PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat obatan yang aman . Perawat
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di luar batas
yang direkomendasikan . Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka
memberikan obat yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat
bertanggung jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat
seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians Desk Reference (PDR), dan sumber
daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat jika merasa tidak jelas
mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan , kontraindikasi , dosis , efek samping yang
mungkin terjadi , atau reaksi yang merugikan dari pengobatan ( Kee and Hayes, 1996 ).
Page 1
1.3. Tujuan
Page 2
BAB II
PEMBAHASAN
Persiapan obat per oral dan cara lainnya merupakan hal yang penting.
1. Kartu pesanan obat harus diperiksa secara hati- hati tentang
pesanan obatnya. Se b e l u m m e n g a m b i l m e n g e l u a r k a n o b a t ,
p e r a w a t h a r u s m e n c o c o k k a n k a r t u pesanan obat dengan label
pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca tiga kali untuk
Page 3
menyakinkan obat yang diberi tepat. Pada saat botol obat
diambil dari a l m a r i , p a d a s a a t m e n c o c o k k a n d e n g a n k a r t u
p e s a n a n o b a t , p a d a s a a t dikembalikan.
2. Obat dalam bentuk cair dituangkan menjauhi sisi label, sejajar
dengan mata pada permukaan yang datar. Sebelum mengembalikan
obat ke dalam almari atau lemari es, perawat harus mengusap bibir
botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label. Tablet dan
kapsul dikeluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada
mangkok yang dialasi kertas untuk diberikan pada pasien.
Page 4
C. Pemberian obat secra parental
a. Suntikan Intramuskuler
Suntikan intra muskuler adalah menyuntikkan obat kedalam jaringan otot.
Tujuan untuk mendapatkan reaksi setempat, mendapatkan dan menambahkan
kekebalan misalnya,suntikan BCG
Tempat Suntikan:
Di lengan bawah.
Bagian lengan bawah sepertiga dari lekukan siku, dua pertiga dari
pergelangan tangan, pada kulit yang sehat, jauh dari pembulu
darah (untuk Mauntox)
Di lengan atas.
Jari di bawah sendi bahu di tengah-tengah, daerah muskulus
deltoideus, (untuk BCG)
b. Suntikan subkutan
Yang dimaksud suntikan sub kutan adalah menyuntikkan obat di bawah kulit.
Tempat Suntikan:
Pada lengan atas sebelah luar 1/3 bagian dari bahu
Pada paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul
Pada daerah perut sekitar pusat (umbilicus), skapula,ventrogluteal dan
dorsogluteal
c. Suntikan Intramuskuler
Yang dimaksud suntikan intra muskuler adalah menyuntikkan obat kedalam
jaringan otot
Tempat Suntikan:
Otot bokong.
Muskulus gluteus maximus (kanan dan kiri) yang tepat adalah pada 1/3
bagian dari spina iliaca anterior superior ke tulang ekor
Otot paha bagian luar.
Otot pangkal lengan.
d. Suntikan Intravena.
Yang dimaksud dengan suntikan intravena adalah menyuntikan cairan obat ke
vena. Tujuan suntikan intravena adalah mempercepat reaksi, karena obat langsung
masuk ke peredarandarah
Tempat Suntikan:
Pada vena yang dangkal dan dekat dengan tulang,
Pada lengan
Page 5
Pada tungkai
Pada leher
Pada kepala
Page 6
2.2. Peran Perawat dalam Pemberian Obat
Peran perawat dalam pemberian obat adalah sebagai berikut :
1) Sebagai Pelaksana
Artinya seorang perawat dapat melaksanakan tindakan keperawatan ( tindakan
kolaborasi )dalam pemberian obat dengan perinsip 5 T & 1 W, dan 5 B.
2) Sebagai Pengelola
Dapat mengatur pemeliharaan, tempat persediaan / penyimpanan obat.
3) Sebagai Pendidik
Dapat menjelaskan kepada pasien tentang fungsi obat, reaksi dan efek samping
obat agar menimbulkan sikap kooperatif pasien.
4) Sebagai Peneliti
Dapat mengamati reaksi pasien setelah memberikan obat.
Page 7
1. Benar Klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien, dan
meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab
dengan nama sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadaan gelang
identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus diperiksa pada
setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadan gelang identifikasi hilang,
perawat harus memastikan identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi (sekolah,
kesehatan kerja, atau klinik berobat jalan), perawat juga bertanggung jawab untuk
secara tepat mengidentifikasi setiap orang pada saat memberikan pengobatan.
2. Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorang dokter,
dokter gigi, atau pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin praktik dengan
wewenang dari pemerintah. Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus
ditandatangani oleh dokter yang Perintah pengobatan mungkin diresepkan
menelepon dalam waktu 24 jam.
Komponen dari perintah pengobatan adalah :
tanggal dan saat perintah ditulis
nama obat
dosis obat
rute pemberian
frekuensi pemberian
tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Page 8
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah yang
tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada atau perintah pengobatan tidak lengkap,
maka obat tidak boleh diberikan dan harus segera menghubungi dokter tersebut untuk
mengklarifikasinya ( Kee and Hayes, 1996 ).
Perawat bertanggungjawab untuk mengikuti perintah yang tepat
Perawat harus menghindari kesalahan yaitu dengan membaca
label obat minimal 3x
Pada saat melihat botol atau kemasan obat
Sebelum menuang atau mengisap obat
Setelah menuang atau mengisap obat
Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa
Page 9
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari,
seperti b.i.d ( dua kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali
sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat dalam plasma dapat
dipertahankan. Obat-obat dengan waktu paruh pendek diberikan beberapa
kali sehari pada selang waktu yang tertentu.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t1/2). Obat yang
mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan unutk obat
yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu.
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah
makan atau bersama makanan.
Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
Page 10
6. Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan
selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan.
Page 11
seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan
pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian insulin atau warfarin
( Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).
9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa vital sign sebelum pemberian obat.
Page 12
Usia : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
Pola kebiasaan : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat,misalnya
dengan memakai air minum, pisang dan lain-lain.
Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat.
Page 13
2.4. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kolaborasi Pemberian Obat.
a. Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi dan tenang.
b. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika
mempersiapkan obat :
Saat mengambil obat
Saat membuka/menuang atau mencampur
Saat mengembalikan.
c. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan
dipakai.
d. Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar.
e. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.
f. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali
jelas ditugaskan kepada kita.
g. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
h. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah
memberikan obat.
i. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-masing
obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
j. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada
tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
k. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar dengan
mata.
l. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
m. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada yang
bertanggung jawab.
n. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.
Page 14
Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian obat:
a. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang memadai mengenai
obat.
b. Mendukung keefektivitasan obat.
c. Mengobservasi efek samping dan alergi obat
d. Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
e. Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
f. Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-obatan merupakan tanggung
jawab besar bagi perawat.
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan
pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat harus tidak
diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali pada saat kegawatan. Tanggung
jawab ini hanya bisa dilimpahkan dengan persetujuan dari petugas yang memiliki
wewenang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien
merupakan fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan
pertimbangan terhadap perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada
klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam
pemberian obat.
Page 15
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
3.2. Saran
Page 16
DAFTAR PUSTAKA
Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo
Park, Calofornia.
Page 17