Anda di halaman 1dari 25

PRINSIP PERAWATAN ORANG TUA

ATAU LANSIA PENDERITA HIV/AIDS

Kelompok 3
Disusun oleh :
Isabella Paradi (01.2.19.00692)
Juliansya B. E. Sudjiman (01.2.19.00694)
Leny Nopita Santi (01.2.19.00695)
Ragil Purto P (01.2.19.00701)
Rycho Lucas Puspo Ndaru (01.2.19.00704)
Pengertian HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah jenis virus yang menyerang

sel-sel kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immunodeficiency

Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala atau penyakit yang

disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akbat infeksi dari HIV,

dan AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV (Fauci et al., 2009).
Lanjutan ..
Penyebab dari AIDS adalah HIV yang saat ini diketahui ada dua tipe
yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2. Infeksi yang terjadi sebagian besar
disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2 banyak terjadi di Afrika
Barat. Jika dilihat dari gambaran klinis dari kedua tipe HIV ini relatif
sama, hanya infeksi HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa
inkubasinya lebih pendek dari pada HIV-2 (Martono, 2009).
Pemeriksaan HIV
Menurut Permenkes 87 tahun 2014 tentang pedoman
pengobatan ATV pada penderita HIV, pelakanaan tes untuk
mendiagnostik HIV orang berusia diatas 18 tahun dilakukan
dengan tes antibodi strategi III yaitu pemeriksaan dengan
menggunakan 3 jenis tes antibodi yang berbeda sensitivitas
dan spesivisitasnya.
Lanjutan ..
Kriteria hasil dan keputusan klinis hasil
pemeriksaan anti HIV dapat berupa positif,
negatif, dan indeterminate. Dengan interpertasi
hasil dan tindak lanjut sebagai berikut:
Lanjutan ..
1. Hasil Tes Positif,
Jika hasil tes A1 reaktif, A2 reaktif, dan A3 reaktif maka
tindakaan lanjutan adalah merujuk ke pengobatan HIV
2. Hasil Tes Negatif
a. Bila hasil A1 non reaktif
b. Hasil A1 reaktif tapi pada pengulangan A1 dan A2
non reaktif
c. Jika salah satu reaktif tapi tidak berisiko
Lanjutan ..
3. Hasil Tes Indeterminate
a. Jika dua hasil tes reaktif
b. Jika hanya satu tes reaktif tapi mempunyai
resiko atau pasangan berisiko
Pengertian Lansia
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke
atas (Kholifah, 2016). Seseorang jika telah berusia 60 tahun
keatas akan mengalami penuaan atau menua. Menjadi tua
merupakan proses alami yang diartikan orang telah melewati
tiga tahap kehidupan yaitu anak, dewasa, dan tua.
Lanjutan ..
WHO pada tahun 1999 menjelaskan batasan usia dari lansia
sebagai berikut:
1. Usia lanjut (elderly): usia 60-73 tahun
2. Usia tua (old): 75-90 tahun
3. Usia sangat tua (very old): >90 tahun (lebih dari 90 tahun)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2005
mengklasifikasikan lansia menjadi tiga kategori berikut:
1. Usia lanjut presenilis: usia 45-59 tahun
2. Usia lanjut: 60 tahun ke atas

3. Usia lanjut berisiko: 70 tahun keatas atau usia 60 tahun


keatas dengan masalah kesehatan.
Manusia yang menua pasti akan merasakan hal-hal berikut:

1. Memasuki periode kemunduran


2. Menjadi minoritas pada lingkungan sosial

3. Terjadi perubahan peran


4. Mengalami penyesuaian diri yang buruk
Lansia dengan HIV/AIDS
Berdasarkan data laporan perkembangan HIV/AIDS yang telah dikumpulkan sejak 1987 sampai dengan

September 2020 dilaporkan sebanyak 409.857 orang Indonesia menderita HIV (Direktorat Jendral

P2P, 2020). Dilaporkan bahwa sebanyak 7,0% dari data tersebut merupakan lansia dengan HIV. Pada

laporan ini lansia menepati posisi ke-3 setelah kelompok usia 25-49 tahun yang menempati posisi

pertama dan kelompok usia 20-24 tahun yang menempati posisi kedua. Ini berarti ada sekitar 28.589

lansia atau orang berusia diatas 50 tahun yang menjadi penderita HIV di Indonesia.
Faktor usia lansia atau orang tua dapat menyebabkan risiko
HIV meningkat. Misalnya penipisan dan keringnya vagina
karena faktor usia, dapat menyebabkan wanita lansia atau
pasangannya cenderung tidak menggunakan kondom saat
melakukan hubungan seksual. Sehingga HIV lebih mudah
untuk menyebar (hivinfo.nih.gov, 2020).
Lansia akan mengalami perubahan dalam kehidupannya
dan menimbulkan beberapa masalah, antara lain:
1. Masalah fisik
2. Masalah kognitif
3. Masalah emosional
4. Masalah spiritual
Perawatan Lansia dengan HIV/AIDS
Keperawatan lanjut usia atau gerontik adalah bentuk
pelayanan profesional berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan secara komprehensif, mulai dari bio-psiko-
sosio-spiritual dan kultural (UU RI No. 38 tahun 2014).
Tujuan dari perawatan lansia adalah sebagai berikut:
1. Mempertahankan derajat kesehatan lansia pada taraf yang
setinggi-tingginya,
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik dan mental,
3. Mencari upaya semaksimal mungkin agar lansia dapat
mempertahankan kemandirian yang optimal,
4. Mendampingi dan memberikan bantual moril dan perhatian
pada lansia yang berada dalam fase terminal, sehingga dapat
menghadapi kematian dengan tenang dan bermartabat.
Konsep dari perawatan lansia adalah dengan
memberikan pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan fisik

2. Pendekatan psikologis
3. Pendekatan sosial
Ada beberapa prinsip etika yang wajib dijalankan saat
memberikan pelayanan pada lansia (Kane et al, 1994,
Reuben et al, 1996):
1. Empati
2. Non-maleficience dan Beneficience
3. Otonomi
4. Keadilan
5. Kesungghuan hati
Penerapan Family Centered Care
Tujuan dari asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga

adalah memandirikan keluarga dalam melakukan pemeliharaan

kesehatan para anggotanya,.


Lanjutan ..
Untuk itu keluarga harus melakukan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu:

1. Mampu memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga,

2. Mampu merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan,

3. Mampu mempertahankan suasana di rumah yang sehat atau memodifikasi lingkungan

untuk menjamin kesehatan anggota keluarga, dan

4. Mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga (Bailon

dan Maglaya dalam Freeman, 1981)


Pengobatan Antiretroviral (ARV)
Pemerintah Indonesia menerapkan 5 aspek dapat
pengobatan ARV yang terdiri dari efektivitas, efek
samping/toksisitas, interaksi obat, kepatuhan, dan
harga obat.
Lanjutan ..
Jika seorang dewasa terkena HIV dan memilih untuk melaksanakan
terapi ARV maka konseling yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan:

1. Kepatuhan minum obat

2. Potensi/kemungkinan risiko efek samping atau efek yan tidak


diharapkan atau sindrom pulih imun (Immune Reconsitution
Infammatory/IRIS) setelah memulai terapi
Stadium klinis HIV yang direkomendasikan untuk mendapatkan terapi ARV
antara lain:

1. Orang dewasa yang masih pada stadium klinis 1 dan 2 dengan jumlah
CD4 lebih dari 350 sel/mm3 direkomendasikan untuk menunda terapi
namun dilakukan monitor gejala klinis dan pemeriksaan jumlah sel CD4
setiapa 6-12 bulan

2. Orang dewasa yang stadium klinis 1 dan 2 dengan jumlah CD4 kurang
dari 350 sel/mm3 direkomedasikan untuk memulai terapi ARV
Lanjutan ..
3. Pasien dengan koinfeksi TB pada stadium apapun dan dengan jumlah sel CD4
berapapun direkomendasikan untuk memulai terapi

4. Pasien dengan koinfeksi hepatitis B kronik aktif dengan stadium apapun dan
berapapun jumlah sel CD4-nya direkomendasikan untuk memulai terapi

5. Pada ibu hami dengan stadium apapun dan jumlan CD4 berapapun dianjurkan
untuk memulai terapi ARV.
TERIMAKASIH
SILAKAN BERTANYA
TUHAN YESUS MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai