Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Oftalmol Ada (2020) 9:877–888 https://

doi.org/10.1007/s40123-020-00308-z

TINJAUAN

Penyakit Mata Kering: Pengenalan Dini dengan Pedoman

Penatalaksanaan dan Perawatan untuk Dokter Keluarga
Perawatan Primer
Mohammad A. Verjee . Ashley R. Brissette. Christopher E. Starr

Diterima: 17 Juli 2020 / Diterima: 24 September 2020 / Diterbitkan online: 22 Oktober 2020
Penulis 2020

terjadi pada 9,8% wanita pascamenopause. Penyebab

ABSTRAK
DED span defek aparatus lakrimal dan gangguan
sistemik. Terlepas dari prevalensinya, hingga setengah
Presentasi perawatan primer penyakit mata kering
dari pasien dengan DED yang dikonfirmasi tidak
(DED) adalah umum dan menimbulkan tantangan
menerima pengobatan pengurangan yang tepat.
diagnostik karena berbagai gejala dan tidak adanya
Faktor risiko pada basis fungsional dan lingkungan
kepastian bagi praktisi keluarga. Meskipun ada banyak
mengikuti. Alat untuk memperoleh diagnosis yang
artikel yang diterbitkan tentang topik ini, Lokakarya
lebih yakin diuraikan menggunakan Indeks Penyakit
Mata Kering Film Tear Film dan Ocular Surface Society
Permukaan Okular (OSDI) dan kuesioner Penilaian
2017 adalah laporan penting dalam membedakan
Gejala dalam Mata Kering (SANDE). Lacritin, lutein,
perbedaan multifaktorial. Istilah yang didefinisikan
vitamin A, dan nutrisi seimbang merupakan
ulang menjelaskan gangguan DED. Permukaan mata—
kontributor penting untuk menjaga kesehatan mata
permukaan air mata/udara—adalah komponen refraksi
dengan manajemen dan pengobatan yang tepat.
utama mata, itulah sebabnya DED begitu signifikan dan
Penulis berharap bahwa makalah ini akan mendorong
memengaruhi penglihatan. Ada prevalensi DED yang
diagnosis DED yang lebih akurat dan bijaksana dalam
tinggi di masyarakat, mulai dari 5% hingga 30% orang
praktik perawatan primer dan pengakuan awal rujukan
di berbagai penelitian. Pasien lanjut usia memiliki
spesialis.
hingga 75% peningkatan risiko DED dan menerima
perawatan yang lebih intensif daripada kelompok usia
yang lebih muda. DED juga lebih sering terjadi pada
wanita daripada pria,

RINGKASAN BAHASA POLOS

Bahan pelengkap elektronik Versi online artikel ini (https://
doi.org/10.1007/s40123020-00308-z) berisi materi tambahan,
yang tersedia untuk pengguna yang berwenang.
MA Verjee (&)
Urusan Mahasiswa Kedokteran, & Pendidikan Kedokteran,
Kedokteran Weill Cornell - Qatar, Doha, Qatar
email: mov2002@qatar-med.cornell.edu
AR Brissette CE Starr
Departemen Oftalmologi, Kedokteran Weill Cornell,
New York, NY, AS
Penyakit mata kering (DED) menimbulkan tantangan
diagnostik bagi dokter perawatan primer. Kondisi ini
melibatkan antarmuka air mata/udara, pada permukaan
kornea (okular), tempat cahaya masuk ke mata. Setiap
perubahan dalam pembiasan cahaya mempengaruhi
penglihatan biasa. Gejala DED termasuk gatal, berpasir,
sensasi benda asing, kemerahan, robekan berlebihan, dan
penglihatan kabur, yang terakhir adalah presentasi yang
paling umum. Pada akhirnya,
878
penyakit yang tidak diobati menyebabkan
ketidaknyamanan dan defisit visual yang berkelanjutan,
tetapi bila parah, dapat menyebabkan kebutaan.
Sampai 30% dari populasi menderita DED, dengan
orang tua, terutama wanita, lebih terpengaruh.
Sayangnya, hingga 50% dari mereka yang terkena
dampak memiliki pengobatan yang tidak memadai.
Kuesioner membantu dalam diagnosis. Tes kantor
sederhana dapat menunjukkan tingkat keparahan
masalah mata. Teknologi dengan fotografi smartphone
dapat mengambil gambar beresolusi tinggi, yang
berguna dalam pendidikan dan pengajaran. Banyak
kondisi yang menyebabkan DED, termasuk blepharitis,
infeksi kelopak mata. Risiko lingkungan juga
berlimpah. Nutrisi yang tepat sangat penting dalam
menjaga kesehatan mata. Gejala mata intermiten
cenderung diremehkan oleh publik, dengan membeli
produk yang dijual bebas seperti air mata buatan
daripada mencari pemeriksaan medis yang tepat.
Kata kunci: Biofilm; Blefaritis; penyakit mata kering
(DED); Lakritin; Lutein; Disfungsi Meibom kelenjar
(MGD); permukaan okular; Merobek film
Poin Ringkasan Utama
Mengapa melakukan penelitian ini?
Kurangnya kesadaran akan DED pada titik pertama
kontak dokter yang dilaporkan oleh penulis lain,
tanpa diagnosis yang cepat dari kondisi tersebut,
mengakibatkan ketidaknyamanan pasien yang lebih
besar dan akhirnya kerusakan visual.
Sekitar setengah dari semua pasien yang
didiagnosis dengan kondisi tersebut tidak menerima
perawatan yang benar dalam pengaturan perawatan
primer (FP).
Apa yang dipelajari dari studi tersebut?
Makalah ini mengartikulasikan dan merangkum
temuan TFOS DEWS II secara ringkas untuk
memungkinkan pemahaman yang lebih baik
tentang diagnosis, manajemen, dan pengobatan
DED oleh keluarga perawatan primer (FP).
dokter.
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
Prosedur kantor sederhana dan praktis baik
untuk konfirmasi atau pengecualian DED,
bersama dengan lebih dalam
pemahaman tentang gejala yang muncul dan
mengenali penyebab signifikan morbiditas
visual.
FITUR DIGITAL
Artikel ini diterbitkan dengan fitur digital, termasuk
slide ringkasan, ringkasan bahasa sederhana, dan
video, untuk memudahkan pemahaman artikel. Untuk
melihat fitur digital untuk artikel ini, kunjungi
https://doi.org/10.6084/m9.
figshare.12994019.
LATAR BELAKANG: PERMUKAAN OKULAR
Sebuah film air mata menutupi semua permukaan
mata. Film ini sebelumnya dianggap terdiri dari tiga
lapisan yang berbeda: lapisan lipid luar berminyak,
lapisan air dominan tengah, dan lapisan musinosa
bagian dalam. Namun, film air mata kemungkinan ada
sebagai lapisan ganda dengan lapisan lipid luar dan
lapisan cairan encer/mucinous campuran bagian
dalam. Lapisan ini mempertahankan status hidrasi dan
melindungi permukaan okular. Gangguan pada salah
satu lapisan dapat merusak permukaan ini dan
menyebabkan rasa sakit menjadi gejala yang menonjol.
MEMAHAMI MATA KERING
PENYAKIT
Penyakit mata kering (DED) dan sindrom mata kering
(DES) terkadang digunakan secara sinonim. Craig dkk. [
1] mendefinisikan ulang klasifikasi DED berbasis bukti
dan kontemporer yang disusun dari pertemuan Tear
Film & Ocular Surface Society Dry Eye Workshop II
(TFOS DEWS) pada tahun 2007 [2], mengakui sifat
multifaktorialnya. TFOS DEWS II [1] merevisi definisi
DED sebagai:
"penyakit multifaktorial pada permukaan mata
yang ditandai dengan hilangnya homeostasis"
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888 879

lapisan air mata, dan disertai dengan gejala
okular, di mana ketidakstabilan lapisan air mata
dan hiperosmolaritas, permukaan okular
inflamasi dan kerusakan, dan kelainan
neurosensori memainkan peran etiologis.''
Laporan tersebut memandu manajemen dan
penelitian klinis [1]. Deskripsi DED baru memperbarui
gangguan, menghadirkan sistem klasifikasi tiga
bagian: masalah mata kering adalah gangguan unit
fungsional lakrimal (LFU) yang terdiri dari
1. Kelenjar lakrimal
2. permukaan okular
3. Kelopak mata
Sementara istilah ''kekurangan air'' dan ''mata
kering evaporatif'' telah dihapus dari definisi baru,
mereka tetap valid dalam klasifikasi etiologi [1].
menciptakan istilah baru sindrom blepharitis mata
kering (DEBS). Struktur biofilm adalah target untuk
kolonisasi bakteri. Invasi memulai aktivasi gen
penginderaan kuorum, kemudian memproduksi
''faktor virulensi'' inflamasi, termasuk super-antigen,
yang bertahan seumur hidup. Faktor-faktor ini
menyebabkan inflamasi folikular, MGD, defisiensi
akuos (lakrimalitis), dengan kerusakan kelopak mata
dan kerusakan yang berkelanjutan dalam jangka
panjang. Penampilan permukaan kelopak mata bawah
terlihat, awalnya dengan scurf, juga dikenal sebagai
ketombe silindris, kemudian mengalami keratinisasi,
seperti yang terlihat pada Gambar.1 dan 2 [5, 6].
Meibography menggambarkan perubahan MGD
seperti yang terlihat pada Gambar.3 [7]. Pada tahap
yang lebih lanjut, kerusakan kelopak mata sering
disertai dengan ektropion atau entropion atau dapat
menyebabkan kelopak mata menjadi oppy.

DED menyebabkan kekurangan pelumasan yang cukup KEPATUHAN DENGAN ETIKA

kronis pada lapisan film air mata berair mata, yang
PEDOMAN
menyebabkan gangguan permukaan mata. DED adalah
gangguan multifaktorial dengan inflamasi, penguapan air
Artikel ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan
mata, dan peningkatan osmolaritas sebagai proses
sebelumnya dan tidak mengandung penelitian apa pun
patofisiologis intinya [1, 2]. Keratokonjungtivitis sicca (KCS)
dengan peserta manusia atau hewan yang dilakukan oleh
memang memiliki komponen mata kering tetapi jangan
penulis mana pun.
disalahartikan sebagai DED. Penggunaannya sekarang
terbatas pada sindrom Sjögren. Panel Delphi pada tahun
2006 menekankan bahwa disfungsi air mata melibatkan
lebih dari sekedar defisiensi akuos. Mayoritas DED dapat
dikaitkan dengan lapisan lipid film air mata yang tidak
mencukupi, yang menyebabkan penguapan air mata yang
berlebihan.3]. Kurangnya aktivitas kelenjar lakrimal
menyebabkan defisiensi air mata berair (ATD).1], tetapi
kehilangan penguapan, baik intrinsik maupun ekstrinsik,
juga harus dipertimbangkan. Peningkatan kadar faktor
pertumbuhan saraf air mata (NGF) yang ditemukan pada
mereka yang menderita KCS mungkin memiliki peran
dalam peradangan permukaan. DED yang berkepanjangan
dapat menyebabkan metaplasia skuamosa, pengurangan
sel goblet penghasil musin, serta hiperkeratosis.
Perubahan hormonal selama menopause dan kehamilan,
serta katarak dan operasi refraktif juga dapat berdampak
buruk pada aktivitas lakrimal.

Menilai kesehatan kelopak mata ketika DED

dikonfirmasi adalah penting karena ada hubungan erat Gambar 1 Blefaritis anterior menunjukkan scurf.hak cipta
dengan blepharitis dan disfungsi kelenjar Meibomian 2020 Starr C E. Weill Cornell Medicine, New York, NY,
(MGD). Rynerson dan Perry [4] AS
880
Gambar 2. Blefaritis anterior menunjukkan keratinisasi.
Hak Cipta 2020 Starr C E. Weill Cornell Medicine, New
York, NY, AS
Gambar 3 Meibografi menunjukkan disfungsi kelenjar Meibom (MGD);
perhatikan area yang lebih gelap pada kelopak mata bawah yang menandakan
kerugian. Hak Cipta 2020 Starr C E. Weill Cornell
Obat-obatan, New York, NY, AS
PREVALENSI
Prevalensi DED diperkirakan 5-50%, tergantung pada
komorbiditas. Insiden pada wanita pascamenopause
meningkat dari 5,7% pada usia kurang dari 50 tahun
menjadi 9,8% dan hingga 75% pada usia 75 tahun.8, 9].
Banyak orang tidak menyadari kondisi yang
mendasarinya. Dari perkiraan 50 juta orang dengan
DED di Amerika Serikat, sekitar 35 juta tidak
terdiagnosis.3]. Penuaan adalah proses alami di mana
gejala dan tanda-tanda DED dapat diabaikan atau
diabaikan oleh pasien, tanpa menghubungkan masalah
dengan dokter perawatan mereka.
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
PENYEBAB DED
Disfungsi Permukaan Mata
Gupta dkk. [10] menemukan bahwa disfungsi
permukaan okular (OSD) adalah umum pada pasien
yang menjalani operasi katarak, meskipun banyak yang
tidak terdiagnosis. Karena prevalensinya yang tinggi,
skrining disarankan dengan tes air mata sebelum
operasi invasif.
Starr dkk. [11] menulis makalah tentang DED dan
operasi mata, mencatat dampak pada OSD setelah
prosedur bedah: gejala DED dapat diperburuk,
mengakibatkan penurunan penglihatan dan
ketidakpuasan pasca operasi. American Society of
Cataract and Refractive Surgery (ASCRS) mengatasi
kurangnya kesadaran tentang hasil bedah dengan
mengembangkan algoritma OSD berbasis konsensus
baru untuk memperoleh dan mengobati OSD yang
signifikan secara visual sebelum operasi refraktif
dimulai. Tujuan mereka adalah untuk meningkatkan
hasil visual pasca operasi dan meningkatkan kepuasan
pasien.
Tingkat Kedipan
Pasien dengan penyakit Parkinson rentan terhadap DED
karena refleks kedip yang rendah dan distribusi film air
mata yang buruk pada permukaan mata. Orang dengan
penyakit Parkinson mungkin memiliki tingkat kedipan
yang sangat menurun hanya dua kedipan per menit
dibandingkan rata-rata tingkat kedipan 'normal' hingga 18
per menit [12]. Wolffsohn dkk. [13] mengevaluasi Tes
Kedipan Mata Kering yang dilakukan sendiri oleh pasien
terhadap kriteria diagnosis DED yang telah ditetapkan dan
menemukan bahwa tes tersebut menawarkan metode
cepat untuk mengidentifikasi kemungkinan DED. Tes
tersebut melibatkan seorang pasien yang mengamati
gambar di layar komputer sambil mencoba untuk tidak
berkedip setelah memberikan solusi isotonik mata yang
dijual bebas. Lamanya waktu, diukur dalam detik, tidak
adanya kedipan tanpa ketidaknyamanan diukur dengan
batas waktu 10 detik. Metode skrining ini, dikombinasikan
dengan kuesioner, menunjukkan sensitivitas 71%, dan
spesifisitas 90% untuk mendiagnosis DED.
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888 881

Penyakit Autoimun dan Gangguan

Lainnya

Penyakit rematik dapat hadir dengan KCS. Tanda-tanda

uveitis anterior pada artritis reumatoid dan gejala
lupus eritematosus sistemik (SLE), skleroderma, dan
granulomatosis yang kambuh, dengan poliangiitis
(GPA), sebelumnya dikenal sebagai granulomatosis
Wegener adalah penting. Penyakit autoimun lain yang
harus dihilangkan adalah sindrom Sjögren (SjS),
sindrom Behçet, hipertiroidisme dengan proptosis
ireversibel pada penyakit Graves, jarang
dermatomiositis, penyakit jaringan ikat, trakoma,
kelainan kelopak mata, dan defisiensi vitamin A. MGD,
Gambar 4 Penyakit mata kering: pewarnaan fluorescein
ektropion, antidepresan trisiklik, antihistamin,
menyoroti kerusakan permukaan mata yang meluas. Izin
midriatik, kontrasepsi oral, diuretik, dan obat
untuk reproduksi diberikan. Hak Cipta Akademi Amerika 2020
antihipertensi, termasuk beta-blocker, merupakan
Oftalmologi
predisposisi peningkatan kemungkinan DED.
Konjungtivitis alergi juga mempengaruhi permukaan
okular (OS), mengubah lapisan film air mata.
Penyempitan atau, jarang,1]. Ingat bahwa blepharitis
anterior dan MGD, yang melibatkan inflamasi pada tepi
kelopak mata, berhubungan erat dengan DED.
Blefaritis berkepanjangan yang tidak diobati dapat
menyebabkan kerusakan parah pada integritas kelopak
mata.

GEJALA YANG PERLU DIPERHATIKAN

Gejala DED termasuk iritasi mata yang menyebabkan

gatal, berpasir, sensasi benda asing, kemerahan,
robekan periodik yang berlebihan atau epifora refleks,
dan penglihatan kabur sementara, dan banyak juga
umum pada blepharitis. Pemeriksaan tepi kelopak
mata yang cermat dapat membantu membedakan
antara kedua entitas. Penglihatan kabur yang terputus-
putus atau berfluktuasi adalah gejala yang paling
umum dari DED. Menusuk tajam, membakar, atau
nyeri menyengat dengan robekan tiba-tiba
menyebabkan penderitaan di samping rasionalisasi
pasien terhadap benda asing, seperti bulu mata
longgar atau puing-puing yang bertanggung jawab.
Mata sensitif karena konsentrasi tinggi ujung saraf
permukaan okular. Penyebab rasa sakit yang luar biasa
ini adalah pemotongan kecil dari sel-sel OS yang kering
Gambar 5 Penyakit mata kering: pewarnaan fluorescein menunjukkan
kerusakan permukaan okular lokal. Hak Cipta 2020 Starr
C E. Weill Cornell Medicine, New York
dan hiperstimulasi saraf sensorik kornea, dengan
kerusakan permukaan terlihat pada Gambar. 4 dan 5
[14, 15]. Rasa sakit yang mengganggu dapat berlanjut
selama berjam-jam sebelum mereda dengan mata
merah yang terlihat. Blefaritis anterior dan MGD, yang
melibatkan inflamasi pada tepi kelopak mata, sering
dikaitkan dengan DED evaporatif. Gejala DED yang
signifikan ini dapat menyebabkan penurunan kualitas
hidup dan hilangnya produktivitas kerja.
882
Masalah kualitas hidup yang perlu dipertimbangkan
muncul ketika Na et al. [16] menemukan hubungan
erat antara DED, stres, dan depresi pada mereka yang
didiagnosis secara klinis dan menunjukkan gejala mata.
Schiffman dkk. [17] menggunakan pengukuran utilitas
(preferensi pasien) dan menemukan nilai yang setara
untuk DED dan angina sedang hingga berat. Pasien
menyelesaikan kuesioner penilaian utilitas perangkat
lunak interaktif dengan metode time trade-off (TTO).
Skor utilitas diskalakan sedemikian rupa sehingga skor
1,0 menandakan kesehatan yang sempurna dan 0
setara dengan kematian. Skor utilitas untuk DED
berkisar antara 0,78-0,72, dan 0,75-0,71 untuk angina.
Simptomatologi DED dapat dilihat memiliki dampak
yang berarti terhadap gangguan kesehatan.
KUESIONER MATA KERING (DEQ-5),
INDEKS PENYAKIT PERMUKAAN OKULAR
(OSDI), DAN LAINNYA
KUESIONER
UNTUK KONFIRMASI DED
Dua kuesioner yang divalidasi — DEQ-5 dan OSDI —
direkomendasikan dalam TFOS DEWS II [1, 18].
Penilaian Gejala pada Mata Kering (SANDE), kuesioner
Evaluasi Standar Pasien Kekeringan Mata (SPEED), dan
lainnya digunakan dalam penelitian dan praktik
optometri umum dan oftalmologi. Chalmers dkk. [19]
memvalidasi alat skrining DEQ-5 dan mengklaim
bahwa kuesioner secara efektif membedakan antara
penilaian tingkat keparahan sendiri dan pasien dengan
DED yang dikonfirmasi. Skor yang lebih tinggi dari 6
menunjukkan DED, dan skor di atas 12 membutuhkan
penyelidikan yang lebih mendalam.
PENTINGNYA LACRITIN
Lacritin adalah glikoprotein yang diproduksi oleh
kelenjar lakrimal dan terlihat saat skrining untuk faktor
sekresi protein air mata. Ini mempromosikan produksi
air mata dan membantu proliferasi sel dengan
bertindak sebagai mitogen. Pemecahan lacritin
menghasilkan fragmen C-terminal bakterisida, yang
secara alami melindungi mata dari infeksi. Kekurangan
air mata dan kemungkinan lapisan "lubang" di
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
lapisan air mata permukaan okular merangsang
pelepasan sitokin inflamasi, yang akibatnya
menekankan sel epitel dalam lingkaran setan [2].
Lacritin, dalam jumlah yang cukup, mengembalikan
normalitas lapisan air mata dengan memfasilitasi
pembaruan epitel. Ini dilakukan dengan menargetkan
sel permukaan dengan bantuan heparan sulfate
proteoglikan syndecan-1. Penurunan kadar lacritin
terjadi pada sindrom Sjögren autoimun ketika sel-sel
mata menjadi stres. Lacritin mengembalikan fosforilasi
oksidatif dan memberikan jeda untuk sel permukaan.
Karnati dkk. [20] membahas konsep autophagy—
jaringan seluler yang rusak atau mati yang dicerna,
dilisis, dan didaur ulang—meningkatkan kesehatan
mata.
PENGELOLAAN
Tidak ada obat untuk DED, dengan tinjauan mata yang
berkelanjutan diperlukan untuk manajemen [2].
Mendapatkan riwayat mata lengkap adalah wajib.
Sebelum penilaian oftalmologis, tinjauan bersama kecil
disarankan untuk mengecualikan penyakit rematik
utama. Jika ketajaman visual (VA) dapat dikoreksi
hingga 20/20 dengan evaluasi sebelumnya, setiap
peningkatan kesalahan refraksi pada pasien baru
dengan DED memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Hasil refraksi di luar VA 20/70 pada satu atau kedua
mata menandakan masalah visual yang lebih
signifikan. Pemeriksaan tonometri yang memastikan
tekanan intraokular normal meyakinkan. Pengecualian
adalah pada pasien dengan varian glaukoma tegangan
normal. Tes Schirmer, sekarang berusia satu abad,
mengukur volume sekresi air mata basal. Kelembaban
mencapai tanda 10 mm pada strip kertas dalam waktu
5 menit adalah hasil tes yang diharapkan.
Air mata break-up time (TBUT) adalah metode
untuk menentukan stabilitas film air mata dan
mengamati mata kering evaporatif. Setetes pewarna
fluorescein ditempatkan pada permukaan mata.
Dengan berhenti berkedip, tingkat TBUT yang diamati
secara sehat di bawah pemeriksaan slit-lamp dengan
cahaya biru kobalt harus lebih tinggi dari 10 detik;
antara 5 dan 10 detik adalah marginal, dan kurang dari
5 detik dianggap rendah atau cepat. Fluorescein juga
dapat menyoroti erosi epitel belang-belang pada
permukaan mata. National Eye Institute (NEI)
Fluorescein Staining Score (FSS) membagi kornea dan
konjungtiva menjadi lima bagian. Setiap
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
penyerapan pewarna area dinilai pada 0/3 untuk tidak
ada pewarnaan hingga 3/3 untuk penyerapan lengkap.
Skor maksimum adalah 15/15. Amparo dkk. [21]
memperkenalkan teknik penilaian otomatis
berbantuan komputer baru yang melibatkan
pencitraan, mengklaim bahwa metode pewarnaan
fluorescein kornea (CFSi) lebih objektif dan akurat
dalam menilai DED daripada sistem FSS yang diadopsi
oleh NEI.
Biomikroskop slit-lamp memberi operator pandangan
stereoskopik, memperbesar semua struktur mata secara
detail, termasuk lapisan film air mata DED. Beberapa filter
menggunakan tampilan yang disempurnakan, seperti biru
kobalt untuk pewarnaan fluorescein dan tonometri
Goldmann, dilengkapi dengan warna kuning untuk
diferensiasi kontras. Filter bebas merah (hijau)
meningkatkan tampilan jalur pembuluh darah,
perdarahan, dan peradangan. Cincin Fleischer juga dapat
dideteksi dengan jelas. Penyerap panas, densitas netral,
dan filter cahaya abu-abu semuanya memberikan
kenyamanan pasien, dengan yang terakhir digunakan
untuk fotosensitifitas pasien.
Aplikasi smartphone untuk segmen anterior mata
semakin populer, terutama di era telemedicine yang
baru, mengambil gambar fotografi resolusi tinggi. Ini
murah, mobile, dan lebih nyaman untuk mengajar [22].
Inomata dkk. [23] merancang studi cross-sectional
yang mengumpulkan data crowdsourced di Jepang
menggunakan aplikasi smartphone bernama
DryEyeRhythm, yang memungkinkan penyelesaian
kuesioner DED. Dengan 21.394 catatan database,
analisis regresi multivariat yang disesuaikan
mengidentifikasi faktor risiko untuk mata kering
bergejala dan tidak terdiagnosis. Studi tersebut
menyimpulkan bahwa pengumpulan data smartphone
dapat berperan dalam pencegahan dini atau intervensi
DED yang lebih efektif.
Foulks dan Pflugfelder [24] menjelaskan opsi baru
untuk mendiagnosis DED secara noninvasif,
mengevaluasi stabilitas lapisan air mata dan ketinggian
meniscal, dan mencari perubahan komposisi. Protein
lakrimal meningkat pada pasien dengan mata kering
dan gangguan kelenjar Meibom, sehingga bertindak
sebagai penanda; ini termasuk peptida S100AB dan A9 [
25].
Tes di tempat perawatan tersedia untuk kantor
perawatan mata. Osmometer air mata (TearLab)
mengukur osmolaritas. Tes lain, MMP9, InflammaDry
(Quidel), mengukur matriks air mata
883
metalloproteinase-9 (MMP-9), yang memiliki nilai
prediktif positif yang tinggi untuk mengkonfirmasi DED
ketika meningkat. Ketika osmolaritas normal terjadi
pada pasien simtomatik, ini menunjukkan bahwa
subtipe lain dari gangguan OS hadir.26].
PERLAKUAN
Strategi
TFOS DEWS 11 [2] merekomendasikan strategi
manajemen bertahap dengan empat tingkat:
1. Konseling pendidikan, jaminan, dan obat-obatan
yang dijual bebas
2. Perawatan berbasis kantor, obat resep khusus,
dengan perawatan semalam tambahan
3. Sekretagog oral, disertai dengan tetes mata serum
autologus
4. Terapi kortikosteroid selama beberapa waktu,
dengan kemungkinan intervensi bedah
Langkah Pertama: Bimbingan
Praktisi perawatan kesehatan primer (PHCP) ditempatkan
dengan baik untuk merekomendasikan langkah pertama
dalam memberikan panduan DED untuk mengurangi atau
menghindari faktor risiko ringan seperti membaca dalam
waktu lama, penggunaan layar komputer yang berlebihan,
penggunaan lensa kontak yang lama, aliran AC yang cepat,
kelembaban yang berkurang. penerbangan komersial, dan
paparan langsung bahan kimia seperti asap tembakau
yang dihembuskan yang semuanya bersifat sementara [1].
Penggunaan perangkat digital dan layar komputer yang
diperluas secara signifikan mengurangi tingkat kedipan
dan menyebabkan ketegangan mata. Aktivitas pekerjaan
tertentu berbahaya, mengharuskan karyawan untuk
berhati-hati dalam mengurangi produksi air mata atau
meningkatkan tingkat penguapan [27]. Polusi global
menimbulkan ancaman iklim DED yang terjadi
berdasarkan lokasi geografis. Tekanan lingkungan
termasuk paparan mata yang berkepanjangan di daerah
dengan kecepatan angin tinggi, seperti di daerah kutub
(mengering) atau berdebu (pasir gurun dengan risiko
benda asing). Van Setten dkk. [28] mengkonfirmasi
prevalensi yang lebih tinggi dari tanda-tanda DED terkait
musim dan cuaca dan
884
gejala dalam sebuah penelitian di Eropa. Kemajuan
teknologi secara paradoks meningkatkan kesadaran
akan ergonomi visual. Anshel [29] menciptakan istilah
"sindrom visi komputer (CVS)" ketika membahas
tekanan visual yang dihasilkan layar komputer.
Pepatah istirahat 20 detik, setiap 20 menit, dan melihat
objek sejauh 20 kaki dipromosikan oleh American
Optometric Association [30]. Menambahkan kedipan
aktif 20 kali melumasi permukaan mata. Manuver
berulang merangsang produksi film air mata
metastabil antara berkedip, meningkatkan penglihatan
yang jelas, dan mempertahankan kesehatan dan
pergantian sel layanan okular [31].
Beberapa obat mengurangi produksi air mata,
terutama beberapa yang diresepkan untuk hipertensi,
depresi, atau antihistamin. PHCPs perlu menasihati
pasien tentang efek samping ketika resep khusus
untuk kondisi yang disebutkan di atas.
tions adalah diterbitkan. Kelembaban sangat penting,
bersama dengan tujuan, berkedip aktif. kacamata
Memakai khusus selama bekerja atau kacamata hitam
saat kondisi berangin atau hangat dengan sinar matahari
yang cerah secara efektif melindungi mata dari kekeringan
OS. Gel oftalmik yang digunakan semalaman
mempertahankan tingkat kelembapan, seperti aplikasi
penggantian air mata buatan dua kali sehari. Kompres
mata hangat meningkatkan sekresi kelenjar Meibom dan
area permukaan yang tenang, dengan tambahan
kebersihan kelopak mata yang disarankan. Bae dkk. [32]
mengklaim bahwa dosis parenteral yang tinggi dari terapi
vitamin D meningkatkan DED dengan mengurangi
peradangan permukaan okular, meningkatkan sekresi air
mata, dan mengurangi ketidakstabilan air mata, tetapi hal
ini jarang direkomendasikan sebagai pengobatan awal
saat ini.
Sangat penting untuk menyelesaikan penilaian fisik
untuk setiap kondisi autoimun yang mendasari yang
disebutkan sebelumnya ketika mempertimbangkan DED
sebagai diagnosa, ke Pilih NS sesuai
perlakuan.
Pengobatan Blefaritis
Blefaritis terlihat dengan bulu mata yang terinfeksi
dasar dan inflamasi selanjutnya pada tepi kelopak
mata. Ini adalah kelainan kelopak mata patologis yang
paling umum dan sulit untuk dihilangkan setelah
kronis, dengan biofilm yang berkembang (DEBS) (lihat
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
Gambar. 3 dan 4). Kebersihan kelopak mata masih
merupakan kegiatan yang bermanfaat secara
fundamental. Antibiotik topikal atau oral, pengobatan
steroid oftalmik, dan inhibitor kalsineurin telah digunakan
dengan sedikit keberhasilan.33]. Ribeiro dkk. [34]
menyelesaikan tinjauan sistematis tentang efektivitas
penggunaan air mata buatan bebas pengawet versus
pelumas yang diawetkan untuk mengobati DED dan tidak
menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik.
Inovasi yang lebih baru melibatkan tetes mata serum
autologus (AS) sebagai pilihan pada DED berat ketika tidak
ada respons terhadap obat lain yang diakui. Komponen
biokimia di AS lebih mirip air mata alami dan bertindak
sebagai pengganti lakrimal untuk pelumasan OS [35].
Sementara digunakan sebagai terapi lini kedua, terapi AS
tidak konsisten untuk hasil yang menguntungkan, dan
penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan
nilainya.
Obat Spesialis
Lifitegrast, obat antiperadangan, disetujui oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk tanda
dan gejala DED. Digunakan untuk semua bentuk
kelainan mata oleh dokter spesialis mata, kondisi
termasuk keratokonjungtivitis sicca, bersama-sama
dengan MGD, dan konsekuensial reaksi inflamasi mata,
ini menghambat antigen terkait fungsi limfosit T (LFA-1)
yang dikenal sebagai integrin dari pengikatan ke
adhesi antar sel molekul, ICAM-1 [36, 37]. Lifitegrast
meredakan gejala gatal, ketidaknyamanan mata secara
umum, dan sensasi benda asing. Efek samping dapat
bermanifestasi sebagai penglihatan kabur sementara,
sensasi menyengat, dan dysgeusia.
Siklosporin A (CsA) ditemukan pada 1970-an dan
awalnya diresepkan untuk operasi transplantasi organ
padat sebagai imunosupresan. Percobaan oftalmologi
eksperimental pada akhir 1970-an [38] berkembang
menjadi penggunaan manusia yang sukses dalam
mencegah reaksi allograft kornea pada 1980-an,
terbukti berguna untuk menyelesaikan gangguan
permukaan mata inflamasi [39]. CsA berikatan dengan
protein lain, cyclophilin A, untuk membentuk molekul
kompleks yang memodulasi respon imun dengan
menghambat aktivitas limfosit T. Pada tahun 2003,
0,5% emulsi CsA berhasil mengelola DED [40] dan terus
bermanfaat bagi
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
penyakit permukaan mata [41, 42]. Terapi pulsasi
termal untuk MGD hampir menggandakan TBUT pasien
[43]. Peningkatan rata-rata diperkirakan dari 4,5
menjadi 8,5 detik (P\0,001), skor OSDI (penurunan rata-
rata dari 50,5 menjadi 41,6 [P = 0,024]), dan MMP-9
(50% tingkat positif sebelum pengobatan dibandingkan
dengan 26% tingkat positif setelah pengobatan [P\
0,0001]). CsA dan terapi lifitegrast digunakan secara
eksklusif oleh dokter spesialis mata dan biasanya tidak
dimulai oleh dokter perawatan kesehatan primer.
DAMPAK GIZI
Manfaat kesehatan mata, seperti berkurangnya iritasi
dengan OSD, penglihatan yang terjaga dan terpelihara,
dan berkurangnya degenerasi makula terkait usia (AMD),
dapat dicapai dengan asupan nutrisi tertentu. Makanan
kaya asam lemak omega-3, seperti salmon, mackerel,
sarden, dan ikan laut lainnya, meskipun bermanfaat bagi
kesehatan umum, sebelumnya dianggap meningkatkan
DED. Ada bukti samar untuk vitamin yang mencegah
perkembangan katarak [44]. Asbel dkk. [45] pertama kali
menarik perhatian pada omega-3 sebagai suplemen
bermanfaat yang dipertanyakan dalam studi MIMPInya.
Ketika bergabung kemudian oleh Hussain et al. [46] dalam
uji coba terkontrol secara acak, melanjutkan atau
menghentikan suplemen asam lemak omega-3 pada
pasien tidak menyebabkan hasil yang lebih buruk secara
signifikan bagi mereka dengan DED. Konsumen non-
makanan laut dapat mengimbanginya dengan
mengonsumsi suplemen minyak ikan, suplemen
vegetarian yang mengandung minyak biji rami atau
blackcurrant, atau kacang-kacangan, seperti almond,
walnut, dan pistachio. Dalam percobaan AREDS2, Chew et
al. [47] menetapkan bahwa sayuran hijau yang
mengandung antioksidan kuat zeaxanthin dan lutein juga
membantu kesehatan mata dengan mengurangi
kemungkinan AMD. Makanan yang mengandung
karotenoid dalam buah dan sayuran berwarna dapat
bermanfaat bagi kesehatan mata, terutama yang juga
mengandung vitamin C, vitamin E, seng, tembaga, asam
eicosapentanoic (EPA), dan asam dokosaheksanoat (DHA).
Semua terbukti menurunkan laju AMD tingkat lanjut.
Telur kaya lutein dan mengandung vitamin A
tingkat tinggi. Kuning telur mengandung sekitar
200-250 akug lutein dan hingga tiga kali lebih banyak
tersedia secara hayati daripada yang sebanding
885
sumber nabati. Daging sapi tanpa lemak yang dimakan dalam
jumlah sedang, kaya akan vitamin A, dapat meningkatkan
kesehatan kornea dan konjungtiva mata. Vitamin sehat lainnya
termasuk B6, B9, B12, riboflavin, dan niacin, banyak di
antaranya memungkinkan konsumsi
bagian dari tunjangan harian yang direkomendasikan
(RDA) elemen dalam produk sereal komersial.
KESIMPULAN
DED adalah gangguan yang menantang untuk didiagnosis
dan sulit diobati pada presentasi pertama. Ini terus
menjadi masalah yang signifikan dalam perawatan primer
dan layanan oftalmologi, dengan sekitar setengah dari
mereka yang didiagnosis tidak menerima pengobatan
yang memadai di luar air mata buatan. Tim TFOS DEWS II [1
] laporan adalah kemajuan yang signifikan untuk
mendefinisikan DED, dan menetapkan parameter
diagnostik yang diperbarui. Pengenalan dini oleh dokter
keluarga perawatan primer dan perawatan yang lebih
baru dapat memberikan intervensi dan bantuan yang lebih
cepat bagi pasien sebelum mereka berkembang menjadi
gejala yang lebih parah yang memerlukan rujukan ke
dokter mata.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ms. Sinéad
O'Rourke, Spesialis Pengembangan Konten, Distributed
eLibrary, dan Ms. Cathleen de Groot, Manager, User
Services, Distributed eLibrary, Weill Cornell Medicine—
Qatar, Education City, Qatar Foundation, Doha, Qatar ,
untuk
dukungan dan bantuan mereka.
Pendanaan. Ini publikasi NS sebagian
didanai oleh Weill Cornell Medicine - Qatar. Biaya
Layanan Cepat didanai oleh penulis
Kepengarangan. Semua penulis yang disebutkan
memenuhi kriteria Komite Internasional Editor Jurnal
Medis (ICMJE) untuk kepengarangan artikel ini,
bertanggung jawab atas integritas pekerjaan secara
keseluruhan, dan telah memberikan persetujuan
mereka untuk versi ini untuk diterbitkan.
886 Oftalmol Ada (2020) 9:877–888

Pengungkapan. Mohamud A. Verjee tidak punya 2017;15(3):276–83. https://doi.org/10.1016/j.jtos.

apa-apa untuk diungkapkan. Ashley R. Brissette adalah 2017.05.008.

konsultan untuk Alcon, Allergan, Inc., Carl Zeiss Medica, 2. Bengkel Mata Kering (DEWS). Definisi dan penyakit
dan Eyevance Pharmaceuticals, dengan minat di Alcon klasifikasi kering mata: laporan Def-
dan Novartis. Christopher E. Starr adalah konsultan dan Subkomite Internasional dan Klasifikasi dari Lokakarya
memiliki kepentingan di Allergan, Inc., Essiri LLC, Mata Kering Internasional. Ocul Surf.
2007;5(2):75–92. https://doi.org/10.1016/s1542-
BlephEx, Bruder Healthcare Co., Dompé, Eyevance 0124(12)70081-2.
Pharmaceuticals, Johnson & Johnson Vision Care, Inc.,
Kala Pharmaceuticals, Novartis Corp., Quidel 3. Behrens A, Doyle JJ, Stern L, dkk. Pendekatan Delphi
Corporation , Sight Sciences, Inc., Sun Pharmaceutical sindrom air mata: a disfungsional untuk pengobatan
rekomendasi. Kornea. 2006;25(8):900–7.
Industries Ltd., Tearlab Corp., Sesungguhnya, dan https://doi.org/10.1097/01.ico.0000214802.40313.
Sparca. fa.

Kepatuhan terhadap Pedoman Etika. Artikel ini 4. Rynerson JM, Perry HD. DEBS—sebuah teori penyatuan
untuk mata kering dan blefaritis. Klinik Oftalmol.
didasarkan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya
2016;10:2455–67. https://doi.org/10.2147/OPTH.
dan tidak mengandung penelitian apa pun dengan S114674.
peserta manusia atau hewan yang dilakukan oleh
penulis mana pun. 5. Bintang CE. Blefaritis anterior menunjukkan scurf. Weill
Cornell Medicine, New York; 2020.

Ketersediaan Data. Berbagi data tidak berlaku

6.
untuk artikel ini karena tidak ada kumpulan data yang
dibuat atau dianalisis selama peninjauan saat ini.
7.
Akses terbuka. Artikel ini dilisensikan di bawah
Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0
International License, yang mengizinkan penggunaan 8.
non-komersial, berbagi, adaptasi, distribusi, dan
reproduksi dalam media atau format apa pun, selama
Anda memberikan kredit yang sesuai kepada penulis
asli dan sumbernya, berikan tautan ke lisensi Creative 9.
Commons, dan tunjukkan jika ada perubahan. Gambar
atau materi pihak ketiga lainnya dalam artikel ini
termasuk dalam lisensi Creative Commons artikel,
kecuali dinyatakan lain dalam batas kredit untuk materi 10. Gupta PK, Air Minum OJ, VanDusen KW, Brissette AR, Starr
tersebut. Jika materi tidak termasuk dalam lisensi
Creative Commons artikel dan penggunaan yang Anda
maksudkan tidak diizinkan oleh peraturan perundang-
undangan atau melebihi penggunaan yang diizinkan,
Anda harus mendapatkan izin langsung dari pemegang 11. Starr CE, Gupta PK, Farid M, dkk. Sebuah algoritma untuk
hak cipta. Untuk melihat salinan lisensi ini, kunjungi
http://creativecommons.org/licenses/bync/4.0/.
Bintang CE. Blefaritis anterior menunjukkan keratinisasi.
Weill Cornell Medicine, New York; 2020.
Bintang CE. Meibografi—menunjukkan disfungsi kelenjar
Meibomian (MGD). Weill Cornell Medicine, New York;
2020.
Schaumberg DA, Sullivan DA, Buring JE, Dana MR.
Prevalensi sindrom mata kering di antara wanita AS. Am J
Oftalmol. 2003;136(2):318–26.https://doi. org/10.1016/
s0002-9394(03)00218-6.
Rouen PA, ML Putih. Penyakit mata kering: prevalensi,
penilaian, dan manajemen. Rumah Kesehatanc Sekarang.
2018;36(2):74–83. https://doi.org/10.1097/NHH.
0000000000000652.
CE. Prevalensi disfungsi permukaan okular pada pasien
yang datang untuk evaluasi operasi katarak. J Katarak
Refrakt Surg. 2018;44(9): 1090–6.https://doi.org/10.1016/j/
jcrs.2018.06.026.
diagnosis pra operasi dan pengobatan okular
gangguan permukaan. J Katarak Refrakt Surg.
2019;45(5):669–84. https://doi.org/10.1016/j.jcrs.
2019.03.023.

12. Ekker MS, Janssen S, Seppi K, dkk. Gangguan mata dan

penglihatan pada penyakit Parkinson: umum tetapi
sering diabaikan. Gangguan Relasi Parkinsonisme.
2017;40:1–10.https://doi.org/10.1016/j.parkreldis.
ULANG FERENCES 2017.02.014.

13. Wolffsohn JS, Craig JP, Vidal-Rohr M, Huarte ST, Ah Kit L, Wang
1. Craig JP, Nichols KK, Akpek EK, dkk. Definisi dan klasifikasi
M. Tes Blink meningkatkan kemampuan untuk menyaring
laporan TFOS DEWS II. Ocul Surf.
penyakit mata kering. Lensa Mata Depan Lensa Cont.
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
2018;41(5):421–5. https://doi.org/10.1016/j.clae.
2018.06.003.
14. Akademi Oftalmologi Amerika. Gambar— pewarnaan
fluorescein yang menyoroti kerusakan permukaan mata.
2020.http://www.aao.org. Diakses 14 Maret
20, 2020.
15. Bintang CE. Penyakit mata kering—pewarnaan fluorescein yang
menunjukkan kerusakan permukaan okular yang terlokalisir.
Weill Cornell Medicine, New York; 2020.
16. Na KS, Han K, Park YG, Na C, Joo CK. Depresi, stres, kualitas
hidup, dan penyakit mata kering pada wanita Korea:
studi berbasis populasi. Kornea. 2015;34(7):733–8.
https://doi.org/10.1097/ICO.
0000000000000464.
17. Schiffman RM, Walt JG, Jacobsen G, Doyle JJ, Lebovics G,
penilaian Utilitas Sumner W. di antara pasien dengan
penyakit mata kering. Oftalmologi.
2003;110:1412–9. https://doi.org/10.1016/S0161-
6420(03)00462-7.
18. Amparo F, Schaumberg DA, Dana R. Perbandingan dua
kuesioner untuk penilaian gejala mata kering: Indeks
Penyakit Permukaan Okular dan Penilaian Gejala di Mata
Kering. Oftalmologi. 2015;122(7):1498–503.
https://doi.org/10.1016/j.
optha.2015.02.037.
19. Chalmers RL, Begley CG, Caffery B. Validasi Kuesioner Mata
Kering 5-Item (DEQ-5): diskriminasi di seluruh tingkat
keparahan yang dinilai sendiri dan diagnosis mata kering
kekurangan air mata. Lensa Mata Depan Lensa Cont.
2010;33(2):55–60.https://doi.org/10. 1016/
j.clae.2009.12.010.
20. Karnati R, Talla V, Peterson K, Laurie GW. Lacritin dan
protein terkait autophagy lainnya dalam kesehatan
permukaan mata. Exp Mata Res. 2016;144:4–13.https://
doi.org/10.1016/j.exer.2015.08.015.
21. Amparo F, Wang H, Yin J, Marmalidou A, Dana R. Mengevaluasi
pewarnaan fluorescein kornea menggunakan metode
otomatis baru. Investasikan Oftalmol Vis
Sci. 2017;58(6):BIO168–73. https://doi.org/10.
1167/iovs.17-21831.
22. Chan JB, Ho HC, Ngah NF, Husein E. DIY—
adaptor lampu celah smartphone. J.Mob Technol Med.
2014;3(1):16–22.https://doi.org/10.7309/jmtm.3.1. 4.
23. Inomata T, Iwagami M, Nakamura M, dkk. Karakteristik dan
faktor risiko yang terkait dengan mata kering simtomatik
yang terdiagnosis dan tidak terdiagnosis menggunakan
aplikasi smartphone. Oftalmol JAMA. 2019;138(1):58–68.
https://doi.org/10.1001/
jamaophthalmol.2019.4815.
887
24. Foulks GN, Pflugfelder SC. Opsi pengujian baru untuk
mendiagnosis dan menilai penyakit mata kering. Am J
Oftalmol. 2014;157(6):1122–9.https://doi.org/
10.1016/j.ajo.2014.03.002.
25. Tong L, Zhou L, Beuerman RW, Zhao SZ, Li XR. Asosiasi
protein air mata dengan penyakit kelenjar Meibom dan
gejala mata kering. Br J Oftalmol. 2011;95(6):848–52.
https://doi.org/10.1136/bjo.
2010.185256.
26. Brissette AR, Air Minum OJ, Bohm KJ, Starr CE. Kegunaan
tes osmolaritas air mata normal pada pasien dengan
penyakit mata kering seperti gejala: analisis prospektif.
Lensa Mata Depan Lensa Cont. 2019;42(2):185–9.
https://doi.org/10.1016/j.clae.
2018.09.002.
27. Lee JH, Lee W, Yoon JH, Seok H, Roh J, Won JU. Hubungan
antara gejala sindrom mata kering dan karakteristik
pekerjaan: Survei Pemeriksaan Kesehatan dan Gizi
Nasional Korea 2010-2012. Oftalmol BMC. 2015;15:147.
https://doi.org/10.1186/s12886-015-0147-3.
28. van Setten G, Labetoulle M, Baudouin C, Rolando
M. Bukti musiman dan efek psychrometry pada penyakit
mata kering. Acta Oftalmol. 2016;94(5):499–506.
https://doi.org/10.1111/aos.
12985.
29. Anshel JR. Ergonomi visual di tempat kerja. AAOHN J.
2007;55(10):414–22.https://doi.org/10.
1177/216507990705501004.
30. Asosiasi Optometrik Amerika. https://www. aoa.org/AOA/
Images/Patients/Eye%20Conditions/ 20-20-20-rule.pdf.
Diakses 14 Agustus 2020.
31. Lemp MA. Kemajuan dalam memahami dan mengelola
penyakit mata kering. Am J Oftalmol. 2008;146(3):350–6.
https://doi.org/10.1016/j.ajo.
2008.05.016.
32. Bae SH, Shin YJ, Kim HK, Hyon JY, Wee WR, Park SG.
Suplementasi vitamin D untuk pasien dengan sindrom
mata kering yang refrakter terhadap pengobatan
konvensional. Sci Rep. 2016; 6:33083.https://doi.org/10.
1038/srep33083.
33. Duncan K, Jeng BH. Penatalaksanaan medis blefaritis. Curr
Opin Oftalmol. 2015;26(4): 289–94.
https://doi.org/10.1097/ICU.
0000000000000164.
34. Ribeiro MVMR, Barbosa FT, Ribeiro LEF, Sousa-Rodrigues
CF, Ribeiro EAN. Efektivitas menggunakan air mata
buatan bebas pengawet versus pelumas yang diawetkan
untuk pengobatan mata kering: tinjauan sistematis. Arq
Bras Oftalmol. 2019;82(5):436–45.
https://doi.org/10.5935/0004-2749.20190097.
888
35. Pan Q, Angelina A, Marrone M, Stark WJ, Akpek EK. Tetes
mata serum autologus untuk mata kering. Sistem Basis
Data Cochrane Rev. 2017;2(2):CD009327.https://doi.org/
10.1002/14651858.cd009327.pub3.
36. Semba CP, Gadek TR. Pengembangan litegrast:
penghambat sel T baru untuk pengobatan penyakit mata
kering. Klinik Oftalmol. 2016;10:1083–94.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S110557.
37. Tauber J, Karpecki P, Laatkany R, dkk. Solusi oftalmik
Lifitegrast 5.0% versus plasebo untuk pengobatan
penyakit mata kering: hasil acak
fase OPUS-2
AKU AKU AKU belajar. Oftalmologi.
2015;122(12):2423–31. https://doi.org/10.1016/j.
optha.2015.08.001.
38. Coster DJ, Shepherd WF, Fook TC, Rice NS, Jones BR. Kelangsungan
hidup yang berkepanjangan dari allograft kornea di rab-
sedikitdiobati dengan siklosporin A. Lancet.
1979;2(8144):688–9. https://doi.org/10.1016/
s0140-6736(79)92082-8.
39. Holland EJ, Olsen TW, Ketcham JM, dkk. Siklosporin A
topikal dalam pengobatan penyakit inflamasi segmen
anterior. Kornea. 1993;12(5):413–9.
https://doi.org/
10.1097/00003226-199309000000008.
40. Tatlipinar S, Akpek EK. Siklosporin topikal dalam
pengobatan gangguan permukaan mata. Br J Oftalmol.
2005;89(10):1363–7.https://doi.org/10. 1136/
bjo.2005.070888.
41. Boboridis KG, Konstas AGP. Mengevaluasi penerapan baru
siklosporin 0,1% pada penyakit permukaan mata. Ahli
Farmakoter Opini. 2018;19(9): 1027–39.https://doi.org/
10.1080/14656566.2018. 1479742.
Oftalmol Ada (2020) 9:877–888
42. Boboridis KG, Kozeis N, Konstas AG. Meninjau kembali
alergi mata: mengevaluasi gejala, benzalkonium klorida
dan kemanjuran ketotifen topikal 0,025. Ocul Immunol
Inflamm. 2020;28(2):188–90.
https://doi.org/10.1080/09273948.2018.1560478.
43. Kim MJ, Stinnett SS, Gupta PK. Pengaruh pengobatan
pulsasi termal pada parameter film air mata pada pasien
penyakit mata kering. Klinik Oftalmol. 2017;11: 883–6.
https://doi.org/10.2147/OPTH.S136203.
44. McCusker MM, Durrani K, Payette MJ, Suchecki J. Mata pada
nutrisi: peran vitamin, asam lemak esensial, dan
antioksidan dalam degenerasi makula terkait usia,
sindrom mata kering, dan katarak. Klinik Dermatol.
2016;34(2):276–85.https://doi.org/10. 1016/
j.clindermatol.2015.11.009.
45. Asbell PA, Maguire MG, Kelompok Riset Studi MIMPI.
Mengapa MIMPI harus membuat Anda berpikir dua kali
untuk merekomendasikan suplemen omega-3. Ocul Surf.
2019;17(4):617–8.https://doi.org/10.1016/j.
jtos.2019.08.003.
46. Hussain M, Shtein RM, Pistilli M, dkk. Studi ekstensi Dry
Eye Assessment and Management (DREAM)—sebuah uji
klinis acak dari penghentian suplementasi dengan asam
lemak omega-3 pada pasien dengan penyakit mata
kering. Ocul Surf. 2020;18(1): 47–55.https://doi.org/
10.1016/j.jtos.2019.08.002.
47. Kelompok Penelitian Penyakit Mata Terkait Usia 2
(AREDS2), Chew EY, Clemons TE, et al. Analisis sekunder
dari efek lutein/zeaxanthin pada perkembangan
degenerasi makula terkait usia: Laporan AREDS2 No. 3.
JAMA Ophthalmol. 2014;132(2): 142–9.
https://doi.org/10.1001/jamaophthalmol.
2013.7376.