Anda di halaman 1dari 43

Blok Kelainan Jaringan Keras Gigi Dan

Pulpa 1

Preparasi Kavitas Kelas I-VI Resin Komposit


Dan Glass Ionomer

Dosen Pembimbing:

Bani Imran, drg., Sp. KG

Disusun Oleh :

Kelompok 1
Kelas B

Bonita Suroso ( 201911031) Christina Johny (201911036)


Bunga Latifah (201911032) Cynthia Triska F (201911037)
Carenina Claudia H. (201911033) D Jihan Tasya Firna (201911038)
Carissa Devina Putri (201911034) Diah Ayu Sri R (201911039)
Choi Jae Hyeon (201911035) Dianna Brilianty R (201911040)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkah dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Dan kami berterimakasih kepada teman-teman yang telah
bekerjasama dalam pembuatan makalah, serta dosen yang telah membimbing dan
memberi masukkan dalam pembuatan makalah yang berjudul “Preparasi Kavitas
Kelas I-VI Resin Komposit Dan Glass Ionomer”.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan manfaat


maupun inspirasi serta menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca
tentang “Preparasi Kavitas Kelas I-VI Resin Komposit Dan Glass Ionomer”.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum


sempurna. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami menunggu kritik
dan saran yang membangun dari dosen pembimbing dan para pembaca yang
membaca makalah ini demi keberhasilan pembuatan makalah selajutnya.

Jakarta, 20 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1.Preparasi Kavitas Kelas I-VI Resin Komposit dan Glass Ionomer............ 3


2.2.1 Preparasi Kavitas Kelas I ............................................................... 3
2.2.2 Preparasi Kavitas Kelas II .............................................................. 8
2.2.3 Preparasi Kavitas Kelas III............................................................. 13
2.2.4 Preparasi Kavitas Kelas IV ............................................................ 23
2.2.5 Preparasi Kavitas Kelas V .............................................................. 26
2.2.6 Preparasi Kavitas Kelas VI ............................................................ 36

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 39

3.1. Kesimpulan ............................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preparasi kavitas gigi adalah pembuangan jaringan gigi yang lemah dan
sakit dan pembentukan sisa jaringan sehatnya sedemikian rupa sehingga
memungkinkan penempatan dan retensi yang baik dari restorasi sementara
maupun permanen. Preparasi kavitas merupakan suatu langkah penting sebelum
tindakan restorasi gigi. GV Black mengklasifikasikan kavitas atas VI kelas
berdasarkan lokasi karies, tidak mengukur besar atau kecilnya luas kavitas, tidak
mengukur perkembangan (progres) karies, dan tidak mengukur kedalaman karies
sampai lapisan mana.
Pada preparasi kavitas gigi terdapat dua bahan yang menjadi pilihan untuk
preparasi kavitas gigi yaitu resin komposit dan glass ionomer. Resin komposit
merupakan bahan tambalan sewarna gigi yang digunakan hampir pada semua
jenis restorasi. Resin komposit berasal dari bahan komposit polimer yang sering
digunakan sebagai bahan restorasi kedokteran gigi pada gigi-gigi anterior dan
posterior. Semen ionomer kaca adalah bahan tambal sewarna gigi. Bahan ini
bersifat anti kariogenik oleh karena mampu melepaskan flourida, mempunyai
thermal compatibility dengan enamel gigi, serta mempunyai biokompatibilitas
yang baik.
Makalah ini akan membahas mengenai preparasi kavitas untuk resin
komposit, glass ionomer, dan resin modified glass ionomer yang dapat
membantu memperluas pengetahuan mahasiswa yang merupakan calon
dokter gigi di masa depan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana preparasi kavitas kelas I resin komposit dan glass ionomer?
2. Bagaimana preparasi kavitas kelas II resin komposit dan glass ionomer?
3. Bagaimana preparasi kavitas kelas III resin komposit dan glass ionomer?
4. Bagaimana preparasi kavitas kelas IV resin komposit dan glass ionomer?
5. Bagaimana preparasi kavitas kelas V resin komposit dan glass ionomer?
6. Bagaimana preparasi kavitas kelas VI resin komposit dan glass ionomer?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami preparasi kavitas kelas I resin komposit
dan glass ionomer.
2. Untuk mengetahui dan memahami preparasi kavitas kelas II resin komposit
dan glass ionomer.
3. Untuk mengetahui dan memahami preparasi kavitas kelas III resin komposit
dan glass ionomer.
4. Untuk mengetahui dan memahami preparasi kavitas kelas IV resin komposit
dan glass ionomer.
5. Untuk mengetahui dan memahami preparasi kavitas kelas V resin komposit
dan glass ionomer.
6. Untuk mengetahui dan memahami preparasi kavitas kelas VI resin komposit
dan glass ionomer.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Preparasi Kavitas Kelas I-VI Resin Komposit dan Glass Ionomer
2.1.1 Preparasi Kavitas Kelas I
Pada preparasi kavitas kelas I untuk glass ionomer tidak
tersedia karena bahan restorasi yang kurang tepat untuk kavitas kelas I.
Glass ionomer memiliki kualitas pelepasan fluorida yang menguntungkan
saat terpapar ke lingkungan mulut. Sifat-sifat ini secara teoritis dapat
menunjukkan penggunaan restorasi glass ionomer pada pasien dengan
risiko karies tinggi terutama ketika kebutuhan estetika minimal.1
Kekuatan dan ketahanan ausn glass ionomer terbatas, glass
ionomer diindikasikan secara umum untuk restorasi area bertekanan
rendah (bukan untuk restorasi Kelas I, II, atau IV yang khas), di mana
potensi aktivitas karies menjadi perhatian yang signifikan. Selain
diindikasikan untuk lesi karies permukaan akar di lokasi Kelas V,
preparasi seperti celah di lokasi serviks Kelas II atau III (tidak melibatkan
kontak proksimal) dapat direstorasi dengan ionomer kaca, jika akses
memungkinkan.1
1) Resin Komposit
Restorasi komposit diindikasikan untuk sebagian besar
restorasi Kelas I pada gigi premolar dan molar pertama. Semakin
besar restorasi, semakin memperhatikan keausan, meskipun ketahanan
aus komposit cukup untuk sebagian besar restorasi posterior. Selain
itu, semakin jauh posisi gigi posterior, semakin sulit isolasi area
operasi, dan semakin sedikit kebutuhan estetika. Kedua faktor ini
mengurangi indikasi restorasi komposit.2

3
Jika bagian oklusal restorasi diharapkan luas, desain preparasi
yang berbentuk boxlike mungkin lebih disukai, menghasilkan retensi
dan ketahanan yang lebih besar terhadap fraktur. Bentuk ini dihasilkan
oleh bur flat-tiped atau diamond. Namun, instrumen inverted cone
cutting dengan rounded corners (Gbr. 2.1) mungkin lebih disukai
karena: (1) menyediakan lantai datar, (2) menghasilkan konfigurasi
marginal oklusal yang lebih mewakili margin email terkuat, (3)
meningkatkan bentuk retensi dengan membuat dinding preparasi yang
umumnya menyatu secara oklusal, dan (4) menghasilkan lebar
preparasi fasiolingual yang lebih konservatif.2

Gambar 1. Instrumen preparasi komposit; inverted cone.2

a. Preparasi Kelas I Konvensional


Preparasi jenis ini ditujukan untuk kavitas kelas I resin komposit
yang besar. Berikut merupakan langkah-langkah preparasi kelas I
konvensional:2
1) Masuki gigi pada area pit distal dari permukaan oklusal yang
rusak menggunakan inverted cone diamond yang diposisikan
paralel dengan aksis mahkota. Kemudian, melintang ke mesial

4
Gambar 2. Tahap awal bur masuk ke gigi pada area pit distal.2

2) Preparasi dasar pulpa sampai kedalaman 1.5 mm yang diukur


dari central groove, biasanya kedalaman awal ini kira-kira 0,2
mm ke dalam DEJ.2

Gambar 3. (A) bur hingga kedalaman 1.5 mm dari central


groove, (B) kedalaman bur 1,75 sampai 2 mm dari fasial atau
dinding lingual.2

3) Bur diamond digerakkan secara mesial mengikuti fissure untuk


menghilangkan struktur gigi yang rusak dan mengikuti kontur
DEJ.2

5
Gambar 4. Pergerakan bur secara mesial.2

4) Peluasan ke marginal ridge menyisakan ketebalan struktur gigi


sebesar 1.6 mm untuk premolar dan 2 mm untuk molar, guna
memberikan dukungan dentin bagi marginal ridge enamel dan
ujung kuspid.2

Gambar 5. (A) Ketebalan struktur gigi 2 mm untuk molar, dan


(B) untuk premolar.2

6
5) Pergerakan bur yang mengikuti fissure dan kontur DEJ, akan
menghasilkan dasar pulpa yang datar dengan kedalaman 1.5
mm.2

Gambar 6. Pergerakan bur mengikuti fissure dan kontur DEJ.2

6) Perluasan kavitas ke fasial atau lingual ke arah gingiva, dengan


kedalaman sampai 0.2 mm ke dalam DEJ.2

Gambar 7. Pergerakan bur untuk memperluas kavitas.2

7) Setelah perluasan, bentuk outline sampai ke struktur gigi yang


sehat, sisa karies atau material restorasi pada dasar pulpa dapat
dihilangkan dengan bur diamond atau round.2

7
b. Preparasi Kelas I dengan Bevel
Preparasi jenis ini ditujukan untuk kavitas kelas I resin
komposit dengan keterlibatan fissure facial atau lingual. Berikut
merupakan langkah-langkah preparasi kelas I dengan bevel:
1) Tahap 1-7 preparasi kelas I konvensional.
2) Tepi dari permukaan kavitas dibuat bevel menggunakan bur
diamond, menghasilkan bevel setebal 1.25-1.5 mm pada sudut
45 dari dinding preparasi.2

c. Preparasi Kelas I Modifikasi


Preparasi jenis ini diajukan untuk kavitas kelas I resin
komposit dengan lesi karies kecil. Preparasi jenis ini kurang
spesifik betuknya dengan penampilan scoopedout. Berikut
merupakan langkah-langkah preparasi kelas I modifikasi:
1) Preparasi menggunakan small round atau inverted cone
diamond
2) Kedalaman pulpa awal 1.5 mm (0.2 mm ke dalam DEJ), tetapi
dasar pulpa tidak perlu datar
3) Jika menggunakan round diamond bur, sudut margin
cavosurface yang dihasilkan akan lebih tumpul dibandingkan
dengan menggunakan cone diamond bur
4) Bila gigi premolar mandibular memiliki lesi pada pit oklusal
yang terpisah, bentuk outline preparasi kelas IV modifikasi
dengan menggunakan small diamond bur.2

2.1.2 Preparasi Kavitas Kelas II


Preparasi kavitas kelas II dilakukan pada permukaan proksimal
premolar dan molar. Preparasi kavitas kelas II memiliki beberapa

8
kelebihan diantaranya ialah (1) Estetikanya lebih baik, (2) Preparasi gigi
yang konservatif, (3) Menguatkan sisi struktur gigi, dan (4) Adhesi ke
gigi oleh komposit. Kontraindikasi pada preparasi kavitas kelas II
diantaranya ialah (1) Sukar mengendalikan kebasahan, (2) Pada kasus
perluasan yang dalam ke subgingiva, dan (3) Pada gigi yang kontak
oklusal ke kompositnya berat.3

Tahap-Tahapnya
1) Preparasi bagian oklusal sama dengan untuk Kelas I (Gambar 8),
tetapi preparasi boks proksimalnya bergantung pada luasnya karies,
kontur permukaan proksimal, dan tekanan mastikasi. 3

Gambar 8. Ragangan oklusal dibuat seperti yang dilakukan untuk


preparasi gigi Kelas I.3

2) Gunakan bur berbentuk buah pir nomor 350 atau nomor 245 sejajar
dengan sumbu panjang gigi untuk memulai preparasi pada pit yang
berlawanan arah dengan sisi proksimal yang terkena karies. 3
3) Buatlah agar ragangan kavitas sekonservatif mungkin Jagalah
kedalaman lantai pulpa 1,5 mm dari daerah groove sentral. Buatlah
dinding oklusal konvergen dan cavo surface oklusal tajam. 3

9
4) Untuk preparasi boks proksimal, perluas preparasi oklusal dengan
menggunakan bur fisur lurus ke dalam lingir marjinal (Gambar 9).
Arahkan bur tegak lurus lantai pulpa.3

Gambar 9. Perluasan step ke oklusal lingir marjinal.3

5) Tipiskan lingir marjinal dan dalamkan preparasi ke arah gingiva,


untuk melakukan pengasahan prosimal. Tindakan ini akan
3
menghasilkan lebar 1,0-1,5 mm (Gambar 10).

Gambar 10. Preparasi gigi Kelas untuk komposit yang sudah selesai.3

6) Untuk lesi karies kecil, dinding proksimal dapat dibiarkan berkontak


tetapi untuk lesi besar daerah kontak harus terbuka.
7) Jagalah lantai gingiva tetap datar dengan sudut cavo surface
berbentuk butt joint. Perlu tidaknya membuat bevel gingiva
bergantung pada lokasi dan lebar dudukan gingiva. Jika dudukan
gingiva adalah supragingiva dan di atas daerah pertautan email-

10
sementun, bevel dapat dibuat, tetapi jika dudukan gingiva berada
dekat dengan pertautan email-sementun, pembuatan bevel dihindari
untuk men jaga keutuhan email di daerah ini (Gambar 11).3
8) Preparasi gigi konvensional final untuk komposit lebih konservatif
dibandingkan dengan restorasi tradisional amalgam (Gambar 12).3

Gambar 11. Jika terdapat cukup email, pembuatan bevel dapat


dilakukan sehingga dapat meningkatkan kerapatan komposit. 3

Gambar 12. Ragangan yang konservatif dari restorasi komposit


dibandingkan dengan ragangan tradisional dari restorasi amalgam. 3

Modifikasi
1) Jika yang dijumpai adalah karies minimal, yang dilakukan adalah
preparasi Kelas II berbentuk cawan Di sini, preparasi hanya

11
didalamkan sepanjang daerah yang terkena karies. Preparasi scooped
out tidak memiliki kedalaman yang uniform (Gambar 13).
2) Jika karies hanya terdapat di permukaan proksimal, indikasinya hanya
preparasi boks. Di sini, boks proksimal dipreparasi tanpa perlu
membuat retensi sekunder (Gambar 14)
3) Jika karies proksimal dapat dijangkau sisi fasial atau lingual, yang
diindikasikan adalah preparasi slot (Gambar 15 A dan B). Di sini bur
dijaga tetap tegak lurus terhadap sumbu panjang gigi dan masuknya
ke lesi dilakukan melalui permukaan fasial atau lingual. Di sini,
preparasi memiliki sudut tepi kavitas sebesar 90 derajat. 3

Gambar 13. Preparasi gigi Kelas II berbentuk cawan.3

Gambar 14. Preparasi berbentuk boks.3

12
Gambar 15. A dan B Gambaran skematis dari preparasi slot.3

Fitur Preparasi Gigi Kelas II untuk Komposit


1) Preparasi gigi untuk Kelas II memiliki dinding aksial tidak dalam
yang memungkinkan penghematan struktur gigi yang lebih banyak.
2) Dinding oklusal dan dinding proksimal konvergen ke arah oklusal
yang akan menambah bentuk retensinya.
3) Preparasi boks proksimal memiliki sudut tepi kavitas 90 derajat
terhadap permukaan email fasial dan lingual.
4) Bevel pada permukaan oklusal adalah opsional akibat: arah prismata
emailnya sedangkan pada permukaan proksimal harus dikerjakan
secara hati-hati.
5) Lantai gingiva harus bebas kontak ke arah apikal dan harus berbentuk
butt joint.3

2.1.3 Preparasi Kavitas Kelas III


Secara umum, preparasi gigi untuk restorasi komposit langsung
Kelas III melibatkan (1) mendapatkan akses ke defek (lesi karies, fraktur,
defek nonkarious), (2) menghilangkan struktur yang salah (jaringan

13
karies, dentin dan email yang rusak, restorasi yang rusak, bahan dasar),
dan (3) menciptakan bentuk yang nyaman untuk restorasi (Gambar 16).
Dalam kebanyakan kasus, bevel enamel digunakan pada margin
cavosurface wajah untuk memberikan transisi warna bertahap dari
restorasi ke struktur gigi sekitarnya untuk estetika. Jika enamel yang tidak
didukung sengaja dibiarkan pada aspek wajah dari preparasi, bevel
cavosurface wajah mungkin tidak diindikasikan karena dapat
4
memperpanjang tampilan wajah restorasi secara tidak perlu.

Gambar 16. A, Lesi karies proksimal kecil pada permukaan mesial gigi
seri lateral rahang atas. B, Garis putus-putus menunjukkan bentuk garis

14
normal yang ditentukan oleh bentuk lesi karies. C, Extension (bentuk
kenyamanan) diperlukan untuk mempersiapkan dan memulihkan
preparasi dari pendekatan lingual ketika gigi dalam posisi normal. D – H,
Kasus klinis yang menunjukkan preparasi Kelas III konservatif,
pendekatan wajah. D, Gambaran wajah lesi karies pada permukaan distal
gigi seri sentral rahang atas. E dan F, Memperoleh akses ke dentin karies.
G, dentin yang terinfeksi dihilangkan dengan bur bulat. H, Penggalian
karies selesai.4

Mendapatkan akses ke defek mungkin termasuk pengangkatan


enamel suara untuk mengakses lesi karies. Perpanjangan sediaan oleh
karena itu pada akhirnya ditentukan oleh perluasan sesar atau cacat.
Biasanya tidak perlu untuk mengurangi struktur gigi yang sehat untuk
memberikan “bulk for strength” atau bentuk retensi dan resistensi
konvensional. Karena ikatan komposit yang memadai ke enamel dan
dentin, sebagian besar restorasi komposit Kelas III dipertahankan hampir
secara eksklusif dengan bonding, dan tidak diperlukan formulir retensi
persiapan tambahan. Dalam kasus yang jarang terjadi ketika diperlukan
bentuk retensi tambahan, hal itu dapat dicapai baik dengan meningkatkan
luas permukaan dengan bevel enamel yang lebih lebar atau dengan
menambahkan fitur retensi pada preparasi dinding dentin internal. 4
Ketika permukaan proksimal dari gigi anterior akan direstorasi,
dan pilihan antara facial atau entri lingual ke dalam gigi tersedia,
pendekatan lingual selalu lebih disukai kecuali jika pendekatan seperti itu
memerlukan pencabutan struktur gigi yang berlebihan, seperti dalam
kasus. penyejajaran gigi yang tidak teratur atau posisi wajah lesi.
Keuntungan memulihkan lesi proksimal menggunakan pendekatan
lingual adalah:4

15
1. Enamel wajah disimpan untuk meningkatkan estetika. (Beberapa
email yang tidak didukung, tetapi tidak rapuh, mungkin tertinggal di
dinding wajah preparasi.)
2. Pencocokan warna komposit kurang kritis.
3. Perubahan warna atau kerusakan restorasi kurang terlihat. 4
Indikasi untuk pendekatan facial meliputi:4
1. Lesi karies diposisikan secara fasial, dan akses fasial akan secara
signifikan melindungi struktur gigi.
2. Gigi sejajar tidak teratur, dan akses wajah secara signifikan akan
melindungi struktur gigi.
3. Lesi karies yang luas meluas ke permukaan facial.
4. Restorasi yang salah yang awalnya ditempatkan dari pendekatan
wajah perlu diganti.4

Ketika permukaan fasial dan lingual terlibat, pendekatan yang


menyediakan akses terbaik untuk instrumentasi harus digunakan. 4
Preparasi dimulai dari pendekatan lingual (jika mungkin)
dengan menggunakan bur karbida bulat atau instrumen intan dengan
ukuran yang sesuai dengan luasnya lesi. Titik masuk terletak dalam
dimensi insisogingiva dari lesi atau defek dan sedekat mungkin dengan
gigi yang berdekatan tanpa menyentuhnya (Gambar 17A). Pembukaan
awal dilakukan dengan memegang instrumen pemotongan tegak lurus
dengan permukaan email tetapi pada sudut masuk yang menempatkan
bagian leher instrumen bur atau intan sejauh mungkin ke dalam lubang
(di sebelah gigi yang berdekatan); tekanan ringan dan pemotongan
berselang (sapuan kuas) digunakan untuk mendapatkan akses ke dalam
persiapan. Entri yang salah memperpanjang garis lingual dan
melemahkan gigi secara tidak perlu (Gambar 17B dan C).4

16
Instrumen yang sama dapat digunakan untuk memperbesar
bukaan akses awal secukupnya untuk memungkinkan, pada langkah
selanjutnya, pengangkatan jaringan karies, penyelesaian preparasi, dan
penyisipan bahan restorasi (Gambar 17D). Tidak ada upaya yang
dilakukan untuk menyiapkan dinding yang tegak lurus dengan permukaan
email; untuk preparat kecil, dinding mungkin menyimpang secara
eksternal dari kedalaman aksial yang menghasilkan desain marginal
miring dan konservasi struktur gigi internal (Gambar 18). Untuk preparat
yang lebih besar, preparasi gigi awal masih sekonservatif mungkin, tetapi
dinding preparasi mungkin tidak terlalu berbeda dari dinding aksial. Area
enamel yang dapat diakses mungkin diperlukan. Terlepas dari ukuran lesi,
tujuan dari preparasi gigi awal adalah sama: untuk mempersiapkan gigi
sekonservatif mungkin dengan memperluas bentuk garis luar yang cukup
untuk memasukkan lesi perifer. Kadang-kadang, penggabungan bevel
email juga dapat digunakan untuk memperluas bentuk garis tepi inal
untuk memasukkan lesi karies. Jika memungkinkan, bentuk garis besar
tidak boleh (1) mencakup seluruh area kontak proksimal, (2) meluas ke
permukaan wajah, atau (3) meluas ke subgingiva. Perluasan harus
minimal, termasuk hanya struktur gigi yang dipengaruhi oleh luasnya lesi
atau defek karies. Beberapa email yang rusak dapat tertinggal di area stres
nonoklusal, tetapi email yang sangat rapuh di tepi harus dihilangkan. 4

17
Gambar 17. Memulai preparasi gigi Kelas III (pendekatan lingual). A,
Bur atau intan dipegang tegak lurus dengan permukaan email, dan
pembukaan awal dibuat dekat dengan gigi yang berdekatan pada tingkat
incisogingival dari karies. B, Sudut masuk yang benar sejajar dengan
batang email pada sudut mesiolingual gigi. C, Entri yang salah
memperpanjang garis besar lingual. D, Bur atau berlian yang sama
digunakan untuk memperbesar bukan untuk menghilangkan karies dan
bentuk kenyamanan sambil menetapkan kedalaman dinding aksial awal. 4

18
Gambar 18. Preparasi gigi Kelas III kecil berbentuk sendok.4

Perpanjangan secara aksial juga ditentukan oleh luasnya


patahan atau lesi karies dan biasanya kedalamannya tidak seragam.
Seperti disebutkan sebelumnya, kebanyakan restorasi komposit awal
(karies primer) menggunakan desain preparasi ultrakonservatif (Gambar.
19A dan B). Karena lesi karies yang membutuhkan restorasi biasanya
meluas ke dentin, banyak preparat Kelas III meluas ke kedalaman dinding
aksial awal 0,2 mm ke dalam dentin dan melebar sehingga enamel perifer
memiliki penyangga dentin (Gambar 20). Namun tidak ada upaya yang
dilakukan untuk menyiapkan dinding persiapan aksial yang berbeda atau
seragam; sebaliknya, tujuannya adalah untuk menghilangkan jaringan
karies secara selektif sekonservasi mungkin. Penguatan marjinal
tambahan mungkin diperlukan nanti.4

19
Gambar 19. Desain preparasi untuk Kelas III (A dan B); desain preparasi
yang lebih besar untuk Kelas III (C dan D).4

Gambar 20. Kedalaman persiapan dinding aksial awal yang ideal. A,


bagian insisogingiva menunjukkan dinding aksial 0,2 mm ke dalam

20
dentin. B, bagian faciolingual yang menunjukkan ekstensi wajah dan
dinding aksial mengikuti kontur gigi.4

Jika garis luar preparasi meluas ke arah gingiva ke permukaan


akar, dasar gingiva harus membentuk margin cavosurface 90 derajat, dan
kedalaman sudut garis gingivoaksial tidak boleh lebih dari 0,75 mm pada
tahap awal preparasi gigi ini. Dinding luar disiapkan tegak lurus dengan
permukaan akar. Di area gigi ini, apikal dari cementoenamel junction
(CEJ), dinding luar seluruhnya terdiri dari dentin dan sementum. 4
Setelah selesai, preparasi gigi awal memperluas bentuk outline
hingga mencakup keseluruhan patahan kecuali diantisipasi bahwa
penggabungan bevel enamel tambahan akan meningkatkan bentuk retensi
atau meningkatkan potensi hasil estetika yang optimal. Sediaan kecil
biasanya memiliki konfigurasi marginal miring dari preparasi gigi awal.
Sedikit yang mungkin perlu dilakukan pada tahap persiapan gigi terakhir
untuk persiapan ini. Langkah-langkah terakhir persiapan gigi untuk
restorasi komposit langsung Kelas III adalah, jika diindikasikan, (1)
pencabutan gigi karies secara selektif; (2) proteksi pulp; (3) penempatan
bevel pada margin email yang dapat diakses; dan (4) prosedur akhir
pembersihan dan pemeriksaan. Pengangkatan dentin karies secara selektif
dilakukan dengan menggunakan bur bulat, ekskavator sendok kecil, atau
keduanya. Perhatian khusus harus diberikan untuk tidak melemahkan
dinding atau sudut insisal yang terkena gaya pengunyahan.4
Sediaan yang lebih besar mungkin memerlukan pemiringan
tambahan pada dinding email yang dapat diakses untuk meningkatkan
retensi dengan pengikatan (Gambar 21; Gambar 19C dan D). Margin
enamel ini dibuat miring dengan instrumen berlian berbentuk lumpuh
atau bulat. Kemiringan dibuat dengan membuat sudut 45 derajat ke
permukaan luar dan dengan lebar 0,5 sampai 2 mm, tergantung pada

21
ukuran preparasi, lokasi tepi, dan persyaratan estetika restorasi (Gambar
22; Gambar 21). Jika lantai gingiva telah diperpanjang secara gingiva ke
posisi di mana ketebalan email yang tersisa minimal atau tidak ada sama
sekali, bevel dihilangkan dari area ini untuk mempertahankan margin
email yang tersisa atau mempertahankan margin cavosurface 90 derajat
di dentin. Demikian pula, bevel pada margin enamel lingual gigi seri
rahang atas dapat dikontraindikasikan jika hal itu akan menghasilkan
pembentukan antarmuka marginal restorasi di area kontak oklusal.4

Gambar 21. Preparasi gigi Kelas III yang besar. A, Beveling.


Cavosurface bevel dibuat dengan berlian berbentuk pincang atau bundar,
menghasilkan sudut kira-kira 45 derajat ke permukaan gigi luar. B,
Selesai cavosurface bevel (mata panah).4

22
Gambar 22. Penampang melintang pendekatan facial Kelas III sebelum
(A) dan sesudah (B) kemiringan cavosurface 45 derajat pada margin
facial.4

2.1.4 Preparasi Kavitas Kelas IV


1. Preparasi Gigi Konvensional
Desain Kelas IV tipe konvensional terutama diindikasikan pada
daerah yang marjinnya terletak di permukaan akar dan restorasinya
terletak di daerah dengan tekanan beban yang tinggi.
Fitur Preparasi Kelas IV Konvensional untuk Komposit
 Preparasi seperti boks dengan dinding-dinding fasial dan lingual
sejajar dengan sumbu panjang gigi.
 Retensi diperoleh dengan membuat dovetail atau groove ke arah
gingiva dan insisal pada dinding aksial dengan memakai bur bulat
nomor ⁄ .

23
2. Preparasi Gigi Disertai Pembuatan Bevel
Preparasi yang berbevel diindikasikan untuk perawatan lesi
yang besar. Kedalaman dinding aksial awal harus dijaga tetap 0,5 mm
ke dalam dentin. Bevel dibuat dengan sudut 45 derajat ke permukaan
gigi dengan lebar antara 0,25 sampai 2 mm, bergantung pada
banyaknya retensi yang diperlukan. Semua sudut internal harus
dibulatkan untuk mencegah terjadinya pemusatan stres pada puncak
sudutnya (Gambar 23 A dan B).3

Gambar 23. A dan B Preparasi gigi Kelas IV yang dibevel untuk


komposit. (A) Pandangan fasial; (B) Seksi mesiodistal.3

Keberhasilan restorasi Kelas IV bergantung pada reten yang


dapat diperoleh dan bukan pada preparasinya sendiri Terdapat
berbagai cara untuk memperoleh retensi, yakni membuat groove,
coves, undercut, flare, bevel, dan pin.3

3. Preparasi Gigi Modifikasi (Konservatif)


Preparasi Kelas IV modifikasi dilakukan pada lesi Kelas IV
kecil atau untuk perawatan defek kecil karena trauma (Gambar 24
dan 25). Tujuan, teknik, prosedur, dan instrumen yang digunakan

24
identik dengan yang untuk preparasi Kelas III. Preparasi untuk Kelas
IV modifikasi harus dilakukan secara konservatif tanpa membuang
struktur gigi yang sehat (Gambar 26).3

Gambar 24. Lesi Kelas IV yang kecil dapat direstorasi dengan


preparasi gigi modifikasi.3

Gambar 25. A dan B (A) Foto pra-tindakan yang memperlihatkan


lesi Kelas IV di gigi 11, 21: (B) Foto pasca-tindakan yang
memperlihatkan restorasi 11, 21 dengan resin komposit. 3

25
Gambar 26. Pada kasus fraktur gigi atau lesi karies yang kecil yang
diperlukan hanyalah membuang defek dan membuat bevel.3

2.1.5 Preparasi Kavitas Kelas V


Preparasi gigi kelas V, menurut definisi, terletak di sepertiga
gingiva dari permukaan gigi fasial dan lingual. Karena pertimbangan
estetika, komposit paling sering digunakan untuk pemulihan lesi karies
serviks pada gigi anterior dan premolar. Banyak faktor, termasuk estetika,
sifat lesi dan karakteristik substrat, aktivitas karies, risiko karies, akses ke
lesi, dan kontrol kelembaban harus dipertimbangkan dalam pemilihan
bahan.4
Karena banyak restorasi Kelas V yang melibatkan permukaan
akar, setidaknya pada margin serviksnya, pertimbangan yang cermat
harus diberikan pada pemilihan bahan restorasi. Penggunaan bahan selain
komposit (yang tidak memerlukan penempatan adhesif) harus
dipertimbangkan jika terdapat faktor yang dapat mengganggu kinerja
restorasi komposit. Faktor-faktor ini termasuk penurunan fungsi saliva,
penurunan motivasi atau kemampuan pasien untuk perawatan di rumah,
peningkatan kesulitan dalam mengisolasi area operasi secara memadai,
dan peningkatan kesulitan dalam melakukan prosedur operasi karena

26
masalah fisik atau medis pasien. Terlepas dari masalah ini, penggunaan
komposit sebagai bahan restoratif untuk lesi karies serviks mendominasi
di bidang estetika.4
Serupa dengan preparasi Kelas III dan IV, preparasi gigi untuk
restorasi komposit langsung Kelas V melibatkan:4
 Menciptakan akses ke defek (lesi karies, defek non-karies)
 Menghilangkan defek (lesi karies, dentin dan email yang rusak,
restorasi rusak dan bahan dasar)
 menciptakan bentuk yang nyaman untuk restorasi

Persiapan gigi untuk lesi atau cacat Kelas V yang besar


mungkin memerlukan perhatian lebih pada bentuk retensi daripada untuk
defek Kelas V konservatif, terutama ketika enamel kecil tersedia untuk
ikatan, Area dentin hipermineral (sklerotik) juga mungkin memerlukan
perhatian khusus, karena respons ini berbeda terhadap ikatan
dibandingkan area dengan dentin normal. Bevel enamel biasanya
digunakan pada margin oklusal / insisal dari preparasi, sedangkan pada
margin serviks, bevel biasanya tidak disarankan karena tidak ada email di
area ini. Sediaan gigi kelas V akan sedikit berbeda, tergantung pada jenis
dan perluasan defek yang dipulihkan.4
Tujuan dari preparasi gigi Kelas V untuk lesi kecil atau sedang
atau defek yang tidak meluas ke permukaan akar adalah untuk
mengembalikan lesi atau defek sekonservatif mungkin. Tidak ada upaya
yang dilakukan untuk menyiapkan dinding sebagai sambungan pantat,
dan biasanya tidak ada fitur retensi sekunder yang digabungkan. Lesi atau
defek dipersiapkan secara konservatif sehingga menghasilkan bentuk
yang mungkin memiliki konfigurasi dinding yang berbeda dan
permukaan aksial yang biasanya kedalamannya tidak seragam (Gambar

27
27A dan B). Preparasi gigi kelas V kecil atau sedang ideal untuk defek
email kecil atau lesi karies primer kecil (Gambar 28A). Ini termasuk area
dekalsifikasi dan hipoplastik yang terletak di sepertiga serviks gigi, yang
dapat direstorasi untuk alasan estetika. Bentuk garis besar khas untuk lesi
Kelas V di email (Gambar 29).4

Gambar 27. Desain preparasi untuk restorasi komposit awal Kelas V (a


dan b) dan (karies primer) dan desain preparasi yang lebih besar untuk
restorasi Kelas V (c dan d).4

Gambar 28. Persiapan gigi kelas V. A, Lesi kelas V kecil berlubang. B,


Dikembalikan dengan resin komposit. (Atas kebaikan Vilhelm G.
Ólafsson).4

Gambar 29. A, karies Kelas V. B, Bentuk garis khas.4

28
Setelah prosedur pendahuluan biasa, preparasi gigi awal
dilakukan dengan bur intan atau karbida bulat, menghilangkan seluruh
lesi atau defek email. Sediaan diperluas menjadi dentin hanya jika defek
memerlukan perluasan tersebut. Tidak ada upaya yang dibuat untuk
menyiapkan margin permukaan cavosurface 90 derajat. Jika jaringan
karies tertinggal di dalam dentin, jaringan tersebut secara selektif
dihilangkan dengan bur bulat atau penggali sendok. Biasanya, teknik
persiapan ini akan menghasilkan margin email yang sedikit miring. Jika
dianggap perlu, margin enamel dapat dimiringkan lebih lanjut. Restorasi
selesai (Gambar 28B).4
Contoh lesi karies serviks kecil (Gambar 30A)
menggambarkan jalur lesi enamel dekalsifikasi (hanya pada email) yang
memiliki permukaan kasar dan pecah yang memanjang ke mesial atau
distal dari lesi kavitas (atau gagal restorasi yang ada). Setelah preparasi
lesi kavitas untuk restorasi yang gagal), margin preparasi diperluas untuk
mencakup area dekalsifikasi ini dengan menggunakan berlian bulat atau
bur untuk menyiapkan margin cavosurface dalam bentuk talang,
diperpanjang di enamel hanya sampai kedalaman yang menghilangkan
cacat pada gigi (Gambar 30B).4

Gambar 30. A, Area dekalsifikasi yang memanjang ke mesial dari lesi


Kelas V berlubang. B, Menyelesaikan persiapan Kelas V dengan
exterision mesial konservatif.4

29
Preparasi gigi Kelas V kecil atau sedang juga digunakan untuk
memulihkan lesi serviks nonkarious (NCCLS). Sebagaimana dicatat di
bagian lain dalam buku teks ini, NCCL memiliki etiologi multifaktorial di
mana faktor-faktor yang berkontribusi termasuk erosi intrinsik dan / atau
ekstrinsik, abrasi, abfraksi, dan / atau biokorosi. Jika faktor penyebab
tidak dihilangkan, lesi ini cenderung berkembang dan membesar seiring
waktu. Ketika terdeteksi (Gambar 31A) operator harus memutuskan
terlebih dahulu, dengan masukan dari pasien, apakah area tersebut perlu
dipulihkan.4
a. Karies
Jika ada karies aktif, manajemen karies harus dimulai. Untuk
lesi yang baru jadi, pengobatan dapat terdiri dari aplikasi fluorida
topikal atau bahan berbasis resin termasuk bahan perekat dan infiltrasi
resin. Lesi yang tidak aktif dapat dipantau dan disimpan tanpa batas
waktu, tetapi terkadang secara estetika ini tidak memuaskan.
(Kebanyakan NCCL tidak karies).4
b. Kesehatan Gingiva
Jika defek dipastikan berkontribusi pada perkembangan
inflamasi gingiva dan / atau resesi gingiva (yaitu retensi plak, trauma
mekanis karena kontur gigi yang buruk), defek tersebut harus
dipulihkan.4
c. Estetika
Jika defek berada pada posisi kritis secara estetika, pasien
dapat memilih untuk memulihkan area tersebut dengan restorasi
berwarna gigi.4
d. Kepekaan
Jika cacat sangat sensitif, aplikasi perekat atau agen
desensitizing dapat mengurangi atau menghilangkan sensitivitas,

30
setidaknya untuk sementara. Sensitivitas berkelanjutan mungkin
memerlukan restorasi di area tersebut.4
e. Perlindungan Pulpa
Jika cacat sangat besar dan dalam pada bagian pulp, restorasi
dapat diindikasikan untuk menghindari perkembangan cacat lebih
lanjut yang dapat menyebabkannya paparan pulpa.4
f. Kekuatan Gigi
Jika defek sangat besar atau dalam, kekuatan gigi di area
serviks dapat terganggu. Penempatan restorasi terikat mengurangi
potensi perkembangan lebih lanjut dari kerusakan dan dapat
memulihkan sebagian dari kekuatan yang hilang.4
Terapi periodontal dengan cangkok gingiva juga dapat
dipertimbangkan sebagai pilihan pengobatan untuk permukaan akar
yang terbuka ini digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan terapi
restoratif.4

Gambar 31. (b) Persiapan gigi kelas V untuk lesi abrasi dan erosi. (b)
Miringkan margin enamel (c) Selesai persiapan dengan etsa enamel.
Restorasi lesi serviks bus noncari (d) Setelah aplikasi perekat pengikat,

31
resin komposit dimasukkan secara bertahap dan bahan restoratif
diawetkan dengan ringan. Finishing dan pemolesan (e) Finishing
berbentuk api tetapi menghilangkan kelebihan dan kontur, F dan G. Titik
pemolesan karet (f) dan pasta pemoles aluminium oksida (g) digunakan
untuk pemolesan akhir (h) Restorasi selesai

Preparasi gigi untuk NCCL Kelas V biasanya hanya


membutuhkan debridemen permukaan dari setiap dentin yang terbuka dan
mengeraskan atau memiringkan semua margin email dengan instrumen
berlian (Gambar 31B). Seringkali, karena bentuk lesi yang terkelupas
atau terkikis yang melekat, persiapan lebih lanjut dari tepi cavosurface
permukaan akar tidak diperlukan. Persiapan lengkap dengan email terukir
(Gambar 31C).4
Pada preparasi gigi Kelas V untuk lesi besar atau defek yang
meluas ke permukaan akar (Gambar 32), aspek gingiva dari preparasi
serupa dengan restorasi amalgam Kelas V. Fitur dari preparasi termasuk
margin cavosurface 90 derajat. Bentuk retensi alur biasanya tidak
diperlukan tetapi dapat digunakan jika retensi restorasi menjadi perhatian.
Margin email dibuat menggunakan desain yang sama dengan yang
dijelaskan untuk preparasi gigi kelas V kecil atau sedang, yaitu dengan
bevel email konservatif. Desain preparasi ini diindikasikan untuk
penggantian restorasi Kelas V yang sudah ada dan rusak yang awalnya
menggunakan preparasi konvensional atau untuk lesi karies baru yang
besar. Preparasi Kelas V yang besar pada awalnya menunjukkan tepi
cavosurface 90 derajat (yang kemudian dapat miring saat berada di
enamel) dan dinding aksial yang mungkin atau mungkin tidak seragam
secara mendalam. Kedalaman aksial ke dalam dentin ditentukan oleh
pengangkatan selektif dari jaringan karies. Banyak dari sediaan yang
lebih besar ini merupakan kombinasi dari tepi email yang miring dan tepi

32
permukaan akar 90 derajat. Sediaan Kelas V yang lengkap dan meluas ke
permukaan akar (Gambar 33).4

Gambar 32. Preparasi gigi kelas V. A, Lesi meluas ke permukaan akar.


B, Persiapan gigi awal dengan batas cavosurface 90 derajat dan
kedalaman dinding aksial 0,75 mm. C, Sisa dentin terinfeksi digali, dan
tepi email gigi insisal miring. D dan E, Restorasi komposit langsung dari
tiga lesi Kelas V dengan resin komposit, sebelum (D) dan sesudah (E). (D
dan E, Atas kebaikan Vilhelm G. Olafsson).4

Gambar 33. Preparasi gigi Kelas V yang lengkap sampai ke akar; margin
insisal adalah bevelad; bagian akar memiliki alur retensi untuk

33
meningkatkan retensi. Lekukan retensi pada aspek insisal jarang
diperlukan dan ditampilkan di sini hanya untuk tujuan ilustrasi.4

Untuk memulai persiapan, bur karbida fisura tirus (No. 271)


atau intan yang berbentuk serupa digunakan pada kecepatan tinggi
dengan semprotan air alt. Jika akses interproksimal atau gingiva terbatas,
bur bulat atau intan dengan ukuran yang sesuai dapat dilemparkan. Saat
bur fissure tirus atau intan digunakan, handpiece digerakkan untuk
mempertahankan sumbu panjang bur yang tegak lurus dengan permukaan
luar gigi selama preparasi bentuk outline, yang akan menghasilkan
margin cavosurface 90 derajat. Pada tahap pereparasi gigi awal ini,
perluasan ke segala arah disesuaikan dengan struktur gigi yang sehat.
Area lesi karies yang lebih dalam atau restorasi lama mungkin masih
tertinggal di dinding aksial pada saat ini dalam prosedur (Gambar 32B).
Jaringan karies yang tersisa di dinding aksial awal ini secara selektif
dihilangkan selama tahap akhir persiapan gigi (Gambar 32C). Bahan
restoratif lama yang tersisa mungkin atau tidak dapat dihilangkan sesuai
dengan konsep yang disebutkan sebelumnya. Ketika ekstensi distal yang
diinginkan diperoleh, instrumen digerakkan secara mesial, insisal
(oklusal), dan gingiva untuk ekstensi yang ditunjukkan, dengan tetap
menjaga kedalaman yang tepat dan sumbu panjang instrumen tegak lurus
ke permukaan luar. Dinding aksial harus mengikuti kontur asli
permukaan fasial atau lingual, yang cembung ke arah luar mesiodistalis
dan kadang-kadang ke oklusogingiva. Garis besar ekstensi bentuk mesial,
distal, oklusal (insisal), dan dinding gingiva ditentukan oleh luasnya lesi
karies, defek, atau bahan restorasi lama yang diindikasikan untuk diganti
(terkadang material baru berbatasan dengan restorasi lama yang masih
memuaskan).4

34
Semua dinding preparasi eksternal preparasi gigi Kelas V
terlihat jika dilihat dari posisi wajah (dinding divergen ke arah luar).
Persiapan gigi akhir terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) membuang
sisa dentin karies atau bahan restorasi lama (jika diindikasikan) pada
dinding aksial; (2) menerapkan dasar, hanya jika perlu, seperti yang
dibahas sebelumnya dalam bab ini; dan (3) memiringkan tepi email dan
menambahkan retensi alur, jika diindikasikan. Bevel pada margin enamel
dibuat dengan instrumen berlian berbentuk pincang atau bundar,
menghasilkan sudut sekitar 45 derajat ke permukaan gigi luar, dan dibuat
dengan lebar minimal 0,5 mm tergantung pada ukuran preparasi dan
pertimbangan estetika. Persiapan Kelas V yang lengkap ditunjukkan pada
(Gambar 34).4

Gambar 34. Menyelesaikan pereparasi Kelas V yang besar. Alur retensi


pada aspek insisal jarang diperlukan dan ditampilkan di sini hanya untuk
tujuan ilustrasi.4

Kadang-kadang, permukaan gigi yang biasanya halus memiliki


lubang di email (Gambar 35A). Kesalahan pit yang paling tidak biasa
pada email dapat dipulihkan dengan desain preparasi yang dijelaskan
untuk defek Kelas V. Untuk preparasi untuk sesar yang tidak biasa,
bentuk garis besar (ekstensi dan kedalaman) ditentukan oleh luasnya lesi

35
sesar atau karies. Kesalahan yang ada seluruhnya pada email disiapkan
dengan instrumen berlian bulat berukuran tepat dengan hanya
menghilangkan kerusakan yang meninggalkan margin email yang terbuka
(Gambar 35B). Retensi yang memadai diperoleh dengan ikatan. Ketika
cacat termasuk dentin karies, jaringan diangkat secara selektif sesuai
indikasi.4

Gambar 35. (a) Preparasi Kelas V berukuran besar yang lengkap Alur
penyebutan pada aspek insisal jarang diperlukan dan ditampilkan di sini
untuk tujuan ilustrasi (b) Lubang kerusakan pada permukaan fasial gigi
seri rahang atas (c) Persiapan gigi untuk enamel cacat lubang. 4

2.1.6 Preparasi Kavitas Kelas VI


Salah satu indikasi paling konservatif untuk komposit posterior
yang ditempatkan langsung adalah lubang perkembangan kecil yang salah
yang terletak di ujung puncak. (Gambar 36A) adalah contoh defek Kelas
VI pada ujung puncak wajah dari gigi premolar rahang atas. Persiapan
gigi Kelas VI yang khas harus berdiameter sekecil dan sedalam mungkin.
Lubang yang rusak dimasukkan dengan bur bulat yang sesuai atau intan
yang berorientasi tegak lurus ke permukaan dan diperpanjang ke pulpa
untuk menghilangkan lesi (Gambar 36B). Pemeriksaan visual dan
probing dengan penjelajah sering mengungkapkan bahwa kesalahan
terbatas pada email karena email di area ini cukup tebal. Jika terdapat

36
kerusakan restorasi atau lesi karies yang luas pada ujung puncak, bur
bulat dengan ukuran yang sesuai digunakan untuk menghilangkan
kerusakan restorasi atau jaringan karies yang tersisa. Noda yang muncul
melalui email tembus pandang harus dihilangkan; jika tidak, mereka
dapat terlihat setelah restorasi komposit selesai. Beberapa email yang
rusak, tetapi tidak rapuh, mungkin tertinggal dan terikat pada komposit di
area yang tidak berhubungan dengan kontak oklusal fungsional.4
Persiapan konservatif dipulihkan dengan komposit mengikuti
protokol adhesi, penempatan tambahan dan pengawetan ringan dari bahan
komposit, dan inishing dan pemolesan. Restorasi kelas VI akhir harus,
seperti pada jenis restorasi lainnya, mengembalikan gigi ke anatomi ideal
relatif terhadap kontur gigi, oklusi, estetika, dan karakteristik permukaan
(Gambar 36C).4

Gambar 36. Preparasi gigi kelas VI untuk restorasi komposit A,


preparasi kelas VI pada ujung cusp lingual premolar rahang atas. B,

37
Masuk dengan bur bulat kecil atau berlian. C, Restorasi komposit akhir
dan sealant ditempatkan di alur oklusal.4

38
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Preparasi gigi adalah pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah
lemah dari gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa. Preparasi
bertujuan untuk Tujuan preparasi kavitas adalah membuang enamel dan dentin
yang terkena karies, serta membentuk kavitas sedemikian rupa sehingga bahan
tumpatan dapat diletakkan di dalamnya secara sempurna.
Preparasi kavitas terbagi menjadi VI kelas. Hal ini berdasarakan lokasi
gigi yang mengalami defek atau karies.
 Kelas I: Preparasi pit dan fisur pada permukaan oklusal premolar dan molar,
dua-pertiga permukaan oklusal bukal dan lingual molar, dan permukaan
lingual insisif.
 Kelas II: Preparasi pada permukaan proksimal premolar dan molar.
 Kelas III: Preparasi pada permukaan proksimal gigi anerior dan tidak
melibatkan sudut insisal.
 Kelas IV: Preparasi pada permukaan proksimal gigi anterior yang juga
melibatkan sudut insisal.
 Kelas V: Preparasi pada sepertiga permukaan gingiva, fasial, dan lingual atau
palatal di seluruh gigi.
 Kelas VI: Preparasi pada insisal edge anterior dan puncak kuspa gigi
posterior tanpa melibatkan permukaan lain.

39
DAFTAR PUSTAKA

1. Ritter AV, Walter R, Boushell LW, Ahmed SN. Clinical Technique for Direct
Composite Resin and Glass Ionomer Restoration. Dalam: Ritter AV, dkk.
(Editor). Studervant’s Art and Science of Operative Dentistry. 7 th Ed. Missouri:
Elsevier. 2019: 257
2. Roberson TM, Heymann HO, Ritter AV, Pereira PN. Classes I, II, and IV Direct
Composite and Tooth-Colored Restorations. Dalam: Roberson TM, Heymann
HO, dan Swift EJ (Editor). Sturdevant’s Art & Science of Operative Dentistry. 4 th
Ed. Toronto: Mosby. 2002: 544-549
3. Grag N dan Grag Amit. Konservasi Gigi. Edisi 3. Terjemahan: Mirza Aryanto,
Indrya Kirana, dan Citra Kusumasari. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2020: 131; 306-307; 311-313
4. Ritter AV, Boushell LW, Walter R. Sturdevant’s Art and Science of Operative
Dentistry. 7th ed. St. Louis: Elsevier; 2019: 238-243; 253-259

40

Anda mungkin juga menyukai