Anda di halaman 1dari 38

RANCANGAN APLIKASI UFC-H2 : SPGDT MOBILE VERSION

Diusulkan Oleh :
Balqis Rahmatulhusna 1611115503
Nursyamsi Setia Ningsih 1611110808
Lina Triwahyuni 1711110173

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU


PEKANBARU
2018
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : “Rancangan Aplikasi UFC-H2:


SPGDT Mobile Version”
2. Sub Tema : Teknologi pembaharuan dalam upaya
penanganan kegawat daruratan pada
anak.
3. Identitas Penulis
a. Nama Lengkap : Balqis Rahmatulhusna
b. NIM : 1611115503
c. Jurusan : Fakultas Keperawatan
d. Universitas/Institusi : Universitas Riau
e. Alamat Rumah dan No.Hp : Jl. Diponegoro IX no.
7/081261587676
f. Alamat Email : balqisrahmatulhusna@yahoo.com
4. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ns. Safri, M.Kep., Sp.Kep.MB
b. NIDN : 0009098502

Pekanbaru, 18 Maret 2019


Dosen Pembimbing Ketua

(Ns. Safri, M.Kep., Sp.Kep.MB) Balqis Rahmatulhusna


NIDN. 0009098502 1611115503
Wakil Dekan Bidang Akademik
dan Kemahasiswaan Fakultas Keperawatan
Universitas Riau

(Wan Nisfha Dewi, S.Kp., MNg., Ph.D)


NIP. 19750822 200112 2 2001

i
ABSTRAK

Rancangan Aplikasi UFC-H2 : SPGDT Mobile Version


Balqis Rahmatulhusna1, Nursyamsi Setia Ningsih2, Lina Triwahyuni3
Fakultas Keperawatan, Universitas Riau, Pekanbaru
balqisrahmatulhusna@yahoo.com

Kematian akibat kejadian gawat darurat pada anak memiliki prevalensi yang
tinggi di negara maju dan berkembang, termasuk Indonesia. Kondisi yang sering
menyebabkan kegawatdaruratan anak antrara lain tersedak, diare, luka bakar,
kejang demam, dan tenggelam. Hal ini terjadi karena keunikan yang dimiliki oleh
setiap anak. Dalam menangani kegawatdaruratan pada anak dan dewasa maka
dibentuk Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) oleh pemerintah
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 19 tahun 2016.
Penggunaan layanan ini belum optimal karena masyarakat hanya mengetahui
adanya sistem tanpa memahami penanganan pertama yang dapat dilakukan.
Penanganan pertama penting diketahui dan dilakukan oleh masyarakat dan orang
tua sebagai penemu awal saat kasus kegawatdaruratan terjadi pada anak.
Berdasarkan hal-hal tersebut, penulis tertarik membuat sebuah aplikasi khusus
kegawatdaruratan anak yang berbasis android. Aplikasi yang diadopsi dari
SPGDT oleh pemerintah ini, kami namakan “UFC-H2 (be Your First Child
Health Helper)”. Aplikasi ini berisikan materi dan panduan penanganan pertama
gawat darurat pada anak yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan orang tua.
Materi disusun sedemikian rupa berdasarkan evidenced based dan literatur yang
terpercaya. Dengan adanya aplikasi ini, diharapkan dapat membantu masyarakat
dan orang tua dalam melakukan penanganan pertama kegawatdaruratan pada anak
sehingga prevalensi kejadian menurun. Selain itu, diharapkan bisa mendukung
terpenuhinya Program Indonesia Sehat.

Kata kunci: SPGDT, Kegawatdaruratan anak, Teknologi

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas kehadirat Allah SWT karena karunia, rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
Rancangan Aplikasi UFC-H2 : SPGDT Mobile Version. Karya tulis ini merupakan
hasil studi pustaka.
Penulisan karya tulis ini juga tidak luput dari bantuan, bimbingan dan
dukungan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua kami yang selalu mendukung dan mendoakan.
2. Bapak Ns. Safri, M.Kep., Sp.Kep.MB sebagai dosen pembimbing yang
membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
3. Semua pihak yang terlibat dan telah membantu dalam penyelesaian karya
tulis ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ini tidak lepas dari
kesulitan, hambatan dan tantangan yang menjadikan karya tulis ini tidak lepas dari
kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan yang akan menyempurnakan karya tulis ini.

Pekanbaru, 17 Maret 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER
LEMBAR PENGESAHAN
...............................................................................................................................
i
ABSTRAK
...............................................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR
...............................................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
...............................................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR
...............................................................................................................................
v
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
...............................................................................................................................
1
1.2.Rumusan Masalah
...............................................................................................................................
4
1.3.Tujuan Penulisan
...............................................................................................................................
4
1.4. Manfaat Penulisan
...............................................................................................................................
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kegawatdaruratan pada Anak

iv
...............................................................................................................................
5
2.2 Public Safe Center (PSC)
...............................................................................................................................
7
III. METODOLOGI PENULISAN
3.1. Metode Pengumpulan Data dan Kerangka Gagasan
...............................................................................................................................
16
IV. PEMBAHASAN
4. 1. Analisis Masalah
...............................................................................................................................
17
4. 2. Sintesis
...............................................................................................................................
18
4. 3. Gambaran Aplikasi yang Akan Dikembangkan
...............................................................................................................................
19
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
...............................................................................................................................
20
5.2. Saran
...............................................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Logo Aplikasi......................................................................................


19
Gambar 1.2 Tampilan Pilihan Kasus......................................................................
19
Gambar 1.3 Konfirmasi Tanda & Gejala...............................................................
19
Gambar 1.4 Penanganan..........................................................................................
19
Gambar 1.5 Menu Bantuan......................................................................................
19
Gambar 1.6 Download Panduan.............................................................................
19

vi
DAFTAR GAMBAR

Bagan 1.1 Kerangka Gagasan..............................................................................


16

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi gawat darurat merupakan keadaan klinis dimana pasien
membutuhkan tindakan medis segera, guna penyelamatan nyawa serta
pencegahan kecacatan lebih lanjut (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia no.19/2016). Penanganan gawat darurat memiliki filosofi Time
Saving it’s Live Saving, artinya seluruh tindakan yang dilakukan pada saat
kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan efisien. Hal ini
mengingat pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam
hitungan menit saja. Berhenti nafas selama 2-3 menit pada manusia dapat
menyebabkan kondisi yang fatal yaitu kematian (Sutawijaya, 2009).
Kondisi gawat darurat dapat terjadi pada semua usia, dimana saja dan
kapan saja. Ini menandakan anak-anak tidak dapat terhindarkan dari kejadian
gawat darurat. Beberapa masalah gawat darurat yang umumnya terjadi pada
anak-anak yaitu : (1) tersedak, (2) diare, (3) kejang demam, (4) luka bakar
dan (5) Tenggelam.
Tersedak merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang sering
terjadi pada anak dan bayi. Kondisi ini harus segera ditangani karena bila
dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia)
dan dapat mengakibatkan kematian (Kalcare, 2014). Berbagai jenis benda
yang dapat mengakibatkan anak dan bayi tersedak yaitu makanan, minuman,
buah, permen, mainan dan lain-lain (Jones & Bartllet, 2010). Menurut World
Health Organization (WHO) sekitar 17.537 anak-anak berusia 3 tahun atau
lebih muda sangat rentan mengalami tersedak. Penyebabnya yaitu sebesar
59,5% berhubungan dengan makanan; 31,4% tersedak karena benda asing;
dan sebesar 9,1% penyebab tidak diketahui (Committee on injury, 2010). Di
Amerika Serikat, didapatkan prevalensi kasus umur < 1 tahun sebesar 11,6%;
usia 1 hingga 2 tahun sebesar 36,2%; dan usia 2 tahun hingga 4 tahun sebesar
29,4% (American Academy of Pediatrics , 2010).

1
Diare juga menjadi masalah gawat darurat pada anak-anak di seluruh
dunia. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit akibat diare itu sendiri
menjadi fokus perhatian karena muntah yang ditimbulkan. Angka rawat inap
penderita diare di negara berkembang lebih tinggi dibandingkan dengan
negara maju. Di Amerika Serikat, angka rawat inap 9/1000 setiap tahun untuk
anak dibawah 5 tahun. Di Inggris dan Australia, angka rawat inap 12-15/1000
setiap tahunnya. Sedangkan di China, angka rawat inap 26/1000 dalam
setahun (Chow dkk, 2010). Enam juta anak meninggal setiap tahun karena
diare, sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara berkembang. Sebagai
gambaran, di dunia 17% anak meninggal karena diare. Berdasarkan Riskesdas
2018, diare merupakan penyebab kematian bayi terbanyak yaitu 42% dan
25,2% umur 1-4 tahun (Subagyo dan Santoso, 2010).
Kejang demam merupakan kondisi gawat darurat yang sering terjadi
pada anak, kejang demam merupakan kejang yang terjadi pada anak usia
enam bulan sampai lima tahun yang diasosiasikan dengan demam tetapi tidak
disebakan infeksi intrakranial. Kejang demam ini merupakan kelainan
neurologis yang paling sering dijumpai pada anak. Kejadian kejang demam
ini paling banyak terjadi pada kelompok usia 13-24 bulan yaitu berkisar 45%
dari 45 anak yang terdiagnosis kejang demam (Hauser, 2010). Penelitian Tin
(1999) di Singapura menunjukkan 4,47% dari 30.754 kelahiran hidup pernah
mengalami kejang demam. Di Indonesia kejadian kejang demam berkisar
127.076 dari 23.512.851 balita tiap tahunnya. Angka kejadian kejang demam
di DIY pada tahun 2011 berkisar 715 kasus dari 216.253 balita dengan empat
diantaranya meninggal. Sedangkan di Kabupaten Bantul terdapat 421 kasus
dan terdapat dua balita meninggal diantaranya (Kemenkes, 2012).
Luka bakar merupakan suatu jenis cedera traumatik yang paling berat
dibandingkan dengan jenis trauma lainnya dengan tingkat morbiditas dan
mortalitas yang tinggi (Dunne & Rawlins, 2014). Menurut data dari World
Health Organization (2016), luka bakar merupakan masalah kesehatan
masyarakat yang sangat serius di seluruh dunia yang diiperkirakan setiap
tahunnya mencapai 265.000 kematian. Di RSUP Sanglah, didapatkan bahwa

2
angka mortalitas pasien luka bakar yang dirawat di Burn Unit selama periode
tahun 2013 sampai tahun 2014 sebesar 10,07 %.
Tenggelam (drowning) merupakan cedera oleh karena perendaman
(submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu
kurang dari 24 jam. Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari
24 jam maka disebut dengan istilah near drowning. Menurut World Health
Organization (WHO) 0,7% dari seluruh kematian didunia atau lebih dari
500.000 kematian setiap tahun disebabkan karena tenggelam. Pada tahun
2004 di seluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal karena tenggelam,
angka ini menempati urutan ke-3 kematian di dunia akibat cedera tidak
disengaja dan menurut Global Burden of Disease (GBD) bahwa angka
tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam
yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan transportasi laut, dan bencana
lainnya (Rifino dkk, 2011).
Oleh karena semakin meningkatnya angka kejadian gawat darurat
pada dewasa dan anak, pemerintah menetapkan dibentuknya sebuah sistem
yang dinamakan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT),
sebagaimana yang tertera dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 19 tahun 2016. Hal ini juga merupakan salah satu bagian
dari tiga pilar utama Program Indonesia Sehat yaitu penguatan pelayanan
kesehatan, diantaranya meliputi strategi peningkatan akses pelayanan
kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Akan tetapi penggunaan SPGDT ini belum optimal.
Berdasarkan permasalahan yang dilihat dari semakin meningkatnya
angka kegawatdaruratan pada anak dan keunikan masalah yang ditimbulkan,
penulis tertarik membuat rancangan aplikasi berjudul UFC-H2 (be Your First
Child Health Helper) berbasis android. Teknologi pembaharuan yang
dirancang dalam upaya penanganan kegawatdaruratan pada anak ini
disesuaikan dengan perkembangan revolusi industri yang berada pada tahap
4.0 Aplikasi ini ditujukan kepada seluruh lapisan masyarakat agar dapat
melakukan penanganan pertama pada kejadian gawat darurat anak sehingga
menurunkan angka kejadian yang ada.

3
1.2 Rumusan Masalah
SPGDT yang dibentuk oleh pemerintah saat ini tidak dipahami oleh
masyarakat. SPGDT hanya dipahami oleh petugas kesehatan, terutama di unit
gawat darurat. Sementara yang ditemukan adalah banyaknya kejadian
kegawatdaruratan di masyarakat, khususnya pada anak. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat atau orang tua adalah orang yang pertama kali menemui
kasus kegawatdaruratan pada anak. Oleh karena itu, penulis ingin membuat
aplikasi yang memudahkan masyarakat untuk melakukan penanganan awal
pada kasus kegawatdaruratan tersebut.

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Rancangan aplikasi ini bertujuan sebagai upaya penanganan
pertama bagi masyarakat yang mengalami kondisi gawat darurat pada
anak dengan berbasis teknologi informasi berupa aplikasi android.
2. Tujuan Khusus
Membantu pengguna memperoleh informasi mengenai penanganan
pertama kegawatdaruratan pada anak dengan cepat, mudah dan akurat.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi Pemerintah
Bermanfaat untuk mendukung program pemerintah dalam melakukan
pertolongan pertama pada kondisi gawat darurat dengan inovasi teknologi
SPGDT pada anak berbasis android sehingga mudah diterapkan dan
praktis bagi masyarakat.
2. Bagi Institusi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan sumbangan pemikiran
dan acuan bagi pengembangan ilmu keperawatan.
3. Bagi Masyarakat
Dapat menggunakan aplikasi secara mudah dan praktis dalam melakukan
aksi penanganan pertama dalam mengurangi angka kematian
kegawatdaruratan pada anak.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegawatdaruratan pada Anak


Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan
tindakan medis segera untuk penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
Korban atau pasien gawat darurat adalah orang yang berada dalam anacaman
kematian dan kecacatan yang memerlukan tindakan medis segera. Pengkajian
kegawatdaruratan pada umumnya menggunakan pendekatan A-B-C (Airway=
jalan nafas, Breathing= pernafasan dan Circulation= sirkulasi). dalam
memberikan pengkajian kegawatdaruratan sangat dianjurkan untuk
menggnakan APD (Alat Pelindung Diri) sebagai proteksi diri.
A. Airways (jalan nafas) pengkajian jalan nafas bertujuan untuk menilai
apakah jalan nafas paten (longgar) atau mengalami obstruksi total atau
parsial sambil mempertahankan tulang servikal. Pada kasus trauma dan
korban tidak sadar, posisi kepala headlit dan chin lift (hipereksitensi)
sedangkan pada kasus trauma kepala sampai dada harus terkontrol atau
mempertahankan tulang servikal posisi kepala. Pengkajian pada jalan
nafas dengan cara membuka mulut korban dan lihat; apakah ada
vokalisasi, muncul suara ngorok, apakah ada secret, darah, muntahan;
apakah ada benda asing seperti gigi yang patah; apakah ada bunyi stridor
(obstruksi dari lidah). Jika jalan nafas tidak efektif maka hal pertama yang
dilakukan adalah membabaskan jalan nafas.
B. Breathing (pernafasan)
Pengkajian pernafasan dilakukan dengan cara inspeksi, palapasi. Bila
diperlukan auskultasi dan perkusi. Inspeksi pada korban: jumlah, tipe dan
ritme pernafasan, kesimetrisan pengembangan dada, jejas/kerusakan kulit,
retraksi intercostalis. Palpasi dada koban: adanya nyeri tekan, adanya
penurunan ekspansi paru, auskultasi: bagaimanakah bunyi nafas (normal
atau vaskular menurun), adakah suara tambahan seperti ronchi , wheezing,
pleural frictionrub. Perkusi, dilakukan di daerah thorak dengan hati-hati,

5
beberapa hasil yang akan akan diperoleh adalah sebagai berikut: sonor
(normal), hipersonor atau timpani bila ada udara di thorak, pekak atau
dullnes bila ada konsolidasi atau cairan.
C. Circulation (Sirkulasi)
Pengkajian sirkulasi bertujuan untuk mengetahui dan menilai kemampuan
jantung dan pembuluh darah dalam memompa darah keseluruh tubuh.
Pengkajian sirkulasi meliputi: tekanan darah, jumlah nadi, keadaan akral,
dingin atau hangat, sianosis bendungan vena jugularis.

2.2 Public Safe Center (PSC)


Pelayanan gawat darurat adalah tindakan medis yang dibutuhkan
oleh korban/pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan
nyawa dan pencegahan kecacatan. Salah satu indikator mutu pelayanan
berupa respun time (waktu tanggap), dimana merupakan indikator proses
untuk mencapai indikator hasil yaitu kelangsungan hidup (Depkes, 2011).
Sistem penanggulangan gawat darurat terpadu yang selanjutnya disingkat
SPGDT adalah suatu mekanisme pelayanan korban/pasien gawat darurat yang
terintegrasi dan berbasiscall center dengan menggunakan kode akses
telekomunikasi 119 dengan melibatkan masyarakat. SPGDT bertujuan untuk
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kegawatdaruratan dan mempercepat
waktu penanganan (respon time) korban/pasien gawat darurat dan
menurunkan angka kematian serta kecacatan (Kemenkes, 2016).
PSC adalah pusat pelayanan yang menjamin kebutuhan masyarakat
yang menjamin kebutuhan masyarakat dalam hal-hal yang berhubungan
dengan kegawatdaruratan yang berada di kabupaten/kota yang merupakan
ujung tombak pelayanan untuk mendapatkan respon cepat. Adapun fungsi
PSC anatar lain : (1) Pemberi pelayanan korban/pasien gawat daurat dan/atau
pelapor melalui proses triase (pemilihan kondisi korban/pasien gawat
darurat); (2) Pemandu pertolongan pertama (First Aid); (3) Pengekuasi
korab/pasien gawat darurat; (4) Pengordinasi dengan fasislitas pelayanan
kesehatan (Kemenkes, 2016).
Public Safe Center (PSC) adalah layanan cepat tanggap darurat
kesehatan. Layanan ini dibentuk pada tahun 2016 bekerjasama dengan

6
kementrian perhubungan untuk membantu penanganan kesehatan terhadap
masyarakat yang tidak hanya berhubungan dengan kecelakaan tetapi juga
dalam situasi kritis. Menurut Meolek, PSC 119 dibentu untuk mempercepat
penanganan dan pertolongan pada korban yang membutuhkan pertolongan
segera (Kemenkes, 2016).
Adapun kegawatdaruratan pada anak antara lain :
1. Diare
Diare merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan
kematian tertinggi pada anak, terutama pada anak umur di bawah lima
tahun (balita). Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air
besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja
dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu
hari (Depkes, 2011). Diperkirakan di dunia terjadi 4 milyar kasus diare
pada anak balita setiap tahun, dengan kematian 1,5 juta balita. Sebagian
kematian tersebut terjadi di negara berkembang termasuk Indonesia
(Depkes, 2010). Penyakit diare adalah penyakit yang terjadi hampir di
seluruh belahan dunia dan bisa menyerang seluruh kelompok usia baik
laki-laki maupun perempuan. Tetapi, penyakit diare dengan tingkat
dehidrasi berat dan angka kematian paling tinggi banyak terjadi pada bayi
dan balita.
Diare pada balita dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani
secara serius, karena tubuh balita sebagian besar terdiri dari air. Sehingga
bila balitamengalami diare sangat mudah terjadi dehidrasi atau kekurangan
cairan yang dapat mengakibatkan kematian. Di negara berkembang
termasuk Indonesia anak-anak menderita diare lebih dari 1-2 kali per tahun
dan hal ini yang menjadi penyebab kematian sebesar 15-34% dari semua
penyebab kematian (Depkes, 2010).
Penyakit diare dapat dicegah melalui tindakan yang tepat dan
efektif, yaitu: (Depkes, 2011)
a. Memberikan ASI eksklusif pada bayi selama 6 bulan dan diteruskan
sampai 2 tahun.

7
Pemberian ASI mempunyai banyak keuntungan bagi bayi atau ibunya.
Bayi yang mendapat ASI lebih sedikit dan lebih ringan episode
diarenya dan lebih rendah risiko kematiannya jika dibanding bayi
yang tidak mendapat ASI.
b. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur.
Memberikan makanan setelah bayi berumur 6 bulan secara bertahap
untuk penyesuaian pencernaan bayi. Penyimpanan dan penyiapan
makanan pendamping ASI dengan baik, untuk mengurangi paparan
dan perkembangan bakteri.
c. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air
bersih yang cukup.
Pasokan air yang cukup bisa membantu membiasakan hidup bersih
seperti cuci tangan, mencuci peralatan makan, membersihkan WC dan
kamar mandi.
d. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah
buang air besar.
Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan
menggunakanair bersih yang mengalir akan dapat menurunkan
kejadian diare sampai 45%.
e. Buang air besar di jamban.
Upaya penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam
penurunan resiko penularan diare karena penularan kuman penyebab
diare melalui tinja dapat dihindari.
f. Membuang tinja bayi dan anak dengan benar.
Tinja merupakan sumber infeksi bagi orang lain. Keadaan ini terjadi
baik pada yang diare maupun yang terinfeksi tanpa gejala.
g. Memberikan imunisasi campak.
Anak-anak yang menderita campak mempunyai resiko lebih tinggi
untuk terjangkit diare atau disentri yang berat dan fatal. Karena
kuatnya hubungan antara campak dan diare, imunisasi campak yang
diberikan dapat mencegah sampai 25 % kematian balita.
h. Menjaga kebersihan lingkungan.

8
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah sangat penting sebagai
pencegahan dire, seperti tidak membuang sampah sembarangan,
menjaga aliran selokan, dan sebagainya.
Pencegahan penularan penyakit melalui media air atau makanan
terutama pada penyakit infeksi saluran pencernaan seperti diare, dapat
dilakukan dengan cara Sanitation Barrier, yaitu memutus rantai penularan
dengan cara seperti menyediakan air bersih yang cukup, menutup makanan
agar tidak terkontaminasi debu dan lalat, buang air besar dan sampah yang
baik (tidak sembarangan).
2. Tersedak
Tersedak merupakan keadaan gawat napas yang masih sering di
pandang sebelah mata oleh masyarakat. Menurut data, angka kematian
yang disebabkan oleh obstruksi jalan napas khususnya tersedak masih
tinggi di kalangan bayi. Aspirasi benda asing ialah masukanya benda yang
berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal
tidak ada ke saluran perafasan. Benda asing pada saluran nafas merupakan
keadaan emergensi yang memerlukan penanganan segera. Keterlambatan
penanganan dapat meningkatkan terjadinya komplikasi bahkan kematian
(Zulaike. P & Ghanie. A, 2016).
Manifestasi klinis aspirasi benda asing bervariasi, dapat berubah
seiring dengan perjalanan waktu dan dapat diinterprestasikan berbeda oleh
pemeriksa yang berbeda. Aspirasi benda asing dapat dapat menyebabkan
asfiksia, rasa tercekik, batuk paroksismal dengan disertai distress
pernafasan, mengi, takipnea dan dispnea. Setelah episode akut, manifestasi
klinis bervariasi dari gejala dan tanda minimal hingga gejala obstruksi
jalan nafas total (Zulaike & Ghanie, 2016).
Penanganan saat tersendak yaitu ibu harus memberikan
pertolongan pertama. Bila anak tersendak tetapi dapat bernapas (seperti
ditunjukkan dengan batuk dan berbicara), ibu jangan melakukan apaun.
Dorong anak untuk batuk hingga benda tersebut keluar. Jika anak tidak
bernapas (berumur kurang dari satu tahun), ibu harus melakukan pukulan
dipunggung lima kali dan tekanan didada lima kali. Untuk anak yang lebi
besar (lebih dari satu tahun), lakukan manuver heimlich (tekanan perut)

9
adalah korban dipangku oleh penolong lalu dengan 2 atau 3 jari saja
lakukan penekanan pada perut bagian atas. Bila tidak berhasil maka segera
rujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan (Tilong, 2014)
3. Luka bakar
Luka bakar adalah bentuk kerusakan dan kehilangan jarigan yang
disebabkan oleh sumber daya yang memiliki suhu yang sangat tinggi yaitu
api, air panas, zat kimia, listrik, dan radiasi (Moenadjat, 2009). Luka bakar
dapat menyababkan kerusakan dan peningkatan permeabilitas pembulh
kapiler, kerusakan jaringan kulit, dalam keadaan yang parah dapat
menyababkan gangguan serius pada paru-paru, ginjal dan hati
( Moenadjat, 2009). Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh
panas arus listrik, bahan kimia dan petir yang menganai kulit, mukosa dan
jaringan yang lebih dalam. Luk abakar yang luas mempengaruhi
metabolisme dan fungsi sel tubuh, semua sistem dapat terganggu, terutama
sistem kardiovaskuler (Rahayuningsih, 2012).
Menurut Rahayuningdih (2012) penatalaksanaan luka bakar
prehospital anatara lain :
a. Menjauhkan penderita dari sember api
b. Memadamkan pakaian yang terbakar
c. Menghilangkan zat kimia penyebab luka bakar
d. Menyiram dengan air sebanyak-banyanya bila karena zat kimia
Mematikan listrik atau buang sumber listrik dengan menggunakan objek
yang kering dan tidak menghantarkan arus.
4. Kejang Demam
Kejang demam suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak
dan sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas
yang abnormal serta adanya pelepasan listrik serebral yang sangat
berlebihan.
Kejang demam atau febrile convulsioen ialah bangkitan kejang
yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38 C) yang
disebabkan oleh proses ekstrakranium (Bararan & Jaumar, 2013). Menurut
Wulandari & Ernawati (2016) kejang demam merupakan kelainan
neurologis yang paling sering ditemukan pada anak, terutama pada

10
golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Klasifikasi keang demam
dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Kejang demam sederhana
Kejang demam yang berlangsung singkat kurang dari 15 menit, dan
umumnya akan berheni sendiri. Kejang berbentuk tonik dan klonik,
tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam
(Wulandari & Ernawati, 2016).
b. Kejang demam kompleks
Kejang demam lenih dari 15 menit, kejang fokal atau perisai, kejang
berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam (Wulandari & Ernawati,
2016).
Menurut Greence, el al (2005) anak yang mengalami panas tinggi
dan beresiko terjadi kejang demam, sebaiknya dilakukan :
a. Buka pakaian sampai hanya tinggal celana dalamnya saja. pastikan ia
memperoleh banyak udara segar tanpa menjadi kedinginan.
b. Singkirkan benda-benda disekelilingnya agar terlindung dari cedera.
Basuh tubuhnya dengan air hangat mulai dari kepada dan turun kerah
tubuhnya. Jangan biarkan tubuhnya menjadi terlalu dingin.
c. Setelah tubuh mendingin, kejangnya akan berhenti, letakkan recovery
position/gulingkan tubuhnya hingga berbaring miring dan jaga agar
kepalanya tetap menengadah kebelakang. Selimuti tubuhnya dengan
selimut atau sprai tipis dan tenangkan dirinya. Jika suhunya naik lagi
maka basuhlah kembali.
Menurut Wulandari & Ernawati (2016) penatalaksaan keperawatan
kejang demam yaitu :
a. Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali
adalah ABC (Airway, Breathing, Circulation).
b. Setelah ABC aman. Baringkan pasien ditempat yang rata untuk
mencegah terjadinya perpindahan posisi tubuh kearah danger.
c. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus
kasa.
d. Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bsia
menyebabkan bahaya.
e. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan.
f. Bila suhu tinggi berikan kompres hangat.
g. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minuman air hangat.
h. Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan
dilepaskan.

11
5. Tenggelam
Tenggelam adalah salah satu kasus gawat darurat yang dapat
mengancam nyawa, sehingga memerlukan pertolongan segera di tempat
kejadian. Proses tenggelam yang diawali dengan keadaan hipoksia, akan
menyebabkan perubahan hemodinamik pada korban tenggelam,
diantaranya adalah perubahan denyut jantung, isi sekuncup, curah jantung
dan tekanan darah, sehingga akan mempengaruhi sirkulasi darah yang
beredar di dalam tubuh. Anak-anak yang berusia 4 tahun dan remaja
berusia 15-19 tahun berada pada resiko tertinggi, dimana laki-laki
cenderung memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami tenggelam
dibandingkan perempuan (Putri & Parami, 2016).
Menurut Putri & Parami (2016), berdasarkan temperatur air,
klasifikasi tenggelam dibagi menjadi tiga, yaitu:
a. Tenggelam di air hangat, jika temperatur air > 200C
b. Tenggelam di air dingin, jika temperatur air 5-200C
c. Tenggelam di air sangat dingin, jika temperatur <50C
Menurut Arovah (2009) penanganan Pertama Pada Korban
Tenggelam:
a. Prinsip pertolongan di air :
1) Raih (dengan atau tanpa alat).
2) Lempar (alat apung).
3) Dayung (atau menggunakan perahu mendekati penderita).
4) Renang (upaya terakhir harus terlatih dan menggunakan alat
apung).
b. Penanganan Korban
1) Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara
teraman.
2) Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong
mempertahankan posisi kepala, leher dan tulang punggung
dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan
papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan
pasanglah sebelum menaikan penderita ke darat.

12
3) Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka
upayakan untuk memberikan nafas awal secepat mungkin dan
berikan bantuan nafas sepanjang perjalanan.
4) Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
5) Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP
bila perlu.
6) Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
7) Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan
selimuti.
8) Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
9) Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
Onyekwelu (2008) menyatakan beberapa kegawatdaruratan yang
dapat terjadi pada keadaan neardrowning yakni :
a. Perubahan Pada Paru-Paru
Aspirasi paru terjadi pada sekitar 90% korban tenggelam dan 80 –
90% pada korban hamper tenggelam. Jumlah dan komposisi aspirat
dapat mempengaruhi perjalanan klinis penderita, isi lambung,
organismpathogen, bahan kimia toksisk dan bahan asing lain dapat
member cedera pada paru dan atau menimbulkan obstruksi jalan
nafas.

b. Perubahan Pada Kardiovaskuler


Pada korban hampir tenggelam kadang-kadang menunjukkan
bradikardi berat. Bradikardi dapat timbul karena refleks fisiologis
saatberenang di air dingin atau karena hipoksia. Perubahan pada
fungsi kardiovaskuler yang terjadi pada hampir tenggelam sebagian
besar akibat perubahan tekanan parsial oksigen arterial (PaO2) dan
gangguan keseimbangan asam-basa.
c. Perubahan Pada Susunan Saraf Pusat
Iskemia terjadi akibat tenggelam dapat mempengaruhi semua organ
tetapi penyebab kesakitan dan kematian terutama terjadi karena iskemi
otak. Iskemi otak dapat berlanjut akibat hipotensi, hipoksia, reperfusi

13
dan peningkatan tekanan intra kranial akibat edema
serebral.Kesadaran korban yang tenggelam dapat mengalami
penurunan. Biasanya penurunan kesadaran terjadi 2 – 3 menit setelah
apnoe dan hipoksia. Kerusakan otak irreversibel mulai terjadi 4 – 10
menit setelah anoksia dan fungsi normotermik otak tidak akan
kembali setelah 8 – 10 menit anoksia. Penderita yang tetap koma
selama selang waktu tertentu.
d. Perubahan Pada Ginjal
Fungsi ginjal penderita tenggelam yang telah mendapat resusitasi
biasanya tidak menunjukkan kelainan, tetapi dapat terjadi
albuminuria, hemoglobonuria, oliguria dan anuria. Kerusakan ginjal
progresif akan mengakibatkan tubular nekrosis akut akibat terjadinya
hipoksia berat, asidosis laktat dan perubahan aliran darah ke ginjal.
e. Perubahan Cairan dan Elektrolit
Pada korban tenggelam tidak mengaspirasi sebagian besar cairan
tetapi selalu menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru,
cairan intravena yang diberikan selama resusitasi dapat menimbulkan
perubahan keadaan cairan dan elektrolit. Aspirasi air laut dapat
menimbulkan perubahan elektrolit dan perubahan cairan karena
tingginya kadar Na dan Osmolaritasnya. Hipernatremia dan
hipovolemia dapat terjadi setelah aspirasi air laut yang banyak.
Sedangkan aspirasi air tawar yang banyak dapat mengakibatkan
hipervolemia dan hipernatremia. Hiperkalemia dapat terjadi karena
kerusakan jaringan akibat hipoksia yang luas (Ronald, 2002).

14
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Metode Pengumpulan Data dan Kerangka Gagasan


Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode deskriptif melalui
pengumpulan data dengan studi literatur untuk mengetahui berbagai
informasi terkait masalah gawat darurat. Gagasan penyusunan karya tulis
ilmiah ini bersumber dari berbagai informasi baik teoritis maupun realitis-
empiris yang menimbulkan inspirasi untuk menyusun karya ilmiah ini.
Sumber-sumber informasi diperoleh dari berbagai literatur jurnal
internasional, situs website resmi, googlescholar, buku teks dan science
direct. Selanjutnya data-data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisa
berdasarkan kata kunci yang berkaitan dengan masalah kegawatdaruratan
pada anak. Hasil analisa tersebut dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah
ini.
Secara garis besar kerangka gagasan karya tulis ilmiah ini
digambarkan sebagai berikut.
(Bagan 1.1 Kerangka Gagasan)

PERMENKES RI No Kegawatdaruratan
19 Tahun 2016 pada anak

Tersedak, Diare,
SPGDT Luka Bakar , Kejang
(Sistem Pelayanan Gawat demam
Darurat Terpadu)

Penanganan

PSC Medis
(Public Safety
Center) Keluarga Tenaga medis

Rancangan Aplikasi
UFC-H2 : SPGDT
Mobile version 15
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Masalah


Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 19
tahun 2016 tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT), telah mendasari dalam terbentuknya sebuah mekanisme
pelayanan korban/pasien gawat darurat yang terintegrasi dan berbasis call
center dengan menggunakan kode akses telekomunikasi 119 dengan
melibatkan masyarakat. Berdasarkan hal itu penulis membuat sebuah
inovasi pembaharuan dalam menindaklanjuti dan menggalakkan kembali
program pemerintah tersebut dengan gagasan rancangan aplikasi SPGDT
berbasis android dalam penanganan kejadian gawat darurat anak.
Aplikasi bersistem SPGDT merupakan salah satu dari bentuk
kemajuan teknologi berbasis android khususnya di Indonesia. Android
sendiri adalah sebuah sistem operasi modifikasi kernel Linux untuk
perangkat mobile yang di dalamnya terdapat sistem operasi, middleware
dan aplikasi (Kurniawan, 2011; Anggiana 2016).
Android, yang berperan sebagai perangkat lunak atau software,
berfungsi untuk membantu manusia dalam mempermudah aktivitasnya.
Kelebihan android dalam lingkup yang mudah untuk digunakan dalam
berbagai ruang lingkup kehidupan menjadikan hal ini sesuatu yang tidak
asing lagi karena saat ini kecanggihan teknologi semakin menguasai dan
mengimbangi seiring perkembangan zaman, termasuk dunia pendidikan.
Dengan semakin majunya teknologi, masyarakat dapat semakin mudah
mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan. Akan tetapi oleh beberapa
oknum yang tidak bertanggung jawab, kemudahan ini disalahgunakan
dengan memberikan informasi yang tidak akurat. Oleh karena itu,
dibutuhkan ketelitian yang cukup tinggi dalam memilih dan memilah
informasi bagi para pengguna.
Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik membuat rancangan
aplikasi berjudul UFC-H2 (be Your First Child Health Helper) yang
berbasis android, dimana isinya adalah berbagai informasi yang

16
dibutuhkan pengguna terkait penanganan pertama yang dapat dilakukan
saat terjadinya kejadian gawat darurat pada anak. Materi penanganan yang
disajikan disusun sedemikian rupa berdasarkan evidence based dan
literatur yang tersedia. Dalam aplikasi ini terdapat beberapa akses dan
menu yang ditampilkan dengan sedemikian rupa untuk menarik pengguna
dalam mengakses dan memperoleh informasi terkait penanganan
kegawatdaruratan pada anak.

4.2 Sintesis
Rancangan aplikasi UFC-H2 adalah sebuah rancangan aplikasi
berbasis android yang dapat digunakan oleh seluruh masyarakat dalam
menangani kejadian gawat darurat pada anak. Sumber informasi pada
aplikasi ini berdasarkan evidence based dan literatur yang telah
dikumpulkan menjadi beberapa menu yang dapat diakses dalam aplikasi
tersebut. Tujuan aplikasi ini dirancang adalah untuk mencegah terjadinya
mortalitas akibat kesalahan dan keterlambatan penanganan. Aplikasi ini
memilki beberapa menu. Masing-masing menu memiliki fungsi antara
lain:
1. Penanganan tersedak berisi tentang panduan penanganan pada anak
yang tersedak. Pengguna bisa melihat dan mengikuti panduan
penanganan pertama yang tertera. Pengguna juga bisa memanggil
layanan darurat jika merasa bingung dengan cara penanganan.
2. Penanganan diare berisi tentang panduan penanganan pada anak yang
diare. Pengguna bisa melihat dan mengikuti panduan penanganan
pertama yang tertera. Pengguna juga bisa memanggil layanan darurat
jika merasa bingung dengan cara penanganan.
3. Penanganan luka bakar berisi tentang panduan penanganan pada anak
yang mengalami luka bakar. Pengguna bisa melihat dan mengikuti
panduan penanganan pertama yang tertera. Pengguna juga bisa
memanggil layanan darurat jika merasa bingung dengan cara
penanganan.
4. Penanganan kejang demam berisi tentang panduan penanganan pada
anak yang kejang demam. Pengguna bisa melihat dan mengikuti
panduan penanganan pertama yang tertera. Pengguna juga bisa

17
memanggil layanan darurat jika merasa bingung dengan cara
penanganan.
5. Penanganan tenggelam berisi tentang panduan penanganan pada anak
yang tenggelam. Pengguna bisa melihat dan mengikuti panduan
penanganan pertama yang tertera. Pengguna juga bisa memanggil
layanan darurat jika merasa bingung dengan cara penanganan.

4.3 Gambaran Aplikasi yang Akan Dikembangkan

(Gambar 1.1 Logo Aplikasi) (Gambar 1.2 Tampilan Pilihan Kasus)


Sumber: Dokumen pribadi, 2019 Sumber: Dokumen pribadi, 2019

(Gambar 1. Konfirmasi Tanda & Gejala) (Gambar 1. Penanganan)


Sumber: Dokumen Pribadi, 2019 Sumber: Dokumen Pribadi,
2019

(Gambar 1. Menu Bantuan) (Gambar 1. Download Panduan)


Sumber: Dokumen Pribadi, 2019 Sumber: Dokumen Pribadi,2019

18
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan studi pustaka yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
UFC-H2 : SPGDT Mobile Version dapat digunakan sebagai penatalaksanaan
untuk mengatasi kegawatdaruratan yang terjadi pada anak di rumah. UFC-H2
: SPGDT Mobile Version adalah sebuah rancangan sistem informasi berbasis
android yang dikolaborasikan dengan kegawatdaruratan sebagai adopsi dari
pengembangan SPGDT yang telah dikembangkan oleh pemerintah. Sistem ini
memuat tata pelaksanaan kegawatdaruratan diare, tersendak, luka
bakar,kejang demam dan tenggelam. Teknik dan cara yang dimuat dalam
sistem ini adalah penaggulangan kegawatdaruratan yang dengan petunjuk
gambar dan suara yang memudahkan orang tua untuk menerapakannya di
rumah sebagai pertolongan pertama pada kegawatdaruratan pada anak. Sistem
ini berkontribusi pada pencegahan kematian pada anak yang dikarenakan
kurangnya pengetahuan serta kepanikan orang tua dalam menangani kasus
kegawatdaruratan pada anak. Diharapkan dengan adanya sistem informasi ini
dapat membantu menekan angka kematian dan kecacatan pada anak.

5.2 Saran
Pemanfaatan UFC-H2 : SPGDT Mobile Version sebagai tindakan
preventif insidensi kegawatdaruratan pada anak di rumah sebagai pertolongan
pertama dalam kegawatdaruratan perlu diimplementasikan oleh para orang
tua sebagai strategi untuk mencegah kecacatan dan menurunkan angka
kematian pada anak akibat kegawatdaruratan.

19
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Pediatrics (AAP) Committee on Public Education. 2001.


Children, Adolescents, and Television. Pediatrics 107( 2): 423-426.
Arovah, N. I. 2009. Pemateri Tema Peananganan Korban Pasca Tenggelam
(Kondisi Henti Jantung dan Napas) dalam Kegiatan Pelatihan Korban Paska
Tenggelam Pada Life Guard. Fakultas Negeri Keolahragaan Universitas
Yogyakarta: Yogyakarta.
Departemen Kesehatan RI. 2010. Penuntun Hidup Sehat, Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan. 2011. Buku Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare.
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Dunne, J. A. & Rawlins, J. M. 2014. Management of burns. Surgery, 32(9).
Kalcare. 2014. Pertolongan Pertama Anak Tersedak. Available online at:
https://mommychi.co.id/id/ViewArticle/120/pertolongan-pertama-anak-
tersedak. Diakses tanggal 17 Maret 2019.
Kurniawan, A, 2011, “Pembuatan Website Dengan Konsep Social Commerce Dan
Document-Oriented Nosql Sebagai Fasilitas Berbagi Informasi”,
Http://Library.Gunadarma.Ac.Id//Repository/View/22191/Pebuatan-Website
Dengan-Konsep-Social-Commerce-Dan-Document-Oriented-Nosql-Sebagai
Fasilitas-Berbagi-Informasi.Html, Akses 17 Maret 2019. Gunadarma.
Putri, P. D. W & Parami, P. 2016. Perubahan Hemodinamik pada Korban
Tenggelam. ................
Subagyo B., Santoso N.B.. 2012. Diare Akut Pada Anak.Surakarta: uns press
pp.2-33.
Sutawijaya, Bagus Risang. 2009. Gawat darurat Panduan Kesehatan Wajib di
Rumah Anda. Yogyakarta : Aulia Publishing.
Tyas. M. D. C. 2016. Keperawatan kegawatdaruratan & manajemen alam.
Kemenkes RI pusdik SDM Kesehatan: Jakarta Selatan.
World Health Organization. Drowning. Fact sheet N*347; 2012 [cited 2012 Oct].
Available from: http://www.who.int/mediacentre/fact sheets/fs347/en/ dalam
Rifino dkk, 2011.
Widoyono. 2011. Penyakit tropis epidemiologi, penularan, pencegahan dan
pemberantasan (2nd ed). Jakarta: Erlangga.
Lampiran 01. (Surat Pernyataan Orisinalitas)
LEMBAR ORISINALITAS KARYA TULIS
ILMIAH FESTIVAL NURSING IN ACTION 2019

Sub Tema yang Dipilih : Teknologi pembaharuan dalam upaya


penaganan kegawat daruratan pada anak.
1. Nama Lengkap Ketua Tim : Balqis rahmatulhusna
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 29 desember 1997
4. Asal Institusi : Universitas Riau
5. Fakultas/Jurusan : Keperawatan/ Ilmu Keperawatan
6. Telp/HP : 081261587676
7. Alamat Asal : Jl.Diponegoro IX No.7
8. Alamat Email : Balqisrahmatulhusna@yahoo.com
9. Judul Karya Tulis ilmiah : Rancangan Aplikasi UFC-H2 : SPGDT
Mobile Version

Dengan ini kami menyatakan bahwa naskah Karya Tulis Ilmiah yang tim kami
kirimkan benar–benar naskah asli dan belum pernah diterbitkan,
diperlombakan, maupun digunakan untuk kepentingan hal lain. Apabila di
kemudian hari terbukti naskah karya tulis ilmiah tidak sesuai dengan
pernyataan di atas, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari kompetisi ini
sebagai bentuk tanggung jawab kami. Demikian surat pernyataan ini saya buat
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui

Pekanbaru, 17 Maret 2019

Ketua Tim,

(Balqis Rahmatulhusna )
Lampiran 02. (Biodata Peserta dan Dosen Pembimbing)
Curriculum Vitae Ketua Tim

Nama : Balqis Rahmatulhusna

Tempat, tanggal Lahir : Jakarta,29 Desember 1997

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl.Diponegoro IX No.7

Telepon/Hp : 081261587676

Email : Balqisrahmatulhusna@yahoo.com

Prestasi yang Pernah Diraih

Tahun Prestasi

2016 Mahasiswa Terfavorit dalam rangka ulangtahun FKP


UR

2017 Juara I Photograph “ Your Health In Your Hand ”

2017 Finalis Lomba Esai Nasional FSLN 2017

2017 Duta Muslimah 2017 PSIK UR

2017 Juara III Syarhil Qur’an MTQ Mahasiswa fakultas II

2017 Juara I Tutorial Hijab Arroyan Muslimah Event

2017 Finalis Muslimah Berprestasi Arroyan Muslimah


Event

2017 Peserta Lomba Olimpiade Keperawatan Universitas


Riau

2018 Mahasiswa Berprestasi I Fakultas Keperawatan


UNRI

2018 5 Besar Finalis Duta Baca Provinsi Riau


2018 Duta Baca Perpustakaan Provinsi Riau

2018 Mahasiswa Terfavorit Fakultas Keperawatan


Universitas Riau 2018 dalam Acara Nurisng Awards
2

Karya Tulis yang Pernah Dibuat

Tahun Judul Karya

2017 “SIBADAK ASAM” (sirup bawang dayak nuansa madu)

2017 Memberantas Korupsi Melalui Edukasi dan Kampanye


Menuju Generasi Beradab Tanpa Korupsi

2018 proposal program kreativitas mahasiswa


puding daun katuk solusi jitu atasi anemia pada ibu hamil
Curriculum Vitae Anggota Tim

Nama : Nursyamsi Setia Ningsih

Tempat, tanggal Lahir : Medan, 30 November 1997

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl.Sepakat Kec. Marpoyan Damai

Telepon/Hp : 081364483832

Email : nursyamsi.setianingsih@gmail.conm

Prestasi yang Pernah Diraih

Tahun Prestasi

2009 Juara III UT MDA Se-Kecamatan Bukit Raya

2010 Juara Umum III UN

2013 Juara IV US & UN

2014 Juara III Cerdas Cermat

2010-2012 Juara Umum III

2014 Semifinalis Olimpiade Sains Bidang ISO MIPA


EXPO VIII

2014 Peserta Pembinaan Calon Hafizh/Hafizhah

2015 Credit on ICAS Science

2009 Juara III UT MDA Se-Kecamatan Bukit Raya

2010 Juara Umum III UN

2013 Juara IV US & UN

2014 Juara III Cerdas Cermat


Karya Tulis yang Pernah Dibuat

Tahun Judul Karya


Curriculum Vitae Anggota Tim

Nama : Lina Triwahyuni

Tempat, tanggal Lahir : Pekanabaru, 19 Agustus 1999

Kewarganegaraan : Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kembang Harapan, Gg. Seliangguri No 26 B

Telepon/Hp : 082268244427

Email : linatriwahyuni99@yahoo.com

Prestasi yang Pernah Diraih

Tahun Prestasi

2016 Juara 2 OSK Kabupaten Rokan Hulu

2016 Juara 2 LKTI Se-Provinsi Riau

2016 Kontingen Festifal Swarnadwipa UNAND

2017 Juara 2 Seleksi Duta Lalu Lintas Se-Kabupaten Rokan


Hulu

2017 Juara Harapan LCC Matematika Se-Kabupaten Rokan


Hulu

2018 Juara 2 Lomba Menulis Cerpen Online Nasional

2018 Juara 2 Lomba Menulis Puisi Nasional

2018 Kurator Nasional Buku Antologi Multatuli


Karya Tulis yang Pernah Dibuat

Tahun Judul Karya

2018 Proposal Kegiatan Mahasiswa Pelatihan Menulis Pengalaman


Dalam Bentuk Buku Antologi Puisi Dan Cerpen
Sebagai Strategi Mereduksi Stress Pada Remaja.
Curriculum Vitae Dosen Pembimbing

I. IDENTITAS DIRI
Nama Lengkap : Ns. Safri,M.Kep.,Sp.Kep.M.B
Tempat Tanggal Lahir : Teluk Kenidai, 09 September 1985
Agama : Islam
Kebangsaan : Warga Negara Indonesia
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tinggi/Berat Badan : 170 cm/57 Kg
Gol Darah :A
Status : Menikah
Anak : 4 orang (2 putra, 2 putri)
Alamat : Jl. Garuda Sakti Gg. Sholihin No. 4 RT. 2
RW. 9 Kel. Simpangbaru Kec. Tampan
Kota Pekanbaru
Phone : 0812 818 36363 (WA)
Email : ners_safri.bunda@yahoo.co.id
safri@lecturer.unri.ac.id
Pendidikan Terakhir : S2 (Magister) + Spesialis Keperawatan
Medikal Bedah

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


a. Program Spesialis Keperawatan Medikal Bedah : Th. 2013
b. Program Magister Keperawatan UI : Th. 2011
c. Program Profesi Ners PSIK Universitas Riau : Th. 2009
d. Sarjana Keperawatan : Th. 2004
e. SMA Ponpes Babussalam Pekanbaru : Th. 2001
f. SMP Ponpes Babussalam Pekanbaru : Th. 1998
g. SDN 024 Tampan Pekanbaru : Th. 1991

III. RIWAYAT PEKERJAAN


a. Th. 2014-Sekarang : Dosen PNS di FKp Universitas Riau
b. Th. 2010-2013 : Perawat ICU/HCU RSU Bunda
Margonda Depok
c. Th. 2009 : Staf pengajar di AKPER Abdurrab
Pekanbaru

IV. AMANAH
a. Staf Ahli Wakil Rektor 3 Universitas Riau
b. Forum Wakil Dekan 3 Universitas Riau
c. Pengurus DPW PPNI Provinsi Riau
d. Ketua INKAVIN (Ikatan Ners KardiovaskulervIndonesia) Riau
e. Sekjend FOSKA (Forum Silaturrahmi Keluarga Alumni) FKp UNRI
f. Ketua PPNI Komisariat RSU Bunda Margonada Depok Jawa Barat
2010-2014

V. PELATIHAN
a. HIPERCCI (Himpunan Perawat Critical Care Indonesia ) Hotel
Ciputra Jakarta Th.2010
b. Pengaruh stimulasi murottal Al-Qur`an terhadap tingkat kesadaran
kuantitatif pasien stroke hemoragik Th. 2013
c. EKG (Elektrocardiografi) oleh INKAVIN (Ikatan Ners
Kardiovaskuler Indonesia) Jakarta Th. 2013
d. ACLS (Advance Cardiac Life Support) oleh RS. Jantung Nasional
Harapan Kita Jakarta Th. 2014
e. Jakarta Cardiovasculer Summit 2014 oleh PERKI Jaya Jakarta Th.
2014

VI. PRESTASI AKADEMIS dan NON AKADEMIS


- Th. 2001 : Lulusan terbaik SMP Pondok Pesantren
Babussalam Pekanbaru.
- Th. 2002 : Atlit pantauan U 19 PSPS Piala Suratin
- Th. 2003 : Bina Taqwa Pelajar Indonesia (BTPI) Kepulauan
Seribu Jakarta.
- Th. 2003 : POSPENAS II Palembang Sumatera Selatan.
- Th. 2004 : Lulusan terbaik SMA Pondok Pesantren
Babussalam Pekanbaru.
- Th. 2005 : Medali Emas Kejurcab Pencak Silat Pekanbaru
- Th. 2005 : Medali Emas Kejurda Pencak Silat Riau
- Th. 2005 : Medali Perak Sirkuit Panasonic Pencak Silat di
Batam dan Sawah Lunto
- Th. 2005 : POMNAS IX Bandung Jawa Barat
- Th. 2006 : Grand Final Sirkuit Panasonic Pencak Silat di
Padepokan Pencak Silat Jakarta.
- Th. 2007 : POMNAS X Banjarmasin Kalimantan Selatan
- Th. 2008 : Medali Perunggu Pencak Silat Teluk Danga
International Games Malaysia.
- Th. 2012 : Medali Emas Olimpiade Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai