DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN M ATA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVESITAS HASANUDDIN 2023 REFERAT

MATA
KE R I N G
Andi Muhammad Ilham Hidayah
C014202056

Residen Pembimbing:
dr. Muhammad Nur Agung Mappatanga

Supervisor Pembimbing:
dr. Ahmad Ashraf Amalius, Sp.M(K), M.Kes
 Dry Eye (mata kering) adalah penyakit air mata dan lapisan
permukaan mata (ocular surface) yang bersifat multifactorial,
dengan gejala klinis berupa rasa tidak nyaman, gangguan

Definisi penglihatan, serta ketidakstabial tear film (tirai air mata) yang
berpotensi merusak lapisan permukaan mata. Kondisi ini disertai
dengan peningkatan osmolaritas tirai air mata dan peradangan
lapisan permukaan mata

Sitorus S R, Sitompul R, Widyawati S. Buku Ajar Oftalmologi. 1st ed. Vol. 1. Jakarta: Universitas Indonesia Publishing; 2020.
 Epidemiologi

5-50%
Penduduk di seluruh dunia menderita
sindrom mata kering

• 15% berusia 65 tahun

• Indonesia: usia 21-29 ditemukan
19,2% dan ≥60 tahun sejumlah 30%.
• Asia: sekitar 27- 33%
• Amerika dan Australia: sebesar 5-16%

• Sitorus S R, Sitompul R, Widyawati S. Buku Ajar Oftalmologi. 1st ed. Vol. 1. Jakarta: Universitas Indonesia Publishing; 2020.
• Lemp M. The Definition and Classification of Dry Eye Disease: Report of the Definition and Classification Subcommittee of the International Dry Eye WorkShop . The Ocular Surface. 2007;5:75–92.
• Lee AJ, Lee J, Saw SM, Gazzard G, Koh D, Widjaja D, et al. Prevalence and risk factors associated with dry eye symptoms: a population based study in Indonesia. Br J Ophthalmol [Internet]. 2002 Dec [cited 2022 May
24];86(12):1347–51. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12446361
 Anatomi

Gambar 2. Lapisan Kornea.

Gambar 1. Anatomi Unit fungsional lakrimal (LFU).5

- Travis Jenkins, MD. Understanding The Structure Of Your Cornea. WilmingtonEye (2022).
- Weisenthal R, Natalie A A, Charles S B, Kathryn A C, David S R, Elmer Y T, et al. Clinical Approach to Ocular Surface Disorders, in Gambar 3. Konjungtiva.
External Disease and Cornea. San Fransisco. American Academy of Ophthalmology. ;45–79. (2014).
 Anatomi
Kelenjar lakrimal

Dieckow J, Argueso P. The Human Tear Film. Dalam: Herranz RM dan HerranRMC Ocular Surface: Anatomy, Physiology, Disorders and Therapeutic Care. New York: CRC Press. ;23-30. (2013).
 Lapisan Air Mata

Struktur Lapisan Air Mata

Sistem Lakrimal Mata

Dieckow J, Argueso P. The Human Tear Film. Dalam: Herranz RM dan Herran RMC Ocular Surface: Anatomy, Physiology, Disorders and Therapeutic Care. New York: CRC Press. 2013;23–30.
Beuerman R, Mircheff A, Pflugfelder S, Stern ME. The Lacrimal Functional Unit. (Dry Eye and Ocular Surface Disorders., 2004).
 Klasifikasi
Sindrom Mata Kering

Defisiensi Aquos Kombinasi Ketidakstabilan air mata/

evaporatif

Sindroma mata Sindroma mata kering Instrinsik Ekstrinsik

kering Sjörgen Non-Sjörgen

Primer Defisiensi Lakrimal Defisiensi Minyak Defisiensi

Meibom Vitamin A
Sekunder Defisiensi Kelainan Apertura Preservatif obat
Duktus Palpebra topikal
Lakrimal
Blok Refleks Frekuensi berkedip Pemakaian
berkurang lensa kontak
Obat Sistemik Kerja obat Faktor
(Isotretinoin) Lingkungan
Sitorus S R, Sitompul R, Widyawati S. Buku Ajar Oftalmologi. 1st ed. Vol. 1. Jakarta: Universitas Indonesia Publishing; 2020.
 Patofisiologi

Messesmer EM. The Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment of Dry Eye Disease. Deutsches Arzteblatt International. 2015;112:71–81.
 Anamnesis
- Rasa kering pada mata
- Rasa berpasir/sensasi benda asing
- Rasa panas atau gatal

Diagnosis
- Air mata berlebihan
- Penglihatan kabur

Pemeriksaan Fisis
Evaluasi wajah dan Kelopak mata
Pola berkedip, Tepi
kelopak mata, Bulu
mata, Konjungtiva,
Kornea, dan lapisan
air mata

• Alpa S P, Daniel E B. Dry Eye Syndrome. American Academy of Ophthalmology EyeWiki. 2022;
• Nichols K, Nichols J, Mitchell G. The lack of association between signs and symptoms in patients with dry eye disease. Cornea. 2004;23:762–70
 Pemeriksaan Segmen Anterior

• Peningkatan debris pada lapisan air mata

• Penurunan absorbsi air mata

• Disfungsi glandula meibom (blepharitis)

• Pada kasus berat dapat ditemukan ulkus kornea

• Penurunan sensasi/ hiperestesia kornea yang

diukur dengan Cochet-Bonnet Esthesiometer

• Beuerman R, Mircheff A, Pflugfelder S, Stern ME. The Lacrimal Functional Unit, in Stephen C. Pflugfelder, Roger W.Beuerman, Michael E. Stern (eds). Dry Eye and Ocular Surface Disorders.
New York Marcel Dekker, Inc. 2004;11–32.
• de Paiva C, Pfugfelder S. Corneal epitheliopathy of dry eye induces hyperesthesia to mechanical air jet stimulation. AM J Ophthalmol. 2004;137(1):109–15.
 Tear Break Up Test (TBUT)

Break-up time diukur sebagai interval antara kedipan mata terakhir sampai munculnya bintik hitam pada
pemeriksaan dengan fluorescein
Pada orang dengan mata kering, hasil TBUT kurang dari 10 detik

Lemp M. The Definition and Classification of Dry Eye Disease: Report of the Definition and Classification Subcommittee of the International Dry Eye WorkShop . The Ocular Surface. 2007;5:75–92.
 Tes Schirmer

• Hasil berdasarkan jumlah air mata yang

diproduksi, diukur dari garis pada kertas

• Normalnya, produksi air mata melewati garis

10mm

• Pada orang dengan sindrom mata kering

biasanya didapatkan hasil kurang dari
10mm.

Perry Henry D. 2008. Mata kering Disease: Pathophysiology, Classification, and Diagnosis. Volume 14 Number 3. USA. The American Journal of Managed Care. p. 79 – 85
 Uji Diagnostik lainnya

• Delayed Tear Clearance

• Tear Meniscus Height (Meniscometry)
• MMP-9 (InflammaDry)
• Tear Osmolarity (Osmolarity Tear Lab)
• Tear Film Interferometry (Interferometer LipiView)
• Sjö Test

• Sambursky R, Davitt I, Latkany R. Sensitivity and specificity of a point-of-care matrix metalloproteinase 9 immunoassay for diagnosing inflammation related to dry eye. JAMA Ophtalmol. 2013;24–8.
• Schargus M, Ivanova S, Kakkassery V. Correlation of Tear Film Osmolarity and 2 Different MMP-9 Tests With Common Dry Eye Tests in a Cohort of Non–Dry Eye Patients. Cornea. 2015;739–44.
• Lemp M, Bron A, Baudouin C. Tear osmolarity in the diagnosis and management of dry eye disease. Am J Ophthalmol. 2011;792–8.
 Derajat Keparahan Dry Eye
Derajat 1 keluhan mata kering pada kondisi lingkungan normal tanpa disertai tanda klinis
pada pemeriksaan lampu celah. Pemeriksaan invasive elektrofisiologik seperti
(Ringan)
seperti hiperosmolaritas, hipolisozim, atau sitokin inflamasi dapat positif

Derajat 2 Selain mengeluhkan gejela mata kering, juga disertai tanda klinis berupa erosi epitel,

(Sedang) keratopati punktata, keratitis filamentosa, TBUT memendek.

Keluhan mata kering, disertai gambaran klinis seperti ulkus kornea, kekeruhan kornea,
Derajat 3 (Berat)
neovaskularisasi kornea, atau metaplasia epitel skuamosa. Tanda-tanda ini umumnya
terlihat pada pasien yang tidak diterapi.

Sitorus S R, Sitompul R, Widyawati S. Buku Ajar Oftalmologi. (Universitas Indonesia Publishing, 2020).
Pflugfelder, S.C. dan A. Solomon. 2006. Dry Eye. Dalam: Mannis, M.J. dan E.J. Holland. Ocular Surface Disease: Medical and Surgical Management. Hal. 49-57. New York: Springer.
 Prognosis

• Prognosis sindrom mata kering bergantung pada tingkat keparahan penyakit.

Sebagian besar pasien berada pada keparahan penyakit ringan hingga sedang dan
dapat diterapi secara simtomatis dengan menggunakan lubrikan.
• Secara umum, prognosis penglihatan pada pasien dengan sindrom mata
kering adalah baik

Riordan-Eva, P & Witcher, JP (2008). Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology, 17th Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Diterjemahkan: Diana Susanto. 2009. Oftalmologi Umum
Vaughan &Asbury, Ed. 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
 Kesimpulan
Dry eye syndrome adalah penyakit multifaktor dari air mata dan permukaan bola mata yang
menyebabkan ketidaknyamanan, gangguan penglihatan, dan ketidakstabilan lapisan air mata yang
berpotensi merusak permukaan bola mata
Penegakan diagnosa mata kering didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan segmen anterior
mata, tes schirmer, tear film break up time
Pengobatan tergantung penyebabnya dan keparahan penyakit.

Riordan-Eva, P & Witcher, JP (2008). Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology, 17th Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Diterjemahkan: Diana Susanto. 2009. Oftalmologi Umum
Vaughan &Asbury, Ed. 17. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
TERIMA KASIH