Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN HOMECARE MENGGUNAKAN TEKNIK

SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNICUE) UNTUK


PENURUNAN STRESS PADA IBU HAMIL DENGAN HIV

Pembimbing
Ety Nurhayati, S.Kp., M.Kep., Ns.Sp. Kep. Mat
Yeli Safirah
NIM:20190503027

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMI-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2020

Pengertian Hiv
HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) adalah virus pada
manusia yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia yang
dalam jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan
AIDS. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis
virus yang tergolong familia retrovirus, sel sel darah putih yang
diserang oleh HIV pada penderita yang terinfeksi adalah sel-sel
limfosit T (CD4) yang berfungsi dalam sistem imun
(kekebalan) tubuh. HIV memperbanyak diri dalam sel limfosit
yang diinfeksinya dan merusak sel-sel tersebut, sehingga
mengakibatkan sistem imun terganggu dan daya tahan tubuh
berangsur-angsur menurun ( Daili, F.S. , 2009)
Etiologi

Penyebab penyakit AIDS adalah virus HIV dan saat ini telah diketahui
dua tipe yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2.Infeksi yang terjadi sebagianbesar
disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2 benyak terdapat di Afrika
Barat. Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya infeksi
oleh HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasisejak mulai
infeksi sampai timbulnya penyakit lebih pendek (Martono, 2006).HIV
yang dahulu disebut virus limpotrofik sel T manusia atau virus
limfadenopati(LAV), adalah suatu retrovirusmanusia sitopatikdari famili
lentivirus. Retro virus mengubah asam ribo nukleatnya(RNA) menjadi
asam deoksiribonukleat(DNA) setelah masuk ke dalam sel penjamu.
HIV-1 dan HIV-2 adalah lentivirus sitopatik,dengan HIV-1 menjadi
penyebab utama AIDS di seluruh dunia(Sylvia& Wilson, 2005).

Ciri khas morfologi yang unik dari virus HIV adalah adanya nukleoid
yang berbentuk silindr is dalam virion matur. Virus ini mengandung 3
gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env.
Terdapat lebih dari 6 gen tambahan pengatur ekspresi virus yang penting
dalam pathogenesis penyakit. Satu protein replikasi fase awal yaitu
protein tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus
terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus lainnya.Transaktivasi
pada hiv sangat efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV.
Proteinrev dibutuhkan untuk ekspresi protein struktural virus. Rev
membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus. Protein
nefmenginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat
menginfeksi sel yang lain (Brooks, 2005).

Tanda gejala
Menurut KPA (2007), gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu
gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum
terjadi).
1. Gejala mayor:
 Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
 Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
 Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
 Demensia/ HIV ensefalopati
2. Gejala Minor
 Batuk menetap lebih dari 1 bulan
 Dermatitis generalisata
 Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster
berulang
 Kandidias orofaringeal
 Herpes simpleks kronis progresif
 Limfadenopati generalisata
 Retinitis virus Sitomegalo

Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research


(MFMER) (2008), gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa
fase.

1. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan
tanda-tanda infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip
flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan
pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai
gejala infeksi, penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus
kepada orang lain.

2. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9
tahun atau lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan
penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai
memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar
getah bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat
badan menurun, demam, batuk dan pernafasan pendek.
3. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau
lebih setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan
infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.

Menurut Sylvia& Wilson (2005) AIDS memiliki beragam


manifestasi klinis meliputi:

1. Keganasan
Sarkoma Kaposi (SK) adalah jenis keganasan yang tersering di
jumpai pada laki -laki homoseks atau biseks yang terinfeksi oleh
HIV(20%),tetapi jarang pada orang dewasa lain (kurang dari 2%)
dansangat jarang pada anak. Tanda lesi berupa bercak-bercak
merahkekuningandi kulit,tetapi warna juga mungkin bervariasi
dari ungutua, merah muda, sampai merah coklat.Gejala demam,
penurunan berat badan, dan keringat malam.
2. Sistem Syaraf Pusat (SSP)
Gejala tanda awal limfoma sistem syaraf pusat (SSP) primer
mencakup nyeri kepala, berkurangnya ingatan jangka pendek,
kelumpuhan syaraf kranialis, hemiparesis, dan perubahan
kepribadian.
3. Respiratorius
Pneumonia pneumocystis carini gejala: demam, batuk kering
nonproduktif, rasa lemah, dan sesak nafas.Gastro Intestinal
Manifestasi gastrointestinal penyakit AIDS mencakup hilangnya
selera makan, mual, vomitus, kandidiasis oral serta esophagus dan
diare kronis.
4. Neurologik
Manifestasi dini nerologik penyakit AIDS ensefalopati HIV
mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan
berkonsentrasi, konfusi progresif, pelambatan psikomotorik, apatis
dan ataksia.

5. Integumen
Manifestasi kulit menyertai infeksi HIV dan infeksi oportunis
serta malignasi. Infeksi oportunistik seperti herpes zoster dan
herpes simpleks akan di sertai dengan pembentukan vesikel yang
nyeri dan merusak integritas kulit. Dermatitis seboreika akan
disertai ruam yang difus, bersisik dengan indurasi yang mengenai
kulit kepala serta wajah. Penderita AIDS juga dapat
memperlihatkan folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit
yang kering dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti
exzema atau psoriasis.

Pengertian Terapi SEFT


SEFT adalah metode baru dalam melakukan EFT. Apabila kita
menghubungkan segala tindakan kita dengan Sang Maha Pencipta,
maka kekuatannya yang kita miliki pasti akan berlipat ganda.
Menurut dr. Larry Dossey dalam bukunya The Healing Words bahwa
doa dan spiritualitas, sudah terbukti dalam penelitian ilmiahnya,
ternyata ketika doa dan spiritualitas digabungkan memiliki kekuatan
yang sama besar dengan pengobatan dan pembedahan yang dilakukan
oleh dokter ahli.1 Jadi, SEFT adalah penggabukan antara kekutan doa
dengan spiritualitas dalam penyembuhan baik penyakit fisik maupun
psikis, yang kemudian dinamakan Amplifiying Effect (efek
pelipatgandaan).

Cara melakukan terapi SEFT


a. Versi lengkap SEFT 1) The Set-Up Bertujuan
untuk memastikan agar aliran energi tubuh kita
terarahkan dengan benar. Langkah ini kita
lakukan guna menetralisir “Psychological
Reversal” atau “perlawanan psikologi" (biasanya
berupa pikiran negatif spontan atau keyakinan
bawah sadar negatif).
b. The Tune-In Untuk masalah fisik, kita melakukan
tune-in dengan cara merasakan sakit yang kita
alami, lalu memfokuskan pikiran kita ke tempat
atau suber rasa sakit dan sambil terus melakukan
2 hal tersebut, batin dan mulut kita mengatakan,
“saya ikhlas, saya pasrah...Ya Allah...” Untuk
masalah emosi, kita melakukan tune-in dengan
cara memikirkan sesuatu atau peristiwa spesifik
tertentu yang dapat menimbulkan emosi negatif
yang ingin kita hilangkan. Ketika terjadi reaksi
negatif (marah, sedih, takut dsb.) batin dan mulut
kita mengatakan, Yaa Allah..saya ikhlas..saya
pasrah.. Bersamaan dengan tun-in kita melakukan
langkah ke 3 (Tapping). Pada proses inilah (Tun-
in yang dibarengi tapping) kita menetralisir
emosi-emosi negatif atau rasa sakit fisik yang kita
alami.

c. The Thapping Tapping adalah mengetuk-ngetuk


ringan dengan dua ujung jari pada titik-titik
tertentu di tubuh kita sambil terus tun-in . Titi-
titik ini adalah titik-titik kunci dari “The Major
Energy Meridian”, yang jika kita ketuk beberapa
kali akan berdampak pada ternetralisirnya
gangguan emosi atau rasa sakit yang kita
rasakan. Karena aliran energi tubuh berjalan
dengan normal dan seimbang kembali pada
waktu tapping ini

Anda mungkin juga menyukai