2.2 Epidemiologi
Pada tahun 2004, diperkirakan bahwa 125 juta orang (2%) menggunakan lensa kontak
di seluruh dunia. Sekitar 35 juta orang di Amerika Serikat memakai lensa kontak, iaitu 20%
untuk tujuan koreksi refraksi. Penggunaan Lensa kontak lunak telah mencapai angka 100
persen di Negara seperti Australia, Canada, Denmark, Iceland, Lithuania, Norway, Romania,
dan Taiwan.Berdasarkan Contact Lens Council. "Statistics on Contact Lens Wear in the U.S."
7 November 2004 64% wanita menggunakan lensa kontak lunak dan 70% wanita
menggunakan lensa kontak rigid/kaku. Sedangkan pria 36% menggunakan lensa kontak
lunak dan 30% menggunakan lensa kontak rigid/kaku.
Tabel 2.2 Jumlah pengguna lensa kontak berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Jenis lensa
Kontak
Pengguna 10% 23% 45% 22%
lensa kontak
lunak
Pengguna 3% 10% 26% 61%
lensa kontak
kaku/rigid
Dari segi repleacement-nya, lensa kontak dibagi ke dalam beberapa jenis, sesuai
rekomendasi dari pabrikannya.
1. Disposable, alias bisa dibuang usai dipakai.
2. Frequent replacement. Harus diganti setiap 3-6 bulan.
3. Permanen. Dapat dipakai selama setahun atau lebih.
Dari segi pemakaiannya, lensa kontak dibagi dua:
- Daily wear (pemakaian siang hari dan tak bisa dipakai tidur).
- Overnight wear (bisa dipakai saat tidur).
Lensa kontak terdiri dari berbagai bentuk antara lain lensa kontak lembut, lensa
kontak keras dan lensa kontak gas permeable. Lensa kontak lembut terbuat dari pada bahan
yang lebih lembut. Lensa ini terbuat dari hidroksi etil meta krilat (HEMA), EDMA, PVP,
bersifat sangat lentur yang memberikan lebih sedikit keluhan pada pemakaiannya karena
mudah mengikuti bentuk permukaan kornea. Lensa kontak lembut dipakai untuk pengobatan
seperti cedera mata akibat bahan kimia dan pada selaput bening yang cacat karena sifatnya
yang lentur, mengandung banyak air, baik untuk astigmat irregular, edema kornea atau
keratitis bulosa, erosi rekuren, trauma kimia, dan perforasi kecil kornea. Lensa kontak lembut
dapat mengakibatkan penglihatan tidak sempurna seperti lensa kontak keras, ongkos yang
lebih besar akibat penyimpanannya yang steril dan pada lensa lembut dapat tertimbun lemak
f. Laktoferrin
Laktoferrin dalam air mata akan rendah pada pasien dengan hiposekresi kelenjar
lakrimal.
b. Hipoksia kornea
Hipoksia kornea adalah salah satu komplikasi yang paling umum pada pemakai lensa
kontak. Pada kondisi ini kornea kekurangan oksigen yang sangat dibutuhkan. Kornea
tidak memiliki suplai darah sendiri, sehingga kornea hanya mendapat oksigen dari air
mata. Lensa kontak mengurangi pasokan oksigen ke kornea, sehingga akan terjadi edema
kornea. Dengan demikian, hipoksia dapat menyebabkan perubahan kornea seperti,
mengurangi sensitivitas, adhesi dan beberapa kasus infiltrat (Beljan, 2013).
c. Mata Merah
Hipoksia kornea yang terjadi pada pengguna lensa kontak akan mengakibatkan
vasodilatasi pada pembuluh darah disekitarnya untuk memenuhi pasokan nutirsi ke
kornea.
f. Ulkus Kornea
Pemakaian lensa kontak dapat menyebabkan erosi epitel, microcysts epitel dan epitel
edema. Hal ini diakibatkan karena gesekan mekanis dari lensa kontak terhadap
kornea.
2.11 Penatalaksanaan
Bila terjadi komplikasi pada pemakaian lensa kontak yang terpenting adalah melepas
lensa kontak terlebih dahulu, sedangkan pengobatan tergantung pada penyebabnya, kemudian
dilanjutkan dengan fitting ulang (Budiono et al, 2013).
Jika hasil Keratometri didapatkan dalam dioptri maka BC ditentukan dengan cara:
Pilih diameter lensa kontak,pastikan optic zone menutupi pupil.contoh:
o Diameter 9.2 mm pada hasil keratometri didaptkan 42.75 D/45.00 D @90
o Dari Flat K didaptkan 42.75(7.9 mm)
o Untuk astigmat konea menjadi: 45-42.75 = 2.25 D
o Berdasarkan tabel 2
astigmat Diameter 9.2
0.0-0.5 D 0.50 D flatter
0.75-1.25 0.25 D flatter
1.5-2.00 Flat k
2.25-2.75 0.25 D stepper
3.00-3.5 0.5 D stepper
Untuk astigmat kornea bila 2.25 D maka BC mya adalah 0.25 Dstepper than K(dari tabel) sehingga
BC nya adalah : 42.75 +0.25 D= 43.00 D (pada stepper ditambah)