Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL TENTANG PENGATURAN DIET SEBAGAI BAGIAIN PENTING DARI

MANAJEMEN DM

Disusun oleh:

Doni Rahayu Pambudi

PO.62.20.1.19.405

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA

TAHUN 2022
A. Pendahuluan
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit karena tingginya kadar gula darah
didalam tubuh. Gejala awal dari penyakit ini adalah sering buang air kecil (polyuria),
mudah merasa lapar (polifagia), dan mudah merasa haus (polydipsia).
Faktor utama penyebab diabetes terletak pada pola hidup tidak sehat seperti
mengkonsumsi makanan tinggi kalori, obesitas, rendah serat, dan jarang berolahraga.
Salah satu cara pengobatan penyakit diabetes adalah dengan mengontrol makanan
yang dikonsumsi penderita. Dengan pengaturan pola makan yang baik,
perkembangan penyakit diabetes dapat dihambat. Makanan yang dikonsumsi oleh
penderita diabetes harus disesuaikan dengan jumlah kalori, jadwal makan, dan jenis
makanan dengan kondisi tubuh penderita.
Perencanaan makan atau pengaturan makan atau sering disebut dengan diet
merupakan salah satu cara yang dianjurkan para dokter sebagai upaya perawatan dan
penyembuhan penderita DM. Diet hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup
dan disertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh. Perhitungan kandungan
gizi yang dikonsumsi dapat menimbulkan penyimpangan lebih besar atau lebih kecil
dari yang dianjurkan tergantung dari bahan pangan yang digunakan.
B. Tujuan
Tujuan diet pada klien DM adalah:
1) Memberikan makanan sesuai kebutuhan
2) Mempertahankan kadar gula darah sampai normal/ mendekati normal
3) Mempertahankan berat badan menjadi normal
4) Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu rendah yang dapat menyebabkan
pingsan
5) Mengurangi/ mencegah komplikasi

C. Syarat Diet DM

1) Energi cukup, kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan


untuk metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan
untuk aktivitas fisik dan keadaan khusus (kehamilan, laktasi, komplikasi).
Pembagian makanan dalam 3 porsi besar yaitu makan pagi (20%), siang (30%),
dan sore (25%) serta 2-3 porsi kecil selingan (masing-masing10-15%).
2) Protein, normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.

3) Lemak, sedang yaitu 20-25%.

4) Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.

5) Penggunaan gula murni dalam minuman makanan tidak diperbolehkan kecuali


jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa sudah terkendali,
diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan energi total.

6) Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas.

7) Asupan serat dianjurkan 25 gr/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat di dalam sayur dan buah.

8) Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium


dalam bentuk garam dapur yaitu 3000 mg/hari. Apabila mengalami hipertensi
asupan garam harus dikurangi.

9) Cukup vitamin dan mineral.

D. Bahan Makanan yang Dianjurkan

1) Sumber protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telur, tempe, tahu, oncom, kacang-
kacangan (kacang hijau, kacang merah, kedelai).

2) Sayuran : kangkung, oyong, timun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi,
seledri, terong.

3) Buah-buahan : sari buah murni, jeruk, apel, pepaya, pir, jambu, belimbing.

4) Susu skim atau rendah lemak.

5) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna.
Makanan terutama diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan
dibakar.

E. Bahan Makanan yang Dibatasi

1) Sumber hidrat arang : nasi, nasi tim, bubur, roti, gandum, pasta, jagung, kentang,
ubi dan talas, hevermout, sereal, mie, ketan, macaroni.
2) Sumber protein hewani tinggi lemak jenuh : kornet, sosis, sarden.

3) Sayuran : bayam, buncis, daun melinjo, daun singkong, daun ketela, jagung muda,
kapri, kacang panjang.

4) Buah-buahan : nanas, anggur, mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo.

5) Makanan yang digoreng dan yang menggunakan santan kental.

F. Bahan Makanan yang Dihindari

1) Gula pasir, gula merah, gula batu, madu.

2) Makanan / minuman manis : abon, dendeng, cake, kue-kue manis, dodol, tarcis,
sirup, selai manis, coklat, permen, susu kental manis, es krim.

3) Bumbu : kecap, saus tiram.

4) Buah-buahan yang manis dan diawetkan : durian, nangka, manisan buah, tape.

5) Minuman yang mengandung alkohol.

G. Cara Mengatur Diet

1) Untuk pertama kali sebaiknya makanan ditimbang sampai mencapai diet dan porsi
yang sesuai.

2) Makanlah sesuai dengan jumlah dan pembagian makanan yang telah ditentukan
dalam daftar diet.

3) Untuk mendapatkan variasi menu, gunakanlah daftar makanan penukar.

4) Makanlah banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat.

5) Laksanakan diet dengan disiplin untuk mencapai BB normal.

H. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1) Disamping berdiet lakukan olahraga secara teratur.


2) Waspada kemungkinan terjadinya hipoglikemia.

I. Penerapan Diet
Pasien yang patuh akan mempunyai kontrol glikemik lebih baik, dengan kontrol
glikemik yang baikdan terus menerus akan dapat mencegah komplikasi akut dan
mengurangi resiko komplikasi jangka panjang. Sebaliknya bagi pasien yang tidak
patuh akan mempengaruhi kontrol glikemiknya menjadi kurang baik bahkan tidak
terkontrol, hal ini akan mengakibatkan komplikasi yang mungkin timbul tidak dapat
dicegah (Bilous, 2002). Menurut Sunaryo (2004) metode-metode yang digunakan
untuk mengukur sejauh mana seseorangdalam mematuhi nasehat dari tenaga
kesehatan yang meliputi laporan dari data orang itu sendiri, laporan tenaga kesehatan,
perhitungan jumlah pil dari botol, tes darah dan urin, alat-alat mekanis, observasi
langsung dari hasil pengobatan. Kepatuhan terhadap pengobatan dikhawatirkan akan
menimbulkan sesuatu yang tidak diinginkan, seperti misalnya bila tidak minum obat
sesuai aturan, maka akan semakin memperparah penyakit.

J. Indeks Glikemik
Indeks Glikemik (IG) pangan adalah tingkatan pangan menurut efeknya terhadap
kadar gula darah. IG memperbolehkan penderita diabetes memilih jenis karbohidrat
yang tepat untuk mengendalikan gula darahnya. Dengan mengatahui IG pangan
penderita diabetes dapat memilih makanan yang tidak menaikkan kadar gula darah
secara drastis sehingga kadar gula darah dapat dikontrol pada tingkat yang aman
(Rimbawan dan Siagian, 2004). Karbohidrat dalam pangan yang dipecah dengan
cepat selama pencernaan memiliki IG tinggi. Respon gula darah terhadap jenis pangan
(karbohidrat) ini cepat dan tinggi. Sebaliknya, karbohidrat yang dipecah dengan
lambat memiliki IG rendah (slow release carbohydrate) sehingga melepaskan glukosa
kedalam darah dengan lambat (Rimbawan dan Siagian, 2004).
Peran kunci IG dalam penatalaksanaan makanan pada penderita diabetes mellitus
adalah memberikan cara mudah memilih makanan yang tidak menaikkan kadar gula
darah secara drastis. Dengan diketahuinya IG pangan tunggal, campuran, dan pangan
olahan maka penderita diabetes secara mandiri dapat dengan mudah memilih
makanan yang tidak cepat menaikkan kadar gula darah (makanan dengan IG rendah)
(Rimbawan dan Siagian, 2004).
DAFTAR PUSTAKA

Chairanisa, W., Weni, K., & Nugraheni, T. L. (2019). Asuhan Gizi Pada Pasien
Diabetes Melitus Dengan Gangren Di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari (Doctoral
dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Dini Rasjmida. 2014. Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Gandy W, Madden, Holdsworth. 2012. Oxford Handbook of Nutrition and Dietetics.
Jakarta. Buku Kedokteran EGC
P2PTM Kemenkes RI. Diet Diabetes Melitus (DM) dilakukan dengan pola makan sesuai
dengan aturan 3J. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-
melitus/diet-diabetes-melitus-dm-dilakukan-dengan-pola-makan-sesuai-dengan-aturan-
3j-apa-saja-3j. (Diakses pada 2 Agustus 2022).
Poltekkes Malang. Diabetes Melitus.
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1403000077/BAB_II.pdf.
(Diakses pada 2 Agustus 2022).

Anda mungkin juga menyukai