Introduction
Kasus yang akan saya ambil adalah persiapan prakonsepsi ibu hamil dengan KEK. Melalui refleksi
ini, maka dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan diri dan pengetahuan saya kedepannya.
Description
Rotasi saya di stase manajemen asuhan kebidanan pada wanita fase prakonsepsi dengan
KEK di Puskesmas. Puskesmas merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kecamatan
Gianyar. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota tingkat pertama
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif demi mencapai derajat kesehatan
masyarakat
Hal yang menarik perhatian saya adalah melaporkan adanya peningkatan persentase ibu
hamil dengan KEK dari tahun 2014 hingga 2016 dengan persentase masingmasing tahun adalah
3,08%, 3,62%, dan 6,30% . Pada tahun 2017 dari Januari hingga Agustus, didapatkan sebanyak
47 ibu hamil dengan KEK dan sebanyak 23 ibu hamil diantaranya merupakan kehamilan
pertama primigravida. Persiapan-persiapan prakonsepsi pada kehamilan diantaranya kesiapan
organ reproduksi yang bisa dilihat dari usia, selain itu dari segi tingkat pengetahuan dan juga
pendapatan
Evaluation/Evaluasi
Kekurangan Energi Kronis (KEK) didefinisikan keadaan ketika wanita mengalami
kekurangan gizi (kalori dan protein) yang berlangsung lama atau menahun, Kekurangan energi
kronis (KEK) ditandai dengan lingkar lengan atas «23,5 cm. kekurangan energi kronis pada
wanita usia subur (pra konsepsi) yang berlangsung secara terus menerus dan dalam waktu yang
lama dapat mengakibatkan gangguan kesehatan,
Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi pada ibu hamil dapat menyebabkan
kekurangan energi kronis (KEK).
Underweight adalah kondisi dimana asupan dan kebutuhan gizi tidak seimbang baik itu
akibat asupan yang kurang maupun kebutuhan gizi yang tinggi. Salah satu faktor yang
mempengaruhi seorang ibu hamil mengalami KEK adalah jumlah dan pola konsumsi protein.
Pada tubuh kita, protein memiliki banyak fungsi yaitu sebagai sumber energi, katalis, dan
membentuk struktur sel. Selain itu kurangnya asupan protein dan gizi akan menyebabkan sistem
imun menurun sehingga rawan infeksi dan mengalami penyakit. Hal ini akan menyebabkan
nafsu makan menurun yang apabila tidak ditangani akan menyebabkan kurang gizi. Kurangnya
konsumsi protein dapat menyebabkan gangguan keseimbangan negatif sehingga berat badan
kurang dari normal. Oleh karena itu, ibu prakonsepsi harus mempersiapkan kondisi gizinya
dengan baik. Maka dengan alasan tersebut, diperlukan program promosi kesehatan terhadap
wanita usia reproduktif mengenai asupan zat gizi yang dikonsumsi serta meningkatkan berat
badan sesuai dengan yang dianjurkan sebelum kehamilan.
Analysis
. Adapaun penerapan pada program Kesehatan Ibu dan Anak ini terdiri dari pelayanan
asuhan “10T” dengan salah satunya yaitu nilai status gizi (mengukur lengan atas/LILA)
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui resikoKEK ibu hamil, wanita usia
subur dan termasuk remaja putri. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran dilakukan menggunakan pita LILA dan
ditandai dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih dipita
LILA) Apabila tidak tersedia pita LILA dapat digunakan sentimeter/metlin yang biasa dipakai
tukang jahit pakaian. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5 cm (di bagian merah pita
LILAJartinya mempunyai resiko KEK. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengukuran
dengan pita LILA Pengukuran dilakukan tengah antara bahu dan siku lengan yang tidak dominan
digunakan dalam aktifitas. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam
keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut
atau sudah di lipat-lipat, sehingga permukaannya sudah tidak rata.
Lingkar lengan atas (LILA) merupakan salah satu cara untuk menentukan status gizi yang
mudah, murah, dan cepat yang dapat memberikan gambaran tentang tentang jaringan otot dan
lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan cadangan energi sehingga dapat digunakan
untuk mengetahui risiko KEK pada wanita pra konsepsi
Komplikasi pada kekurangan energi kronik (KEK) yaitu: Pada masa pra konsepsi yaitu
Gangguan reproduksi, anemia, kekurangan utrisi, dan rentang terkena penyakit. Pada ibu hamil
keguguran, anemia, dan IUFD, Pada Persalinan perdarahan, anemia, persalinan lama dan infeksi,
Pada Bayi berat badan lahir rendah (BBLR), kematian perinatal, dan cacat lahir.
WUS sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan yang harus diperhatikan status
kesehatanya, Terutama status gizinya. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan oleh
kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan selama kehamilan, masa pernikahan dapat dikaitkan
dengan masa pra konsepsi karena setelah menikah wanita akan menjalani proses konsepsi. Untuk
mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan apabila LILA ibu sebelum hamil
kurang sebaiknya kehamilan ditunda sehingga tidak beresiko melahirkan BBLR
Referensi
1. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Profil kesehatan Indonesia Tahun 2014. Departemen Kesehatan. RI.
Jakarta
4. Andriani, Sri. Manajemen Asuhan Kebidanan pada Wanita Fase Pra Konsepsi dengan KEK
(Kekerangan Energi Kronik)(Literatur Review). Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, 2021.