Anda di halaman 1dari 16

DISKUSI

REFLEKSI
KASUS
By:
Aditya Nurcahyo, AMK & Whildawaty Nurul Ulfah, AMK
PASIEN DENGAN DIAGNOSA
EPILEPSI
Kasus :
Pasien NY. D dengan diagnose medis TLE (temporal lobe epilepsy) dengan riwayat kejang sejak
umur 3 bulan. Usia 3 bulan pasien mengalami kejang demam dengan semiologi
iktal mata mendelik ke atas, keempat ekstremitas kaku kelojotan, durasi > 5
menit. Post iktal tidak kembali ke kesadaran awal dan dirawat di ICU. Sejak saat
itu pasien sering kejang berulang, frekuensi >10 kali per hari. Karena tidak
terkontrol dengan OAE, pasien dilakukan lobektomi pada tahun 2017. Saat ini
rencana dilakukan pemasangan kembali tulang kepala dan dilakukan EEG
monitoring.
KELUHAN UTAMA SAAT INI
 Pasien dengan riwayat kejang sejak umur 3 bulan, sampai saat ini pasien mengatakan masih
ada kejang sebulan bisa 1-2 x, terakhir kejang 2 minggu yang lalu sebelum EEG monitoring,
rencana akan dilakukan pemasangan tempurung kepala.
 Pasien dilakukan monitoring EEG selama 3 x 24 jam, pasien mengatakan belum mengerti
bagaimana prosedur pemeriksaan monitoring, os mengatakan sedikit khawatir jika selama
dilakukan perekaman timbul banyak kejang seperti dulu. Sebelumnya pasien hanya melakukan
pemeriksaan EEG rutin beberapa kali, namun belum pernah melakukan pemeriksaan EEG
monitoring, selama pasien dilakukan monitoring tampak kejang lebih dari 20 x. Saat kejang
ke-4 ekstremitas kaku, kelojotan durasi kejang ± 3-5 menit, selama kejang os tidak sadar,
saturasi turun hingga 90%, saat di TTV didapat : TD 129/ 78 mmHg, HR: 119 x/m, RR: 8 x/m,
post iktal pasien belum sadar, dipanggil tidak menjawab dan belum bisa mengikuti perintah,
pasien mulai sadar setelah 15-20 menit pasca kejang. Pasien saat sadar mengatakan badan
berasa lemas dan seperti sesak.
RIWAYAT KESEHATAN
Riwayat kehamilan: normal Riwayat tumbuh kembang: Terganggu
Riwayat persalinan: Riwayat Pendidikan: SD
pervaginam dengan bantuan
vakum, tidak segera menangis

Riwayat Penyakit Keluarga : DM, hipertensi, jantung, sakit ginjal disangkal.


Nutrisi : tidak ada masalah dengan kebutuhan makan, tidak ada riwayat alergi pada makanan.
Riwayat psikososial : pasien merasa tidak percaya diri, jarang bermain dengan teman
seusianya karena merasa minder dan tidak percaya diri.

Alergi: tidak ada Obat : Depakote 1x1000mg, Carbamazepine 3x200mg,


Clobazam 2x10mg
PEMERIKSAAN PENUNJANG
GCS: E4M6V5
Pupil bulat isokor 3 mm/3 mm reaktif
N. Cranialis : kesan paresis negatif
Motorik: 5555/5555
5555/5555
R. Fisiologis +2/+2
+2/+2
R. Patologis babinsky negatif
Sensorik dan otonom baik
PENGKAJIAN FUNGSIONAL
 Pasien tidak ada keluhan, mobilisasi disekitar ruangan mampu mandiri, ADL mampu mandiri.
Tidak ada masalah dengan makan, bab maupun bak.
ANALISA DATA
No Data Masalah Etiologi
1. DS : Resiko cidera Kejang berulang
Sampai saat ini pasien mengatakan masih
ada kejang sebulan bisa 1-2 x.
DO :
Selama pasien dilakukan monitoring tampak
kejang lebih dari 20 x.
Saat kejang ke-4 ekstremitas kaku, kelojotan
durasi kejang ± 3-5 menit, selama kejang os
tidak sadar.
LANJUTAN ANALISA DATA…

No Data Masalah Etiologi


2. DS : Gangguan perfusi Gangguan transport O2
Pasien saat sadar mengatakan badan berasa jaringan cerebral ke otak
lemas dan seperti sesak.
DO :
Selama kejang os tidak sadar, saturasi turun
hingga 90%, saat di TTV didapat : TD 129/
78 mmHg, HR: 119 x/m, RR: 8 x/m.
Post iktal pasien belum sadar, dipanggil tidak
menjawab dan belum bisa mengikuti
perintah.
Pasien mulai sadar setelah 15-20 menit pasca
kejang.
LANJUTAN ANALISA DATA…

No Data Masalah Etiologi


3. DS : Anxietas Prosedur pemeriksaan EEG
Pasien mengatakan belum mengerti monitoring.
bagaimana prosedur pemeriksaan
monitoring, os mengatakan sedikit
khawatir jika selama dilakukan
perekaman timbul banyak kejang
seperti dulu.
DO :
Sebelumnya pasien hanya melakukan
pemeriksaan EEG rutin beberapa kali,
namun belum pernah melakukan
pemeriksaan EEG monitoring.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
1. Resiko cidera b/d kejang berulang ditandai oleh:
 DS : Sampai saat ini pasien mengatakan masih ada kejang sebulan bisa 1-2 x.
 DO : Selama pasien dilakukan monitoring tampak kejang lebih dari 20 x. Saat kejang ke-4
ekstremitas kaku, kelojotan durasi kejang ± 3-5 menit, selama kejang os tidak sadar.
2. Gangguan perfusi jaringan cerebral b/d gangguan transport O2 ke otak ditandai oleh:
 DS : Pasien saat sadar mengatakan badan berasa lemas dan seperti sesak.
 DO : Selama kejang os tidak sadar, saturasi turun hingga 90%, saat di TTV didapat : TD
129/ 78 mmHg, HR: 119 x/m, RR: 8 x/m. Post iktal pasien belum sadar, dipanggil tidak
menjawab dan belum bisa mengikuti perintah. Pasien mulai sadar setelah 15-20 menit
pasca kejang.
DIAGNOSA KEPERAWATAN LANJUTAN…

3. Anxietas b/d prosedur pemeriksaan EEG monitoring ditandai oleh:


DS : Pasien mengatakan belum mengerti bagaimana prosedur pemeriksaan monitoring, os
mengatakan sedikit khawatir jika selama dilakukan perekaman timbul banyak kejang seperti
dulu.
DO : Sebelumnya pasien hanya melakukan pemeriksaan EEG rutin beberapa kali, namun
belum pernah melakukan pemeriksaan EEG monitoring.
PERENCANAAN
KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
1. Setelah dilakukan tindakan Pantau aktivitas pasien selama monitoring.
keperawatan kepada Ny. D selama 3 Pasang kunci bed agar bed tidak geser.
x 24 jam diharapkan tidak terjadi Pasang penghalang tempat tidur.
cidera dengan kriteria:
Kejang terpantau tidak menimbulkan
cidera.
Selama kejang pasien aman tidak
jatuh dari tempat tidur.

2. Setelah dilakukan tindakan Monitor hemodinamik pasien.


keperawatan kepada Ny. D selama 3 Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan.
x 24 jam gangguan perfusi jaringan Posisikan pasien semifowler.
cerebral dapat diminimalkan dengan
kriteria:
Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi.
Saturasi meningkat.
PERENCANAAN KEPERAWATAN LANJUTAN…

No Diagnosa Tujuan Rencana tindakan


3. Setelah dilakukan tidakan keperawatan Kaji tingkat kecemasan pasien.
selama 1x24 jam diharapkan tingkat Berikan penjelasan tentang prosedur EEG
anxietas menurun dengan kriteria: monitoring.
Pasien tidak tampak gelisah. Gunakan penjelasan dengan bahasa yang
Perasaan cemas berkurang. mudah dimengerti dan dapat diterima.
Pasien dapat dilakukan perekaman sesuai Latih teknik relaksasi untuk mengurangi
prosedur EEG monitoring. cemas/ stress.
IMPLEMENTASI DAN
NO
EVALUASI
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1 Resiko cidera Memantau aktivitas pasien Subjektif:
b/d kejang selama monitoring. Pasien mengatakan tidak ada yang cidera pada dirinya
berulang Memasang kunci bed agar
bed tidak geser. Objektif:
Memasang penghalang Pasien tidak ada cidera.
tempat tidur. Tempat tidur terkunci dengan baik.
Penghalang tempat tidur terpasang dengan baik.

2 Gangguan Memonitor hemodinamik Subjektif:


perfusi jaringan pasien. Pasien mengatakan tidak ada sesak
cerebral b/d Memberikan oksigen
gangguan sesuai dengan kebutuhan. Objektif:
transport O2 ke Memberikan posisi Pasien tidak tampak sessak RR 17x/mnt
otak semifowler pada pasien. Pasien tidak takikardi N 78x/mnt
IMPLEMENTASI DAN
EVALUASI LANJUTAN
NO Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
3
3 Anxietas b/d prosedur Mengkaji tingkat kecemasan pasien. Subjektif:
pemeriksaan EEG Memberikan penjelasan tentang Pasien mengatakan bahwa
prosedur EEG monitoring. dirinya tidak cemas lagi
Menggunakan penjelasan dengan
bahasa yang mudah dimengerti dan Objektif
dapat diterima. Pasien tampak tidak cemas.
Melatih teknik relaksasi untuk
mengurangi cemas/ stress.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai