Anda di halaman 1dari 16

TUGAS LOGBOOK

ASKEP II DM

Oleh :
Safira Insan Brillianty
(PO.62.20.1.19.429)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL TENAGA KESEHATAN
POLTEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA
TAHUN 2022
Kasus Pemicu

Pasien Ny. B usia 32 tahun G3P2A0 hamil 28 minggu datang ke puskesmas dengan keluhan sering
lapar, sering haus, sering kencing, pandangan kabur, kadang mual, mudah mengantuk, mudah lelah
dan gatal pada daerah kemaluan. Ny. B mengatakan selama hamil terjadi penambahan berat badan 10
kg, TFU 32 cm. Riwayat dalam keluarga Bapak dari Ny. B menderita DM. Riwayat kehamilan yang lalu
anak pertama jenis kelamin perempuan BB 3900 gram, anak kedua laki-laki 4200 gram. Hasil
pemeriksaan TTGO 180 mg/dL.

Aktivitas 1
Jelaskan Pengertian/Definisi Diabetes Dalam Kehamilan
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) merupakan intoleransi karbohidrat yang
mengakibatkan hiperglikemia dengan keparahan yang beragam dan onset atau deteksi
pertama kali pada saat hamil. Definisi ini berlaku tanpa memandang apakah hormon insulin
digunakan atau tidak dalam penanganannya ataukah keadaan tersebut tetap bertahan setelah
kehailan berakhir. Intoleransi gukosa dapat mendahului kehamilan tetapi keadaan ini tidak
diketahui penyebabnya. Prawihardjo (2010) menyebutkan bahwa DMG (Diabetes Melitus
Gestasional) adalah intoleransi glukosa yang dimulai atau baru ditemukan pada waktu
hamil. Tidak daat dikesampingkan kemungkinan adanya intoleransi glukosa yang tidak
diketahui yang muncul seiring kehamilan. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering
akan kembali ke regulasi glukosa normal.

Sumber :
https://www.alodokter.com/diabetes-gestasional

Aktivitas 2
Deskripsikan Faktor Risiko DM dalam Kehamilan
a. Obesitas

Obesitas umumnya terjadi pada kehamilan terutama kehamilan yang terjadi diatas 35 tahun.
Keadaan obesitas ini merupakan risiko tinggi obstetri karena dapat meningkatkan risiko
morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu hamil
dengan obesitas pada ibu hamil adalah peningkatan risiko hipertensi, diabetes gestasional,
abortus spontan dan perdarahan postpartum. Pada janin dapat meningkatkan resiko lahir
mati pada masa antepartum, komplikasi intrapartum seperti distosia bahu, makrosomia dan
meningkatkan risiko kecacatan janin seperti defek neural tube, spina bifida, penyakit jantung
bawaan dan omphalocele. Makrosomia adalah suatu keadaan dimana bayi lahir dengan
ukuran yang lebih besar atau berat badan > 4000 gram, hal ini merupakan salah satu
penyulit persalinan yang menyebabkan peningkatan morbiditas dan mortalitas pada
kehamilan karena menyebabkan banyak komplikasi dalam persalinan.

Sumber :
http://repository.lppm.unila.ac.id/31226/1/Pengaruh%20Obesitas%20dalam
%20Kehamilan.pdf

b. Riwayat Keluarga

Pada teori disebutkan bahwa apabila salah satu atau kedua orangtua memiliki penyakit
diabetes mellitus makaakan menurun kepada anaknya sebesar 84% karena pada gen ada
salah satu enzim yang bernama daeminase yakni suatu enzim yang memfasilitasi
fosfolarisasi glukosa menjadi glukosa 6 fosfat yang prosesnya terjadi di dalam sel yang
berada di pankreas sehingga bila terjadi mutasi gen pada keturunan dapat menyebabkan
penurunan genetik dan terjadilah diabetes mellitus gestasional. Pada keluarga yang tidak
ada riwayat DM nya tidak berpengaruh terhadap mutasi gen keturunannya. misalkan terjadi
diabetes mellitus gestasional hal tersebut didapatkan dari faktor lain misalnya gaya hidup
yang tidak sehat seperti suka makan makanan instant, jarang olahraga, IMT yang tidak
seimbang yang dipengaruhi karena kurangnya pengetahuan sang Ibu. (Pamolango et al.,
2013)

Sumber :
Pamolango, M., Wantouw, B., & Sambeka, J. (2013). Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
Keperawatan Portal Garuda, 1(1), 1–6.

c. Gaya Hidup

Ibu hamil akan disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup dalam mengelola
diabetes gestasional, seperti:
 Memeriksa gula darah untuk memastikan kadar tetap dalam kisaran yang normal
dan sehat.
 Makan makanan sehat dalam jumlah yang tepat pada waktu yang tepat. Ikuti
rencana makan sehat yang dibuat oleh dokter atau ahli gizi, ya.
 Tetap melakukan aktivitas fisik teratur yang cukup intens seperti jalan cepat. Hal ini
bertujuan untuk menurunkan gula darah dan membuat ibu menjadi lebih sensitif
terhadap insulin sehingga tubuh tidak membutuhkan insulin sebanyak itu. Pastikan
untuk berkonsultasi dengan dokter Anda tentang jenis aktivitas fisik apa yang dapat
Anda lakukan dan jika ada jenis yang harus dihindari.Memeriksa gula darah untuk
memastikan kadar tetap dalam kisaran yang normal dan sehat.

Sumber :
https://www.mitrakeluarga.com/artikel/artikel-kesehatan/diabetes-melitus-gestasional-
diabetes-dalam-kehamilan

d. Merokok

Pengaruh nikotin terhadap insulin diantaranya menyebabkan penurunan pelepasan insulin


akibat aktivasi hormon katekolamin, pengaruh negatif pada kerja insulin, gangguan pada sel
β pankreas dan perkembangan ke arah resistensi insulin. Mekanisme–mekanisme potensial
lain akibat paparan rokok seperti paparan rokok pada ibu hamil dan menyusui juga
memiliki peran terjadinya perkembangan resistensi insulin (Ario, 2014). Risiko diabetes
pada perokok pasif dan perokok aktif memiliki tingkatan yang sama, dan kedua kelompok
memiliki kadar hemoglobin A1C lebih tinggi dibanding mereka yang tidak merokok
(Kermah et al, 2011).

Sumber :
Pamolango, M., Wantouw, B., & Sambeka, J. (2013). Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
Keperawatan Portal Garuda, 1(1), 1–6.
e. Hipertensi

Mekanisme hubungan hipertensi dengan resistensi insulin tidak diketahui secara jelas,
tetapi secara jelas bahwa resistensi insulin merupakan penyebab utama peningkatan kadar
glukosa darah (Guyton, 2008). Menurut Mihardja (2008) hipertensi dapat membuat sel
tidak sensitif dengan insulin (resisten insulin). Insulin berperan meningkatkan ambilan
glukosa di banyak sel dan cara ini juga mengatur metabolisme karbohidrat, sehingga jika
terjadi resistensi insulin oleh sel, maka kadar gula di dalam darah juga dapat mengalami
gangguan (Guyton, 2008).

Sumber:
Pamolango, M., Wantouw, B., & Sambeka, J. (2013). Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
Keperawatan Portal Garuda, 1(1), 1–6.

f. Pola Aktivitas

Olahraga dapat membantu kerja metabolisme tubuh yang dapat mengakibatkan


berkurangnya kebutuhan akan insulin dan olahraga dapat membantu menurunkan kadar
glukosa darah. Hal ini didukung oleh penelitian Rachmawati (2010) tentang hubungan
latihan jasmani dengan kadar glukosa darah pada diabetisi menunjukkan bahwa dari 40
subyek dari 42 subyek penelitianterjadi penurunan kadar glukosa darah sewaktu secara
signifikan (p < 0,000) pasca latihan jasmani 30 menit (post-test) dibanding kadar glukosa
darah sewaktu sebelum latihan (pre-test), dengan rata-rata kadar glukosa sewaktu setelah
latihan jasmani sebesar 127.8 ± 47.9 mg/dl dibanding rerata kadar glukosa darah sewaktu.

Sumber:
Pamolango, M., Wantouw, B., & Sambeka, J. (2013). Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
Keperawatan Portal Garuda, 1(1), 1–6.
g. Riwayat Persalinan yang lalu, anak makrosemia

Pada teori bayi yang lahir dari ibu yang mengalami diabetes mellitus mengalami
pengendapan lemak dibahu dan badan sehingga rentan mengalami distosia bahu. Sehingga
pada kasus makrosomia yang menjadi penyebab adalah peningkatan kadar glukosa ibu
sehingga mempengaruhi peningkatan kadar glukosa bayi dan bila kadar glukosa ibu
meningkat maka glukosa tersebut akan diserap 80% oleh bayi melalui membran plasenta
yang dimulai sejak usia kehamilan 8-10 minggu. Sehingga ibu yang memiliki riwayat
pernah melahirkan bayi besar akan memiliki risiko 5-10x melahirkan bayi besar juga. Pada
ibu hamil yang tidak memiliki riwayat melahirkan makrosomia tidak terjadi berarti tidak
ada pengendapan lemak dibahu dan badan yang dapat memicu terjadinya distosia bahu dan
kadar glukosa pada ibu juga normal sehingga proses penyerapan kadar glukosa pada bayi
juga normal sehingga tidak menyebabkan risiko terjadinya diabetes mellitus gestasional.
(Pamolango et al., 2013)

Sumber:
Pamolango, M., Wantouw, B., & Sambeka, J. (2013). Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
Keperawatan Portal Garuda, 1(1), 1–6.

Aktivitas 3

Jelaskan Metabolisme glukosa pada kehamilan

a. Polidipsi

Polidipsi atau sering kali merasa haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Dengan
begitu banyaknya urine yang keluar, badan akan kekurangan air atau dehidrasi. Untuk
mengatasi hal tersebut, timbullah rasa haus sehingga orang ingin selalu minum dan ingin
yang dingin, manis, segar, dan banyak. Minuman manis akan sangat merugikan karena
membuat kadar gula semakin tinggi.

Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/11/10095556/kenali-3p-gejala-diabetes
b. Poliuri

Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya
serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak
menarik cairan dan elektrolit sehingga pasien mengeluh banyak kencing.

Sumber:
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/106/5/108700012_file5.pdf

c. Polifagia

Polifagi atau nafsu makan meningkat dan kurang tenaga. Pada diabetes, karena insulin
bermasalah, pemasukan gula ke dalam sel-sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk
pun kurang. Itu sebabnya orang menjadi lemas. Dengan demikian, otak juga mengira bahwa
kurang energi itu terjadi karena kurang makan. Oleh karena itu, tubuh berusaha
meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan rasa lapar sehingga timbulah
perasaan selalu ingin makan.

Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/06/11/10095556/kenali-3p-gejala-diabetes

d. Pandangan Kabur

Mata kabur, hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa-sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa,
sehingga menyebabkan pembentukan katarak (Illyas, 2012)

Sumber:
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/106/5/108700012_file5.pdf
e. Mual

Mual pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah perubahan
hormone. Hormone yang mempengaruhi perubahan adalah Hormon hCG dalam aliran
darah sangat membantu untuk menjaga persediaan estrogen dan progesteron serta untuk
mencegah masa menstruasi. Meningkatnya hormon hCG secara tiba-tiba dapat
mengakibatkan efek pedih pada lapisan perut, dan efek ini berupa rasa mual. Hormon ini
juga menyebabkan hilangnya gula dari darah, yang dapat menimbulkan perasaan sangat
lapar dan sakit.Jadi hormon hCG ini sangat berpengaruh terhadap timbulnya rasa mual dan
muntah pada ibu hamil.

Sumber:
Pamolango, M., Wantouw, B., & Sambeka, J. (2013). Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec. Malalayang Kota Manado. Ejournal
Keperawatan Portal Garuda, 1(1), 1–6.

Aktivitas 4
Jelaskan mekanisme terjadinya makrosemia pada kehamilan

Pada diabetes melitus gestasional, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan


terjadi suatu keadaan di mana fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin, akibatnya kandungan glukosa dalam
plasma ibu bertambah, kadar gula darah tinggi, tetapi kadar insulin tetap tinggi. Melalui
difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi
kandungan glukosa abnormal. Peningkatan tingkat serum metabolit pada ibu yang
mengalami diabetes (misalnya glukosa, asam lemak bebas, senyawa keton dalam tubuh,
trigliserida, dan asamasam amino) akan memicu peningkatan transfer nutrien pada janin
yang pada gilirannya akan menimbulkan hiperglikemik dalam lingkungan uterus sehingga
dapat merubah pertumbuhan dan komposisi tubuh janin. Janin yang menerima pemasokan
gula darah yang berlebihan akan memproduksi insulin sehingga terjadi hyperinsulinemia.
Pengaruh insulin akan mengubah glukosa menjadi cadangan lemak dan glikogen. Hal ini
menyebabkan makrosomia.

Sumber:
Milati, N. (2021). Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember
Digital Digital Repository Repository Universitas Universitas Jember Jember. Digital
Repository Universitas Jember, September 2019, 2019–2022.

Aktivitas 5
Jelaskan penyulit DM pada kehamilan

Pada kehamilan dengan DM, faktor yang dapat mempersulit adalah:


1. Kelahiran premature
2. Keguguran
3. Hipglimia
4. Makrosemia
5. Takipnea
6. Kelaianan jantung
7. Kadar kalsium dan magnesium yang rendah

Sumber :
https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/komplikasi-diabetes-gestasional-ibu-bayi/

Aktivitas 6
Jelaskan mekanisme terjadinya hipoglikemia pada bayi baru lahir

Hipoglikemia sering terjadi pada bayi baru lahir. Hipoglikemia biasanya tidak memiliki
gejala (asimtomatik) sehingga kondisi ini mudah terlewatkan. Pada neonatus kadar glukosa
serum menurun dalam 1-3 jam pertama kehidupan tapi setelah itu akan meningkat secara
spontan. Hipoglikemia yang berkepanjangan dapat berlanjut ke kerusakan perkembangan
saraf dan otak bayi. Bayi premature (Preterm) lebih mungkin mengalami hipoglikemia
dibandingkan bayi cukup bulan. Disebut hipoglikemi pada bayi baru lahir apabila kadar
glukosa darah <40 mg/Dl (2,2 Mm) sampai <47,5 mg/Dl. Kadar glukosa darah bayi
dipertimbangkan berdasarkan salah satunya adalah berat badan lahir bayi. Bayi baru lahir
memiliki risiko tinggi mengalami hipoglikemia adalah bayi yang lahir dengan berat ≥3800
g atau <2500 g. (Melinda, 2020)

Sumber:
Melinda, R. O. (2020). Hubungan antara berat badan lahir dan hipoglikemia pada bayi baru
lahir. SKRIPSI-2020.
Aktivitas 7
Jelaskan persiapan untuk pemeriksaan OGTT

Persiapan :
Sebelum menjalani tes toleransi glukosa oral, dokter melakukan anamnesis seputar keluhan
pasien, terutama terkait diabetes mellitus dan faktor risikonya. Tanyakan juga riwayat
diabetes pada anggota keluarga, riwayat pemeriksaan glukosa darah sewaktu atau puasa
sebelumnya, dan apakah ada gejala terkait komplikasi diabetes, misalnya retinopati.
Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien tetap makan dengan karbohidrat yang cukup dan
melakukan kegiatan jasmani seperti kebiasaan sehari-hari. Kemudian, pada hari
pemeriksaan, pasien berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari), minum air putih
tanpa glukosa tetap diperbolehkan.

Peralatan :
Peralatan yang diperlukan adalah:
 Spuit untuk mengambil darah
 Kontainer tutup merah dan abu-abu
 75gram larutan gula

Posisi Pasien :
Pasien bisa dalam posisi duduk atau tidur pada saat pengambilan sampel darah.

Prosedural :
Pada awal kedatangan, pastikan pasien datang dalam keadaan puasa. Kemudian, lakukan
pemeriksaan dengan langkah berikut:
1. Lakukan pengambilan sampel dan pemeriksaan kadar glukosa darah puasa
2. Kemudian, berikan glukosa 75gram untuk orang dewasa atau 1,75 gram/kgBB pada
anak. Glukosa dilarutkan dalam air 250 mL dan diminum dalam waktu 5 menit
3. Pasien berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2
jam setelah minum larutan glukosa selesai
4. Dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah 2 jam sesudah pemberian beban
glukosa
5. Selama proses pemeriksaan, pasien tetap istirahat dan tidak merokok
6. Pada kondisi diabetes gestasional, pengukuran tambahan dilakukan pada 1 jam
pertama post prandial.
Pada pasien ibu hamil. 75gram glukosa diberikan dengan melarutkan dalam 300 ml air dan
dihabiskan dalam waktu 5-10 menit. Apabila pasien muntah dalam waktu 30 menit pasca
minum larutan glukosa, pemeriksaan harus diulang pada hari berikutnya. Apabila muntah
lebih dari 30 menit, pemeriksaan dapat dilanjutkan.

Sumber:
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/endokrinologi/tes-toleransi-glukosa-oral/
teknik

Aktivitas 8
Jelaskan batasan normal hasil pemeriksaan GDP, GDS dan TTGO

 Gula darah puasa (GDP) : 80 - 125 mg/dL


 Gula darah sewaktu (GDS) : < 200 mg/dL
 Gula darah 2 jam setelah makan (GDPP) : 110 - 180 mg/dL

Sumber :
https://www.honestdocs.id/tabel-kadar-gula-darah-normal

Aktivitas 9
Jelaskan sasaran kendali glukosa pada DM dalam kehamilan

Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan menggunakan darah kapiler. Saat
ini banyak didapatkan alat pengukur kadar glukosa darah dengan menggunakan reagen
kering yang sederhana dan mudah dipakai. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah
memakai alat-alat tersebut dapat dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara
pemeriksaan dilakukan sesuai dengan cara standar yang dianjurkan. Hasil pemantauan
dengan cara reagen kering perlu dibandingkan dengan cara konvensional secara berkala.
Pemeriksaan glukosa darah mandiri ini terutama dianjurkan pada:
a) Penyandang DM yang direncanakan mendapat terapi insulin.
b) Penyandang DM yang mendapat terapi insulin dengan kondisi sebagai berikut:
Pasien dengan kadar HB A1C yang tidak mencapai target pengendalian.
 Wanita yang merencanakan hamil.
 Wanita hamil dengan hiperglikemia.
 Kejadian hipoglikemia berulang.
Setelah terdiagnosa diabetes gestasional, pasien perlu melakukan pemantauan kadar gula
darah secara rutin, baik glukosa darah puasa maupun glukosa darah post prandial.
Sebaiknya pasien melakukan kunjungan antenatal rutin setiap bulan untuk memantau kadar
gula darah dan pertumbuhan fetus. 5th International Workshop-Conference on Gestational
Diabetes Mellitus merekomendasikan kadar gula darah puasa <95 mg/dL, 1 jam
postprandial <140 mg/dL, dan 2 jam post prandial <120 mg/dL. Ernawati, N. (2017).

Sumber:
Ernawati, N. (2017). Teori dan Petunjuk Skrining Gestasional Diabetes Mellitus.

Aktivitas 10
Jelaskan pengkajian keperawatan dengan masalah DM dalam Kehamilan

DS :
 Px mengatakan sering lapar
 Px mengatakan sering haus
 Px mengatakan sering kencing
 Px mengatakan pandangan kabur
 Px mengatakan kadang merasakan mual
 Px mengatakan mudah mengantuk
 Px mengatakan mudah lelah
 Px mengatakan selama hamil terjadi penambahan berat badan 10 kg dengan TFU 32
cm
 Px mengatakan riwayat kehamilan anak ke-2 memiliki berat 4200 gram
 Px mengatakan memiliki riwayat DM dari sang ayah

DO :
 Klien tampak gemuk
 Klien tampak binggung
 Hasil TTGO: 180 mg/dl

Sumber :

Aktivitas 11
Jelaskan Diagnosa Keperawatan yang terjadi pada DM dalam Kehamilan
Diagnosa yang mungkin muncul :
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Dara b.d Gangguan Toleransi Glukosa Darah.

Sumber :
Tim Pokja PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia, Edisi 1. Jakarta: DPP
PPNI.

Aktivitas 12
Jelaskan intervensi keperawatan yang pada DM dalam kehamilan

Manajemen Hiperglikemia (I.03115)

Observasi :
1. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
2. Memonitor kadar glukosa darah
3. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia
4. Memonitor intake dan output cairan
5. Memonitor keton urine, kadar analisa gas darah, elektrolit, tekanan darah ortostatik,
dan frekuensi nadi

Terapeutik :
1. Mengkonsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk
2. Edukasi
3. Menganjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
4. Menganjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
5. Mengajarkan pengelolaan diabetes

Kolaborasi :
Mengkolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu

Sumber:
Tim Pokja PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Aktivitas 13
Buatlah rancangan pendidikan kesehatan pada DM dalam Kehamilan (SAP, Materi dan
Media penkes)

Terlampir
Aktivitas 14
Lakukan telaah terhadap satu buah artikel yang dipublikasi di jurnal dengan topic yang
berhubungan dengan diabetes dalam kehamilan dan buat resume hasil telaah meliputi:

Judul Artikel HUBUNGAN RIWAYAT DIABETES MELLITUS PADA


KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
GESTASIONAL PADA IBU HAMIL DI PKM BAHU KEC.
MALALAYANG KOTA MANADO
Penulis Metris A. Pamolango
Benny Wantouw
Jolie Sambeka

Tahun Publikasi 2013


Nama Jurnal Journal Keperawatan

Volume/Isu Volume 1
Halaman Nomer 1
URL https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2203
Latar Belakang Diabetes mellitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat
ringan (toleransi glukosa terganggu) maupun berat, terjadi atau
diketahui pertama kali saat kehamilan berlangsung. Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui hubungan Riwayat Diabetes Mellitus pada
keluarga dengan kejadian Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu
Hamil di PKM Bahu kec. Malalayang Kota Manado. Penelitian ini
bersifat deskriptif analitik dengan rancangan retrospektif. Metode
pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan total sampling yaitu
sebanyak 40 orang. Instrument penelitian yang digunakan berupa alat
pengukuran kadar gula darah dan genogram. Data yang didapatkan
dianalisa dengan menggunakan uji chi-square dan diolah dengan
menggunakan program SPSS. Hasil penelitian yang didapat pada
tingkat kepercayaan 90% menunjukkan nilai p=0,370. Nilai p ini lebih
besar dari nilai α = 0,1. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu tidak
terdapat Hubungan Riwayat Diabetes Mellitus pada keluarga dengan
kejadian Diabetes Mellitus Gestasional pada Ibu Hamil di PKM Bahu
kec. Malalayang Kota Manado.

Tujuan -

Metodologi Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskritif analitik dengan


pendekatan crossectional

Populasi dan Sampel Jumlah populasi dimana berjumlah 369 ibu hamil
dan d adalah nilai α dimana α=0,1 . Dari rumus tersebut di dapatkan
jumlah sampel 79 kunjungan ibu hamil. Kriteria

Pengumpulan Data Instrument penelitian yang digunakan dalam


penelitian ini yaitu berupa pengukuran kadar Glukosa Darah Sewaktu
(GDS). Pada pengukuran kadar GDS ini responden akan diambil darah
pada pembulu darah kapiler. Apabila hasil pemeriksaan < 125 mg/dL
maka negative atau tidak beresiko, sedangkan jika hasil pemeriksaan
>126 mg/dL maka positif atau beresiko untuk terkena DMG

Analisis Data -

Penyajian Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dilakukan


pengelolahan melalui beberapa tahap yaitu editing, coding, sorting, dan
entry data. Setelah itu diolah dengan menggunakan bantuan komputer
Program SPSS (Statistika Program for Social Scinence) versi 20
dengan menggunakan perhitungan Chi Squared tabel 2 X 2 dengan
tingkat kemaknaan (α=0,1)

Hasil Penelitian dilakukan di PKM Bahu dari tanggal 11 juni 2013 sampai 25
juni 2013. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 40 orang pasien yang
memenuhi kriteria inklusi yang telah ditetapkan

Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di PKM Bahu Kec.


Malalayang Kota Manado maka dapat disimpulkan bahwa tidak
adanya hubungan antara riwayat DM pada keluarga dengan kejadian
DMG pada ibu hamil. Jumlah responden yang memiliki riwayat DM
pada keluarga lebih sedikit. Lebih banyak ibu hamil yang tidak DM
atau kadar gula darah masih dalam batas normal. Lebih banyak ibu
hamil yang tidak memiliki riwayat DM pada keluarga yang memiliki
kadar gula darah yang tinggi dibandingkan yang memiliki riwayat DM
pada keluarga
Rekomendasi -

Anda mungkin juga menyukai