Disusun Oleh:
Kelompok 6
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa kaena atas
kekurangan, untuk itu kami sangat berharap kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah
keluarga. Keluarga unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien
keperawatan atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang
sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia – sia jika
tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah. Secara empiris dapat dikatakan
bahwa kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga sangat
berhubungan atau sangat signifikan.
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat,
sehingga dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga
perawat mendapat dua keuntungan sekaligus. pertamaa adalah memenuhi
kebut kebutuhan individu dan keuntungan kedua adalah memenuhi
kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat
harus memperhatikan nilai -nilai dan budaya keluarga sehingga keluarga
dapat menerima. pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan
keperawatan yang diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga sehinga
klien tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal – hal yang terkait
dengan masalah kesehatannya.
Perawat yang melakukan keperawatan di rumah bertanggun jawab
untuk meningkatkan kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan
pemeliharaan kesehatan. namun di Indonesia belum ada lembaga ataupun
organisasi perawat kesehatan yang mengatur pelayanan keperawatan di
rumah secara administratif. Perawatan yang di berikan di rumah-rumah
khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela belum ada
pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan. Dengan
pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa
untuk memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga yang mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai
konsep dan teori keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai
pendekatan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan
asuhan keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan sesuai tugas dan perkembangan keluarga.
2. Tujuan khusus
Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan
maslaha kesehatan keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan keluarga
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson L &
Lenny R, 2010)
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak,ibu,adik,kakak dan nenek (Raisner,1980 dalam jhonson L &
Lenny R, 2010)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing, dan menciptakan dan mempertahankan suatu budaya
(Bailon dan Maglaya 1978 dalam Andarmoyo, 2012).
B. Tahap perkembangan keluarga dewasa awal
Menurut Fiedman (1998) Merupakan tahap perkembangan keluarga
yang ke VI. Permulaan tahap kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah dan berakhir dengan “rumah kosong” atau
ketika anak terakhir meninggalkan rumah.Tahap ini dapat singkat atau
agak panjang, tergantung beberapa banyak anak ada didalam rumah atau
beberapa banyak anak yang belum menikah dan masih tinggal dirumah.
Akan tetapi, trend yang meluas dikalangan dewasa muda yang umumnya
menunda perkawinan, hidup terpisah dan mandiri dalam tatanan hidup
mereka sendiri.
Fase ini ditandai oleh tahun-tahun puncak perpisahan dari dan oleh
anak-anak untuk kehidupan dewasa yang mandiri.Orangtua, karena
mereka membicarakan anak mereka yang pergi, melepaskan 20 tahun
peran sebagai orang tua dan kembali pada pasangan perkawinan mereka
yang asli.Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika keluarga
tersebut berubah dari sebuah rumah tangga yang dengan anak-anak
kesebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri.
Tujuan utama keluarga adalah pengorganisasian keluarga menjadi sebuah
unit yang tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa
kedalam kehidupan mereka sendiri (Duvall,1977). Selama tahap ini
pasangan tersebut mengambil peran sebagai kakek dan nenek, perubahan
lainnya dalam peran maupun citra diri mereka.
C. Tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap dewasa awal adalah
sebagai berikut (Friedman, 2010).
1. Memperluas lingkaran keluarga terhadap anak dewasa muda, termasuk
memasukan anggota keluarga baru yang berasal dari pernikahan anak-
anaknya.
Ketika anak laki-laki atau perempuan yang dilepas atau menikah,
tugas keluarga adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukan
anggota keluarga baru lewat perkawinan dan menerima nilai-nilai dan
gaya kehidupan dari pasangan tersebut.
2. Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
Dengan emptynest (keluarnya anak dari rumah), orang tua memiliki
lebih banyak waktu untuk aktivitas dan hubungan lainnya.Mereka
tidak tumbuh saling berjauhan dari satu sama lain dimana mereka tidak
dapat dimana mereka tidak dapat melembagakan dan membentuk
kembali peran suami-istri yang pernah mereka lakukan.
3. Membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua dan sakit.
Perawatan orang tua yang lanjut usia dan atau tidak mandiri
bukanlah fungsi yang diharapkan dari keluarga. Aktivitas tersebut
dapat dilakukan dalam berbagai bentuk mulai dari menelpon secara
rutin hingga bantuan financial, transportasi, dan mengunjungi serta
merawat orang tua mereka dirumah.
D. Masalah-masalah kesehatan munurut Friedman (2010) pada tahap
perkembangan keluarga dewasa awal adalah :
1. Komunikasi isu antar orang tua dan anak dewasa muda.
2. Masalah transisi peran bagi suami dan istri.
3. Kedaruratan masalah kesehatan kronik.
4. Perencanaan keluarga bagi anak dewasa muda.
5. Perhatian terhadap menopause.
6. Efek yang berkaitan dengan mimum alcohol, merokok, dan praktek
diet yang buruk yang telah berlangsung dalam jangka panjang.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. DATA UMUM :
a. Nama Kepala Keluarga : Tn. Y
b. Umur : 68 tahun
c. Alamat : Candi baru
d. Pekerjaan : Petani
e. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
f. Komposisi Keluarga :
Genogram :
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
Keturunan
Tinggal serumah -- --
Pasien
g. Tipe keluarga.
Keluarga inti terdiri dari tn. A, ny. M dan tn. A yang merupakan
anak kandung yang terakhir.
h. Agama.
Seisi keluarga menganut agama islam.
i. Status sosial ekonomi keluarga.
1) Anggota keluarga yang mencari nafkah dahulunya tn. A yang
berkerja sebagai buruh tani.
2) Penghasilan Rp 1.000.000
3) Upaya lain : tidak ada
4) Harta benda yang dimiliki (perabotan transportasi dll) rumah,
tv,kursi,serta lemari-lemari.
5) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : keluarga mengatakan
kebutuhan tiap bulan yang dikeluarkan hanya buat makan dan
keperluan sehari –hari saja kurang lebih Rp.1.000.000
perbulan.
j. Aktifitas rekreasi keluarga.
Berkumpul bersama dengan anak menonton tv
3. LINGKUNGAN
No Nama BB Umur Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan yang
kesehatan / kesehatan telah dilakukan
bcg/polio/
dpt/hb/
campak
1 Tn.Y 60 68 th - - - Berobat ke
kg puskesmas
2 Ny. M 58 66 th Mengeluh - Hipertensi Berobat ke
kg pinggang puskesmas
sakit kadang
leher kaku.
Kaki kiri dan
kanan
nampak
bengkak dan
telapak kaki
kiri ada luka
akibat
menginjak
paku
3 tn. A 55 27 th - - - -
kg
a. Karakteristik rumah
1) Luas rumah 32 mpersegi dengan panjang 8 m dan lebar 4 m.
terdiri dari 1 kamar tamu 2 kamar tidur 1 dapur yang disekat
tengah untuk kamar makan 1 kamar mandi jadi satu dengan wc.
2) Tipe rumah : permanen.
3) Kepemilikan : milik sendiri
4) Ventilasi : jendela rumah terdapat diruang tamu dengan posisi
menghadap ke timur sedangkan kamar tidur tidak berjendela.
Secara umum system ventilasi di kamar tidur dan ruang tengah
sangat kurang.
5) Sumber air minum dari PAM
6) Sumber air bersih untuk memcuci digunakan sumur.
7) Kebiasaan memasak menggunakan kompor .
8) Lantai rumah terbuat dari semen dengan keadaan sudah mulai
rusak.
denah rumah :
t RT KT
KT
e
r
a KT Dapur Km/
KT
s wc
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola komunikasi keluarga
Tn. Y sekeluarga mengatakan komunikasi keluarga dilakukan
secara terbuka.
b. Struktur peran keluarga
Tn. Y mengatakan dirinya sudah tua dan sakit-sakitan. oleh karena
itu tidak mempunyai peran khusus untuk merubah perilaku orang
lain di masyarakat. Kecuali terhadap anak yang sering diingatkan
untuk menjaga pergaulan yang baik agar tidak terjerumus dalam
perbuatan yang merusak citra keluarga.
c. Struktur peran, formal dan informasi
Tn.Y hanya sebagai anggota masyarakat biasa.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga memandang sakit disebabkan oleh penyakit bukan karena
faktor lainnya. menurut Tn. Y hal magis memang ada tetapi tidak
terlalu diperhitungkannya karena selama ini keluarganya tidak
pernah menyusahkan orang lain. Menurut Tn. Y sekeluarga kita
harus teguh pada keyakinan agama.oleh karena itu keluarganya
sering berobat ke sarana kesehatan bila sakit.
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Menurut Tn Y dan keluarga mereka memandang dirinya masing-
masing layaknya manusia normal lainnya. Kecuali Ny. M
mengatakan dirinya semakin tua dan sakit-sakitan .
b. Fungsi sosial
Menurut keluarga kehidupan mereka tidak lepas dari corak
lingkungan agamis muslim yang taat pada aturan ibadah organisasi
dan aktivitas keagamaan.
c. Fungsi perawatan kesehatan
Secara umum keluarga masih belum mampu mengenal penyakit
yang diderita Ny. M, kaki bengkak pinggang sakit dan BAK
terganggu dan kadang leher kaku kemampuan memberikan
perawatan pada keluarga masih kurang kemampuan menciptakan
lingkungan yang meningkatkan status kesehatan masih kurang
demikian juga dengan pemanfaatan sarana kesehatan sudah cukup
baik tetapi tidak konsisten.
d. Fungsi reproduksi
Tn.Y mempunyai 1 orang anak dan mengatakan tidak mungkin
punya anak lagi.
e. Fungsi ekonomi
Tn.Y dan keluarga mengatakan kondisi ekonomi keluarga seperti
keadaan saat ini sudah merupakan yang dialami sejak dulu
sehingga tidak merasa adanya suatu beban oleh karena itu
pemanfaatan keuangan seefisien mungkin.
7. PEMERIKSAAN FISIK
8. HARAPAN KELUARGA
Tn.Y dan keluarga berharap sesekali petugas puskesmas mau
berkunjung seperti ini sehingga keluarganya bisa memahami
kesehatan. Selain itu pengobatan di puskesmas atau pelayanan
posyandu lansia kalau bisa lebih sering.
B. Diagosa keperawatan
Berdasarkan analisa data di atas maka diagnosa keperawatan keluarga
yang muncul pada keluarga Tn.Y adalah
a. Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Ny. M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarganya
yang menderita sakit.
b. Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Ny.M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit
yang diderita Ny.M.
c. Resiko tinggi terjadi penyakit diare, ISPA pada anggota keluarga
Tn.Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara
lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
C. SCORING
Untuk menentukan prioritas masalah dalam rencana perawatan
keluarga Tn.Y maka terlebih dahulu dibuat skor untuk menentukan
prioritas masalah kehatan sebagai berikut
diagnosa keperawatan :
a. Resiko tinggi bertambah parahnya sakit Ny. M berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyakit
yang diderita Ny.M.
D. INTERVENSI
E. IMPLEMENTASI
KESIMPULAN