LAPORAN PENYULUHAN KB
1. Anemia dalam kehamilan dan Asupan Zat Besi pada Ibu Hamil
Latar Belakang
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi
kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Menurut WHO secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41, 8 %. Anemia terjadi ketika
tubuh kekurangan sel darah merah yang berfungsi menyebarkan oksigen ke seluruh
tubuh. Kasus anemia yang paling sering terjadi adalah anemia defisiensi besi. Dalam
Konvensi Anemia Sedunia tahun 2017 lalu, dinyatakan bahwa sekitar 41,8% ibu
hamil di dunia mengalami kondisi anemia. Dan 60% kasus anemia pada ibu hamil ini
dikarenakan kekurangan zat besi. Anemia pada ibu hamil memang umum terjadi.
Kondisi ini disebabkan meningkatnya volume darah selama kehamilan. Namun, kasus
anemia yang parah bisa menempatkan ibu dan bayi dalam bahaya. Risiko anemia
pada ibu hamil tidak main-main, ibu hamil yang mengalami anemia menghadapi
risiko kematian dalam masa kehamilan. Setiap tahunnya, terjadi 500 ribu kematian
ibu pasca melahirkan di seluruh dunia, sebanyak 20-40% penyebab utama kematian
tersebut adalah anemia
Penanganan kasus anemia dalam kehamilan telah dilakukan dengan berbagai cara.
Penyuluhan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, serta pemberian suplemen tablet
besi-folat atau tablet tambah darah telah dilakukan oleh pemerintah sejak tahun 1974.
Program ini dilaksanakan dengan pemberian tablet tambah darah (90 tablet) selama
kehamilan yang bertujuan untuk mengatasi anemia dalam kehamilan di puskesmas.
Permasalahan
Masih kuranganya pemahaman mengenai anemia dan pentingnya asupan gizi zat besi
Perencanaan
Memberikan edukasi mengenai anemia pada kehamilan, pencegahannya dan manfaat
asupan zat besi terutama pada kehamilan.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan kejadian anemia yang sering dialami pada
kehamilan dan merupakan satu hal yang harus diperhatikan. Narasumber juga
menjelaskan salah satu solusi dari masalah ini ialah pentingnya untuk menjaga asupan
gizi zat besi pada ibu hamil agar ibu hamil tetap terjaga sehat dan juga janinnya.
Permasalahan
Masih adanya beberapa yang tidak memahami mengenai program KB dan alat kontrasepsi
secara detail
Perencanaan
Memberikan penyuluhan mengenai Program KB di Desa
Memberikan penyuluhan mengenai Alat Kontrasepsi , berbagai jenisnya, serta kelebihan dan
kelemahannya di Desa PT rayeuk 1 Pos 1
Pelaksanaan
Penyuluhan dijelaskan dengan memberikan informasi mengenai program KB. Kemudian
dilanjutkan dengan apa tujuan dari program KB tersebut. Dijelaskan juga mengenai alat
kontrasepsi yang merupakan salah satu dalam menggerakkan program KB. Peserta juga
diberikan penjelasan mengenai berbagai jenis- jenis kontrasepsi beserta kelebihan dan
kelemahannya.
3. Penyuluhan ASI
Latar belakang
Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi
masyarakat, diprioritaskan pada kelompok masyarakat risiko tinggi yaitu golongan bayi,
balita, usia sekolah, remaja, ibu hamil, ibu menyusui serta usia lanjut. UPGK pada bayi
dimulai sejak dalam kandungan. Air Susu Ibu (ASI) diberikan sejak usia dini, terutama
pemberian ASI eksklusif yaitu pemberian hanya ASI kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6
bulan. Pencapaian 6 bulan ASI Eksklusif bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam satu
jam pertama. ASI Eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan, bersamaan dengan
pemberian makanan pendamping ASI dan meneruskan ASI dari 6 bulan sampai 2 tahun,
dapat mengurangi sedikitnya 20,00% kematian anak balita. Konsep tentang ASI eksklusif
sekarang ini terasa semakin sulit untuk dilaksanakan oleh ibu-ibu. Berdasarkan Sensus Dasar
Kesehatan Indonesia, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan menurun sementara
pemakaian susu botol meningkat. Berdasarkan has Menurut Departemen Kesehatan RI
(2005) dampak dari permasalahan yang ada saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP) pada
bayi. Hal ini dikarenakan rendahnya pemberian ASI Eksklusif dapat memberikan peluang bagi
penggunaan susu formula bayi atau Pengganti ASI (PASI) maupun penggunaan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu dini, mempunyai resiko terjadinya diare, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya KEP pada anak balita. Menurut Departemen Kesehatan RI
(2005) dampak dari permasalahan yang ada saat ini adalah Kurang Energi Protein (KEP) pada
bayi. Hal ini dikarenakan rendahnya pemberian ASI Eksklusif dapat memberikan peluang bagi
penggunaan susu formula bayi atau Pengganti ASI (PASI) maupun penggunaan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang terlalu dini, mempunyai resiko terjadinya diare, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya KEP pada anak balita.
Permasalahan
Masih kurangnya pemahaman pentingnya ASI eksklusif
Perencanaan
Penyuluhan mengenai ASI eksklusif, kandungan, manfaat dan perbandingan dengan susu
formula
4. Penyuluhan ANC
Angka Kematian lbu (AKI) di indonesia menempati urutan tertinggi di Asia Tenggara..
Menurunnya status gizi dan kesehatan ibu hamil menyebabkan risiko tinggi kehamilan
mengalami peningkatan. Risiko tinggi kehamilan ini sebenarnya dapat diantisipasi pada saat
ante natal care (ANC), Sehingga kondisi kesehatan ibu hamil dapat dipantau dan bila terjadi
kegawatdaruratan akan memudahkan pengambilan tindakan. Namun kenyataannya ibu
hamil yang melakukan ANC masih sangat rendah. Pada proses ANC akan dilakukan
anamnesa (pemeriksaan terhadap ibu hamil baik fisik maupun wawancara mengenai
keluarga, kejadian saat ini dan terdahulu, riwayat kehamilan/persalinan sebelumnya). Di
samping itu, pemeriksaan kehamilan minimal empat kali selama usia kehamilan tampaknya
belum sepenuhnya dilakukan oleh ibu hamil, Sehingga status kesehatan ibu hamil kurang
terpantau oleh tenaga ksehatan. Kondisi keehatan ibu hamil dan terjadinya komplikasi
obstetri sebenarnya dapat diketahui melalui ANC. Karena dengan ANC dapat diketahui
perkmbangan janinnya, kesehatan dirinya serta resiko yang mungkin muncul sehingga dapat
segera dilakukan perawatan yang cepat dan tepat.
Permasalahan
Masih kurangnya pemahaman mengapa ANC itu penting dilakukan
Masih adanya para ibu hamil yang tidak melakukan ANC secara rutin dan terjadwal
Perencanaan
Melakukan edukasi mengenai ANC dan mengapa perlu dilakukan.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan Antenatal Care. Dijelaskan juga mengapa
pentingnya untuk dilakukan Antenatal Care pada ibu hamil secara terjadwal agar kesehatan
ibu hamil serta janin terkontrol dengan baik. Dijelaskan juga mengenai apa saja yang akan
dilakukan saat Antenatal care berlangsung.
Permasalahan
Masih rendahnya pengetahuan para masyarakat terutama ibu hamil pentingnya asam folat
bagi kehamilan serta manfaat terutama pada janinnya.
Perencanaan
Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya konsumsi asam folat pada ibu hamil.
Pelaksanaan
Dilakukan penyuluhan dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat terutama ibu
hamil mengenai pentingnya asam folat pada kehamilan. Peserta dijelaskan juga manfaat
asam folat pada kehamilan dan janin yang terkandung. Kemudian dijelaskan juga contoh
yang dapat dikonsumsi yang kaya akan asam folat agar kehamilan dan janin tetap terjaga
hingga kelahiran.
Pelaksanaan
Mengedukasi pentingnya imunisasi serta jadwal
2. Pemberian Vitamin A
Latar Belakang
Vitamin A adalah zat gizi yang paling esensial, hal itu dikarenakan konsumsi makanan kita
belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Kekurangan vitamin A
(KVA) akan meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah terserang penyakit infeksi seperti
diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang paling serius
dari kekurangan vitamin A (KVA) adalah rabun senja yaitu betuk lain dari xeropthalmia
termasuk kerusakan kornea mata dan kebutaan. Vitamin A bermanfaat untuk menurunkan
angka kesakitan angka kematian, karena vitamin A dapat meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit infeksi seperti campak, diare, dan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).
Kelompok umur yang terutama mudah mengalami kekurangan vitamin A adalah kelompok
bayi usia 6 – 11 bulan dan kelompok anak balita usia 12 – 59 bulan.
Pada balita vitamin A sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang kuat, untuk
penglihatan yang normal, membantu memelihara kulit yang sehat dan mencegah lapisan
mulut, hidung, paru-paru dan saluran kencing dari kuman penyakit. Vitamin A yang diberikan
pada balita juga berfungsi untuk mengatur sistem kekebalan, dimana sistem kekebalan badan
ini membantu mencegah atau melawan penyakit dengan membuat sel darah putih yang
menghapuskan bakteri dan virus. Akibat lain yang lebih serius dari kekurangan vitamin A
adalah buta senja dan xeropthalmia karena terjadi kekeringan pada selaput lendir dan
selaput bening kornea mata. Upaya perbaikan status vitamin A harus dimulai pada balita
terutama pada anak yang menderita kekurangan vitamin A.
Strategi penanggulangan kekurangan vitamin A masih bertumpuh dengan cara pemberian
kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi (6 – 11 bulan) kapsul biru yang mengandung vitamin A
100.000 SI diberikan sebanyak satu kali pada bulan Februari atau Agustus, balita (1 – 5 tahun)
kapsul merah yang mengandung vitamin A 200.000 SI diberikan setiap bulan Februari dan
Agustus.
Menurut UNICEF, bahwa kekurangan vitamin A dalam makanan sehari-hari menyebabkan
setiap tahunnya sekitar satu juta anak balita diseluruh dunia menderita penyakit mata tingkat
berat (Xeropthalmia) seperempat diantaranya menjadi buta dan 60% dari yang buta ini akan
meninggal dalam beberapa bulan. Kekurangan vitamin A menyebabkan anak dalam resiko
besar mengalami kesakitan, tumbuh kembang yang buruk dan kematian dini. Terdapat
perbedaan angka kematian sebesar 30% antara anak-anak yang mengalami kekurangan
vitamin A dengan rekanrekannya yang tidak kekurangan vitamin A.
Angka kebutaan di Indonesia tertinggi dikawasan Asia Tenggara. Berdasarkan Survei
Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran tahun 2000-2013 menunjukan angka
kebutaan di Indonesia 20% dari jumlah penduduk atau setara dengan tiga juta orang.
Berdasarkan data yang diperoleh di atas dapat disimpulkan bahwa anak balita yang
mendapatkan kapsul vitamin A belum optimal. Sampai saat ini pemberian vitamin A sangat
dibutuhkan, sehingga diperlukan peranan provider kesehatan dalam mempromosikan
kesehatan terkait masalah pemberian vitamin A secara meyeluruh baik itu sosialisasi di
tingkat masyarakat maupun advokasi pada tingkatan decision maker.
Permasalahan
Kurangnya Pemahaman Masyarakat mengenai pentingnya Vitamin A terutama pada
kesehatan anak.
Kurangnya kepedulian masyarakat dalam program pemberian kapsul vitamin A yang rutin
diadakan setiap bulan Februari dan Agustus
Perencanaan
Mengedukasi dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya
pemberian vitamin A terutama pada anak yang datang ke Posyandu untuk mendapatkan
informasi mengenai pemberian vitamin A.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan memberi penjelasan kepada peserta mengapa pentingnya
vitamin A pada kesehatan anak, dan juga dijelaskan manfaat vitamin A, pencegahan risiko
yang terjadi akibat kekurangan vitamin A dan jadwal pemberian vitamin A. Para orangtua
yang memilki anak usia 0-5 tahun dapat diberikan gambaran-gambaran tentang pentingnya
pemberian vitamin A setiap tahun dua kali, yaitu pada bulan Februari dan Agustus sehingga
mengurangi risiko penyakit akibat kekurangan vitamin A.
Monitoring
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk diskusi dan sesi tanya jawab sehingga dapat
dinilai sejauh mana pemahaman dan pengetahuan dari peserta tentang manfaat pemberian
vitamin A secara rutin.
PENYULUHAN PTM
1. Penyuluhan DM
Diabetes mellitus merupakan penyakit menahun yang ditandai oleh kadar gula darah
yang tinggi dan gangguan metabolisme pada umumnya, yang tidak dikendalikan dengan
baik akan menimbulkan berbagai komplikasi baik yang akut maupun menahun. Kelainan
dasar dari penyakit ini ialah kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas.
Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini
berkaitan dengan jumlah populasi yang meningkat, urbanisasi yang mengubah pola hidup
tradisonal ke pola hidup modern, prevalensi obesitas meningkat dan kegiatan fisik kurang.
DM perlu diamati karena sifat penyakit yang kronik progresif, jumlah penderita semakin
meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan.
Di Indonesia berdasarkan penelitian epidemiologi didapatkan prevalensi DM sebesar
1,5-2,3% pada penduduk yang berusia lebih 15 tahun, bahkan di daerah urban prevalensi
DM sebesar 14,7% dan daerah rural sebesar 7,2%. Prevalensi tersebut meningkat 2-3 kali
dibandingkan Negara maju, sehingga DM merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius.
Untuk mengatasi permasalah tersebut akan dilaksanakan kegiatan penyuluhan bagi
masyarakat yang menderita penyakit Diabetes Mellitus tentang pencegahan,
penatalaksanaan secara nonfarmakologis serta penggunaan obat dan tentang pola makan
untuk mengendalikan kadar gula dalam darah
Permasalahan
Banyaknya penderita DM yang belum tahu dan mengerti tentang penyakit DM, pengetahuan
dan perubahan pola penyakit secara komprehensif meliputi tentang penyakit DM, pengaturan dan
perubahan pola makan, aktivitas jasamani dan pemberian obat.
Perencanaan
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang datang ke Posyandu guna menumbuhkan
kepedulian dan kepekaan masyarakat terhadap informasi tentang Diabetes Melitus
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan mereka tentang Diabetes Mellitus.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan memberikan wawasan kepada peserta sehhingga diharapkan
dapat mencegah dan mengurangi faktor risiko yang dapat diubah, seperti dengan cara
menjaga pola gaya hidup sehat dengan cara mengurangi berat badan, olahraga teratur,
istirahat yang cukup dan menjaga pola makan sehat setiap harinya.
Monitoring dan Evaluasi
Memberikan kesempatan kepada peserta untuk diskusi dan sesi tanya jawab sehingga dapat
dinilai sejauh mana pemahaman dan pengetahuan dari peserta tentang penyeakit Diabetes
Melitus tipe 2.
2. Penyuluhan Hipertensi
Latar Belakang
Perubahan demografi dan epidemiologi penyakit tengah terjadi diseluruh dunia saat ini.
Peristiwa tersebut tidak hanya dialami oleh negara maju, tetapi juga dialami oleh negara
berkembang, khususnya Indonesia. Permasalahan kesehatan terkait penyakit yang sering
diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit infeksi menular seperti
tuberkulosis paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), malaria, diare, dan penyakit kulit.
Namun saat ini, pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan Penyakit Tidak Menular
(PTM) seperti penyakit jantung, hipertensi, kolesterol, cedera akibat kecelakaan, pembuluh
darah, serta diabetes mellitus dan kanker. Perubahan yang kompleks dalam pola kesehatan
dan pola penyakit menyebabkan transisi epidemiologi menjadi Penyakit Tidak Menular
(PTM), sehingga saat ini negara Indonesia menghadapi beban ganda pada waktu yang
bersamaan (double burdens). Terjadinya beban ganda disertai dengan meningkatnya jumlah
penduduk serta perubahan usia harapan hidup penduduk yang ditandai dengan
meningkatnya penduduk usia produktif dan usia lanjut. Perubahan ini akan berpengaruh
terhadap jumlah dan jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat di masa yang
akan datang.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit tidak menular
yangs sering ditemukan diderita oleh masyarakat. Data statistik WHO tahun 2012
menyebutkan hipertensi dapat memicu stroke yang menyebabkan kematian hingga 51%
dan memicu jantung koroner yang menyebabkan kematian hingga 45%. Hipertensi menjadi
masalah kesehatan masyarakat utama. Faktor risiko penyakit hipertensi sulit diketahui
secara pasti. Salah satu faktor yang menjadi penyebab meningkatnya risiko terhadap
hipertensi yaitu usia. Tingginya usia seseorang akan mempengaruhi sistem metabolisme
tubuh, sehingga risiko mengidap darah tinggi lebih tinggi. Selain itu, kebiasaan atau gaya
hidup tidak juga juga menjadi faktor resiko penyebab hipertensi. Kebiasaan dan gaya hidup
seperti mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi dengan kadar garam berlebih, minuman
berkafein, makanan berkolestrol tinggi, kurang olah raga atau aktivitas fisik, stress, dan
merokok dapat meningkatkan risiko mengidap hipertensi.Faktor resiko lainnya yaitu genetik
atau keturunan. Seseorang yang berasal dari keluarga dengan riwayat darah tinggi memiliki
risiko mengidap hipertensi lebih besar dibandingkan dengan orang lain yang tidak memiliki
keluarga dengan riwayat darah tinggi
Hal ini juga sejalan dengan banyak ditemukannya keluhan masyarakat terkait
tekanan darah. Upaya yang dilakukan dalam pencegahan ataupun deteksi dini PTM melalui
penyuluhan kepada masyarakat. Dimana Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain
melakukan pengukuran antropometri dan pengukuran tekanan darah serta mengedukasi
faktor-faktor penyebab hipertensi serta pencegahan yang dapat dilakukan.
Permasalahan
Masih kurang pedulinya masyarakat terhadap penyakit hipertensi
Masih sulitnya masyarakat di Desa terhadap pemahaman mengenai hipertensi, pencegahan
dan dampaknya bagi kesehatan
Perencanaan
Melakukan penyuluhan mengenai hipertensi beserta faktor penyebab, pencegahan dan
dampaknya.
Pelaksanaan
Diberikan edukasi kepada masyarakat mengenai penyakit hipertensi sehingga masyarakat
mengerti dan memahami serta peduli terhadap penyakit ini. Edukasi juga dilakukan dengan
memberikan penjelasan apa saja faktor penyebab , pencegahan serta dampak selanjutnya
bagi kesehatan.
Perencanaan
Memberikan Edukasi mengenai asam urat, pencegahan dampaknya serta solusinya untuk
meningkatkan kualitas hidup
Pelaksanaan
Dilakukannya penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat lebih mengerti mengenai
penyakit asam urat yang mungkin sudah diketahui oleh masyarakat walaupun hanya sekedar
saja. Memberikan edukasi juga kepada masyarakat mengenai pencegahan agar penyakit
asam urat ini tidak mudah kambuh, serta solusi dan dampaknya bagi kesehatan jika penyakit
ini diabaikan.
Permasalahan
Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai cara mengontrol dan mengatur pola hidup
bagi penderita hiperkolesterolemia
Perencanaan
Memberikan edukasi bagaimana pola hidup yang baik terhadap penderita
hiperkolesterolemia
Pelaksanaan
Melakukan penyuluhan mengenai penyakit hiperkolesterolemia dengan salah satu
pencegahan dan pengobatannya melakukan pola hidup yang baik dan sehat. Menjelaskan
juga tujuan pola hidup yang sehat ini dapat mengontrol kadar kolesterol tubuh sehingga
kadar tetap terjaga di dalam darah dalam batasan yang normal.
Monitor dan Evaluasi
Evaluasi dilakukan dengan menilai apakah peserta telah mengerti dan dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
Permasalahan
Banyaknya masyarakat yang masih kurang sadar dalam menyadari pentingnya untuk
screening diri sendiri dalam pencegahan penyakit tidak menular
Perencanaan
Memberikan edukasi mengenai pentingnya screening atau deteksi dini untuk pencegahan
penyakit tidak menular.
Pelaksanaan
Melakukan pemberian penyuluhan dan edukasi kepada peserta mengenai penyakit tidak
menular dan contohnya. Kemudian menjelaskan juga bahwa penyakit ini dapat bisa dicegah dengan
cara meningkatkan kesadaran diri untuk deteksi dini atau melakukan screening terutama pada usia
muda sehingga mengurangi jumlah kasus pada penyakit ini. Screening atau deteksi dini ini juga
bertujuan agar mengetahui penyakit secara dini sehingga dapat dilakukan pemberian solusi
pengobatan ataupun non pengobatan sehingga tidak berkelanjutan ke komplikasi yang lebih jauh
lagi.
Permasalahan
Masih kurangnya pemahaman mengenai program stop BABS dan mengenai
jamban yang bersih dan baik untuk kesehatan
Masih banyak warga masyarakat yang belum memilki jamban sehat
Rendahnya tingkat perekonomian dari sebagian masyarakat sehingga tidak dapat
membangun jamban sehat
2. Jentik nyamuk
Latar Belakang
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue yang semakin meningkat di berbagai
daerah memunculkan berbagai usaha dalam upaya pencegahan yang dilakukan
bertujuan untuk memutuskan rantai penularannya, yaitu pengendalian yang
dilakukan terhadap vektor nyamuk. Salah satu upaya pencegahan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah timbulnya DBD adalah dengan
menggerakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Cara yang paling
tepat dan efektif untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan
memutus rantai berkembangan biakan nyamuk dengan gerakan 3M Plus yaitu 3M
yang terdiri dari Menguras tempat bak mandi, tendon, gentong, vas bunga, tempat
minum burung, tanaman air minimal 1 minggu sekali, Menutup rapat-rapat tempat
penampungan air, Mengubur / menimbun / memusnahkan barang bekas yang
dapat menampung air dan Plus yang tediri dari memelihara ikan pemakan jentik
ditempat-tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk oles untuk
mencegah gigitan menggunakan obat nyamuk untuk mengusir nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur upaya pemberantasan secara kimia untuk jentik
dengan Abate. Untuk terlaksananya program Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN) dimasyarakat, maka diperlukan sosialisasi secara terus menerus oleh pihak-
pihak yang terkait, terutama oleh petugas-petugas kesehatan yang terlibat dalam
wilayah tersebut
Permasalahan
Masih banyaknya masyarakat yg kurangnya paham dengan gerakan 3M plus dan
kurangnya antusias dalam melakukannya.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan mengedukasi masyarakat tentang program
pemberantasan nyamuk dengan salah satunya gerakan 3M plus. Kemudian
menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan pada gerakan 3M plus untuk
terlaksanannya program pemberantasan nyamuk.
.
Monitor dan evaluasi
Masyarakat diharapkan mengerti dengan penjelasan narasumber, dan
dilakukannya review ulang kepada audiens untuk mengetahui apakah informasi
sudah diterima baik oleh audiens
Permasalahan
Masih ditemukan beberapa masyarakat yang tidak menggunakan air bersih secara
tepat.
Masih kurangnya untuk fasilitas air bersih di beberapa tempat.
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelasank kepada masyarakat desa penggunaan
air bersih yang tepat. Dijelaskan juga bagaimana syarat sir bersih yang layak
dipakai agar baik untuk kesehatan dan tidak menimbulkan penyakit.
Permasalahan
Masih terdapatnya timbunan sampah di setiap sudut di desa
Masih kurangnya pemahaman masyarakat dalam mengelola sampah
Pelaksanaan
Dilakukan penyuluhan mengenai program 3R, kemudian menjelaskan juga kepada
peserta rincian dari 3R tersebut dalam mengelola sampah yang baik agar tidak
terjadi timbunan sampah yang dapat mengurangi sanitasi lingkungan.
Permasalahan
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak merokok, walaupun ditempat
yang sudah ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok terutama rumah
tanpa asap rokok
Perencanaan
Mengedukasi setiap keluarga dibekali dengan pengetahuan tentang rumah tanpa
asap rokok
Pelaksanaan
Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya untuk menghindari merokok di
dalam rumah, menjelasakan juga mengapa perlunya untuk tidak merokok di dalam
rumah, serta dampak asap rokok bagi kesehatan keluarga.
Permasalahan
Masih kurangnya kepedulian dan pemahaman masyarakat bagaimana pentingnya
cuci tangan dan bagaimana langkah-langkah cuci tangan yang benar dan tepat
Perencanaan
Mengedukasi pentingnya cuci tangan dan langkah-langkah yang benar dan tepat
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan apa manfaat dari cuci tangan dan
mengapa penting dilakukan walaupun merupakan hal yang sepele yang sering
diabaikan. Dijelaskan juga bagaimana langkah yang tepat dalam cuci tangan
sehingga lebih efektif untuk mendapatkan manfaatnya.
2. PHBS
Keadaan sehat adalah kehendak semua pihak, tidak hanya di dominasi oleh
perorangan, akan tetapi juga harus dimiliki oleh kelompok dan bahkan oleh
masyarakat. Dalam UU Kesehatan RI No.36 Tahun 2009, “ Kesehatan adalah keadaan
sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis”. Hal ini berarti bahwa
kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencakup aspek fisik, mental,
spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera bagi seseorang baik
dengan produkivitasnya dan juga ekonominya. Menurut Bloom (1974), derajat
kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu faktor lingkungan, faktor perilaku, faktor
keturunan dan faktor pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, faktor
kedua, yaitu faktor perilaku sangat berpengaruh dalam kesehatan seseorang,
terutama dalam penerapan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) baik
dilingkungan pribadi, keluarga, maupun masyarakat.
Perilaku Hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan langkah yang harus
dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi setiap orang. Kondisi
sehat tidak serta merta terjadi, tetapi harus senantiasa diupayakan dari yang tidak
sehat menjadi hidup yang sehat serta menciptakan lingkungan yang sehat. Upaya ini
harus dimulai dari menanamkan pola pikir sehat kepada masyarakat yang harus
dimulai dan diusahakan oleh diri sendiri. Upaya ini adalah untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi- tingginya sebagai satu investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif. Sementara itu, kesadaran
masyarakat akan kesehatan dan pola hidup bersih sehat, khususnya masyarakat
desa masih sangat rendah. Untuk itu pemberian penyuluhan terkait Perilaku Hidup
bersih sehat diharapkan dapat menjadi upaya menyadarkan masyarakat akan
pentingnya melakukan Perilaku Hidup bersih sehat dalam kehidupan sehari-hari
sekaligus memberikan pengetahuan bagaimana cara merealisasikannya sehingga
bisa terwujud masyarakat yang peduli sehat
Namun pada kenyataannya, di kawasan pedesaan perhatian masyarakat akan
pentingnya melakukan PHBS masih minim. Berdasarkan tingkat kepentingan dan
kebutuhan masyarakat dalam merealisasikan PHBS serta keadaan masyarakat yang
masih minim kepeduliannya akan kesehatan, maka program Penyuluhan dan Praktik
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat untuk melakukan Perilaku Hidup
sehat dalam meningkatkan mutu hidup .
Permasalahan
Masih banyaknya ketidakpedulian terhadap perilaku hidup bersih dan sehat dan
bagaimana merealisasikannya di kehidupan sehari-hari
Pelaksanaan
Mengedukasi masyarakat mengenai perilaku hidup sehat dan bersih dan
merealisasikan di kehidupan sehari-hari
Perencanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan apa itu perilaku hidup sehat dan bersih.
Selanjutnya dijelaskan juga apa saja komponen dari perilaku hidup bersih dan sehat.
Dijelaskan juga bagaimana merealisasikannya di kehidupan sehari-hari sehingga
masyarakat dapat menerapkannya.
3. Kerja bakti
Kebersihan lingkungan merupakan pintu gerbang dalam mencapai hidup yang
sehat. Hidup sehat merupakan dambaan setiap orang. Diperlukan kegiatan
yang mendorong masyarakat untuk memulai hidup sehat. Salah satu kegiatan
tersebut adalah kampanye hidup sehat melalui program kerja bakti. Kegiatan
ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat tentang manfaat hidup bersih
dan dampaknya bagi kesehatan, memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang dampak buruk lingkungan yang kotor, membantu masyarakat dalam
rangka membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal melaui kegiatan aksi
lapangan dalam bentuk kerja bakti.
Melaksanakan Kerja Bakti Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik dan
memperindah lingkungan. Pelaksanaan kerja bakti di masyarakat umumnya
berhubungan dengan kegiatan pembersihan lingkungan. Dengan pembersihan
lingkungan, maka kesehatan lingkungan akan terjaga. Pembersihan saluran air
misalnya, merupakan pencegahan terjadinya kemacetan saluran air sehingga
dapat sekaligus menjadi tindakan preventif untuk mencegah dijadikannya
saluran air sebagai sarang bagi nyamuk dan kemungkinan penularan penyakit
yang vektornya adalah nyamuk. Hal ini tidak hanya membawa dampak positif
secara sosial di masyarakat, namun juga manfaat bagi kesehatan secara
khususnya. Manfaat bagi kesehatan lainnya adalah pada pelaksanaan kerja
bakti, di mana tenaga yang diperlukan dan kerja tubuh yang dikeluarkan sama
dengan pengganti olah raga yang terkadang sering disepelekan orang.
Pemeliharaan kebugaran tubuh yang justru tanpa biaya ini mambawa dampak
positif bagi kesehatan jasmani.
Kegiatan ini bertujuan juga untuk menyadarkan masyarakat tentang manfaat
hidup bersih dan dampaknya bagi kesehatan, memberikan pengetahuan kepada
masyarakat tentang dampak buruk lingkungan yang kotor, membantu
masyarakat dalam rangka membersihkan lingkungan sekitar tempat tinggal
melaui kegiatan aksi lapangan dalam bentuk kerja bakti.
Permasalahan
Rendahnya masih pemahaman arti penting kerja bakti untuk hidup bersih dan
sehat
Perencanaan
Mengedukasi para masyarakat untuk meningkatkan pemahaman pentingnya
kerja bakti dalam meningkatkan hidup bersih dan sehat
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan apa itu kerja bakti. Dijelaskan juga
mengapa penting kerja bakti dilakukan oleh masyarakat serta manfaat kerja
bakti bagi kesehatan.
Permasalahan
Masih rendahnya kesadaran dan ketidakpedulian masyarakat dalam memahami dan
melakukan aktivitas fisik
Perencanaan
Memberikan penyuluhan betapa pentingnya aktivitas fisik bagi kesehatan tubuh di
Desa
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan memberi penjelasan mengapa penting dilakukannya
aktivitas fisik. Dijelaskan juga manfaat aktivitas fisik bukan hanya untuk fisik tubuh
tetapi secara psikologis juga. Selain itu, peserta juga dijelaskan jika aktivitas fisik
diabaikan bagaiamana dampaknya pada kesehatan sehingga menimbulkan penyakit
5. Sampah Sembarangan
Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan
adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas
manusia, hasil‐hasil dari organisme ataupun hasil proses alamiah. Seiring
berkembangnya waktu, populasi manusia semakin bertambah dan perkembangan
tekhnologi pun semakin canggih sehingga banyak menghasilkan sampah dalam
berbagai macam, seperti hasil‐hasil produksi dari berupa sampah rumah tangga
maupun sampah berupa limbah pabrik yang mengandung zat‐zat kimia (Fluor,
Clorida, Bromida, dan Iodida). Sampah secara sederhana dapat diartikan sebagai
segala barang padat yang tidak terpakai lagi. Sampah harus mendapat perhatian
yang serius dari instansi yang bertanggung jawab di setiap daerah untuk mencegah
atau memperkecil pencemaran yang dapat ditimbulkan. Permasalahan sampah di
suatu kawasan meliputi tingginya laju timbulan sampah, kepedulian masyarakat
yang masih rendah sehingga suka berperilaku membuang sampah sembarangan,
keengganan untuk membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Perilaku
yang buruk ini seringkali menyebabkan bencana di musim hujan karena drainase
tersumbat sampah sehingga terjadi banjir. Kebiasaan membuang sampah
sembarangan dilakukan hampir di semua kalangan masyarakat, tidak hanya warga
miskin, bahkan mereka yang berpendidikan tinggi juga melakukannya. Ini sangat
menyedihkan karena minimnya pengetahuan tentang sampah dan dampaknya.
Perilaku buruk ini semakin menjadi karena minimnya sarana kebersihan yang mudah
dijangkau oleh masyarakat di tempat umum. Selain itu, hal lain yang penting untuk
diperhatikan, berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2008 bahwa setiap orang berhak
mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan berwawasan
lingkungan dari pemerintah daerah, atau pihak lain yang diberi tanggung jawab
untuk itu.
Di Indonesia, masalah kebersihan selalu menjadi polemik yang berkembang..
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup masyarakat.
Masyarakat masih menganggap sungai sebagai halaman belakang yang dipandang
sebagai tempat pembuangan, sehingga perlu adanya perubahan pola pikir untuk
menjadikan sungai sebagai halaman depan yang harus dijaga dan dipelihara.
Mengingat masyarakat merupakan pengguna sungai maka persepsi masyarakat
mengenai pengetahuan menjaga kualitas lingkungan sungai dan kesanggupan dalam
melakukan aktivitas dengan tetap menjaga kelestarian sungai menjadi penting untuk
dikaji. Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah dapat
menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan lingkungan. Bila perilaku manusia
semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya, dan kurang atau tidak
mempertimbangkan kepentingan umum / kepentingan bersama, maka dapat
diprediksi bahwa daya dukung lingkungan alam semakin terkuras habis dan
akibatnya kerugian dan kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan lagi.
Permasalahan
Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk tidak membuang sampah secara
sembarangan
Perencenaan
Mengedukasi masyarakat mengenai buang sampah secara sembarangan dan apa
dampaknya
Pelaksanaan
Peserta diberikan penyuluhan mengenai sampah, dan perilaku buang sampah
sembarangan. Diberikan juga penjelasan mengenai dampak negatif terhadap
kesehatan jika melakukan buang sampah sembarangan .
Permasalahan
Rendahnya pemahaman masyarakat terutama para ibu mengenai masalah stunting
Masih banyaknya kesalahan dalam memberikan asupan gizi pada anak yang dapat menjadi
faktor penyebab stunting
Perencanaan
Mengedukasi para ibu mengenai masalah gizi stunting
Mengedukasi asupan gizi yang benar untuk pencegahan stunting
Pelaksanaan
Melakukan penyuluhan dengan menjelaskan masalah gizi stunting yang kerap terjadi pada
anak. Menjelaskan juga berbagai penyebab dan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya stunting
pada anak. Peserta diberikan juga edukasi bagaimana asupan gizi yang tepat pada anak untuk
mencegah terjadinya stunting.
2. Pengukuran berat badan dan tinggi badan secara rutin dalam evaluasi status gizi balita
Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat
gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya. Masa bayi dan balita bahkan sejak dalam
kandungan adalah periode emas karena jika pada masa tersebut pertumbuhan dan
perkembangan balita tidak dipantau dengan baik dan mengalami gangguan tidak akan dapat
diperbaiki pada periode selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan
rutin pada pertumbuhan balita sehingga dapat terdeteksi apabila ada penyimpangan
pertumbuhan, masalah status gizi sehingga dapat dilakukan penanggulangan sedini mungkin
sehingga tidak terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita.
Pemantauan pertumbuhan merupakan suatu rangkaian kegiatan terdiri dari pengukuran
pertumbuhan fisik dan perkembangan individu di masyarakat dengan tujuan meningkatkan
status kesehatan anak, perkembangan dan kualitas hidup. Prinsip dasar penilaian penilaian
pertumbuhan anak mencakup mengukur berat dan panjang atau tinggi anak dan
membandingkan dengan standar pertumbuhan. Sedangkan tujuan penilaian pertumbuhan
adalah menentukan apakah anak tumbuh secara normal, atau mempunyai masalah
pertumbuhan, atau ada kecenderungan mempunyai masalah pertumbuhan yang perlu
ditangani. Dengan penimbangan setiap bulannya diharapkan gangguan pertumbuhan setiap
anak dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat.
Pembinaan perkembangan anak yang dilaksanakan secara tepat dan terarah menjamin anak
tumbuh kembang secara optimal sehingga menjadi manusia yang berkualitas, sehat cerdas,
kreatif, produktif, bertanggung jawab dan berguna bagi bangsa dan negara.
Permasalahan
Masih rendahnya pemahaman masyarakat untuk melakukan penimbangan balita
secara rutin untuk mengevaluasi status gizi balita
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat terutama para ibu mengapa pentingnya melakukan
penimbangan balita dan pengukuran Tinggi badan secara rutin
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan kepada masyarakat terutama para ibu
mengapa penimbangan balita dan pengukur TB penting dilakukan secara rutin.
Menjelaskan juga tujuan dari kegiatan itu dapat mengevaluasi status gizi balita agar
tetap terjaga tumbuh kembang balita tersebut.
Permasalahan
Masih terdapat kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pentingnya serat pada buah
dan sayur pada kesehatan secara mendalam
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya serat pada buah dan sayur bagi kesehatan di
Desa
Pelaksanaan
Dilakukan penyuluhan dengan menjelaskan mengenai serat yang bisa didapatkan pada buah
dan sayur. Kemudian dijelaskan juga manfaat dari serat tersebut bagi kesehatan dan apabila
dikonsumsi secara benar dan tepat dapat mencegah penyakit.
Permasalahan
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai masalah kurang energi protein yang banyak
dijumpai terutama pada anak-anak
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat terutam para ibu mengenai masalah kurang energi protein pada
anak di Desa
Mengedukasi pencegahan dan dampaknya kurang energi protein bagi kesehatan anak
Pelaksaaan
Dilakukan penyuluhan dengan menjelaskan apa kurang energi protein. Menjelaskan juga
bahwa masalah ini kerap dijumpai terutama pada anak-anak balita dan pentingnya peran ibu
untuk melakukan pencegahannya dengan memenuhi gizi pada anak tersebut. Peserta diberi
penjelasan mengenai bagaimana dampaknya jika keadaan ini diabaikan dan diberikan
pemahaman apa solusi jika masalah ini sudah terjadi.
Permasalahan
Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai gizi pada penderita diabetes mellitus
Rendahnya kepedulian terutama para penderita DM dalam pelaksanaan konsumi gizi yang
tepat dan sesuai
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat terutama kepada para penyandang DM mengenai pengaturan gizi
yang tepat dan sesuai
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan bagaimana pengaturan gizi yang tepat dan sesuai
terhadap penderita Diabetes Mellitus. Dijelaskan juga pentingnya pengaturan gizi ini untuk
mengontrol gula darah agar tetap terjaga kadarnya dalam batas normal.
Permasalahan
Masih banyaknya masyarakat yang mengganggap sepele terhadap penyakit skabies dan
tidak mengatasinya penyakit ini dengan benar
Perencanaan
Mengedukasi mengenai peyakit skabies , pencegahan serta solusinya secara tepat
Pelaksanaan
Melakukan penyuluhan dengan menjelaskan mengenai penyakit skabies yang sering
terutama pada anak-anak. Menjelaskan juga penyakit ini sangat mudah terjadi
penularan. Penjelasan pentingnya mengatasi skabies ini dilakukan untuk menghindari
penyakit ini tidak menular antara satu dan yang lainnya. Dijelaskan juga untuk menjaga
selalu kebersihan agar tercegah penyakit skabies
Permasalahan
Masih rendahnya kesadaran diri dalam pengobatan dan perawatan diri pada masyararakat
terhadap penyakit Diabetes Mellitus sehingga pada akhirnya tingkat komplikasi pada penderita DM
meningkat
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat pentingnya pengobatan rutin pada DM dan sekaligus melakukan
perawatan diri pada DM untuk mencegah komplikasi
Pelaksanaan
Dilakukan penyuluhan dengan mengedukasi masyarakat mengenai penyakit Diabetes Mellitus yang
sudah banyak terjadi. Dijelaskan juga pentingnya pengobatan yang rutin dan teratur hingga
menurunkan angka komplikasi. Menjelaskan juga apa itu perawatan diri pada diabetes mellitus dan
perannya dalam mecegah komplikasi yang lebih jauh lagi.
Permasalahan
Rendahnya kepedulian diri sendiri dalam pengobatan hipertensi sehingga dapat
berdampak ke komplikasi selanjutnya yaitu stroke dan penyakit jantung
Masih banyaknya kesalahpahaman dalam konsumsi obat hipertensi sehingga
pengobatan menjaddi tidak maksimal
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat mengenai penyakit hipertensi beserta komplikasinya
Mengedukasi masyarakat bagaimana pengobatan yang tepat dan sesuai sehingga dapat
mencegah komplikasi
Pelaksanaan
Peserta diberikan penyuluhan dan penjelasan mengenai penyakit hipertensi yang sangat
kerap terjadi di masa sekarang. Kemudian dijelaskan juga bahwa hipertensi ini dapat
menyebabkan berbagai komplikasi yang fatal seperti stroke dan penyakit jantung jika
tidak dilakukan pengobatan secara tepat dan sesuai. Peserta diberikan edukasi
mengenai bagaimana seharusnya pengobatan pada hipertensi yang benar dan sesuai
sehingga tidak terjadi kesalahan lagi selanjutnya.
Permasalahan
Rendahnya pemahaman masyarakat mengenai TB paru dan pengobatannya yang tepat
dan sesuai sehingga banyaknya penderita yang tidak tuntas dalam pengobatan dan
putus obat.
Perencanaan
Mengedukasi mengenai penyakit TB paru
Mengedukasi bagaiamana seharusnya pelaksanaan dalam pengobatan TB paru yang
sesuai dan benar
Pelaksanaan
Penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan mengenai penyakit TB paru yang merupakan
penyakit paru yang cukup banyak terjadi. Dijelaskan juga banyaknya kesalahan dalam
pengobatan TB paru sehingga angka kesembuhan pada TB paru menurun. Narasumber
mengedukasi peserta bagaimana seharusnya pengobatan TB paru yang sesuai dan benar
sehingga penyakit sembuh secara tuntas.
Permasalahan
Masih rendahnya pemahaman masyarakat dalam konsumsi obat hiperkolesterolemia yang
benar dan sesuai sehingga terjadi kegagalan terapi dan terapi tidak berlangsung secara maksimal
Perencanaan
Mengedukasi masyarakat mengenai penyakit hiperkolesterolemia
Memberikan juga edukasi pemakaian obat yang benar dan sesuai dalam mencegah terjadinya
kegagalan terapi
Pelaksanaan
Peserta diberikan edukasi mengenai hiperkolesterolemia yang banyak menyerang terutama pada
usia dewasa dan tua. Diberikan juga penjelasan mengenai terapi yang sesuai dan benar untuk
diterapkan pada penderita hiperkolesterlemia sehingga pada akhirnya pengobatan terlaksana secara
maksimal dan terhindar dari kegagalan terapi