Anda di halaman 1dari 6

Injection Techniques

1. Intramuskuler (IM): Obat diinjeksikan ke dalam lapisan otot. Resorpsi obat terjadi 10-30 menit.
Obat yang sering diberikan (vitamin, vaksin, antibiotic, antipiretik, hormone, dsb).
2. Subkutan (SC): Obaj diinjeksikan ke dalam lapisan lemak di bawah kulit. Resorpsi obat berjalan
lambat. Obat yang sering diberikan (insulin, anestesi local).
3. Intradermal/Intrakutan (IC): Obat diinjeksikan ke dalam lapisan kulit bagian atas, sehingga akan
timbul indurasi kulit, sering dilakukan untuk tindakan skin test, tes tuberculin/ Mantoux test.
4. Intravena (IV): Diinjeksikan langsung ke vena sehingga menghasilkan efek cepat, dalam waktu
18 detik (waktu 1 kali peredaran darah) obat sudah ke seluruh jaringan. Obat yang disuntikkan
mis. Bermacam-macam antibiotika.

PERSIAPAN
1. Persiapan dan identifikasi pasien
2. Review and confirmation from the rights of medication Administration record
 Right patient
 Right drug
 Right dose
 Right site (route & method)
 Right timing
3. Counseling the patient
4. Consent
5. Choose an appropriate site for injection
ALAT
a. Kapas alcohol
b. Sarung tangan
c. Obat yang diinjeksikan
d. Needles and syringe
A. INJEKSI INTRAMUSKULER  panjang jarum biasanya 1-1.5” dengan ukuran jarun 20-22
 Lokasi Injeksi
a. Regio gluteus
 Dorsogluteal – gluteus maximus muscle. Perlu diperhatikan untuk menghindari
kerusakan sciatic nerve dan pembuluh darah area sekitar.
 Ventrogluteal – safer option which accesses the gluteus medius muscle (primary
location for IM it avoids all major neres and blood vessels).
b. Regio Superior lateral femur  Vastus lateralis – titik injeksi kurang lebih berada di
antara 5 jari di atas lutut sampai 5 jari di bawah lipatan inguinal.
*pada orang dewasa terletak pada sepertiga tengah paha bagian luar. Pada bayi dan
orang tua, kadang-kadang kulit di atasnya perlu ditarik atau sedikit dicubit untuk
membantu jarum mencapai kedalaman yang tepat.
*Merupakan area injeksi IM pilihan pada bayi baru lahir (dosis 1/2nya dari dewasa)
c. Regio Deltoid pertengahan regio deltoid, 3 jari di bawah sendi bahu – preferred site
for vaccination in adult

PROSEDUR (Z Tracking)

 Mencuci tangan
 Swab for 30s
 Regangkan kulit di atas area injeksi dengan teregangnya kulit, maka secara mekanis akan
membantu mengurangi sensitivitas ujung-ujung saraf permukaan kulit.
 Spuit dipegang dengan ibu jari dan telunjuk tangan kanan
 Jarum ditusukkan dengan cepat melalui kulit dan subkutan sampai ke dalam otot dengan
jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit 90°, bevel jarum menghadap ke atas
 Lakukan aspirasi untuk mengetahui apakah jarum mengenai pembuluh darah atau tidak
 Injeksikan obat dengan ibu jari tangan kanan mendorong plunger perlahan-lahan (10s per
milliliter), jari telunjuk dan jari tengah menjepit barrel tepat di bawah kait plunger
 Setelah obat diinjeksikan seluruhnya, Tarik jarum keluar dengan arah yang sama dengan arah
masuknua jarum dan masase area injeksi secara sirkuler menggunakan kapas alcohol kurang
lebih 5s
 Buang jarum ke tempat yang sesuai
 Assessment setelah injeksi

B. INJEKSI SUBKUTAN
Obat yang diinjeksikan secara subkutan biasanya yang kecepatan absorpsinya dikehendaki lebih
lambat dan efeknya diharapkan bertahan lebih lama. Injeksi SC dapat dilakukan di hampir seluruh
area tubuh, tetapi tempat yang dipilih biasanya deltoid, vastus lateralis atau gluteus. Area
abdomen (kecuali 2 inch area pusar)

PROSEDUR
 Pilih area injeksi
 Sterilkan area/ swab dengan kapas alcohol dengan Gerakan memutar dari pusat ke tepi
 Stabilkan area injkesi dengan mencubit di sekitar tempat injeksi dengan ibu jari dan jari
telunjuk tangan tidak dominan dengan tidak menyentuh tempat injeksi
 Pegang spuit dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan satunya, bevel jarum menghadap ke atas.
 Jarum ditusukkan dengan arah jarum 45°
 Lepaskan cubitan dengan tetap menstabilkan posisi spuit
 Injeksikan obat dengan menekan puller dengan ibu jari secara perlahan dan stabil
 Tarik jarum keluar tetap dengan suduh 45°
 Letakkan kapas alcohol di atas bekas tusukan
 Berikan Masase perlakan di atas area suntikan untuk membantu merapatkan kembali jaringan
bekas suntikan dan meratakan obat sehingga lebih cepat di absorpsi
C. INTRAKUTAN/ INTRADERMAL – tempat injeksi pada area medial/ volair dari regio
antebrachii
PROSEDUR

 Posisi pasien: duduk dengan siku kanan difleksikan, telapak tangan pada posisi supinasi,
sehingga permukaan volair regio antebrachia terekspos
 Tentukan area injeksi
 Lakukan sterilisasi area injeksi dengan kapas alcohol
 Fiksasi kulit: menggunakan ibu jari tangan kiri, regangkan kulit area injeksi
 Pegang spuit dengan dengan bavel menghadap ke atas. Jangan menempelkan ibu jari atau jari
lain di bawah spuit karena akan menyebabbkan sudut jarum lebih dari 15 derajat
 Jarum ditusukkan dengan sudut15°. Tanda bahwa ujung jarum tetap berada dalam dermis
adalah terasa sedikit tahanan. Bila tidak terasa berarti insersi terlalu dalam
 Obat diinjeksikan, seharusnya muncul indurasi kulit, yang menunjukkan bahwa obat berada
di antara jaringan intradermal
 Setelah obat diinjeksi, Tarik jarum keluar dengan arah yang sama dengan arah masuknya
jarum
 Jika tidak ada indurasi, ulangi prosedur injeksi di sisi lain
 Pasien diinstrusikan untuk tidak menggosok, menggaruk atau mencuci/ membasahi area
injeksi
 Test tuberculin: pasien diinstrusikan untuk kembali setelah 48-72 jam untuk dilakukan
evaluasi hasil tes
 Skin test/ allergy test: reaksi akan muncul dalam beberapa menit, berupa kemerahan pada
kulit di sekitar tempat injeksi

D. INJEKSI INTRAVENA
Injeksi intravena dapat dilakukan secara :
a. Bolus: sejumlah kecil obat diinjeksikan sekaligus ke dalam pembuluh darah menggunakan
spuit perlahan-lahan.
b. Infus intermiten: sejumlah kecil obat dimasukkan ke dalam vena melalui cairan infus dalam
waktu tertentu, misalnya Digoksin dilarutkan dalam 100 mL cairan infus yang diberikan
secara intermiten).
c. Infus kontinyu: memasukkan cairan infus atau obat dalam jumlah cukup besar yang
dilarutkan dalam cairan infus dan diberikan dengan tetesan kontinyu
Area vena yang dipilih antara lain vena mediana cubitii dengan alasan lokasi superficial, terfiksir
dan mudah dimunculkan. Untuk infus intermiten dan kontinyu dipilih vena yang lurus (menetap)
dan paling distal atau dimasukkan melalui jalur intravena yang sudah terpasang.

PROSEDUR

 Tidak boleh ada gelembung udara di dalap spuit


 Melakukan pemasangan torniket 2-3 inchi di atas vena tempat injeksi akan dilakukan
 Melakukan desinfeksi lokasi secara sirkuler, dari dalam ke arah luar dengan kapas alcohol
 Spuit dipegang dengan tangan kanan, bavel menghadap ke atas
 Jarum ditusukkan dengan sudut 15°-20°
 Lakukan aspirasi, bila darah yang mrngalir ke spuit berwarna merah terang, sedikit berbuih,
dan memiliki tekanan, berarti tusukan terlalu dalam dan ujung jarum masuk ke dalam lumen
arteri. Segera Tarik jarum dan langsung lakukan penekanan di bekas lokasi injeksi. Bila
sebaliknya berarti ujung jarum benar telah berada di dalam vena
 Setelah terlihat darah memasuki spuit, lepaskan torniket secara perlahan dan tekan plunger
dengan perlahan sehingga isi spuit memasuki pembuluh darah
 Setelah semua obat masuk Tarik jarum keluar sesuai dengan arah masuknya jarum
 Tekan lokasi tusukan dengan kapas kering sampai tidak lagi mengeluarkan darah, kemudian
pasang plester
 Observasi hasil injeksi

DAFTAR PUSTAKA
Gutierrez, P., Munakomi, S., & Javier. (2023). Intramuscular Injection. Retrieved from
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK556121/
Hermasari, B. K., Ariningrum, D., Subandono, J., Mulyani, S., & Hastut, H. (2019). Buku Pedoman
Keterampilan Klinis Injeksi dan Pungsi. Retrieved from
https://skillslab.fk.uns.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/smt-4-KETERAMPILAN-INJEKSI-
DAN-PUNGSI-2019.pdf
Jeniffer, K., & Mannheim. (2021). Subcutaneous (SQ) injections. Retrieved from
https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000430.html
University of Glasgow . (n.d.). Injection Techniques Clinical Skills Guidance. Retrieved from
https://www.gla.ac.uk/media/Media_678206_smxx.pdf

Anda mungkin juga menyukai