Dosen pembimbing:
Disusun Oleh :
Fitriani Zainuddin
20190305025
JAKARTA BARAT
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
2010).
Permasalahan pada trimester tiga yang timbul antara lain nyeri punggung bawah,
penurunan jumlah tidur (insomnia), pegal-pegal, letih, sesak nafas, mudah emosi, rasa
khawatir, kecemasan, sering buang air kecil, gelisah, tidak mampu memusatkan
Jawa terdapat 67.976 ibu hamil. Sedangkan yang mengalami kecemasan dalam
Menurut Shindu (2014), periode trimester ketiga (27-40 minggu) ini, kecemasan
menjelang persalinan ibu hamil akan muncul. Pertanyaan dan bayangan apakah dapat
melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau
apakah bayi lahir selamat, akan semakin sering muncul dalam benak ibu hamil. Pada
usia kandungan tujuh bulan ke atas, tingkat kecemasan ibu hamil semakin akut dan
intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran bayi. Ibu hamil tidak jarang memiliki
yang diperolehnya.
Semua orang selalu mengatakan bahwa melahirkan itu sakit sekali. Oleh karena itu,
diikuti dengan nyeri kemudian akan menyebabkan peningkatan kerja sistem syaraf
simpatik. Dalam situasi ini, sistem endokrin, terdiri dari kelenjar- kelenjar, seperti
situasi darurat. Akibatnya, sistem syaraf otonom mengaktifkan kelenjar adrenal yang
Hormon yang juga dikenal sebagai hormon adrenalin ini memberi tenaga pada
individu serta mempersiapkan secara fisik dan psikis. Adanya peningkatan hormon
biokimia tubuh, sehingga muncul ketegangan fisik pada diri ibu hamil (Wulandari,
2006).
Pada ibu hamil trimester III ada beberapa tanda atau respon cemas yang ditimbulkan
(Robin, 2015).
Dampak dari proses fisiologis ini dapat timbul pada perilaku sehari-hari. Ibu hamil
menjadi mudah marah atau tersinggung, gelisah, tidak mampu memusatkan perhatian,
ragu-ragu, bahkan kemungkinan ingin lari dari kenyataan hidup. Pada gilirannya,
kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan dan ketegangan lebih lanjut sehingga
membentuk suatu siklus umpan balik yang dapat meningkatkan intensitas emosional
secara keseluruhan. Untuk memutuskan siklus kecemasan tersebut ada beberapa cara
yang dapat dilakukan yaitu latihan fisik seperti: senam hamil, senam yoga, senam
pilates, metode hypnobirthing, teknik olah nafas, dan meditasi (Aprilia and
Ritchmond, 2011).
Latihan fisik yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan prenatal trimester
tiga salah satunya adalah senam yoga. Senam yoga memiliki beberapa metode latihan,
salah satunya adalah pendekatan metode latihan yoga yang sangat baik untuk ibu
hamil sebab dapat meringankan pegal–pegal dan meredam emosi yang tidak stabil
(Krisnadi, 2010).
berdampak negatif pula terhadap kesehatan dan keselamatan janin dan ibu yang
mengandungnya. Oleh karena itu, ketika ibu menjalani masa kehamilan sampai
Ritchmond, 2011).
Berlatih senam yoga pada masa ini merupakan solusi self help yang menunjang
proses kehamilan, kelahiran dan bahkan pengasuhan anak yang dapat dilakukan
persalinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir (Depkes, 2010).
yoga adalah sebuah filosofi saat pola pikiran sehari–hari kita, beserta seluruh
keinginan, rasa khawatir, rasa takut, dan kebingungan yang kita miliki akhirnya
dapat beristirahat. Yoga merupakan cara untuk mengatakan bahwa pada saat kita
menyatu dengan diri sejati kita, kita akan mulai mengerti siapa diri kita dan
tujuan keberadaan kita. Relaksasi yang dihasilkan dari latihan yoga dapat
mengurangi rasa takut akan proses persalinan. Senam yoga ini sangat diperlukan
karena saat menghadapi persalinan ibu biasanya dilanda kecemasan dan panik
therapeutic touch, dan healing touch, dan mind body healing seperti imagery,
sebenarnya dalam gerakan senam yoga terkandung efek relaksasi yang dapat
menstabilkan emosi ibu hamil. Dari tiga komponen inti (latihan pernafasan,
latihan penguatan dan peregangan otot, serta latihan relaksasi), ada beberapa
jenis relaksasi yang diterapkan dalam senam yoga, yaitu relaksasi pernafasan dan
otot atau progresif. Bila ibu hamil melakukan latihan tersebut dengan benar,
akan terasa efek relaksasi pada diri ibu hamil yang akan berguna untuk
berlangsung.
BAB 11
TINJAUAN TEORITIS
PENGERTIAN
Hal – hal yang harus diketahui ibu selama menjalani masa nifas di rumah :
Aktivitas
Aktivitas yang cukup beralasan sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Tidur siang harus dilakukan untuk memulihkan tenaga ibu.
Higiene personal
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi. Mandi
setiap hari sangat dianjurkan , setelah ibu cukup kuat beraktifitas
untuk melaukan hygiene personal. Hygine personal dilakukan untuk
mengurangi ketidaknyamanan pada ibu, misalnya mengganti
pembalut.
Hubungan seksual.
Hubungan seksual tidak boleh dilakuakn segera karena involusi uteri
belum kembali normal dan kemungkinan luka episiotomy belum
pulih. 70% wanita melakukan hubungan seksual pada minggu ke -8
pasca partum. Banyak ibu yang masih takut untuk melakukan
hubungan seksual karena trauma persalian atau ibu takut terjadi
perdarahan. Lebih dari 90% primipara mengungkapkan bahwa
mereka mulai aktif melakukan hubungan seksual pada minggu ke-8
pascapartum. Wanita dianjurkan untuk menyusui bayinya karena
dengan menyusui akan menekan produksi estertogen yang tentu akan
berpengaruh pada pemulihan alat- alat kandungan. Beri ibu
konseling tengtang hubungan seksual setelah persalian, yakni ibu
tidak perlu takut untuk melakukan hubungan seksual setalah 6
minggu pascapartum.
Istirahat
Setelah bayi lahir, kebanyakan wanita sangat emosional dan merasa
letih. Umumnya mereka tertidur sejenak. Ketika bangun, ia sangat
ingin melihat dan menggendong bayinya. Ibu dapatn bangkit dari
tempat tidur, tetapi banyak wanita lebih suka di tempat tidurselama
24 jam pertama dan menikmati istirahatnya. Setelah itu, sebaiknya ia
bangkit dan berjalan untuk meningkatkan otot-ototnya,
meningkatkan aliran darah, dan mempercepat pengeringan lochea.
Lochea
Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim yang telah mengerut
kembali ke ukuran semula. Pada saat hamil rahim melindungi janin
dari lingkungan luar, menyediakan gizi melalui plasenta, dan
akhirnya dengan kontraksi ototnya mengeluarkan bayi ke dunia.
Lochea terdiri dari darah tempat plasenta menempel dan luruhan
dinding rahim yang berkembang sangat besar selama kehamilan.
Dalam 5 hari pertama setelah kelahiran, lochea sebagian besar terdiri
dari darah sehingga berwarna merah. Lima sampai 10 hari
berikutnya warnanya menjadi coklat kemerahan karena jumlah darah
yang hilanglebih sedikit dan lebih banyak luruhan dinding rahim
yang dikeluarkan. Pada hari ke-12, warnanya pucat kekuningan atau
putih, luruhan ini mungkin berlanjut dengan jumlah bervariasi
selama 6 minggu. Biasanya, luruhan ini akan berhenti pada akhir
minggu ke-3. Lama lochea merah bervariasi, kadang-kadang masih
berlanjut 10 hari atau lebih, atau lochea merah mungkin muncul
pada minggu berikutnya.
After pain
Jika perineum robek atau dilakukan episiotomi saat melahirkan, Ibu
akan merasakan sakit diperineum yang mungkin berlanjut sampai
beberapa minggu atau beberapa bulan. jika pasien mengalami
sembelit dan merasa kurang nyaman, sebaiknya meminta pegobatan.
Biasanya obat pencahar ringan atau obat pencahar supositoria
(seperti Bisacodyl) diberikan. Ambeien sering terjadi selama
kehamilan, kadang juga terjadi selama persalinan. Pada beberapa
wanita, menyebabkan rasa tidak nyaman. Pengobatannya
menggunakan salep penahan rasa sakit dan berusaha mendorongnya
ke dalam lubang anus setelah membuang kotoran.
Sakit punggung
Sakit punggung tampaknya sangat lazim pada wanita yang memakai
obat bius epidural atau menjalani tahap kedua persalinan yang
panjang. Beberapa wanita juga melaporkan sakit di leher atau di
bahu. Sakit punggung ini terjadi selama beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah melahirkan.
Eliminasi
Dalam 24 jam pertama setelah melahirkan, kadang-kadang Ibu
merasa susah berkemih karena robekan selama melahirkan pada
jaringan vagina dan jaringan di sekeliling kandung kemih. Periksa
dini di rumah sakit akan membantu masalah ini. beberapa wanita
mengalami kesulitan menahan keluarnya urine sehingga selalu basah
dalam beberapa minggu atau bulan setelah melahirkan.
Depresi pascapartum
Antara 8-12% wanita tidak dapat menyesuaikan peran sebagai orang
tua dan menjadi sangat tertekan dan mencari bantuan dokter. Wanita
yang lain berusaha melanjutkan hidupnya. Depresi yang terdeteksi
secara klinis biasanya muncul pada 6-12 minggu pertama setelah
kelahira, tetapi mungkin tidak akan diketahui sampai jauh setelah
itu. Karena alasan ini, dokter meminta Ibu untuk mengisi sebuah
kuosionerpendek (Skala depresi Postpartum Edinburg) dalam
kunjungan dokter setelah melahirkan. selain itu, dokter akan
mengajukan pertanyaan untuk mengetahui apakah Ibu ada
kecenderungan mengalami depresi.
Kontrasepsi
Pemberian ASI berarti memberi susu dari payudara Ibu secara
teratur. Dengan demikian ibu akan terlindung terhadapa kehamilan
dan tidek perlu menggunakan kontrsepsi. jika Ibu memilih
menggunakan mengganti ASI, resiko kehamilan terjadi 6 minggu
setelah melahirkan. Karena itu, sebaiknya bicarakan dengan dokter
tentang kontrasepsi paga kunjungan minggu ke-6.
B. KONSEP PRENATAL
Masa prenatal dimulai pada saat terjadinya proses konsepsi, yakni:
pertemuan antara sperma dan ovum hingga berakhir pada saat bayi
dilahirkan. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan kalender
atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari segi waktunya, periode
prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat,
tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang
sangat cepat dalam diri individu (Ani Endriani, 2011).
Ciri-ciri / Karakteristik Masa Prenatal
Menurut Hurlock, meskipun relatif singkat, periode prenatal mempunyai 6
ciri-ciri penting yang berpengaruh selama rentang kehidupan, yaitu :
Terjadi pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua
janin.
Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan
menunjang perkembangan sifat bawaan dan perkembangannya.
Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada
saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan
mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan.
Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi
selama periode prenatal dibandingkan dengan periode lainnya dalam
seluruh kehidupan individu.
Masa prenatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya
baik fisik maupun psikis.
Periode prenatal merupakan saat dimana orang-orang banyak
membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan.
Yoga Prenatal
1. ` Pengertian Prenatal yoga (yoga selama kehamilan) merupakan salah satu jenis
modifikasi dari hatha yoga yang disesuaikan dengan kondisi ibu hamil
yang memadukan antara gerakan yang menghubungkan pernafasan,
relaksasi, dan struktur gerakan yang pelan dan lembut , orang akan
merasakan kenyamanan dan rasa nyeri akan berkurang
1. Judul : Pengaruh yoga antennal terhadap pengurangan keluhan ibu hamil trimester 3
https://media.neliti.com/media/publications/181691-ID-pengaruh-yoga-antenatal-
terhadap-pengura.pdf
penelitian ini dilakukan dengan mengkaji keluhan ibu hamil trimester III sebelum dan
sesudah dilakukan yoga antenatal.
Dalam jurnal dibahas tentang yoga yang dilakukan oleh ibu hamil secara teratur
ternyata banyak manfaatnya bagi ibu dan janin diantaranya meningkatkan berat badan
janin saat dilahirkan, mengurangi terjadinya kelahiran premature dan berbagai
komplikasi kehamilan.
Secara psikologis yoga dapat mengurangi rasa panic dan akhirnya kecemasan
berkuran, ketenangan psikologis ini menyebabkan pikiran ibu menjadi fresh dan rasa
cemas terhadap kehamilan, menjelang persalinan dan cemas akibat masalah
pribadidapat berkurang
Rata-rata keluhan ibu hamil pada pengukuran sebelum dilakukan yoga antenatal
adalah 12,78 dengan standar deviasi2,210. Pada pengukuran setelah dilakukan yoga
antenatal didapatkan rata-rata keluahna pada ibu hamil12,19 denagn standar deviasi
2,912 terlihat nilai mean perbedaan antara pengukuran antara sbelum dan sesudah
adalah0,59 denag standar deviasi1.103 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan antara keluhan ibu hamil sebelum dilakukan yoga dan antenatal dan
sesudah dilakukan yoga antenatal
Berdasarkan hasil penelitian keluhan ibu hamil mengurangi pengurangan adalah
punggung pegel, posisi tidur tidak nyaman dan insomnia, kontraksi keram kaki dan
cemas.
2. Pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat stress pada ibu primigravida trimester III
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jkk/article/download/3785/2791
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh prenatal yoga terhadap tingkat
stress pada ibu primigravida trimester III.
Stres yang dialami oleh ibu hamil pada trimester I adalah stres yang normal terjadi,
dan akan bertambah dua kali lipat pada trimester II dan III. Ibu hamil yang menderita
stres saat kehamilan memasuki usia trimester III akan mengalami peningkatan resiko
kelainan bawaan berupa kegagalan penutupan celah palatum, resiko operasi sectio
caesaria, persalinan dengan alat, kelahiran prematur, melahirkan bayi dengan berat
badan lahirrendah (BBLR) dan dalam jangka panjang berkaitan dengan gangguan
perilaku emosi anak
Salah satu intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah latihan fisik, sebab
berpengaruh positif terhadap janin, kehamilan, berat lahir dan kesehatan maternal
serta mengurangi komplikasi persalinan seperti persalinan yang lama dan
menurunkan tingkat nyeri. Alternatif terapi yang dibutuhkan dalam kehamilan
menurut Perry, et al. (2010) adalah pemijatan dan terapi energi seperti massage,
acupressure, therapeutic touch dan healing touch dan mind body healing seperti
imagery, meditasi/yoga, berdo’a, refleksi, biofeedback
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primigravida trimester III yang datang ke
Puskesmas Cimahi Utarayang terhitung dari bulan Januari sampai dengan Maret
tahun 2015 berjumlah 18 ibu hamil
Hasil penelitian yang didapatkan menjelaskan bahwa prenatal yoga dapat
menurunkan tingkat stres ibu hamil primigravida setelah dibandingkan antara tingkat
stres sebelum dilakukan prenatal yoga yaitu sebesar 22,47, dengan setelah prenatal
yoga yaitu sebesar 12,18. Terdapat penurunan yang bermakna tingkat stres sebesar
10,29 pada ibu hamil primigravida setelah diberikan prenatal yoga 2x seminggu
selama 2 minggu
3. Pengaruh kombinasi prenatal yoga dan senam hamil terhadap tingkat kecemasan dan
lama persalianan kala 1 pada ibu hamil trimester III
http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/ijm/article/download/271/247
Populasi dalam penelitian berjumlah 30 ibu hamil TM III yang terbagi menjadi 2
kelompok, 15 ibu hamil TM III dengan perlakuan dan 15 ibu hamil TM III sebagai
kontrol. Hasil penelitian pada analisa univariat didapatkan lama persalinan kala I pada
kelompok experimen dan kontrol didapatkan hasil bahwa rata-rata lama persalinan
kala I pada kelompok eksperimen (yang melakukan prenatal yoga dan senam hamil)
yaitu 3,7 jam dan pada kelompok kontrol yaitu rata-rata yaitu 5,9 jam. Hasil
penelitian gambaran tingkat kecemasan pada kelompok eksperimen dan kontrol
didapatkan hasil rata-rata skor kecemasan 21,7, sedangkan kontrol 32,2. Analisa
bivariat kombinasi prenatal yoga dan senam hamil terhadap lama persalinan kala I
menggunakan uji T-Test Independent karena berdistribusi normal. Artinya terdapat
pengaruh kombinasi prenatal yoga dan senam hamil terhadap kecemasan pada ibu
hamil Trimester yang menghadapi persalinan. Analisis pengaruh prenatal yoga dan
senam hamil terhadap kecemasan pada ibu hamil TM III dalam menghadapi proses
persalinan menggunakan menggunakan uji T-Test Independent karena data
berdistribusi normal. Artinya terdapat pengaruh kombinasi prenatal yoga dan senam
hamil terhadap kecemasan pada ibu hamil Trimester yang menghadapi persalinan
4. Hubungan antara senam yoga dengan tingkat kecemasan dalam neghadapi persalinan
pada primigravida
https://core.ac.uk/download/pdf/235014806.pdf
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara senam yoga dengan
tingkat kecemasan dalam menghadapi persalinan pada primigravida.
Subjek penelitian yaitu primigravida Trimester III yang melakukan senam yoga dan
tidak melakukan senam yoga di Puskesmas Rami Kota Pematangsiantar
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik ibu (usia dan pekerjaan)
dengan senam yoga pda primigravida. Sedangkan pendidikan tidak memiliki
hubungan yang bermakna dengan senam hamil pada primigravida.
2. Terdapat hubungan yang kuat antara tingkat kecemasan dalam menghadapi
persalinan antara yang melakukan dan tidak melakukan senam yoga pada
primigravida
5. Pengaruh senam prenatal yoga terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III
https://journal.unhas.ac.id/index.php/mkmi/article/download/5554/pdf/17101
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh senam prenatal yoga
terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III di Puskesmas Pattingalloang
dan Puskesmas Tamalate Kota Makassar.
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 120 ibu hamil yang dibagi atas 2 grup, yaitu
grup I (kelompok intervensi) sebanyak 60 ibu hamil dan grup II (kelompok kontrol)
sebanyak 60 ibu hamil
Senam prenatal yoga sangat berperan penting dalam menurunkan tingkat kecemasan
ibu hamil yang memasuki masa kehamilan trimester ketiga. Penelitian ini
membuktikan bahwa pada awal penelitian banyak ibu hamil mengalami kecemasan
sedang yaitu 50,0% pada kelompok intervensi dan 40,0% pada kelompok kontrol.
Setelah dilakukan intervensi sebanyak dua kali untuk setiap ibu hamil terjadi
perubahan besar pada tingkat kecemasan untuk kelompok intervensi terjadi perbedaan
penurunan skor rerata yang signifikan (p=0,000) sedangkan untuk kelompok kontrol
perbedaan skor rerata tidak signifikan (p=0,162). Hasil analisis dengan Mann
Whitney U Test menunjukkan hasil yang signifikan (p=0,000) antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol pada akhir penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa
senam yoga pada fase prenatal berpengaruh terhadap turunnya rasa cemas ibu hamil
trimester ketiga di Puskesmas Pattingalloang dan Puskesmas Tamalate. Huberty
menyatakan bahwa aktivitas fisik berupa senam prenatal yoga dapat mengurangi
depresi ibu hamil yang berkaitan dengan kejadian kecemasan
kelas yoga, yang mungkin telah berkontribusi pada persalinan yang lebih efisien. Peningkatan perasaan
akan kapasitas seseorang dan rasa aman yang dirasakan dalam kelompok yoga juga mencerminkan
kepercayaan diri dan kesejahteraan ibu secara keseluruhan. Salah satu mekanisme yang sering dikutip
dan mungkin dari praktik mindfulness yang melekat dalam yoga adalah peningkatan efikasi diri dan
penurunan reaktivitas emosi.
Kami tidak menemukan masalah keamanan dengan pendekatan yoga kami, karena peserta didorong
untuk mendengarkan tubuh mereka, mengubah pose sesuai kebutuhan, dan bersikap lembut dengan diri
sendiri. Saat uji coba kami awalnya dimulai, yoga belum menjadi aktivitas olahraga yang
direkomendasikan selama kehamilan menurut pedoman ACOG
Berdasarkan rekrutmen, kepatuhan, dan penerimaan yang diamati, intervensi yoga prenatal untuk
meningkatkan LBP kehamilan dan kesejahteraan ibu tampak layak dan aman. Dalam analisis
pendahuluan, kemampuan kami untuk mendeteksi perbedaan yang signifikan secara klinis dan statistik
antara kelompok dalam beberapa ukuran menginformasikan desain dan hasil pemilihan uji coba yoga
di masa mendatang dalam populasi ini. Analisis ini mendukung kemungkinan manfaat yoga prenatal
dalam mengurangi beban gejala kehamilan secara keseluruhan dan meningkatkan stabilitas langkah
wanita hamil. Diperlukan studi lebih lanjut tentang yoga prenatal yang menggunakan RCT yang lebih
besar dan bertenaga memadai