Anda di halaman 1dari 20

WARNING !!

IT’S ALL ABOUT


INJECTION..!
IV, IM, SC, IC
PENTING!
PEMBERIAN OBAT YANG AMAN DAN AKURAT
ADALAH TANGGUNG JAWAB PENTING BAGI
SEORANG TENAGA MEDIS.
PRINSIP PEMBERIAN OBAT

01 BENAR KLIEN 02 BENAR OBAT

03 BENAR DOSIS 04 BENAR WAKTU

BENAR
05 BENAR CARA 06 DOKUMENTASI
INJEKSI !
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk yang
harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan secara
parental, suntikan dengan cara menembus, atau merobek jaringan ke dalam
atau melalui kulit atau selaput lendir
Tujuan
Injeksi bertujuan untuk memasukkan obat ke dalam tubuh penderita. Pemberian obat secara injeksi
dilakukan bila :
1. Dibutuhkan kerja obat secara kuat, cepat dan lengkap.
2. Absorpsi obat terganggu oleh makanan dalam saluran cerna atau obat dirusak oleh asam lambung,
sehingga tidak dapat diberikan per oral.
3. Obat tidak diabsorpsi oleh usus.
4. Pasien mengalami gangguan kesadaran atau tidak kooperatif.
5. Akan dilakukan tindakan operatif tertentu (misalnya dilakukan injeksi infiltrasi zat anestetikum
sebelum tindakan bedah minor untuk mengambil tumor jinak di kulit).
6. Obat harus dikonsentrasikan di area tertentu dalam tubuh (misalnya injeksi kortikosteroid intra-
artrikuler pada artritis, bolus sitostatika ke area tumor)
TEKNIK INJEKSI
01 INJEKSI INTRA MUSKULER (IM)

02 INJEKSI INTRA VENA (IV)

03 INJEKSI SUBCUTAN (SC)

04 INJEKSI INTRA CUTAN (IC)


INJEKSI INTRA MUSCULER (IM)
• Injeksi ini dilakukan dengan menyuntikkan obat pada
jaringan otot.
• Askularisasi pada otot lebih baik daripada sub kutan
sehingga absorbsi pada jaringan otot akan lebih cepat.
Absorbsi obat cair pada IM akan terjadi sekitar 10-30
menit sedangkan secara SC bisa mencapai 30-60
menit.
• Jarum yang dipergunakan adalah no. 21-23 (1,5 inci)
sedangkan untuk klien kurus digunakan jarum dengan
ukuran yang lebih kecil dan lebih pendek. Untuk klien
anak menggunakan jarum ukuran 1 inci.
• Sudut penyuntikan 90̊ dengan melewati lapisan SC
hingga masuk ke lapisan otot dalam.
AREA PENYUNTIKAN IM
OTOT
OTOT DELTOID OTOT SUPERIOR
DORSOGLUTEAL
Pasien dalam posisi duduk. Lokasi LATERAL FEMUR
injeksi biasanya di pertengahan regio Posisi pasien paling baik adalah
deltoid, 3 jari di Merupakan area injeksi
berbaring tengkurap dengan regio
bawah sendi bahu intramuskuler pilihan pada bayi
gluteus terpapar
baru lahir. Pada pasien dewasa
Posisi pasien dalam keadaan
OTOT duduk atau berdiri dengan bagian
VENTROGLUTEAL kontralateral tubuh ditopang secara
stabil
Posisi Paling jarang digunakan
PROSEDUR INJEKSI IM
● Mempersiapkan alat-alat dan mengatur posisi pasien
● Menjaga privasi klien dengan menutup tirai atau pintu.
● Mencuci tangan dan gunakan sarung tangan
● Bersihkan tempat penyuntikan dengan kapas alkohol. Mengusap sekali
searah atau secara sirkuler arah ke luar sekitar 5 cm.
● Buka tutup spuit dan pegang spuit dengan tangan dominan (antara ibu
jari dan telunjuk). Pertahankan area steril lokasi penusukan
● Tusukkan jarum spuit dengan sudut 90̊. Setelah jarum masuk ke dalam
jaringan kulit, pindahkan tangan non dominan ke bagian bawah spuit
untuk memegang spuit (memfiksasi spuit agar posisi jarum tidak
bergerak) dan tangan dominan pindah ke bagian plunger untuk
mengaspirasi.
● Dengan tangan dominan aspirasi spuit untuk memastikan jarum tidak
menusuk pembuluh: Jika tidak terdapat darah pada saat spuit diaspirasi,
maka injeksikan obat tersebut dengan kecepatan 10 ml/detik. Jika
terdapat darah, segera cabut spuit dengan meletakkan kapas alkohol
(yang dipegang dengan tangan non dominan) di ujung spuit (untuk
menahan darah ke luar
● Setelah jarum tercabut, usap area penyuntikan dengan kapas alkohol
dengan sedikit menekan.
● Rapikan alat dan cuci tangan, serta dokumentasikan.
INJEKSI INTRA VENA
Injeksi intravena dbiasanya dilakukan terhadap pasien yang dirawat
di rumah sakit. Injeksi intravena dapat dilakukan secara:
● Bolus : sejumlah kecil obat diinjeksikan sekaligus ke dalam
pembuluh darah menggunakan spuit perlahan-lahan
● Infus intermiten : sejumlah kecil obat dimasukkan ke dalam
vena melalui cairan infus dalam waktu tertentu, misalnya
Digoksin dilarutkan dalam 100 mL cairan infus yang diberikan
secara intermiten
● Infus kontinyu : memasukkan cairan infus atau obat dalam
jumlah cukup besar yang dilarutkan dalam cairan infus dan
diberikan dengan tetesan kontinyu
PROSEDUR INJEKSI INTRA VENA
● Tidak boleh ada gelembung udara di dalam spuit. Partikel 3. Bila darah yang mengalir masuk ke dalam spuit
obat benar-benar harus terlarut sempurna berwarna merah gelap, tidak berbuih dan tidak memiliki
● Melakukan pemasangan torniket 2 – 3 inchi di atas vena tekanan, berarti ujung jarum benar telah berada di
tempat injeksi akan dilakukan dalam vena. Lanjutkan dengan langkah berikutnya.
● Melakukan desinfeksi lokasi pungsi secara sirkuler, dari ● Setelah terlihat darah memasuki spuit, lepaskan torniket
dalam ke arah luar dengan alkohol 70%, biarkan mengering dengan hati-hati (supaya tidak menggeser ujung jarum dalam
● Spuit dipegang dengan tangan kanan, bevel jarum vena) dan tekan plunger dengan sangat perlahan sehingga isi
menghadap ke atas. spuit memasuki pembuluh darah.
● Jarum ditusukkan dengan sudut 150 – 30̊ terhadap ● Setelah semua obat masuk ke dalam pembuluh darah pasien,
permukaan kulit ke arah proksimal sehingga obat yang tarik jarum keluar sesuai dengan arah masuknya.
disuntikkan tidak akan mengakibatkan turbulensi ataupun ● Tekan lokasi tusukan dengan kapas kering sampai tidak lagi
pengkristalan di lokasi suntikan mengeluarkan darah, kemudian pasang plester.
● Lakukan aspirasi percobaan.
1. Bila tidak ada darah, berarti ujung jarum tidak
masuk ke dalam pembuluh darah.
2. Bila darah mengalir masuk ke dalam spuit, berwarna
merah terang, sedikit berbuih, dan memiliki tekanan,
berarti tusukan terlalu dalam dan ujung jarum masuk
ke dalam lumen arteri. Segera tarik jarum dan
langsung lakukan penekanan di bekas lokasi injeksi
tadi.
INJEKSI SUBKUTAN
Obat diinjeksikan ke dalam jaringan di bawah kulit
(subkutis). Obat yang diinjeksikan secara subkutan
biasanya adalah obat yang kecepatan absorpsinya
dikehendaki lebih lambat dibandingkan injeksi
intramuskuler atau efeknya diharapkan bertahan lebih
lama
LOKASI INJEKSI SUBKUTAN
Injeksi subkutan dapat dilakukan di hampir seluruh area tubuh, tetapi tempat yang dipilih
biasanya:

01 02 03
Permukaan anterior
Lengan Bagian Atas paha (Vastus Area Bokong
(deltoid) Lateralis) (Gluteus)

Area deltoid dipilih bila volume obat yang diinjeksikan sebanyak 0.5 – 1.0 mL atau kurang.
Jika volume obat lebih dari itu (sampai maksimal 3 mL) biasanya dipilih di area vastus
lateralis
PROSEDUR INJEKSI SC
• Sterilkan area injeksi dengan kapas alkohol • Lepaskan cubitan dengan tetap
70% dengan gerakan memutar dari pusat menstabilkan posisi spuit.
ke tepi. • Aspirasi untuk mengetahui apakah
• Buka tutup jarum dengan menariknya ujung jarum masuk ke dalam pembuluh
lurus ke depan, letakkan tutup jarum pada darah atau tidak.
tray/ tempat yang datar. • Injeksikan obat dengan menekan
• Stabilkan area injeksi dengan mencubit
plunger dengan ibu jari perlahan dan
kulit di sekitar tempat injeksi dengan ibu
jari dan jari telunjuk tangan kiri. stabil, karena injeksi yang terlalu cepat
• Pegang spuit dengan ibu jari dan jari akan menimbulkan rasa nyeri.
telunjuk tangan kanan, bevel jarum • Tarik jarum keluar tetap dengan sudut
menghadap ke atas. 45̊ terhadap permukaan kulit. Letakkan
• Jarum ditusukkan menembus kulit, sampai kapas alkohol di atas bekas tusukan.
jaringan lemak di bawah kulit sampai • Berikan masase perlahan di atas area
kedalaman kurang lebih ¾ panjang jarum. suntikan untuk membantu merapatkan
Arah jarum pada injeksi subkutan adalah kembali jaringan bekas suntikan dan
membentuk sudut 45̊ terhadap permukaan meratakan obat sehingga lebih cepat
kulit. diabsorpsi.
GAMBARAN INJEKSI SC
INJEKSI INTRA CUTAN

Pada injeksi Intradermal, obat disuntikkan ke dalam lapisan atas


dari kulit.
Teknik injeksi Intradermal sering merupakan bagian dari prosedur diagnostik, misalnya tes tuberkulin,
atau tes alergi (skin test)
LOKASI INJEKSI INTRA CUTAN

Panjang jarum yang dipilih adalah ¼ - 1/2” dan spuit


ukuran 26. Biasanya yang sesuai ukuran itu adalah spuit
tuberkulin atau spuit insulin
Tempat injeksi yang dipilih biasanya bagian medial/
volair dari regio antebrachii
PROSEDUR INJEKSI INTRA CUTAN
• Tentukan area injeksi. • Obat diinjeksikan, seharusnya muncul
• Lakukan sterilisasi area injeksi dengan kapas indurasi kulit, yang menunjukkan bahwa
alkohol obat berada di antara jaringan intradermal
• Fiksasi kulit : menggunakan ibu jari tangan kiri, • Setelah obat diinjeksikan seluruhnya, tarik
regangkan kulit area injeksi, tahan sampai bevel jarum keluar dengan arah yang sama
jarum dinsersikan dengan arah masuknya jarum.
• Pegang spuit dengan tangan kanan, bevel jarum • Jika tidak terjadi indurasi, ulangi prosedur
menghadap ke atas. Jangan menempatkan ibu jari injeksi di sisi yang lain.
atau jari lain di bawah spuit karena akan • Pasien diinstruksikan untuk tidak
menyebabkan sudut jarum lebih dari 150 sehingga menggosok, menggaruk atau mencuci/
ujung jarum di bawah dermis. membasahi area injeksi.
• Jarum ditusukkan membentuk sudut 150 terhadap
permukaan kulit, menelusuri epidermis. Tanda
bahwa ujung jarum tetap berada dalam dermis
adalah terasa sedikit tahanan. Bila tidak terasa
adanya tahanan, berarti insersi terlalu dalam,
tariklah jarum sedikit ke arah luar
01 02
Munculnya efek yang
diharapkan
OBSERVASI Reaksi spesifik

SETELAH
INJEKSI
03
Komplikasi dari obat
yang disuntikkan
THANKS

Anda mungkin juga menyukai