• Pengertian
Khitan menurut bahasa berasal dari akar kata arab khatana yakhtanu,khatnan yang berarti
"memotong". Berdasarkan ilmu syar'I pengertian khitan berbeda untuk laki-laki dan
perempuan. Khitan bagi laki-laki adalah memotong kulit yang menutupi hasyafah (kepala
kemaluan), sehingga menjadi terbuka. Sedangkan khitan bagi perempuan adalah membuang
bagian dalam faraj yaitu kelentit atau gumpalan jaringan kecil yang terdapat pada ujung
lubang vulva bagian atas kemaluan perempuan. Khitan bagi laki-laki dinamakan juga l'zar
dan bagi perempuan disebut khafd. Namun keduanya lazim disebut khitan.
• Manfaat Khitan
Di antara hikmah-hikmah khitan yang terkandung dari pelaksanaan khitan adalah:
1.Khitan merupakan pangkal fitrah, syiar Islam dan syari'at.
2.Khitan merupakan salah satu masalah yang membawa kesempumaan ad-Din yang
disyari'atkan Allah swt.
3. Khitan itu membedakan kaum muslimin daripada pengikut agama lain.
4.Khitan merupakan pernyataan Ubudiyah terhadap Allah swt, ketaatan melaksanakan
perintah, hukum dan kekuasaannya.
• Hukum Khitan Menurut Imam Mazhab
Hukum dasar khitan menurut beberapa mazhab berbeda-beda. Menurut beberapa fuqaha mengenai
hukum dasar khitan adalah sebagai berikut
1.Mazhab Syafi'i. Menurut mazhab Syafi'i, khitan bagi laki-laki dan perempuanhukumnya wajib. Hal ini
didasarkan pada Al Qur'an, surah An Nahl 123.
2.Mazhab Hambali Menurut mazhab Hambali, khitan bagi laki-laki hukumnya wajib dan khitan
memuliakan bagi perempuan. Hal ini sebagaimana hadits Rasulullah saw, "Khitan itu sunah buat laki-
laki dan memuliakan buat wanita" (Ahmad dan Baihaqi).
3.Mazhab Maliki dan Hanafi Menurut kedua mazhab ini hukum khitan adalah sunnah muakkad bagi
laki-laki dan perempuan, dalilnya: Dari Anas Ibn Malik R.a, bahwa Nabi Muhammad SAW
memerintahkan kepada Ummu Athiyyah, tukang khitan perempuan di Madinah: "Sentuhlah sedikit saja
dan jangan berlebihan, karena hal itu adalah bagian kenikmatan perempuan dan kecintaan suami" (HR
Abu Dawud).
• Hukum khitan.
Ulama-Ulama Yang Mengatakan Wajib Imam Nawawi mengatakan bahwa jumhur atau
mayoritas ulama menetapkan khitan itu wajib bagi laki-laki dan perempuan. Kalau
menurut Imam Ibn Qudamah malah lain lagi. Menurut beliau jumhur menetapkan bahwa
khitan wajib bagi laki-laki tapi dianjurkan (mustahab) bagi perempuan.
ِ نوتنكقفليِكم الن ك،ب
ِ نوننكت ك،ظنفاَفر
ف النباَفط ص الثشاَفر ف الفف ك
ْطنرةك نخكم س
ِِ نوقن ب،ِ نوافلكستفكحنداكد، الفخنتاَكن:س
“Fitrah itu ada lima: (1) khitan; (2) mencukur bulu kemaluan; (3)
memotong kumis; (4) memotong kuku; dan (5) mencabut bulu
ketiak.” (HR. Bukhari no. 5891 dan Muslim no. 257)
6. TRANSPLANTASI ORGAN
• Pengertian
Transplantasi ialah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya hidup sehat untuk
menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi lagi dengan baik . pada saat
ini juga, ada upaya untuk memberikan organ tubuh kepada orang yang memerlukan,
walaupun orang itu tidak menjalani pengobatan, yaitu untuk orang yang buta.
• Ada 3 (tiga) tipe donor organ tubuh, dan setiap tipe mempunyai
permasalahan sendiri—sendiri, yaitu;
a. Donor dalam keadaan hidup sehat. Tipe ini memerlukan seleksi cermat dan general check
up, baik terhadap donor maupun terhadap penerima (resepient), demi menghindari
kegagalan transplantasi yang disebabkan oleh karena penolakan tubuh resepien, dan
sekaligus mencegah resiko bagi donor.
b. Donor dalam hidup koma atau di duga akan meninggal segera. Untuk tipe ini,
pengambilan organ tubuh donor memerlukan alat control dan penunjang kehidupan,
misalnya dengan bantuan alat pernapasan khusus. Kemudian alat-alat tersebut di cabut
setelah pengambilan organ tersebut selesai.
c. Donor dalam keadaan meninggal. Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis
tinggal menunggu penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yudiris dan
harus diperhatikan pula daya tahan organ tubuh yang mau di transplantasi.
• Hukum Islam Terhadap Transplantasi Organ
Ada yang mengharamkan dan ada pula yang membolehkannya dengan mengemukakan
alas an masing-masing. Misalnya:
1. Bagi ulama yang mengharamkannya; mendasarkan pendapatnya pada hadits yang
berbunyi:
“Sesungguhnya pecahnya tulang mayat (bila dikoyak-koyak), seperti (sakitnya dirasakan
mayat) ketika pecahnya tulangnya diwaktu ia masih hidup. (H. R. Ahmad, Abu Daud
dan Ibnu Majah yang bersumber dari Aisyah.)
2. Bagi ulama yang membolehkannya; mendasarkan pendapatnya pada hajat
(kebutuhan) orang yang buta untuk melihat, maka perlu ditolong agar dapat terhindar
dari kesulitan yang dialaminya, dengan cara mendapatkan donor mata dari mayat.
Dalam ayat alqur’an disebutkan bahwa:
Artinya :
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu
sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini,
supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas
segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah
kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung.”
• Donor organ yang di perbolehkan
Para ulama yang mendukung pembolehan transplantasi organ berpendapat bahwa transplantasi organ
harus dipahami sebagai satu bentuk layanan altruistik bagi sesama muslim. Pendirian mereka tentang
transplantasi organ dapat diringkas sebagai berikut:
a) Kesejahteraan publik (al-Mashlahah)
Kebolehan transplantasi organ harus dibatasi dengan ketentuan-ketentuan berikut:
• Transplantasi organ tersebut adalah satu-satunya bentuk (cara) penyembuhan yang bisa ditempuh.
• Derajat keberhasilan dari prosedur ini diperkirakan tinggi.
• Ada persetujuan dari pemilik organ yang akan ditransplantasikan atau dari ahli warisnya.
• Kematian orang yang organnya akan diambil itu telah benar-benar diakui oleh dokter yang reputasinya
terjamin, sebelum diadakan operasi pengambilan organ.
• Resipien organ tersebut sudah diberitahu tentang operasi transplantasi berikut implikasnya.
b) Altruisme (al-Itsar)
Dalam surat Al-maidah ayat 2 telah menganjurkan bahwa umat islam untuk bekerja sama satu sama lain
dan memperkuat ikatan persaudaraan mereka. Dengan demikian, berdasarkan ajaran diatas, tindakan
seseorang yang masih hidup untuk mendonorkan salah satu organ tubuhnya kepada saudara
kandungnya atau orang lain yang sangat membutuhkan harus dipandang sebagai tindakan altruisme
dari orang-orang yang menyadari bahwa mereka memiliki sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain.
c) Organ Tubuh Non muslim
Kebolehan bagi seorang muslim untuk menerima organ tubuh nonmuslim didasarkan pada dua
syarat berikut ;
1. Organ yang dibutuhkan tidak bisa diperoleh dari tubuh seorang muslim.
2. Nyawa muslim itu bisa melayang jika transplantasi tidak segera dilakukan.
• Donor Organ Yang di Haramkan (tidak diperbolehkan)
Akan tetapi Mendonorkan Organ tubuh dapat menjadi haram hukumya apabila :
1. Transplantasi organ tubuh diambil dari orang yang masih dalam keadaan hidup sehat, dengan
alasan :
Firman Allah dalam Alqur’an S. Al-Baqarah ayat 195, bahwa ayat tersebut mengingatkan ,
agar jangan gegabah dan ceroboh dalam melakukan sesuatu, tetapi harus memperhatikan akibatnya,
yang kemungkinan bisa berakibat fatal bagi diri pendonor, meskipun perbuatan itu mempunyai
tujuan kemanusiaan yang baik dan luhur.
Walaupun menurut dokter bahwa si donor itu akan segera meninggal maka transplantasi tetap
haram hukumnya karena hal itu dapat mempercepat kematiannya dan mendahului kehendak Allah.
Dalam hadis nabi dikatakan :
“ Tidak boleh membuat madharat pada diri sendiri dan tidak boleh pula membuat madharat
pada orang lain.”(HR. Ibnu Majah, No.2331)
2. Penjualan Organ Tubuh, mengenai praktik penjualan organ tubuh manusia, ulama sepakat
bahwa praktik seperti itu hukumnya haram berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut :
Seseorang tidak boleh menjual benda-benda yang bukan miliknya.
Sebuah hadis menyatakan, “ Diantara orang-orang yang akan dimintai pertanggungjawaban di
akhirat adalah mereka yang menjual manusia merdeka dan memakan hasilnya.”
Dengan demikian , jika seseorang menjual manusia merdeka, maka selamanya si pembeli tidak
memiliki hak apapun atas diri manusia itu, karena sejak awal hukum transaksi itu sendiri adalah
haram. Penjualan organ manusia bisa mendatangkan penyimpangan, dalam arti bahwa hal tersebut
dapat mengakibatkan diperdagangkannya organ-organ tubuh orang miskin dipasaran layaknya
komoditi lain.
BEDAH MAYAT
• Pengertian Bedah Mayat
Secara etimologi bedah mayat adalah pengobatan dengan jalan memotong bagian tubuh
seseorang. Dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Al-Jirahah yang berarti melukai,
mengiris, atau operasi pembedahan.
Sedangkan secara terminologi bedah mayat adalah suatu penyelidikan atau pemeriksaan
tubuh mayat, termasuk alat-alat organ tubuh dan susunannya pada bagian dalam. Setelah
dilakukan pembedahan atau pelukaan, dengan tujuan menentukan sebab kematian
seseorang, baik untuk kepentingan ilmu kedokteran maupun menjawab misteri suatu tindak
kriminal.
c. Bedah Mayat Kehakiman: Yaitu bedah mayat yang bertujuan mencari kebenaran hukum dari suatu
peristiwa yang terjadi, seperti dugaan pembunuhan, bunuh diri atau kecelakaan. Bedah mayat semacam
ini biasanya dilakukan atas permintaan pihak kepolisian atau kehakiman untuk memastikan sebab
kematian seseorang. Misalnya, karena tindak pidana kriminal atau kematian alamiah melalui visum
dokter kehakiman (visum et reperthum) biasanya akan diperoleh penyebab sebenarnya, dan hasil visum
ini akan mempengaruhi keputusan hakim dalam menentukan hukuman yang akan dijatuhkan. Jika
sebelum divisum telah diketahui pelakunya, maka visum ini berfungsi sebagai penguat atas dugaan yang
terjadi. Akan tetapi jika tidak diketahui secara pasti pelakunya dan jika bukan karena kematian secara
alamiah maka bedah mayat ini merupakan alat bukti bahwa kematiannya bukan secara alamiah dengan
dugaan pelakunya orang-orang tertentu.
Seorang hakim wajib memutuskan suatu perkara hukum secara benar dan adil diperlukan bukti-bukti
yang sah dan akurat. Autopsi Forensik merupakan salah satu cara atau media untuk menemukan bukti.
2.1.7. Hukum Bedah Mayat
• Pandangan Ulamat tentang Bedah Mayat (Autopsi)