Anda di halaman 1dari 5

UJIA AKHIR SEMESTER

Disusun Guna Memenuhi Ujian Mata Kuliah Farmakogenomik


Dosen Pengampu : Ahsanal Kasasiah, M.Si.

Disusun Oleh:
KELAS 8A
Fika Setra Rikantara 1810631210045

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
2022
DIABETES MELLITUS TIPE 1
Deskripsi
Diabetes Mellitus (DM) adalah kondisi kronis yang terjadi bila ada peningkatan kadar
glukosa dalam darah karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau menggunakan
insulin secara efektif. Diabetes melitus tipe 1 disebut juga diabetes yang diperantarai imun
dimana hasil dari interaksi genetik, lingkungan, dan faktor imunologi dimana pada akhirnya
mengarah pada kerusakan sel β pankreas serta defisiensi insulin. Massa sel β selanjutnya
menurun dan sekresi insulin menjadi semakin terganggu, meskipun toleransi glukosa
normal dipertahankan (Baynest H.W, 2015). Penyakit ini bisa berkembang pada semua
umur tapi DM tipe 1 paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Orang dengan DM
tipe 1 memerlukan suntikan insulin setiap hari untuk mempertahankan tingkat glukosa
dalam kisaran yang tepat dan tanpa insulin tidak akan mampu bertahan.
Mekanisme

Diabetes melitus yang tipe ini hanya 5-10% dari penderita DM. Tanda dari penghancuran
imun sel β termasuk autoantibodi sel islet, autoantibodi terhadap insulin, autoantibodi untuk
GAD (GAD65), dan autoantibodi terhadap tirosin fosfatase IA-2 dan IA-2b. Diabetes
melitus tipe 1 ini, tingkat kehancuran sel β cukup bervariasi, menjadi cepat pada beberapa
individu (terutama bayi dan anak-anak) dan lambat pada orang lain (terutama dewasa).
Pada pasien, terutama anak-anak dan remaja, dapat disertai ketoasidosis sebagai manifestasi
pertama penyakit. Pada orang dewasa, dapat mempertahankan fungsi sel β sisa yang cukup
untuk mencegah ketoasidosis selama bertahun-tahun, namun pada akhirnya menjadi
tergantung pada insulin untuk bertahan hidup dan beresiko untuk ketoasidosis. Tahap
selanjutnya dari penyakit, ada sedikit atau tidak ada sekresi insulin sebagai manifestasi dari
rendah atau tidak terdeteksi Cpeptida di dalam plasma.
Faktor penyebab
 Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang pankreas,
radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun sehingga tidak ada
sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin. Segala jenis
residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang lama dapat mengiritasi pankreas.
 Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab diabetes
mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes mellitus.
Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun resikonya sangat
kecil.
 Faktor Nutrisi
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
dapat memacu timbulnya diabetes mellitus. konsumsi makan yang berlebihan dan tidak
diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat menyebabkan
kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya akan menyebabkan diabetes melitus.
 Lifestyle
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab diabetes mellitus. Jika orang
malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit diabetes mellitus
karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam tubuh.
Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama penyebab diabetes
mellitus selain disfungsi pankreas. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus
diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan.
“Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi, Vietnam, berlipat
ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding
bersepeda,” kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di
Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki
risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau
aktivitas lainnya.
Upaya Perventif
Tips Pencegahan Diabetes :
 Membiasakan diri untuk hidup sehat. Biasakan diri berolahraga secara teratur.
Perbanyak melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap harinya. Diantaranya,
berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat.
 Hindari menonton televisi atau menggunakan komputer terlalu lama.
 Jangan mengonsumsi permen, coklat, atau snack dengan kandungan. garam yang
tinggi.
 Hindari makanan siap saji dengan kandungan kadar karbohidrat dan lemak tinggi.
 Konsumsi sayuran dan buah-buahan.
 Kurangi makanan yang mengandung banyak protein, lemak, gula dan garam.
 Rajin memeriksa kadar gula urine setiap tahun
Upaya Kuratif
Upaya kuratif adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih
parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit (pasien) terutama
penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut tidak
lebih parah (secondary prevention). Yang dimaksud dengan
“kesehatan kuratif”adalah pengobatan penyakit seperti pelayanan rawat jalan dan
pelayanan rawat inap. Program kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah
merupakan “Health program for survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya
promotif dan preventif merupakan “Health Program for human development”.
Paradigma sehat dicanangkan Depkes pada tanggal 15 September 1998.
Mekanisme SNP
Chisdiakov DA (2004) melakukan penelitian kaitan antara diabetes tipe 1 dan tiga SNPs
pada gen CAT. Dari penelitian ini didapatkan bahwa mutasi pada T1667T, C262T dan
C330T dari gen CAT dengan locus pada chromoson 11p13 berhubungan kuat dengan
diabetes tipe 1 yang terjadi pada kelompok pasien Rusia (Chisdiakov, 2004).
Dari studi literatur diketahui mutasi CAT pada C330T terjadi pada daerah promotor, dan
merupakan mutasi missense dimana terjadi subsitusi asam amino Alanin menjadi Valin
(Ala110Val, rs 1001179 ). Mutasi ini terjadi akibat perubahan translasi protein nomor 110
yang mengubah kodon GCC menjadi GTC. Mutasi ini secara klinis mempunyai keterkaitan
dengan resiko terjadinya diabetes tipe 1 (Forsberg et al., ).
Dari berbagai penelitian diketahui bahwa, mekanisme kerja katalase pada diabetes tipe 1
adalah dengan cara meredam stres oksidatif yang ditimbulkan akibat kelebihan H2O2 yang
dapat merusak sel β pankreas sebagai penghasil insulin. Mekanismenya adalah dengan cara
katalase berfungsi sebagai enzim antioksidan yang berfungsi sebagai biokatalisator dengan
merubah H2O2 sebagai radikal bebas yang reaktif menjadi molekul H2O dan O2 yang
tidak reaktif Dengan cara ini efek toksik dari H2O2 yang merusak sel β pankreas dapat
diminimalisir. Seperti yang telah dilaporkan dari berbagai penelitian defisiensi katalase
akan berakibat pada kurangnya aktivitas enzim anti oksidan katalase, sehingga dapat
menimbulkan akatalasemia yang merupakan faktor resiko terjadinya diabetes tipe 1. Hal ini
disebabkan karena terjadinya mutasi gen yang berasosiasi pada terjadinya akatalasemia
(Kodydkova, 2011; Chistiskov, 2004, 2006; Tamai, 2007; Ogata, 1991; Goth, 2000).

Dari hasil rekontruksi ini ternyata posisi SNP pada basa 110 merubah Alanin menjadi
Valin, dengan mengubah kodon GCC menjadi GTC. Situs ini berdekatan letaknya dengan
situs amidasi. Posisi yang berdekatan ini diperkirakan akan mengganggu fungsi amidasi
dari protein CAT sehingga berpengaruh pada ekspresi CAT. Terganggunya ekspresi CAT
menyebabkan peningkatan terhadap berkurangnya ekspresi CAT, sehingga menyebabkan
defisiensi CAT yang berakibat turunnya aktivitas enzim antiksidan CAT. Hal ini
menyebabkan toksisitas H2O2 pada sel beta pankreas meningkat, sehingga menurunkan
sekresi insulin yang menjadi faktor resiko pada disbetes tipe 1. Hal ini dapat dijadikan
dasar dalam biologi molekuler dalam mempelajari patomekanisme dari diabetes tipe 1.

Sumber :
Basuki E. Penyuluhan Diabetes Mellitus. Dalam Soegondo S, Soewondo P dan Subekti I
(eds). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Pusat
Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo-FKUI, Jakarta,
2004.
Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi FKUI, 2000.
PERKENI. Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Tipe 2, Jakarta, 2002.
Suyono S. Patofisiologi Diabetes Mellitus. Dalam Soegondo S, Soewondo P
dan Subekti I (eds). Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Pusat
Diabetes dan Lipid RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo-FKUI, Jakarta,
2004.
Waspadji S. Diabetes Mellitus: Mekanisme Dasar dan Pengelolaannya Yang
Rasional. Dalam Soegondo S, Soewondo P dan Subekti I (eds).
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu, Pusat Diabetes dan Lipid
RSUP Nasional Cipto Mangunkusumo-FKUI, Jakarta, 2004.

Anda mungkin juga menyukai