Anda di halaman 1dari 4

Definisi

Cedera kepala adalah gangguan fungsi normal otak karena trauma, baik trauma tumpul
ataupun trauma tajam. Cedera kepala adalah satu diantara kebanyakan bahaya yang dapat
menimbulkan kematian dan kecacatan pada manusia. Pentingnya untuk mencegah cidera dengan
menggunakan pengaman dan menaati lalu lintas di saat berkendara, karea berkendara merupakan
salah satu penyebab umum terjadinya cedera kepala. (Marbun, 2020)

Menurut The Center for Disease Control and Prevention (CDC), cedera kepala
disebabkan oleh benturan, pukulan atau sentakan ke kepala serta ceder yang menembus dan
mengganggu fungsi normal otak. Tingkat kesadaran pada cedera kepala dapat diukur
menggunakan skor Glasgow Coma Scale (GSC), dimana dalam pengukuran tersebut akan dapat
di klasifikasikan menjadi cedera kepala ringan, cedera kepala sedang, dan cedera kepala berat.
Cedera kepala berat terjadi apabila hilangnya kesadaran yang berkepanjangan atau atau yang
biasa disebut dengan koma. Penurunan kesadaran dapat terjadi higga beberapa bulan. hal tersebut
akan membuat klien tidak mampu mengikuti, bahkan perintah yang sederhana, dikarenakan
terjadi gangguan kesadaran. Termsuk juga dalam hal ini status vegetative persisten.

Cedera kepala didefinisikan sebagai pertumbuhan fungsi otak, atau bukti patologi lain
yang disebabkan oleh kekuatan eksternal. Perubahan fungsi otak dapat diketahui dari suatu tanda
klinis berikut seperti:

1. Setia periode kehilangan atau penurunan kesadaran (Los Of Consciousness/LOC)


2. Kehilangan memori pada apa yang telah terjadi sebelumnya (amnesia retrograde) atau
setelah cedera (Post-Traumatic Amnesia/PTA)
3. Deficit neurologis (kelemahan, kehilangan keseimbangan, perubahan peglihatan,
dispraksia paresis/plegia paralisis), kehilangan sensori, afasia, dll

Apabila korban cedera kepala mengalami pendarahan otak, penurunan kesadaran, perubahan
yang tidak terlihat dan deficit kognitif, maka dapat menyebabkan kematian. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya efesiensi penanganan pertama masyarakat. (Claude, 2017)
Epidemiologi

Kasus cedera kepala atau cedera lain yang melibaatkan cedera kepala mengakibatkan50%
kematian dari total kematian akibat cedera. Dimana cedera merupakan penyebab utama kematian
pada klien < 45 tahun. Menurut laporan World Health Organization (WHO) 1,2 juta orang
meninggal setiap tahunnya dengan diagnosis cedera kepala berat yaitu akibat kecelakaan lalu
lintas. Kasus cedera kepala di Amerika mencapai 1,7 kasus/tahun dimana 275.000 dirawat dan
52.000 meninggal. Di eropa sendiri, tepatnya di Denmrk kira-kir 300 orang/7 juta penduduk
menderita cedera kepala sedang-berat dan sepertiganya memerlukan rehibilitasi.

Di Indonesia Data Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) menunjukkan presentase kasus


cedera kepala berada pada angka 11,9 % dengan presentase tertinggi di gorontallo sebesar
17,9%. Sedngkan kasus di Maluku berada di atas 10%. (RISKESDAS, 2018)

Etiologi

Etiologi cedera kepala traumatic dapat terjadi dan berasal dari beberapa sumber yaitu
seperti kekerasan tumpul: kasus paling sering dari etiologi ini adalah karena kecelakaan,
pembunuhan, atau dapat juga bunuh diri. Selain hal tersebut kekerasan tajam juga merupakan
jenis kekerasan yang cukup banyak terjadi. Benda-benda penyebabnya yang sering terjadi adalah
batang besi, kayu runcing, pecahan kaca tau benda-bend lain yang tajam. Cedera akibat
tembakan juga akan mengakibtkan kematian dimana hal tersebut dilihat juga dari kerusakan yang
ditimbulkan, kaliber peluru dan jenis peluru yang digunakan, jarak tembakan, deformitas yang
terjadi pada tulang dan peluru, jalannya peluru yang masuk pada otak. Cedera kepala akibat
gerakan mendadak juga dapat dimasukka ke dalam etiologi yang dapat meyebabkan kematian,
meskipun tidak terdapat kerusakan yang terlihat dari kepala, bisa saja cedera terjadi karena
gerakan yang mendadak misalnya suatu percepatan, perlambatan, ataupun perputaran. Kerusakan
yang terjadi terutama pada pembuluh darah otak dan jaringan sekitarnya.

Klasifikasi

Klasifikasi cedera kepala berdasarkan versi modifikasi Hand Injury Severity Score
(HISS) dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Cedera kepala minimal: klien dengan skor GCS 15 tiba di UGD tanpa deficit neurologis
LOC atau fokal
2. Cedera kepal ringan: klien dengan skor GCS awal 13-15, LDC singkat ( lebih dari 10
menit) dan hasil CT Scan otak normal
3. Cedera kepala sedang: klien dengan skor GCS awal 9-12 dan deficit neurologis fokal atau
LOC lebih kurang dari 10 menit atau lebih setelah truma kepala dan hasil CT Scan otak
abnormal
4. Ceder kepala berat: klien dengan skor GCS 8 atau dibawahnya, dengan deficit neurologis
dan LOC lebih dari 6 jam dan hasil CT Scan otak abnormal

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis cedera kepala berat sebagai berikut:

1. Amnesia: tidak dapat mengingat peristiwa sesaat sebelum dan sesudah terjadinya
penurunan kesehatan
2. Pupil tidak actual, pemeriksaan motoric tidak actual, adanya cedera trbuka, fraktur
tengkorak dan penurunan neurologic
3. Nyeri, menetap atau setempat, yang biasanya menunjukkan fraktur
4. Fraktur pada kubah kranial menyebabkan pembengkakan pada area tersebut (PERDOSSI,
2016)
Daftar pustaka

Marbun, AS. 2020. Manajemen Cedera Kepala. Malang : Ahlimedia Press

Claude Hemphill, J., & Lam, A. (2017). Emergency Neurological Life Support: Intracerebral
Hemorrhage. Neurocritical Care, 27, 89–101. https://doi.org/10.1007/s12028-017- 0453-0

Hasil Utama Riskesdas 2018. Kementrian Kesehatan Badan Peneliti dan Pengembangan
Kesehatan.; 2018. p.115-6.

World Health Organization. Status keselamatn jalan di WHO Regional Asia Tenggara. 2013.
[Online] 10 Agustus 2015 Available from : URL:http://www.searo.who.int/entity/disab
ilities_injury_rehabilitation/documents/roa dsafety-factsheetino.pdf.

Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia
(PERDOSSI); 2016. p.165

Anda mungkin juga menyukai