
subakut 2-4 hari, dan fase kronik 7-20 hari.20

Gambar 2.19 Epidural Hematoma Fase Subakut Akhir pada Pemeriksaan MRI T1
Potongan Axial21
Gambar 2.20 Epidural Hematoma Fase Subakut Akhir pada Pemeriksaan MRI T2 Potongan
Axial21

Gambar 2.21 Epidural Hematoma Fase Subakut Akhir pada Pemeriksaan MRI T1 Potongan
Sagital21
4) Angiografi
Dengan menggunakan pemeriksaan angiogram, epidural hematoma sering sulit
dibedakan dengan subdural hematoma. Diagnosis EDH bisa ditegakkan jika arteri
meningea media terdesak ke arah median/ ke dalam. 13 Umumnya, pemeriksaan EDH
dengan angiografi digunakan untuk mengevaluasi penyebab EDH selain trauma,
contohnya pada perdarahan AVM (arteriovenosus Malformation). 1 Di bawah ini
terdapat contoh hasil pemeriksaan angiografi, dimana pasien mengalami trauma
kepala pasca mengkonsumsi banyak minuman beralkhohol. 20 Pada hasil pemeriksaan,
terdapat ekstravasasi kontras yang aktif, dimana terdapat perdarahan aktif dari cabang
posterior arteri meningeal medial. 20

Gambar 2.22 Angiografi pada Epidural Hematoma Akut22


Gambar 2.23 Percabangan Arteri Meningea Media1

DAFTAR PUSTAKA
1. Munir B. Neurologi Dasar. Jakarta: Sagung Seto; 2015.
2. Price DD. Epidural Hematoma in Emergency Medicine [online]. Medscape. 2016 [cited
2019 Maret 21].
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/824029-overview#a4
3. Knipe H, Gaillard F. Extradural Haemorrhage [online]. Radiopedia. [cited 2019 Maret
21].
Available from: https://radiopaedia.org/articles/extradural-haemorrhage?lang=us.
4. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA, editors. Kapita Selekta Kedokteran. 4th ed.
Jakarta: Media Aesculapius; 2014.
5. Chawla H, Malhotra R, Yadav RK, Griwan MS, Paliwal PK, Aggarwal AD. Diagnostic
Utility of Conventional Radiography in Head Injury. Journal of clinical and diagnostic
research. 2015 Jun; 9(6).
6. Onso MO. Skull Fractures [Online]. Radiopedia. 2012 [cited 2019 3 25].
Available from: https://radiopaedia.org/cases/skull-fractures-3?lang=us.
7. Staf Pengajar Subdivisi Radiodiagnostik, Departemen Radiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Radiologi Diagnostik. 2nd ed. Ekayuda I, editor. Jakarta: Badan
Penerbit FKUI; 2005.

Anda mungkin juga menyukai