Anda di halaman 1dari 63

STATUS DESA

 Lihat data
MENGENAL PERILAKU
DAN CARA PENGENDALIAN NYAMUK
PENULAR DBD
Nyamuk yang berperan sebagai vektor
DBD

 Laporan dari berbagai negara di dunia ternyata


Aedes aegypti menjadi vektor utama kemudian
diikuti oleh Ae.albopictus
 Demikian pula di Indonesia
Bionomik dari nyamuk
Ae.aegypti dan Ae.albopictus.
Ae.aegypti bersifat :
 Antropophilic
 Domestik
 Mencari makan siang hari
 Nyamuk betina yang menghisap darah
 Tertarik pada manusia karena : - keringat
- CO2 dari udara pernapasan
 Jangkauan terbang ± 100 meter tapi mampu terbang  1 km

Hal tersebut menyebabkan Ae.aegypti menjadi vektor DBD yang sangat


potensial.
Tempat perindukan : wadah (container) buatan manusia berisi air
tawar, jernih dan tenang.
Di dalam rumah
Di luar rumah
BAGIAN TUBUH & POSISI HINGGAP
AEDES AEGYPTI
KEPALA:
- Terdapat proboscis berwarna gelap polos
- Terdapat palpi sepasang & berkururan
pendek (± 1/5 proboscis)
- Terdapat sepasang Antena

THORAX:
- Dengan sepasang garis lengkung di tepi
(mirip tanda kurung kurve) & 2 garis
pendek ditengah

TUBUH :
- ukuran sedang &
- berwarna kehitaman
- terdapat bintik-bintik putih di
tubuh maupun kakinya
Ae.albopictus bersifat :
 Antropophilic juga zoophilic
 Diluar rumah, kebun, hutan
 Rural (desa, hutan)
 Mencari makan siang hari
 Tertarik pada manusia karena :
- keringat
- CO2 dari udara pernapasan

Tempat perindukan : wadah air alami maupun buatan manusia yang


terdapat di luar rumah
Gambar nyamuk Aedes albopictus
KEPALA:
tampak atas
- Terdapat proboscis berwarna gelap polos
- Terdapat palpi sepasang & berkururan
pendek (± 1/5 proboscis)
- Terdapat sepasang Antena

THORAX:
terdapat satu garis lurus di bagian tengah
thorax mirip tanda seru (!)

TUBUH :
- ukuran sedang &
- berwarna kehitaman
- terdapat bintik-bintik putih di tubuh
maupun kakinya
Transovarial Transmission
 Virus Dengue di dalam tubuh nyamuk Ae.aegypti dan
Ae.albopictus berada dalam hemocoelum setelah itu
masuk ke kelenjar air liur yang siap untuk ditularkan.
 Selain itu virus Dengue juga memasuki ovarium nyamuk
betina dan memasuki telur-telurnya. Telur mengandung
virus Dengue  jentik  nyamuk dewasa  ditularkan
ke manusia lagi.
 Hal ini menyebabkan virus Dengue tetap ada di alam.
Mengapa penyakit DBD
menjadi endemis
Faktor yang mempengaruhi :
1. Belum ditemukan obat kausal anti virus
Dengue
2. Belum ditemukan vaksin yang efektif
3. Kurangnya kesadaran dan pemahaman
masyarakat tentang perilaku nyamuk
Aedes dikaitkan dengan kebersihan
rumah dan lingkungan
4. Adanya transovarial transmission.
BREEDING PLACES
DHF VECTORS
FAKTOR RISIKO PENULARAN
SIKLUS HIDUP NYAMUK AEDES AEGYPTI

( UMUR : 1 – 2
Bln )
Perbedaan Jentik & Pupa Nyamuk Aedes Sp. & Culex Sp.

LARVA Aedes Sp. PUPA Aedes Sp.

LARVA Culex Sp. PUPA Culex Sp.


CARA-CARA PENGENDALIAN
NYAMUK PENULAR DBD
FOGGING/PENGASAPAN

Fogging menjadi opsi terakhir


ketika wabah deman berdarah
terjadi di satu wilayah
Obat Nyamuk Semprot
Larvasidasi Obat Nyamuk Gosok

Ikanisasi

Pemakaian kelambu

plus Tanaman pengusir


nyamuk

Kasa Pencahayaan
DISEMPURNAKAN
Ventilasi
LARVASIDA
1. Membunuh telur dan
jentik nyamuk
2. Dilaksanakan setiap
tribulan bersamaan
PJB & saat
Penanggulangan
Fokus
3. Larvasidasi selektif/
TPA sulit dikuras /
sulit air
4. Menggunakan
larvasida (Temephos,
Altosid, Sumilarv)
PILIH MANA ???????????
Fogging (pengasapan) yakiiiiiii nih???????????

PSN benerrrrrrran ????????????


tujuan fogging itu sendiri
tak ubahnya seperti placebo
hanya memberikan ketenangan psikologis semata.
Inilah yang menjadikan kita memiliki persepsi
yang salah mengenai fogging. Dan menjadi lagu
lama bagi pemerintah untuk “menenangkan”
masyarakat akan ancaman DBD,
PERMASALAHAN UTAMA : PSN
SEBAB :
1. INTERNAL /PETUGAS KES :
- BELUM PAHAM/YAKIN
- LEMAHNYA MONITORING
- ANGGARAN OPERASIONAL

2. MASYARAKAT
- TUGAS PEMERINTAH
- BOSAN
- TIDAK TAMPAK HASILNYA
Racun
PENGENDALIAN :
Mahal

Aturan ketat

Peme-
fogging rintah

PSN Rakyat

Mingguan

Gratis

Aman
3 ASPEK UTAMA PENGENDALIAN NYAMUK
PENULAR DBD
P
E Menggi
1
VEKTOR R
I
git
Istirah
(NYAMUK) L
at
A
K Bertelu
U r
Organochl
2 INSEKTISIDA orin
Organophos G.1
phat
Carbama G.2

3 t
PENGENDALIAN Sintetik G.3
VEKTOR DBD
Piretroid G.4

VEKTOR DEWASA VEKTOR PRA DEWASA


Dengan Insektisida Dengan Insektisida

Tanpa Insektisida Tanpa Insektisida


Kenapa harus di fogging ? :
1. Mahal (karena setiap fogging hanya focus
dengan radius 100 meter dan membutuhkan 3
liter Pestisida dan 60 liter solar )
2. Kurang efektif karena pemberantasan pada
nyamuk (dewasa) penular DBD
3. Daerah yang dilakukan pengasapan hanya
aman dari gigitan nyamuk kurang dari 4 hari.
Walaupun selama kurun waktu 4 hari itu kita
aman dari kehadiran nyamuk, sebenarnya
ada bahaya lainnya yang mengancam
4. Bahaya????????
PENGERTIAN FOGGING :

Fogging (pengasapan)
adalah suatu upaya pemberantasan nyamuk
(dewasa) penular DBD (Ae. aegypti & Ae.
albopictus) dengan menggunakan insektisida
dengan system asap atau kabut
Kandungan asap/ kabut pada
fogging
1. Racun Serangga
Paling banyak dan sering digunakan adalah
malation
Insektisida malation sudah digunakan oleh
pemerintah dalam fogging sejak tahun 1972 di
Indonesia
2. Bahan pelarut malation harus diencerkan
dengan penambahan solar atau minyak tanah.(fog
machine)
Bahaya fogging
1. Fogging sangat mencemari lingkungan dan
pestisida akhirnya mencemari manusia
2. Hasilnya yang tidak begitu signifikan bahkan akan
membuat nyamuknya menjadi resisten (kebal dan
tak mati karena fogging)
3. Keracunan
gejala yang sering timbul dimulai dengan sakit
kepala, pusing, mual, sakit dada, muntah-muntah,
kudis, sakit otot, keringat berlebihan, kram, diare,
sulit bernafas, pandangan kabur dan akhirnya dapat
menyebabkan kematian.
Bahaya fogging
BAHAYA JANGKA PANJANG
Bahaya dari pestisida /insektisida dalam penanganan DBD dapat
menimbulkan dampak kronis pada tubuh.
1. sistem syaraf, Neurotoksin: masalah ingatan yang gawat, sulit
berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan
kesadaran dan koma;
2. hati
3. perut, berupa muntah-muntah, sakit perut dan diare, adalah gejala
umum dari keracunan
4. sistem kekebalan
5. keseimbangan hormon
Dampak jangka panjang yang mungkin disebabkan oleh racun
tersebut akan bersifat karsinogenik (pembentukan jaringan kanker
pada tubuh); mutagenik (kerusakan genetik untuk generasi yang
akan datang); teratogenik (kelahiran anak cacad dari ibu yang
keracunan), dan residu sisa berbahaya bagi konsumen

Meskipun pihak pembuat bahan ini telah


melakukan uji keamanan, kita harus semakin
menyadari bahwa ada risiko-risiko yang akan kita
tanggung apabila terpapar bahan tersebut.
Dampak bahan bakar Solar
Solar merupakan salah satu bahan bakar yang
berasal dari fosil. Hasil pembakaran berupa Emisi
CO, NOx, Sox. CO-Hb (dalam darah) => HbCO,
seharusnya HbO2, CO 210x lebih kuat mengikat
Hb dibanding O2. Dampaknya kekurangan O2.
Pengasapan hanya bisa membunuh nyamuk yang besar bukan telur
atau jentiknya, yang pada saat yang sama mungkin bersemayam
aman di menara air atau genangan airse dan jentik-jentik nyamuk
tetap bisa hidup dan menjadi dewasa. Oleh karenanya, cara
pencegahan dan penularan nyamuk demam berdarah cara yang
paling baik adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSM)
dengan cara menguras, menutup, dan mengubur (3M)

Upaya 3M plus masih jauh lebih baik daripada sekedar melakukan


fogging yang kadang-kadang juga dilakukan hanya untuk
menyenangkan masyarakat tanpa mendidik masyarakat akan
bahayanya.
Pestisida terhdap lingkungan
Apapun pengaruh Pestisida terhdap lingkungan:
1. Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan
pencemar yang berbahaya bagi lingkungan (tanah,
air dan udara).
2. Residu pestisida pada makanan sayur dan buah
(akumulasi residu), Resistensi hama (termasuk
nyamuk) dan mestinya hewan non target.
DAMPAK LAIN
Semakin sering dilakukan fogging nyamuk
semakin kebal, sehingga ini mengharuskan
komposisi campuran obat untuk fogging
berikutnya semakin keras dan terus semakin keras,
sehingga tidak hanya berdaya untuk membunuh
nyamuk namun juga mampu untuk membunuh
manusia
Efektifkah tindakan fogging tadi ?

Tentu TIDAK
DBD ?

Gara-gara nyamuk atau akibat ulah


kita sendiri?
Fogging ternyata bukan satu-satunya
jalan akhir yang harus ditempuh

Mulai awal tahun ini kita juga


mensosialisasikan dampak fogging dan
menggalakkan serta mencanangkan
ulang gerakan PSN
KAPAN FOGGING TEPAT
Alur Pelaporan DBD
Dinkes Kab/Kota

Desa Puskesmas PE

Pend / Tersangka DBD KD-UPK

Klg. Pend. RS / Unit Yankes


Sebelum 24 jam
ALUR PENANGGULANGAN KLB DBD
DI LAPANGAN

PENDERITA DBD

Dirumah
perderita :
20 rumah
PENYELIDIKAN
•Pemeriksaan jentik sekitar,
EPIDEMIOLOGI •Pencarian penderita TTU,
sekolah

DITEMUKAN PENDERITA LAIN DITEMUKAN


JENTIK (≥5%)

YA TIDAK

PSN
PSN
LARVASIDASI SELEKTIF
DR. Dr. Irene, LARVASIDASI SELEKTIF
MKM
PENYULUHAN
PENYULUHAN
FOGGING RADIUS ± 200M
FOGGING / PENGASAPAN :

 Mahal
 Racun
 Aturan ketat
(dosis, radius,
waktu, cuaca)
 Resisten
 Tetap PSN
PENANGANAN KASUS DI
PENYELIDIKAN
MASYARAKAT : PENGASAPAN :
EPIDEMIOLOGI 1. ADA KASUS
TAMBAHAN DBD
2. ADA 3 ATAU LEBIH
PENDERITA PANAS
TANPA SEBAB YANG
JELAS
3. BANYAK
DITEMUKAN JENTIK
100 M
PENGASAPAN
DILAKUKAN 2 SIKLUS,
INTERVAL 1 MINGGU
100 M PENGASAPAN DISERTAI
PSN 3 M PLUS
= KASUS

= KASUS TAMBAHAN

= KASUS PANAS TANPA SEBAB


Kriteria Fogging Fokus
 Fokus DBD :
Jika hasil PE memenuhi kriteria :
 Ditemukan kasus DBD lain
dan/atau
 Ditemukan 3 penderita panas tanpa sebab
yang jelas, dan ditemukan jentik nyamuk DBD
≥5% dari seluruh rumah yang diperiksa (1 dari
20 rumah yg diperiksa)
Kriteria Fogging Fokus
 Fokus Chikungunya :
Jika hasil PE memenuhi kriteria :
 Ditemukan  20 kasus dg gejala klinis
dan/atau
 Adanya tambahan kasus yg bermakna, dan
ditemukan jentik nyamuk ≥ 5% dari seluruh
rumah yang diperiksa (1 dari 20 rumah yg
diperiksa)
Fogging harus dilakukan
1. Hati-hati dan cermat ( tidak dilakukan sembarangan, dan bukan
tindakan yang selalu direkomendasikan, kecuali memenuhi syarat )
2. Sesuai dengan prosedur standar dari dinas kesehatan yang
mengacu ke standar WHO.
3. Manusia, alat, bahan, dan kondisi lingkungan harus ditelaah
sebelumnya.
Misalnya, arah angin pun bisa menjadi faktor yang
dipertimbangkan. Dosis insectisidanya harus pas. Jika tidak,
fogging bisa membuat nyamuk malah kebal atau resisten terhadap
insektisida.
PERSIAPAN SEBELUM FOGGING
PETUGAS DIMULAI
- Pemberitahuan kepada Kepala desa/ RW / RT
- Peninjauan lapangan pada 1 hari sebelum dilakukan
penyemprotan, mengecek kesiapan masyarakat dan petugas
(pemandu lapangan)
- Peninjauan logistic, mengecek kesiapan mesin dan bahan-bahan
pembantu lain untuk operasi penyemprotan
- Petugas harus dilatih terlebih dahulu dan dinyatakan terampil dan
paham bekerja dengan pestisida
MASYARAKAT
- Pemberitahuan kepada warga oleh Kepala desa/ RW /
RT
- PSN pada 1 hari sebelum dilakukan penyemprotan,
mengecek kesiapan masyarakat dan petugas (pemandu
lapangan)
 Persiapan sebelum penyemprotan :
 Semua makanan dan minuman hendaknya disimpan
ditempat yang aman dan tertutup
 Hewan piaraan dikeluarkan dari rumah, sedangkan
untuk ikan hias bisa ditutup
 Tempat tidur/ kasur cukup dilipat, pakaian tergantung
hendaknya diturunkan kemudian ditutup koran atau
penutup lain
 Barang-barang elektonik, mainan anak-anak, sepatu
dll. ditutup dengan kertas Koran atau penutup lain
 Semua jendela ditutup dan semua pintu dibuka
 Memberitahu kepada penyemprot/kepala regu bahwa
rumah/bangunan/asrama siap untuk disemprot
sewaktu akan disemprot
 Selama Penyemprotan :
 Semua penghuni rumah/asrama/kamar/ bangunan
selama penyemprotan hendaknya berada di luar
gedung
 Jangan mengikuti penyemprot selama berlangsung
penyemprotan

 Setelah Penyemprotan :
 Pintu rumah ditutup, bila belum ditutup
 Semua penghuni rumah tetep di luar sampai  30
menit – 1 jam selesasi disemprot
 Menyapu lantai bila ada hewan seperti cecak,
kecoak dll yang mati dan dikumpul dalam kantong
plastik yang rapat jangan sampai dimakan oleh
hewan piaraan : ayam, kucing dll.
 Bila lantai kotor kena larutan insektisida atau solar,
supaya dilap dulu (bila licin dilap dengan bensin)
baru dipel dengan Lysol/ sabun
ILUSTRASI : Insektisida x, dosis: 500 ml formulasi / per Ha
 Ketentuan : 10 Liter larutan (Insek + Solar)/ Ha

 Nozzle : 0,8, output: 10 Lt per jam (Hasil Kalibrasi)


 Luas rumah rata-rata : 100 m2 - 1 Ha = 100 rumah
 Lama fogging per Ha :
1 Ha = 10.000 m2 = 100 rumah -- 1 Jam (60 menit)

 Lama fogging per-rumah = 60 menit/100 rumah = 0,6 ;


0,6 x 60 detik = 36 detik
 Bila dipakai nozzle : 1,0 mm = Output: 20 liter/jam (Hasil klaibrasi)
 Berapa lama fogging per Ha, per rumah ?
 Buat campuran bahan (Solar & insektisida)
sesuai dengan takaran kebutuhan dalam wadah
khusus.
 Aduk bahan campuran hingga homogen.
 Tuangkan bahan campuran insektisida ke dalam
tangki mesin fog menggunakan corong bersaring.
 Isi premium ke dlm tangki bhn bakar mesin fog.
 Hidupkan mesin, tunggu beberapa saat sampai
bunyi mesin stabil, kemudian angkat & goyang-
goyangkan untuk mengetahui apakah mesin sdh
benar-benar stabil, shg tidak mati mendadak
pada waktu dipergunakan untuk fogging.
 Pastikan apakah semua sumber api
(Kompor, lampu dlsb), AC sudah dimatikan
 Pastikan semua makanan & minuman sdh
ditutup.
 Pastikan semua penghuni rumah sudah
keluar.
 Pastikan binatang peliharaan sdh
dikeluarkan.
 Mulailah pengasapan dari ruang bagian
belakang rmh ke depan (utk rmh tingkat
mulai dari atas).
 Di luar rumah mulai dari ujung arah angin.
3. Petugas penyemprot :
Melaksanakan penyemprotan dari rumah/ asrama/ bagunan ke
rumah/ asrama/ bangunan yang lain dengan mengikuti petunjuk
penyemprotan sebagai berikut :
Menyemprot dimulai dari ruangan paling belakang, kemudian
berjalan mundur dan masuk ke semua bagian ruangan ruangan
dengan cara menghadapkan moncong alat semprot ke bagian-
bagian ruangan tersebut
Apabila terlihat asap sudah merata di ruangan tersebut, maka
penyemprotan segera dipindahkan ke ruangan yang lain.
Dan seterusnya sampai merata di semua ruangan sampai ke pintu
depan sambil menutup pintu tersebut
Kemudian untuk bagian luar ruangan/ gedung atau kebun juga di
mulai dari belakang kebun di sekitar rumah/ bangunan berjalan
mundur sampai ke depan dan terap rumah/bangunan merata
terkena asap
Kecepatan jalan penyemprot adalah sedang atau tergantung dari
meratanya asap di ruangan yang disemprot
KESIMPULAN
• Menurunkan angka kasakitan
• Menurunkan angka kematian
• Mencegah KLB

1. Pemberdayaan masyarakat
2. Kemitraan ( wadah POKJANAL )
3. Profesionalisme pengelola Program
4. Desentralisasi
5. Pembangunan berwawasan Kes.
Kebijaksanaan :
Mengutamakan kegiatan Pencegahan dan
Pemberdayaan Masyarakat dg melaks :
 PSN 3 M PLUS → Menguras, Menutup, Mengubur
PLUS membubuhkan larvasida, memelihara ikan,
menggunakan kelambu, menyemprot sendiri dll
 Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) tiap 3 bulan sekali,
dg metode sampling.
 Penyemprotan pilihan terakhir ketika ada kasus dan
timbul KLB.
 Dikoordinasikan dalam wadah POKJANAL DBD
 Rekruitmen tenaga JUMANTIK
 MANUSIA : - PERILAKU ,
- BUDAYA MENYIMPAN AIR
- KEPADATAN PENDUDUK
- MOBILITAS
 LINGKUNGAN : - DAERAH TROPIS
- MUSIM HUJAN
- KEBRSIHAN LINGK.
 AGENT : VIRUS : 4 SEROTYPE ( D1 – D4 )
GENOTYPE
 VEKTOR : TERSEBAR DIMANA-MANA
STRATEGI PENANGGULANGAN
PEMBERANTASAN SARANG
NYAMUK
&
PERAN SERTA MASYARAKAT
Kita mengenal pula istilah 3M Plus yang sering
dikampanyekan, yaitu Menutup, Menguras,
Mengubur, dan Menggunakan anti nyamuk
terpercaya. Namun, kasus demam berdarah tetap
sering terjadi berulang-kali.

Adakah yang salah dengan


tindakan kita, baik pemerintah
maupun warga di Indonesia?
PERMASALAHAN UTAMA : PSN
SEBAB :
1. INTERNAL /PETUGAS KES :
- BELUM PAHAM/YAKIN
- LEMAHNYA MONITORING
- ANGGARAN OPERASIONAL

2. MASYARAKAT
- TUGAS PEMERINTAH
- BOSAN
- TIDAK TAMPAK HASILNYA
Mudah, tapi kita selalu menganggap enteng
perilaku tersebut. Seakan-akan kita lebih senang
“mengobati” daripada “mencegah”
Bagaimana pun tindakan preventif untuk
mencegah merajalelanya nyamuk seharusnya
menjadi priroritas

“Tindakan kuratif “ terhadap lingkungan yang


banyak nyamuk, yang patut diduga bisa membuat
manusia menderita
FOGGING HANYA MEMBUNUH NYAMUK
DEWASA
TIDAK MENYELESAIKAN
MASALAH DBD

Bukan kabut pagi hari, namun saat kesehatan lingkungan terabaikan


Mudah-mudahan fogging tidak sering lagi
Bukan tidak mau repot lagi, namun program pengelolaan dan
pengendalian lingkungan sudah cukup efektif untuk mencegah nyamuk
merajalela di Indonesia
Pemberantasan DBD menjadi tanggung jawab
kita bersama
dimulai dari informasi dan pemahaman yang
tepat mengenai DBD

Tumbuhkan kepedulian anda, bukan pada diri


semata tapi juga lingkungan sekitar.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai