A. Pendahuluan
A.1Latar Belakang
1
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemapmuan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
invenstasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Permasalahan pembangunan kesehatan di Indonesia masih
dihadapi dengan masih tingginya angka kematian ibu dan anak, semakin
kompleksnya masalah gizi, masih tingginya angka kematian diakibatkan penyakit
menular dan penyakit tidak menular serta permasalahan kesehatan jiwa yang
semakin besar dan menimbulkan beban kesehatan yang cukup signifikan.
Saat ini Pemerintah melakukan suatu gebrakan inovasi dengan mengeluarkan
Program Gerakan Masyarakat Hidup sehat yang melibatkan pemangku kepentingan,
swasta, akademisi, LSM dan sektor-sektor lainnya agar dapat berperan dalam
pembangunan kesehatan dengan menekankan pada upaya promotive dan preventif.
Program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bertujuan antara lain 1) Menurunkan
beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun
kecacatan; 2) Menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; 3)
Menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena menigkatnya
penyakit dan pengeluaran kesehatan serta 4) Penguatan system kesehatan;
Pendekatan siklus hidup; Jaminan kesehatan nasional (JKN) dan berfokus pada
pemerataan layanan.
Untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat maka diperlukan
suatu upaya Kampanye Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dimana menggerakkan
seluruh elemen baik dukungan dari sektor pemerintah, penggalangan kemitraan
dengan swasta, organisasi kemasmasyarakatan, serta seluruh elemen masyarakat
lainnya melalui penyelenggraan HiAP, Kemitraan, Pemberdayaan Masyarakat dan
Penyebarluasan Informasi
A.2Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019
2
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016
A.3Gambaran Umum
Bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung
operasional puskesmas melalui dana operasional bagi puskesmas dalm bentuk
Bantuan Operasional Kesehatan tahun Anggaran 2021. Selama ini pemanfaatan
Dana DAK Non Fisik khususnya bagi tenaga kesehatan di Puskesmas sangat
membantu terutama dalam upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Untuk dapat meningkatkan pengetahuan mashyarakat tentang Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat, maka dapat dilakukan suatu sosialisasi Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat.
1. Kegiatan yang dilaksanakan
Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Pengembangan di
wilayah kerja Puskesmas Bukit Jaya Tahun anggaran 2021 melibatkan kepala
desa dan tokoh masyarakat terkait dalam terlaksananya dan keberhasilannya.
2. Maksud dan Tujuan
2.1 Maksud Kegiatan
Diharapkan dari kegiatan ini adalah untuk mempercepat sasaran strategis
Kementerian Kesehatan.
3
2021. Pelaksana kegiatan ini adalah petugas promkes dan seluruh petugas
kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskmesmas Bukit Jaya.
4. Jadwal kegiatan
No Kegiatan yang akan dilaksanakan Bulan pelaksanaan
1 Pemeriksaan Kebugaran Jasmani Agustus, November
2 Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Pengukuran Juli, September, Nopember
Obesitas, melalui UKBM (Posyandu Lansia)
3 Konseling / Edukasi Gizi Seimbang Juli, September, Nopember
4 Pergerakan Masyarakat Tentang Germas Juli, September
(Tokoh Masyarakat, Agama)
5. Biaya
Sebagaimana Rencana Anggaran Kegiatan (RAK) Tahun anggaran 2021 yang
telah kami susun maka kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat
membutuhkan biaya sebesar Rp.40.000.000;
dr.MUHAMMAD SAENI
NIP.19791012 201412 1 001
4
KERANGKA ACUAN/ TERMS OF REFERENCE (TOR)
PENCEGAHAN DAN PENGEDALIAN PENYAKIT (P2)
URUSAN : KESEHATAN
UNIT ORGANISASI : PUSKESMAS BUKIT JAYA
LOKASI KEGIATAN : Di 5 Desa Wilayah Kerja Puskesmas Bukit Jaya
SASARAN PROGRAM :
INDIKATOR KINERJA : i. Menurunkan angka kesakitan akibat
PROGRAM penyakit menular
ii. Pengendalian Vektor dan lingkungan
yang mendukung terjadinya resiko
penyakit menular.
iii. Menurunkan angka kesakitan dan
pengendalian faktor resiko penyakit tidak
menular.
iv. Pemberdayaan masyarakat untuk
berpartisifasi secara aktif dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular
KEGIATAN : Kegiatan pencegahan pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular di 5 Desa
wilayah kerja Puskesmas Bukit Jaya
SASARAN KEGIATAN : Kepala desa dan tokoh masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Bukit Jaya
INDIKATOR KINERJA : a. Menurunkan angka kesakitan akibat
KEGIATAN penyakit menular
b. Pengendalian Vektor dan lingkungan
yang mendukung terjadinya resiko
penyakit menular.
c. Menurunkan angka kesakitan dan
pengendalian faktor resiko penyakit
tidak menular.
d. Pemberdayaan masyarakat untuk
berpartisipasi secara aktif dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular
KELUARAN / OUTPUT : Layanan Kegiatan pencegahan pengendalian
penyakit menular dan penyakit tidak menular di
5
5 Desa wilayah kerja Puskesmas Bukit Jaya
INDIKATOR a. Menurunkan angka kesakitan akibat
KELUARAN / OUTPUT penyakit menular
b. Pengendalian Vektor dan lingkungan
yang mendukung terjadinya resiko
penyakit menular.
c. Menurunkan angka kesakitan dan
pengendalian faktor resiko penyakit
tidak menular.
d. Pemberdayaan masyarakat untuk
berpartisifasi secara aktif dalam
pencegahan dan pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular
B. Pendahuluan
B.1Latar Belakang
Penyakit menular yang masih sering ditemukan dalam pelayanan puskesmas
Sotek meliputi tuberkulosis dan pneumonia, diare dan beberapa penyakit lain dengan
jumlah tertentu seperti malaria dan kusta. Angka kasus baru tuberkulosis perbulan
masih berada dalam 4 kasus perbulan dengan jumlah suspek rata rata 20 orang
perbulan. Kondisi lingkungan yang mendukung penularan disertai dengan upaya
penjaringan yang belum maksimal mengakibatkan tingginya angka mortalitas dan
morbiditas akibat TB. Kejadian diare setiap triwulan juga melebihi target perkiraan
jumlah penderita diare di puskesmas manggar sebesar 210 per triwulan atau lebih
besar dari target penderita diare yang diperkirakan yakni 83 penderita. Kasus Demam
berdarah seropositif juga ditemukan dengan tingkat temuan kasus mencapai <1
kasus perbulan namun manajemen epidemiologi khusus belum terlaksana dengan
baik. Kasus lain seperti pneumonia memiliki angka kesakitan yang relatif kecil
dengan kasus baru yang ditemukan kurang dari 1 kasus baru perbulan, akan tetapi
manajemen untuk mencegah perburukan kondisi klinis masih perlu digalakkan
serta perlu dilakukan upaya dini untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat
B.2Dasar Hukum
a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
6
b. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Kesehatan
f. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.02/2015 tentang Standar
Biaya Masukan Tahun Anggaran 2016
B.3Gambaran Umum
Bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung
operasional puskesmas melalui dana operasional bagi puskesmas dalm bentuk
Bantuan Operasional Kesehatan tahun Anggaran 2021. Selama ini pemanfaatan
Dana DAK Non Fisik khususnya bagi tenaga kesehatan di Puskesmas sangat
membantu terutama dalam Kegiatan pencegahan pengendalian penyakit
menular dan penyakit tidak menular di 6 Desa wilayah kerja
Puskesmas Bukit Jaya.
Untuk dapat meningkatkan pengetahuan mashyarakat tentang pencegahan
pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular.
4. Kegiatan yang dilaksanakan
Kegiatan pencegahan pengendalian penyakit menular dan
penyakit tidak menular wilayah kerja Puskesmas Bukit Jaya Tahun
anggaran 2021 melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat terkait dalam
terlaksananya dan keberhasilannya.
7
Mendapatkan gambaran umum dan khusus tentang pencegahan
pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak
menular tahun 2021
6. Strategi pencapaian keluaran
Keluaran / out put yang diharapkan dari kegiatan ini adalah dalam rangka
pencegahan pengendalian penyakit menular dan penyakit
tidak menular tahun anggaran 2021. Pelaksana kegiatan ini adalah petugas
promkes dan seluruh petugas kesehatan yang ada di wilayah kerja
Puskmesmas Bukit Jaya.
7. Jadwal kegiatan
No Kegiatan yang akan dilaksanakan Bulan Pelaksanaan
1 Penyelidikan Epidemiologi Penyakit Potensi Januari s/d Desember
KLB dan Penanggulangan KLB
2 Verifikasi Rumor dugaan KLB Januari s/d Desember
8
Sekolah (BIAS) kepada Guru dan Wali Murid
14 Pendataan Sasaran POPM Kecacingan (1-12 Juli
Tahun)
15 Pemberian Obat Pencegahan Masal ( POPM ) Agustus
Kecacingan
16 Sweeping Imunisasi Rutin ,MR ,DT dan Td Juli,Agustus,September,Desember
17 Sweeping POPM Kecacingan September
18 Fogging Bila ada Kasus
19 Penerapan Kawasan Tanpa Rokok ( KTR ) September
untuk konseling upaya Berhenti merokok di
Puskesmas
20 Monitoring, Bimbingan Teknis pelaksanaan Juli, Oktober
kegiatan pos pembinaan terpadu ( Posbindu )
penyakit tidak menular oleh petugas
Puskesmas
21 Pendampingan Penderita dengan gangguan Bila ada Kasus
jiwa dan Napza
22 Follow Up Tata laksana dan pencegahan cacat Januari s/d Desember
kasus Kusta dan penyakit menular Lainya
serta Gangguan Jiwa
8. Biaya
Sebagaimana Rencana Anggaran Kegiatan (RAK) Tahun anggaran 2021 yang
telah kami susun maka kegiatan gerakan masyarakat hidup sehat
membutuhkan biaya sebesar Rp. 96.930.481;
dr.MUHAMMAD SAENI
NIP.19791012 201412 1 001
9
KERANGKA ACUAN/ TERMS OF REFERENCE (TOR)
KEGIATAN KESEHATAN MASYARAKAT TINGKAT PUSKESMAS
URUSAN : KESEHATAN
UNIT ORGANISASI : PUSKESMAS BUKIT JAYA
LOKASI KEGIATAN : Di 5 desa, 13 Sekolah, di wilayah kerja Puskesmas Bukit
Jaya
SASARAN PROGRAM : Ibu hamil, Bayi dan Balita, Anak Sekolah, Kepala desa,
masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Bukit Jaya
10
INDIKATOR KINERJA : 1. Peningkatan Kesehatan Ibu
PROGRAM 2. Terbentuknya Pembinaan Pelayanan Anak Usia sekolah
Dan Remaja
3. Terbentuknya perbaikan gizi di masyarakat
4. Terbentuknya lingkungan sehat di wilayah kerja
puskesmas Bukit Jaya
KEGIATAN : 1. Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga (Pis Pk)
2. Upaya Kesehatan Ibu
3. Pembinaan Pelayanan Anak Usia Sekolah dan Remaja
4. Pembinaan Pelayanan Usia Reproduksi dan KB
5. Pendidikan Gizi
6. Suplemen Gizi
7. Surveilans Gizi
8. Upaya Kesehatan Lingkungan
9. Upaya Promosi Kesehatan
SASARAN KEGIATAN : Ibu hamil, Bayi dan Balita, Anak Sekolah, Kepala desa,
masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Bukit Jaya
INDIKATOR KINERJA : 1. Meningkatnya prosentase kesehatan ibu
KEGIATAN 2. Terlayaninya pembinaan anak usia sekolah
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gizi
seimbang
KELUARAN / OUTPUT : Meningkatnya Derajat hidup sehat masyarakat
C. Pendahuluan
C.1Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dalam rangka
mewujudkan visi misi Presiden dan implementasi Nawa Cita yang ke lima yaitu
meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Untuk mewujudkan derajat kesehatan
11
masyarakat yang setinggi-tingginya, diselenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat, dengan pendekatan promotif, preventif, tanpa meninggalkan kuratif
dan rehabilitative secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan. Dalam konsep
pembangunan nasional, Program Indonesia Sehat bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemanpuan hidup sehat bagi setiap orang dalam lingkungan yang
sehat agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya perilaku
hidup sehat.
C.2Dasar Hukum
a. Undang-undang nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah;
b. Undang-Undang Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
c. Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintahan, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737)
e. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun 2019, tentang
Petunjuk Tehnis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan.
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Adalah salah satu DAK Non Fisik yang
membantu pemerintahan kabupaten dan pemerintahan kota melaksanakan pelayanan
kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Kesehatan dengan meningkatkan
kinerja Puskesmas dan jaringannya serta Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan promotif dan preventif.
12
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
pembelajaran dan,oleh, untuk, dan bersama masyarakat , agar mereka dapat menolong
diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber dana masyarakat, sesuai
dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan public yang
berwawasan kesehatan. Sedangkan Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk
menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu,
keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,
menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
kesehatan.
Saat ini juga masih ditemukan berbagai masalah yang dihadapi oleh kabupaten terkait
dengan promosi dan pemberdayaan masyarakat antara lain masih ada beberapa
puskesmas yang belum semua mempunyai tenaga kesehatan promosi kesehatan,
ketersediaan sarana dan promosi yang masih perlu ditingkatkan, serta kemampuan dan
keterampilan tenaga promosi kesehatan yang masih perlu ditingkatkan.
Masalah lain yang muncul adalah masih terjadinya disparitas antar berbagai determinan
sosial di masyarakat yang meliputi perbedaan antar wilayah, antar pendidikan
masyarakat, antar sosial ekonomi masyarakat, dan determinan sosial lainnya. Adanya
masalah-masalah tersebut tentu dapat berpengaruh pada hasil penyelenggaraan upaya
kesehatan yang menjadi tugas dan fungsi Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan primer.
13
7.2 Tujuan Kegiatan
Umum :
Khusus :
8. Metode Pelaksanaan
BOK untuk Puskesmas Bukit Jaya bidang kesehatan masyarakat dilaksanakan secara
swakelola.
9. Jadwal kegiatan
Tahapan dan waktu Pelaksanaan adalah satu tahun anggaran dengan rincian sebagai berikut :
10. Biaya
Sebagaimana Rencana Anggaran Kegiatan (RAK) Tahun anggaran 2021 yang
telah kami susun maka kegiatan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Bukit Jaya
membutuhkan biaya sebesar Rp. 180.013.751,-
15
Therm of Reference (TOR)
16
DENGAN PERJANJIAN KERJA
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Puskesmas Bukit Jaya memberikan pelayanan kepada masyarakat maka
diperlukan faktor-faktor penunjang yang mendukung kinerja aparatur atau
tenaga harian lepas dalam menjalankan aktivitasnya. Salah satunya yakni
pemberian honorarium atau tambahan penghasilan bagi pegawai di wilayah
kerja Puskesmas Bukit Jaya Kabupaten Lamandau
B. Dasar Hukum
1. Undang–Undang No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah.
2. Undang–Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
5. Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerinta Pusat dan Pemerintah Daerah
6. PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
7. PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Kementerian Negara/Lembaga;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015 tentang
Rencana Strategis Kementerian KesehatanTahun 2015–2019
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 3 tahun 2019 tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Bidang Kesehatan
tahun Anggaran 2020
2. TENAGA YANG DIBUTUHKAN
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal, maka perlu adanya penambahan
tenaga kesehatan dan non kesehatan guna mendukung kegiatan bidang
tertentu pada Puskesmas Bukit Jaya.
17
Adapun jenis kegiatan / tenaga yang dibutuhkan yaitu:
a. Tenaga Kesehatan Masyarakat/ Promosi Kesehatan 1 (satu) orang
b. Tenaga Analis Kesehatan 1 (satu) orang
c. Tenaga Administrasi Keuangan 1 (satu) orang
18
5. JADWAL DAN MATRIKS KEGIATAN
No Uraian Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
1 Belanja Honor
Tenaga Kesmas
2 Belanja Honor
Tenaga Analis
Kesehatan
3 Belanja Honor
Tenaga
Administrasi
Keuangan
4 Belanja Iuran
BPJS Tenaga
Kesmas
5 Belanja Iuran
BPJS Tenaga
Analis
Kesehatan
6 Belanja Iuran
BPJS Tenaga
Administrasi
Keuangan
6. BIAYA
Sumber biaya pendanaan berasal dari Dana Bantuan Operasional Kesehatan
(BOK) Tahun Anggaran 2021 dengan Total Anggaran Honorarium untuk 3 (tiga)
Orang Pegawai Kontrak dengan Perjanjian Kerja sebesar Rp. 81.200.000; dan
Total anggaran untuk Iuran BPJS Kesehatan untuk 3 (tiga) Orang Pegawai
Kontrak dengan Perjanjian Kerja sebesar Rp. 3.505.768; dengan Jumlah Total
anggaran sebesar Rp. 84.705.768;
19
Demikian Term Of Reference (TOR) ini di buat sebagai bahan acuan penyusunan
anggaran dan pelaksanaan kegiatan, terima kasih.
20
TERM OF REFFERENCE (TOR)
COVID-19
URUSAN : KESEHATAN
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
21
Corona Virus Dieses adalah sebuah virus yang menyerang saluran pernafasan
yang baru di temukan pada Desember 2019. Covid-19 merupakan sebuah pandemi
yang menyerang banyak negara di seluruh dunia.
Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, batuk kering, dan rasa lelah.
Gejala lainnya yang lebih jarang dan mungkin dialami beberapa pasien meliputi rasa nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, sakit kepala, konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, kehilangan
indera rasa atau penciuman, ruam pada kulit, atau perubahan warna jari tangan atau kaki.
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara bertahap.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini
adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus
penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari
kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan
SARS dan MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.
Seseorang dari zona merah atau kontak dengan pasien pasien covid-19 termasuk suspek
yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemeriksaan penunjang. Jika hasil positif,
penatalaksanaan pasien dilakukan berdasarkan gejala atau tanpa gejala yang dialami.
Penanganan pasien covid-19 yang tidak bergejala akan di imbau untuk isolasi mandiri di
rumah.
Bagi pasien covid-19 dengan gejala sakit berat akan diisolasi di rumah sakit atau rumah sakit
rujukan. Pasien diisolasi minimal 10 harisejak munculnya gejala di tambah 3 hari bebas
demam dan gejala pernapasan.
B. Dasar Hukum
1) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/446/2021 Tahun 2021
2) Undang – undang Republik Indonesia Nomer 36 tahun 2014 Tentang Tenaga
Kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang maksimal kepada masyarakat.
C. Gambaran Umum
Antigen merupakan suatu zat atau benda asing, misalnya racun, kuman, atau
virus, yang dapat masuk ke dalam tubuh. Sebagian antigen dapat dianggap
berbahaya oleh tubuh, sehingga memicu sistem imunitas untuk membentuk zat
kekebalan tubuh (antibodi). Virus corona -19 yang masuk ke dalam tubuh akan
terdeteksi sebagai antigen oleh sistem imunitas, antigen ini juga dapat dideteksi
melalui pemeriksaan rapid test antigen.
Penggunaan Rapid Diagnostic Test Antigen dalam pemeriksaan Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) memperhatikan kriteria pemilihan, kriteria penggunaan, alur
22
pemeriksaan, fasilitas pemeriksaan dan petugas pemeriksaan,pengelolaan specimen,
keselamatan hayati (biosafety), pencatatan dan pelaporan, pinjaman mutu
pemeriksaan, dan pengelolaan limbah pemeriksaan.
Rapid Diagnostic Test Antigen untuk virus corona dilakukan dengan mengambil
sampel lendir dari hidung atau tenggorokan melalui proses swab. Untuk memberikan
hasil yang lebih akurat, pemeriksaan Rapid Diagnostic Test Antigen perlu dilakukan
paling lambat 5 hari setelah munculnya gejala Covid-19.
Seseorang yang terinfeksi Covid-19 dapat mengembangkan berbagai kondisi, baik
yang bergejala ringan, sedang, berat atau tanpa gejala. Satu orang terinfeksi, bisa
menular ke banyak orang, termasuk keluarga. Untuk pencegahan dapat melakukan
isolasi mandiri di rumah.
Isolasi mandiri di rumah harus dilakukan secara benar guna memutus mata rantai
penularan. Mengalami gejala ringan dan sedang, seperti demam atau riwayat demam
dengan suhu di atas 38 derajat celcius atau batuk, sesak napas, sakit tenggorokan,
dan pilek.vtidak memiliki penyakit penyerta, rumah memenuhi syarat untuk isolasi
mandiri,lingkungan mendukung pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan medis
pasien.
Pelaksanaan isolasi mandiri masih terkendala beberapa hal di masyarakat.
Kendala tersebut di antaranya munculnya stigma bahwa orang yang terkonfirmasi
positif COVID-19 dan sedang isolasi mandiri akan dikucilkan. Salah satu kendalanya
yang biasa di masyarakat adalah stigma – stigma dari masyarakat yang masih kental
kalau itu (orang positif COVID-19) akan dikucilkan oleh tetangga sekelilingnya.
Salah satu tugas dasar tracer selain mencari kasus yang mungkin ditimbulkan
akibat terinfeksi karena kontak erat juga memberikan edukasi sehingga pasien –
pasien yang isolasi mandiri tidak merasa dikucilkan. Selain pelacakan kontak,
Contact tracing adalah kegiatan untuk melakukan sosialisasi secara komunal. Jadi,
menurutnya, apa yang dilakukan pada kegiatan tracing ini adalah salah satunya
memberikan dampak positif pada masyarakat secara komunal.
b) Tujuan Kegiatan
No Kegiatan Pelaksanaan
24
3 Pembayaran Honor tracer Januari s/d Desember
6. BIAYA
Kegiatan Pemeriksaan Covid-19 tersebut di atas bersumber dari dana Dana Alokasi
Khusus Non Fisik Bantuan Operasional Kesehatan (DAK non Fisik BOK) tahun 2021
dengan biaya kegiatan sesuai dalam Rencana Anggaran Biaya/ RAB Sebesar Rp.
224.350.000,- (Dua Ratus Dua Puluh Empat Juta Tiga Ratus Lima Puluh Ribu
Rupiah)
25