Anda di halaman 1dari 35

2 RUTE

PERENTERAL

Rute parenteral adalah memberikan obat dengan


menginjeksinya kedalam jaringan tubuh
Pemberian parenteral meliputi empat tipe utama
injeksi berikut :
1. Intramuscular (IM). Injeksi kedalam otot tubuh.
2. Intravena (IV). Suntikan kedalam vena
3. Subkutan (SC). Injeksi kedalam jaringan tepat
dibawah lapisan dermis kulit.
4. Intradermal/Intracutan (ID/ IC). Injeksi kedalam
dermis tepat dibawah epidermis.
Pemberian Obat melalui
Intramuskular (IM)
Pemberian obat IM dilakukan dengan cara
memasukkan obat ke dalam jaringan otot
Tujuan
Memasukkan obat melalui suntikan/injeksi
sebagai pengobatan pada pasien yang tidak
memungkinkan cara lain dan tidak bisa
pemberian secara oral
Cont’….
Pemberian obat dengan intramuscular bertujuan
agar absorpsi obat lebih cepat dibanding
dengan pemberian secara subcutan karena
lebih banyaknya suplai darah di otot tubuh .

Untuk memasukkan dalam jumlah yang lebih


besar dibanding obat yang diberikan melalui
subcutan
Cont’….
Pemberian dengan cara ini dapat pula
mencegah atau mengurangi iritasi obat. Namun
perawat harus berhati-hati dalam melakukan
injeksi secara intramuscular karena cara ini
dapat menyebabkan luka pada kulit dan rasa
nyeri dan rasa takut pada pasien.
Pasien tidak sadar
Pasien yang
memerlukan obat
dengan reaksi cepat
Indikasi
Pasien yang tidak
memungkinkan untuk
diberikan obat secara
oral
 Paha (vastus lateralis)

 Ventrogluteal

 Dorsogluteal

 Lengan atas (deltoid)


Paha (vastus lateralis)
Posisi klien terlentang dengan lutut agak fleksi. Area
ini terletak antara sisi median anterior dan sisi
midlateral paha.

Otot vastus lateralis biasanya tebal dan tumbuh


secara baik pada orang dewasa dan anak-anak

Bila melakukan injeksi pada bayi disarankan


menggunakan area ini karena pada area ini tidak
terdapat serabut saraf dan pembuluh darah besar
Lanjutan…
Area : pada daerah 1/3 bagian tengah

Area ditentukan dengan cara membagi area


antara trokanter mayor sampai dengan kondila
femur lateral menjadi 3 bagian, lalu pilih
areatengah untuk lokasi injeksi

Untuk melakukan injeksi, pasien diatur miring


atau duduk
Ventrogluteal
posisi klien berbaring miring, telentang, atau telentang
dengan lutut atau panggul miring dengan tempat yang
diinjeksi fleksi.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi karena tidak
terdapat pembuluh darah dan saraf besar
Area ini jauh dari anus sehingga tidak atau kurang
terkontaminasi
Dorsogluteal
Dalam melakukan injeksi ini, perawat harus teliti
dan hati-hati sehingga injeksi tidak mengenai
saraf skiatik dan pembuluh darah

Dapat digunakan pada orang dewasa dan anak-


anak diatas usia 3 tahun

Tidak boleh pada anak dibawah 3 tahun, karena


usia ini otot dorsogluteal belum berkembang
Lanjutan…..
Cara menentukan : membagi area menjadi
kuadran-kuadran dan dipilih pada kuadran area
atas
18
Lokasi IM…..
Lengan atas (deltoid)
posisi klien duduk atau berbaring datar dengan lengan
bawah fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau
pangkuan.

Mempunyai risiko besar terhadap bahaya tertusuknya


pembuluh darah, mengenai tulang atau serabut saraf
Lanjutan…
Cara: meletakkan dua jari secara vertikal
dibawah akromion dengan jari yang atas diatas
akromion

Lokasi injeksi adalah 3 jari dibawah akromion


24

Intra vena (IV)


 IV adalah menyuntikkan obat dengan
dosis tertentu langsung kedalam
pembuluh darah.
Cont’….
Pemberian obat secara intravena merupakan
pemberian obat yang sangat berbahaya.

obat tersebut bereaksi dengan cepat karena


obat masuk kedalam sirkulasi klien secara
langsung
Tujuan
Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
diabsorbsi daripada dengan injeksi parenteral
lain.

Untuk menghindari terjadinya kerusakan


jaringan

Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang


lebih besar
Pada lengan (vena
basalika dan vena
sefalika)
Pada tungkai (vena
saphenous)
Lokasi Pada leher (vena
jugularis)
Pada kepala (vena
frontalis atau vena
temporalis)
injeksi intravena dapat
mengakibatkan terganggunya
zat-zat koloid darah dengan
reaksi hebat, karena dengan
cara ini “benda asing”
langsung dimasukkan ke
dalam sirkulasi, misalnya
Kewaspadaan tekanan darah mendadak
turun dan timbulnya shock.
Perawat
Bahaya ini lebih besar bila
injeksi dilakukan terlalu cepat,
sehingga kadar obat setempat
dalam darah meningkat
setiap injeksi intravena
sebaiknya dilakukan amat terlalu pesat.
perlahan, antara 50-70
detik lamanya
Pada seseorang dengan
penyakit berat  Misalnya
pada kasus infeksi bakteri
dalam peredaran darah
(sepsis)

Pasien tidak dapat minum


karena muntah

Kesadaran menurun dan


berisiko terjadi aspirasi
Indikasi
Kadar puncak obat dalam
darah perlu segera dicapai,
sehingga diberikan melalui
injeksi bolus (suntikan
langsung ke pembuluh
balik/vena)  hipoglikemia
berat dan mengancam nyawa,
pada penderita diabetes
mellitus
Inflamasi (bengkak, nyeri,
demam) dan infeksi di lokasi
injeksi intravena.

Daerah lengan bawah pada


pasien gagal ginjal, kerana
lokasi ini akan digunakan
untuk pemasangan fistula
Kontraindikasi arteri – vena (A – V shunt)
pada tindakan hemodaliasis
(cuci darah).
Meminta pasien untuk menggenggam
tangannya dan memasang tourniquet 10-12
cm diatas vena yang akan disuntik
sampai vena terlihat jelas

Melakukan desinfeksi menggunakan kapas


alkohol pada daerah yang akan disuntik
dan biarkan kering sendiri

Memasukkan jarum dengan posisi tepat


Cara menentukan yaitu lubang jarum menghadap keatas,
jarum dan kulit membentuk sudut 20 ̊
tempat
Lakukan aspirasi yaitu tarik penghisap
penyuntikan sedikit untuk memeriksa apakah jarum
sudah masuk kedalam vena yang ditandai
dengan darah masuk kedalam tabung spuit
(saat aspirasi jika ada darah berarti jarum
telah masuk kedalam vena, jika tidak ada
darah masukkan sedikit lagi jarum sampai
terasa masuk di vena)

Buka tourniquet dan anjurkan pasien


membuka kepalan tangannya, masukkan
obat secara perlahan jangan terlalu cepat
Hal Yang perlu diperhatikan
saat pemberian obat IM dan IV
Oleh karena injeksi menakutkan klien, maka
usahakan agar klien tidak menjadi takut dengan
memberikan penjelasan.
Perhatikan teknik aseptik dan anti septik baik pada
alat-alat maupun cara kerja.
Jangan salah memberikan obat atau salah
memberikan kepada klien lain.
Perhatikan reaksi-reaksi klien setelah dapat
disuntikan dan dicatat serta laporkan

Anda mungkin juga menyukai