0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan35 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang rute parenteral yang meliputi empat tipe utama injeksi yaitu intramuscular, intravena, subkutan, dan intradermal. Intramuscular digunakan untuk memberikan obat dengan cara memasukkannya ke dalam otot tubuh, sedangkan intravena memberikan obat secara langsung ke dalam pembuluh darah. Kedua cara tersebut memiliki keuntungan dalam penyerapan dan reaksi obat yang lebih cepat dibanding subkut
Dokumen tersebut membahas tentang rute parenteral yang meliputi empat tipe utama injeksi yaitu intramuscular, intravena, subkutan, dan intradermal. Intramuscular digunakan untuk memberikan obat dengan cara memasukkannya ke dalam otot tubuh, sedangkan intravena memberikan obat secara langsung ke dalam pembuluh darah. Kedua cara tersebut memiliki keuntungan dalam penyerapan dan reaksi obat yang lebih cepat dibanding subkut
Dokumen tersebut membahas tentang rute parenteral yang meliputi empat tipe utama injeksi yaitu intramuscular, intravena, subkutan, dan intradermal. Intramuscular digunakan untuk memberikan obat dengan cara memasukkannya ke dalam otot tubuh, sedangkan intravena memberikan obat secara langsung ke dalam pembuluh darah. Kedua cara tersebut memiliki keuntungan dalam penyerapan dan reaksi obat yang lebih cepat dibanding subkut
menginjeksinya kedalam jaringan tubuh Pemberian parenteral meliputi empat tipe utama injeksi berikut : 1. Intramuscular (IM). Injeksi kedalam otot tubuh. 2. Intravena (IV). Suntikan kedalam vena 3. Subkutan (SC). Injeksi kedalam jaringan tepat dibawah lapisan dermis kulit. 4. Intradermal/Intracutan (ID/ IC). Injeksi kedalam dermis tepat dibawah epidermis. Pemberian Obat melalui Intramuskular (IM) Pemberian obat IM dilakukan dengan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot Tujuan Memasukkan obat melalui suntikan/injeksi sebagai pengobatan pada pasien yang tidak memungkinkan cara lain dan tidak bisa pemberian secara oral Cont’…. Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan agar absorpsi obat lebih cepat dibanding dengan pemberian secara subcutan karena lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh .
Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih
besar dibanding obat yang diberikan melalui subcutan Cont’…. Pemberian dengan cara ini dapat pula mencegah atau mengurangi iritasi obat. Namun perawat harus berhati-hati dalam melakukan injeksi secara intramuscular karena cara ini dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa nyeri dan rasa takut pada pasien. Pasien tidak sadar Pasien yang memerlukan obat dengan reaksi cepat Indikasi Pasien yang tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral Paha (vastus lateralis)
Ventrogluteal
Dorsogluteal
Lengan atas (deltoid)
Paha (vastus lateralis) Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area ini terletak antara sisi median anterior dan sisi midlateral paha.
Otot vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh
secara baik pada orang dewasa dan anak-anak
Bila melakukan injeksi pada bayi disarankan
menggunakan area ini karena pada area ini tidak terdapat serabut saraf dan pembuluh darah besar Lanjutan… Area : pada daerah 1/3 bagian tengah
Area ditentukan dengan cara membagi area
antara trokanter mayor sampai dengan kondila femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih areatengah untuk lokasi injeksi
Untuk melakukan injeksi, pasien diatur miring
atau duduk Ventrogluteal posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi karena tidak terdapat pembuluh darah dan saraf besar Area ini jauh dari anus sehingga tidak atau kurang terkontaminasi Dorsogluteal Dalam melakukan injeksi ini, perawat harus teliti dan hati-hati sehingga injeksi tidak mengenai saraf skiatik dan pembuluh darah
Dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-
anak diatas usia 3 tahun
Tidak boleh pada anak dibawah 3 tahun, karena
usia ini otot dorsogluteal belum berkembang Lanjutan….. Cara menentukan : membagi area menjadi kuadran-kuadran dan dipilih pada kuadran area atas 18 Lokasi IM….. Lengan atas (deltoid) posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkuan.
Mempunyai risiko besar terhadap bahaya tertusuknya
pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut saraf Lanjutan… Cara: meletakkan dua jari secara vertikal dibawah akromion dengan jari yang atas diatas akromion
Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion
24
Intra vena (IV)
IV adalah menyuntikkan obat dengan dosis tertentu langsung kedalam pembuluh darah. Cont’…. Pemberian obat secara intravena merupakan pemberian obat yang sangat berbahaya.
obat tersebut bereaksi dengan cepat karena
obat masuk kedalam sirkulasi klien secara langsung Tujuan Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral lain.
Untuk menghindari terjadinya kerusakan
jaringan
Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang
lebih besar Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika) Pada tungkai (vena saphenous) Lokasi Pada leher (vena jugularis) Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis) injeksi intravena dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya Kewaspadaan tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Perawat Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat setiap injeksi intravena sebaiknya dilakukan amat terlalu pesat. perlahan, antara 50-70 detik lamanya Pada seseorang dengan penyakit berat Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis)
Pasien tidak dapat minum
karena muntah
Kesadaran menurun dan
berisiko terjadi aspirasi Indikasi Kadar puncak obat dalam darah perlu segera dicapai, sehingga diberikan melalui injeksi bolus (suntikan langsung ke pembuluh balik/vena) hipoglikemia berat dan mengancam nyawa, pada penderita diabetes mellitus Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi injeksi intravena.
Daerah lengan bawah pada
pasien gagal ginjal, kerana lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula Kontraindikasi arteri – vena (A – V shunt) pada tindakan hemodaliasis (cuci darah). Meminta pasien untuk menggenggam tangannya dan memasang tourniquet 10-12 cm diatas vena yang akan disuntik sampai vena terlihat jelas
Melakukan desinfeksi menggunakan kapas
alkohol pada daerah yang akan disuntik dan biarkan kering sendiri
Memasukkan jarum dengan posisi tepat
Cara menentukan yaitu lubang jarum menghadap keatas, jarum dan kulit membentuk sudut 20 ̊ tempat Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap penyuntikan sedikit untuk memeriksa apakah jarum sudah masuk kedalam vena yang ditandai dengan darah masuk kedalam tabung spuit (saat aspirasi jika ada darah berarti jarum telah masuk kedalam vena, jika tidak ada darah masukkan sedikit lagi jarum sampai terasa masuk di vena)
Buka tourniquet dan anjurkan pasien
membuka kepalan tangannya, masukkan obat secara perlahan jangan terlalu cepat Hal Yang perlu diperhatikan saat pemberian obat IM dan IV Oleh karena injeksi menakutkan klien, maka usahakan agar klien tidak menjadi takut dengan memberikan penjelasan. Perhatikan teknik aseptik dan anti septik baik pada alat-alat maupun cara kerja. Jangan salah memberikan obat atau salah memberikan kepada klien lain. Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat disuntikan dan dicatat serta laporkan