Anda di halaman 1dari 10

i

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Bakteri adalah sebuah kelompok mikroorganisme bersel tunggal dengan konfigurasi
selular prokariotik (tidak mempunyai selubung inti). Bakteri sebagai makhluk hidup tentu
memiliki informasi genetik berupa DNA, tapi tidak terlokalisasi dalam tempat khusus
(nukleus) dan tidak ada membran inti. DNA pada bakteri berbentuk sirkuler, panjang dan
biasa disebut nukleoid. DNA bakteri tidak mempunyai intron dan hanya tersusun atas
ekson saja. Bakteri juga memiliki DNA ekstrakromosomal yang tergabung menjadi
plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler. Bakteri berasal dari kata latin bacterium
(jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah
kecil (mikroskopis) dan kebanyakan uniselular ( bersel tunggal ), degan struktur sel yang
relatif sederhana tanpa nukleus atau inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti
mitokondria dan kroloplas.
Bakteri Alcaligenes sp dan acinetobacter sp termasuk dalam genus bakteri.
Acinetobacter genus anggota Moraxellaceae keluarga di urutan Pseudomonadales. Lebih
dari 25 spesies dalam genus Acinetobacter telah diuraikan, namun, anggota spesies dalam
genus ini sulit untuk dibedakan dan hanya beberapa yang telah resmi mempunyai nama.
Spesies yang paling penting dari genus ini pada manusia adalah Acinetobacter baumanii .
Alcaligenes spp, merupakan mikroorganisme kemoorganotrof yang mampu
menggunakan karbon dari berbagai sumber untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme ini
normal ditemukan di air dan tanah, tetapi juga merupakan habitat normal pada saluran
pencernaan beberapa hewan serta sebagai organisme oportunis pada kasus infeksi
tertentu. Al viscolactis dapat ditemukan di air yang tergenang, bahkan air yang
mengandung chlor dapat menjadi sumber kontaminasi bakteri Alcaligenes spp. Bakteri ini
berperan besar dalam pembusukan pangan asal hewan yang disimpan pada suhu dingin
serta penyebab pembusukan pangan yang kaya protein. Alcaligenes spp. bersifat
proteolitik, lipolitik dan menghasilkan lendir pada pangan yang terkontaminasi.

1.2 Rumusan Masalah


a. Morfologi bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp
b. Cara identifikasi bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp
c. Penyakit yang disebabkan bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp

1
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Morfologi bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp
b. Agar dapat melakukan identifikasi bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp
c. Mengetahui Penyakit yang disebabkan bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter
sp

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Klasifikasi bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp

Klasifikasi ilmiah Acinotobacter


Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Pseudomonadales
Famili : Moraxellaceae
Genus : Acinetobacter
Spesies : A. Baumannii

Klasifikasi ilmiah Alkaligenes sp


Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Beta Proteobacteria
Order : Burkholderiales
Family : Alcaligenaceae
Genus : Alcaligenes
Spesies : Alcaligenes sp

2.2 Morfologi bakteri Alcaligenes sp dan Acinetobacter sp

Bakteri Acinetobacter baumannii merupakan bakteri gram negatif, yang berbentuk


batang pada fase eksponensial dan beberbentuk kokobasil pada fase stasioner, tidak memiliki
flagella, tidak berspora, tetapi memiliki fimbria dan bersifat aerob. A. baumannii tumbuh
dapat pada suhu 44ᵒ C, dengan memanfaatkan glukosa, manitol, maltosa dan sukrosa sebagai
sumber karbohidrat (Rello, 2008).

3
Bakteri ini memiliki hasil positif pada uji katalase, oksidase, nitrat, urease dan
memberikan hasil negatif uji indol, dan tidak tumbuh pada agar SS. Pewarnaan Gram pada
spesimen langsung biasanya menunjukkan bentuk diplo-bacil kecil dengan ukuran 0,7 x 1,0
µm. Bakteri genus ini memanfaatkan gula dengan oksidasi (Barrow dan Feltham, 1993).

Morfologi Alcaligenes yaitu bentuk sel batang, batang membulat, atau bulat dengan


ukuran 0,5-1,0 x 0,5-2,6 μm, gram negatif, motil, dan tidak membentuk endospora. Isolat
hidup secara aerob. Suhu optimum untuk pertumbuhan pada 20-37°C.

2.3 Acinotobacter
Acinetobacter sp dapat menjalar hampir semua bagian tubuh manusia baik secara
transien atau sebagai flora normal. A. baumannii baumanii adalah patogen oportunistik
yang muncul dalam pengaturan kesehatan, dan kehadirannya dapat menandakan patologi
penting ketika diidentifikasi dalam budaya klinis, terutama pada pasien
immunocompromised. Host yang berkontribusi untuk patogenisitas termasuk riwayat
alkoholisme, merokok, dan penyakit paru-paru kronis. Infeksi Acinetobacter jarang
terjadi, tetapi, ketika mereka terjadi, biasanya melibatkan sistem organ yang memiliki
kandungan fluida tinggi (misalnya, saluran pernapasan, CSF, cairan peritoneum, saluran
kemih), sering disebut sebagai pneumonia nosokomial, infeksi yang terkait dengan
dialisis peritoneal ambulatori berkesinambungan (CAPD) , atau kateter-terkait bacteruria.
Kehadiran isolat Acinetobacter di sekret pernafasan pada pasien diintubasi hampir selalu
mewakili infeksi. Acinetobacter pneumonia terjadi pada wabah dan biasanya
berhubungan dengan pernapasan melalui dukungan peralatan atau cairan. Meningitis
nosokomial dapat terjadi pada pasien bedah saraf terjajah dengan tabung drainase
ventrikel eksternal.
2.4 Isolasi Acinotobakter
 Oxidase (-)
 Nitrate (-)
 Catalase (-)
 Citrate (+)
 Urease (-)
 Indole (-)
 Gelatin hydrolysis (-)

4
 Hemolitik
 Pertumbuhan pada 37°C, 41°C dan 44°C

Media Selektif untuk Acinetobacter

 Herellea agar (modifikasi medium Mandel et al untuk Acinetobacter)


 Holton's agar
 Leeds Acinetobacter medium

2.5 Alcaligenes
Alcaligenes spp. merupakan bakteri yang bersifat psikrotrof dimana dapat tumbuh
pada suhu minimum -5- +5 °C, suhu optimum 25-30 °C dan suhu maksimum 30-35 °C.
Metabolisme dari Alcaligenes spp. adalah aerob meskipun beberapa strain (Al. euthropus,
Al. faecalis, Al. xylosoxidans subsp. xylosoxidans, Al. xylosoxidans subsp. denitrificans)
mampu melakukan metabolisme anaerob dengan menggunakan nitrat atau nitrit sebagai
akseptor elektron terminal. Selain itu, Alcaligenes spp. bersifat katalase, oksidase dan
citrat positif. Alcaligenes spp, merupakan mikroorganisme kemoorganotrof yang mampu
menggunakan karbon dari berbagai sumber untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme ini normal ditemukan di air dan tanah, tetapi juga merupakan habitat
normal pada saluran pencernaan beberapa hewan serta sebagai organisme oportunis pada
kasus infeksi tertentu. Al viscolactis dapat ditemukan di air yang tergenang, bahkan air
yang mengandung chlor dapat menjadi sumber kontaminasi bakteri Alcaligenes sp.
Bakteri ini berperan besar dalam pembusukan pangan asal hewan yang disimpan pada
suhu dingin serta penyebab pembusukan pangan yang kaya protein. Alcaligenes spp.
bersifat proteolitik, lipolitik dan menghasilkan lendir pada pangan yang terkontaminasi.
Merupakan spesies bakteri yang penting pada bioteknologi, karena bakteri ini mampu
meproduksi suatu materi plastic-like polihidroksibutirat biopolimer (PHB) yang dapat
didegradasi oleh proses biologis, sehingga tidak mencemari lingkungan. Tidak tahan
panas. Dapat ditemukan pada air, tanah dan asosiasi lingkungan dengan manusia.
Dampak Bagi Manusia
 Menyebabkan tuberkulosis.
 Bruselosis
 Demam tipoid
 Degradasi protein

5
 Degredasi karbohidrat dan
 Penyakit paru-paru

Dampak Dalam Produk Alcaligenes adalah bakteri Gram negatif non fermentatif.
Mempunyai kemampuan untuk memproduksi kadaverin dan putrescine. Bakteri ini
menyebabkan produk olahan menjadi berlendir.

2.6 Isolasi Alcaligenes


 Uji Katalase
Isolat bakteri yang telah diperoleh diinokulasikan 1 ose isolat bakteri pada objek glass,
kemudian ditetesi 2-3 tetes H2O2 3% selama kurang lebih 5 menit. Hasil positif jika
terbentuk gelembung udara sekitar koloni setelah penambahan reagen H2O2 3%, yang
menandakan bahwa bakteri mempunyai enzim katalase untuk menguraikan hidrogen
peroksida dengan kata lain uji katalase tersebut positif
 Uji Sitrat
Isolat bakteri yang telah diperoleh diinokulasikan ke dalam media miring SCA
(Simmon’s Citrate Agar), dengan menggunakan metode cawan gores dan tipe
goresan sinambung di atas permukaan media miring tersebut. Lalu inkubasi selama
2x24 jam pada suhu 370C. Diamati perubahan yang terjadi hasil positif jika terdapat
perubahan warna media dari hijau ke biru, yang menandakan bahwa bakteri tersebut
mamapu menngunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi.
 Uji Fermentasi Gula, H2S dan Gas dengan TSIA
Isolat bakteri yang telah diperoleh diinokulasikan ke dalam media miring TSIA,
dengan menggunakan metode cawan gores dan tipe goresan sinambung di atas
permukaan media miring pada bagian Slant, Lalu diambil lagi isolat bakteri dengan
menggunakan ose lurus dan ditusukkan ke dalam media sampai ¾ bagian media pada
bagian buut. Kemudian diinkubasi selama 2x24 jam pada suhu 370C . Uji glukosa
positif jika fenol merah menjadi kuning pada bagian bawah tabung reaksi (buut),
sedangkan pada bagian atas permukaan miring media (Slant) berwarna merah. Uji
laktosa atau Sukrosa positif jika terjadi perubahan berwarna merah menjadi kuning
pada permukaan miring media dan pada bagian bawah medium juga berwarna
kuning. Indikator terbentuknya H2S dengan adanya warna hitam pada medium dan
terbentuknya gas ditandai dengan pecahnya medium di bagian ujung bawah tabung
reaksi.

6
UJI BIOKIMIA :
 Blood agar plate : koloni kecil ( diameter kurang dari 1 mm ), jernih, tidak berwarna,
smooth atau rough.
 Mac conkey agar plate : Koloni kecil, jernih,smooth/rough, merah muda, non
lactose fermented.
 Nutrient agar : tumbuh smooth,tidak berwarna.
 TSI agar : lereng, merah, dasar : merah

7
BAB III

Penutup

3.1 Kesimpulan

Acinetobacter genus anggota Moraxellaceae keluarga di urutan Pseudomonadales.


Lebih dari 25 spesies dalam genus Acinetobacter telah diuraikan, namun, anggota spesies
dalam genus ini sulit untuk dibedakan dan hanya beberapa yang telah resmi mempunyai
nama. Spesies yang paling penting dari genus ini pada manusia adalah Acinetobacter
baumanii . Acinetobacter sp dapat menjalar hampir semua bagian tubuh manusia baik secara
transien atau sebagai flora normal. A. baumannii baumanii adalah patogen oportunistik yang
muncul dalam pengaturan kesehatan, dan kehadirannya dapat menandakan patologi penting
ketika diidentifikasi dalam budaya klinis, terutama pada pasien immunocompromised. Host
yang berkontribusi untuk patogenisitas termasuk riwayat alkoholisme, merokok, dan penyakit
paru-paru kronis.

Alcaligenes spp, merupakan mikroorganisme kemoorganotrof yang mampu


menggunakan karbon dari berbagai sumber untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme ini
normal ditemukan di air dan tanah, tetapi juga merupakan habitat normal pada saluran
pencernaan beberapa hewan serta sebagai organisme oportunis pada kasus infeksi tertentu. Al
viscolactis dapat ditemukan di air yang tergenang, bahkan air yang mengandung chlor dapat
menjadi sumber kontaminasi bakteri Alcaligenes spp. Bakteri ini berperan besar dalam
pembusukan pangan asal hewan yang disimpan pada suhu dingin serta penyebab pembusukan
pangan yang kaya protein. Alcaligenes spp. bersifat proteolitik, lipolitik dan menghasilkan
lendir pada pangan yang terkontaminasi.

8
Daftar Pustaka

Anonim. 2011. Alcaligenes Viscolactis Gram-Negative Bacteria Produce Capsules in Milk


http://www.art.com [28 Oktober 2011].

Blackburn CDW 2006. Food Spoilage Microorganisms. New York: CRC Press.

Pathak H, Bhatnagar K. 2011. Alcaligenes-The 4T Engine Oil Degrader. J Bioremed


Biodegrad 2(4): 1-4.

Simor AE, Lee M, Vearncombe M, et al. An outbreak due to multiresistant Acinetobacter baumannii
in a burn unit: risk factors for acquisition and management. Infect Control Hosp Epidemiol 2002; 23
(5): 261-267.

http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/175459 ISOLASI DAN KARAKTERISASI


BAKTERI Alcaligenes sp. DARI FESES KUDA DI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA. Adelita Dwi Ningrum, Dr. drh. Yuriadi, M.P.

Anda mungkin juga menyukai