Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ISSUE MORAL PRAKTIK KEBIDANAN

Disusun Untuk Memenuhi tugas


Mata Kuliah : Etika dan Hukum Kesehatan
Dosen Pengampu : Dr. Fitriani Nur Damayanti, S.ST, MH.Kes

Disusun Oleh :

YULIANI SANTIKA PUTRI (G0E020003)


AYU STEFANI YULIANA PUTRI ( G0E020015)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya Kami bisa menyelesaikan tugas Makalah Mata Kuliah Etika dan Hukum
Kesehatan yang berjudul Issue Moral Praktik Kebidanan. Makalah ini diajukan guna
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika dan Hukum Kesehatan. Kami  mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama anggota kelompok kami
yang selalu kompak dalam setiap proses penyusunan makalah ini sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penyusun sangat menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna
dan masih banyak yang harus di koreksi oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari
semua pihak tentunya dengan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah  ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, mahasisiwa dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Semarang, 08 Oktober
2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN
SAMPUL.................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR.................................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................................ iii
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................
A. Latar
Belakang......................................................................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan...................................................................................................................... 1
C. Manfaat
Penulisan.................................................................................................................... 1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................... 2
A. Definisi Dari Aspek Legal Dalam Pelayanan
Kebidanan ....................................................... 2
B. Pengertian, Tujuan, Persyaratan, Kegunaan Aspek Legal Pelayanan Kebidanan,
Otonomi
DalamPelayananKebidanan..................................................................................................
... 4
1. Pengertian Kebidanan..................................................................................................
2. Fungsi Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan.......................................
3. Hak, Kewajiban, dan Tanggungjawab.........................................................................
4. Aspek Legal Pelayanan Kebidanan Pengertian
Bidan............................................................. 5
5. Legislasi, Registrasi dan Lisensi dalam
Kebidanan................................................................. 6
BAB III
PENUTUP....................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan............................................................................................................................
.. 7
B. Saran......................................................................................................................................
.. 7
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlu disadari bahwa di dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul masalah
atau isu di masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik
yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Jilid 3, Isu adalah gosip atau kabar yang
belum pasti, bukan merupakan kenyataan dan lebih kearah negatif. Sedangkan moral
adalah nilai-nilai keagungan makhluk Tuhan yaitu manusia, yang menjadikan
manusia itu memiliki budi pekerti mulia, namun dalam hal ini moral dapat pula
menjadikan manusia minus.
Di dalam pelayanan kebidanan terdapat Isu Moral. Isu Moral merupakan topik
yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari,
sebagai contoh nilai-nilai yang berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari
menyangkut kasus abortus, euthanasia, keputusan untuk terminasi kehamilan. Isu
Moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehidupan sehari-
hari, seperti menyangkut konflik, malpraktik, perang.

B. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan
2. Dilema dan Konflik Moral
3. Penyelesaian masalah issu, dan konflik moral

C. Manfaat
1. Mengetahui issue moral dalam pelayanan kebidanan.
2. Mengetahui penyelesaian masalah issue konflik moral.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kasus Issue Moral Kebidanan

1. Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan

Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang


baik dan buruk yang mempengaruhi siakap seseorang. Kesadaran tentang adanya
baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan,
pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hal ini yang disebut kesadaran moral. Isu
moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada
kaitannya dengan pelayanan kebidanan.

Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:

1. Kasus abortus.

2. Euthanansia.

3. Keputusan untuk terminasi kehamialn.

4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan
sehari- hari,

seperti yang menyangkut konflik dan perang.

1.3. Dilema dan Konflik Moral

Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan


pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah. Dilema muncul karena terbentur pada konflik
moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan
dengan kenyataan yang ada.

v Pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema Etik/ Moral pelayanan


kesehatan.
Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang
ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:

1. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh

2.Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu


kasus

meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap


nsuatu kasus

3. Fakta, keputusan lebih riel, valit dan baik.

4. Wewenwng lebih bersifat rutinitas

5. Rasional, keputusan bersifat obyektif, trasparan, konsisten

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

1) Posisi/kedudukan

2) Masalah, terstruktur, tidak tersruktur, rutin,insidentil

3) Situasi:faktor konstan, faktor tidak konstan

4) Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak

5) Tujuan, antara atau obyektif

v CONTOH STUDI KASUS MENGENAI ISSU ETIK MORAL :

Pada tanggal 13 november 2010 jam 07.00 WIB, Ny”X” datang ke BPS
Bidan “S” dengan keluhan perut kenceng-kenceng, mules-mules, serta
mengeluarkan darah segar pada jalan lahir. Setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata Ny”X” sudah mengalami pembukaan 7 dan bagian terendah janin adalah
letak kepala. Bidan mendiagnosa bahwa Ny”X” mengalami plasenta previa.
Segera bidan melakukan pertolongan pertama pada Ny’X” dan bayinya. Lalu
Bidan memberi saran pada keluarga Ny”X” untuk merujuk Ny”X”. karena
kondisi bahaya NY’X’. Kelurga menyetujui, dan akhirnya segera Bidan merujuk
Ny”x” dengan menggunakan mobil Bidan. Diperjalanan Ny”X” mengalami
pembukaan lengkap. sehingga mau tidak mau bidan harus melakukan pertolongan
persalinan untuk Ny”X” dalam mobil. beberapa saat kemudian bayi Ny”X” dapat
lahir tetapi Ny”X” mengalami HPP. Bidan sudah melakukan pertolongan pada
Ny”X” tapi Ny”X” tidak dapat diselamatkan. Keluarga Ny”x” meminta
pertanggung jawaban Bidan karena nyawa Ny”X” tidak bisa diselamatkan.
Keluarga Ny “X” menganggap Bidan tidak mempunyai keahlian di dalam bidang
kebidanan. Mendengar hal ini, warga disekitar BPS Bidan “S” menuntut agar
bidan “S”di pindahkan dari lingkungan mereka supaya tidak terjadi hal yang
sama untuk ke dua kalinya. para warga tersebut sudah tidak mempunyai
kepercayaan lagi pada bidan “S” untuk menolong persalinan. Dan pada akhirnya
kasus ini di bawa ke meja hijau oleh keluarga Ny ”X”. Pada kasus ini, kesalahan
tidak sepenuhnya terletak pada Bidan “S” karena Bidan telah memberikan
pertolongan semaksimal mungkin pada Ny”X” dan bayinya. Keluarga Ny”x” pun
tidak terlalu tanggap dengan keadaan Ny”x”. Mereka telat membawa Ny”x”
untukkeBPS.

v CONTOH STUDI KASUS MENGENAI DILEMA MORAL:

Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu
dilakukan anamnese dia menyatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata selama
kala II kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masih tebal dan kaku.
Keadaan ini di jelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya
menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut jatung janin
menunjukan keadaan fetal distres dan hal ini mengharuskan bidan untuk
melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan
berharap bayinya selamat, sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa
dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan di
hadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga ini merupakan gambaran dari
dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa persetujuan pasien,
bagaimana ditinjau dari segi etik dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan, apa
yang akan terjadi pada bayinya?

v CONTOH STUDI KASUS MENGENAI KONFLIK MORAL :

Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri di rumah. Ada seorang pasien
inpartu datang ke tempat praktiknya. Status obstetrik pasien adalah G1P0A0.
Hasil pemeriksaan penapisan awal menunjukan persentasi bokong dengan tafsiran
berat janin 3900 gram, dengan kesejahteraan janin dan ibu baik. Maka bidan
tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai kasusnya
dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya
bersikukuh untuk tetap melahirkan di bidan tersebut, karena pertimbangan biaya
dan kesulitan lainnya. Melihat kasus ini maka bidan dihadapkan pada konflik
moral yang bertentangan dengan prinsip moral dan otonomi maupun kewenangan
pada kebidanan. Bahwa sesuai Kepmenkes Republik Indonesia
900/menkes/sk/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan. Bidan tidak
berwenang memberikan pertolongan persalinan pada primigravida dengan
persentasi bokong di sisi lain ada prinsip nilai moral dan kemanusiaan yang
dihadapi pasien. Yaitu ketidakmampuan secara sosial ekonomi dan kesulitan yang
lain, maka bagaimana seorang bidan mengambil keputusan yang terbaik terhadap
konflik moral yang dihadapi dalam pelayanan kebidanan.

1.4. PENYELESAIAN MASALAH ISSU, DILEMA DAN KONFLIK MORAL

Issu: Para Filsuf telah mencoba mengembangkan lima pendekatan berbeda dalam
hubungan dengan penyelesaian isu-isu moral

1. Pendekatan Utilitarian

2. Pendekatan Hak dan Kehendak Bebas

3. Pendekatan Keadilan

4. Pendekatan Kepentingan Bersama

5. Pendekatan Kebaikan/Kebajikan

Kelima pendekatan di atas menyarankan bahwa pada saat kita


diperhadapkan dengan fakta yang diidentifikasi menjadi masalah moral, kita
harus menanyakan lima hal dalam diri sebelum mencoba untuk memecahkan
masalah itu. Tentu saja, metode ini tidak menjadi solusi otomatis bagi masalah-
masalah moral. Kemampuan mengidentifikasi hal-hal penting, kemudian
mengkritisinya, itulah yang disebut sebagai “Berpikir secara etis”. Kita harus
tetap membuka mata dan telinga, hati dan pikiran terhadap semua hal yang terjadi
di sekeliling kita, agar tetap peka dengan kenyataan dan dapat memberikan
kontribusi yang positif baik bagi pribadi maupun masyarakat.

v Dilema:

Empat tingkatan kerja pertimbangan moral dalam pengambilan keputusan


ketika menghadapi dilema etik :

· Tingkatan I Keputusan dan tindakan : Bidan merefleksikan pada


pengalaman atau pengalaman rekan kerja.

· Tingkat II Peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar ),


privasi , kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji ). Bidan sangat familiar, tidak
meninggalkan kode etik dan panduan praktek profesi.

· Tingkat III Ada 4 prinsip etik yang digunakan dalam perawatan praktek
kebidanan :

1. Antonomy, memperhatikan penguasaan diri, hak kebebasan dan pilihan


individu.

2. Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahteraan klien, selain itu


berbuat terbaik untuk orang lain.

3. Non maleticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan


penderitaan apapun kerugian pada orang lain.

4. Justice, memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan.

(Beaucamo & Childrens 1989 dan Richard, 1997) o Tingkat IV Teori


pengambilan keputusan yaitu:

1. teori utilitarisme

Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya


kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan
dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan
kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum dari utilitarisme
adalah didasarkan bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang besar
bila menghasilkan jumlah atau angka yang besar .

2. teori deontology
Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik dalam arti sesungguhnya adalah
kehendak yang baik, kesehatan, kekayaan, kepandaian adalah baik. Jika
digunakan dengan baik oleh kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan
kehendak yang jahat akan menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika
bertindak karena kewajiban . Kalau seseorang bertindak karena motif tertentu
atau keinginan tertentu berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai
kewajiban disebut legalitas.

3. teori hedonism

Menurut Aristippos (433-355 SM) sesuai kodratnya setiap manusia mencari


kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi, ada batas untuk
mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan
baik dan tidak terbawa oleh kesenangan

4. teori eudemonisme

Menurut Aristippos (433-355 SM) sesuai kodratnya setiap manusia mencari


kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi, ada batas untuk
mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan
baik dan tidak terbawa oleh kesenangan.

v Teori Etika

Teori etika adalah proses yang ditempuh dalam membenarkan suatu keputusan
etis tertentu

1. Konsekuensialisme

Menjawab pertanyaan” apa yang harus saya lakukan ?” dengan memandang


konsekuensi dari berbagai jawaban.

Konsekuensi yang membawa paling banyak hal yang menguntungkan

Keuntungan :

Memperhatikan dampak aktual sebuah keputusan dan bertanya bagaimana orang

terpengaruh kepadanya.

Konsekuensialisme sesuai dengan nuansa kehidupan dan


berusaha bersi responsif terhadapnya.
Kekurangan :

Tidak menyediakan standar ( pegangan ) untuk mengukur hasil satu terhadap


hasil lain.

Contoh kasus :

Ibu meminum minyak kelapa pada saat persalinan dengan maksud untuk
memperlancar proses persalinan.

Keputusan yang diambil berdasarkan keterikatan/berhubungan dengan tugas.

Dalam pengambilan keputusan ini perhatian utama pada tugas.

Keuntungan :

Kejelasan dan kepastian dari titik tolaknya Mengenal aturan dan mengetahui
kewajiban, serta jelas apa yang etis dan apa yang tidak.

Kerugian :

Tidak peka terhadap konsekuensi-konsekuensi perbuata Dengan hanya berfokus


pada kewajiban, orang tidak melihat beberapa aspek penting sebuah problem.

Contoh kasus :

Pertolongan persalinan pada Ibu Inpartu yang menderita AIDS.

Keputusan etik :

Bidan tetap melakukan pertolongan persalinan sesuai dengan tugas dan


wewenangnya.

2. Hak

Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak


berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.

Tuntutan-tuntutan moral seseorang yaitu haknya ditanggapi dengan serius.

Keuntungan :

Teori hak ini pantas dihargai terutama karena tekanannya pada nilai moral
seorang manusia dan tuntutan moralnya dalam suatu situsi konflik etis.
Kerugian :

· Teori ini tidak menjelaskan bagaimana konflik hak antara individu-


individu harus dipecahkan.

· Teori menempatkan hak individu dalam pusat perhatian tanpa


menerangkan bagaimana memecahkan konflik hak yang bisa timbul.

Contoh kasus :

Pada saat pertolongan persalinan bayi prematur seorang bidan melihat bahwa
otot-otot perineum ibu sangat kaku dan diperlukan tindakan episiotomi. Setelah
dijelaskan pada ibu ternyata ibu menolak dilakukan episiotomi.

Keputusan etik :

Bidan tidak melakukan tindakan episiotomi. Karena kalau tetap dilakukan berarti
bidan dapat dianggap melanggar hak pasien. Tetapi disini bidan harus
mengajukan pernyataan penolakan tindakan (Informed Consent) untuk
ditandatangani oleh pasien agar bidan tidak digugat suatu saat nanti bila terjadi
komplikasi.

3. Intuisionisme

Memecahkan dilema-dilema etis dengan berpijak pada intuisi. Intuisi


kemungkinan yang dimiliki seseorang untuk mengetahui secara langsung apakah
sesuatu baik atau buruk. Bukan berdasarkan situasi, kewajiban dan hak.

Keuntungan :

Intuisi moral biasanya memberi keteguhan hati yang besar

Kekurangan :

Walaupun intuisionisme dapat menyajikan keberanian untuk tetap berpegang


pada keyakinan kita, tapi tidak memberikan cara untuk meyakinkan orang lain
bahwa jalan itu benar.

Contoh kasus :
Seorang penderita kangker meminta pada bidan untuk mengakhiri hidupnya
( euthanasia) karena ia merasa beban yang ditanggungnya terlalu berat dan
menambah beban bagi keluarganya.

Keputusan etik :

Bidan menolak melakukan tindakan euthanasia. Euthanasia merupakan suatu


pembunuhan, oleh karena itu hal ini dianggap pelanggaran terhadap nilai religi
dan nilai moral.

Ø Bidan ada dalam posisi baik yaitu memfasilitasi pilihan klien dan
membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam
strategi praktik kebidanan.

Konflik:

Ø Memberi informasi yang lengkap pada ibu, informasi yang jujur, tidak bias
dan dapat dipahami oleh ibu, menggunakan alternatif media ataupun yang lain,
sebaiknya tatap muka.

Ø Bidan dan tenaga kesehatan lain perlu belajar untuk membantu ibu
menggunakan haknya dan menerima tanggungjawab keputusan yang diambil.

Ø Hal ini dapat diterima secara etika dan menjamin bahwa tenaga kesehatan
sudah memberikan asuhan yang terbaik dan memastikan ibu sudah diberikan
informsi yang lengkap tentang dampak dari keputusan mereka.

Ø Menjaga fokus asuhan pada ibu dan evidence based, diharapkan konflik dapat
ditekan serendah mungkin.

Ø Tidak perlu takut akan konflik tetapi mengganggapnya sebagai suatu


kesempatan untuk saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang
obyektif bermitra dengan wanita dari sistem asuhan dan tekanan positif pada
perubahan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Etik sebagai filsafat moral, mencari jawaban untuk menentukan serta


mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang benar salah, baik
buruk, yang secara umum dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang
menjadi pedoman suatu tindakan.

Bidan dihadapkan pada dilema etik membuat keputusan dan bertindak didasarkan
atas keputusan yg dibuat berdasarkan Intuisi mereflekasikan pada pengalamannya
atau pengalaman rekan kerjanya.

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994).

Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang


ada. Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yg diambil berdasarkan
kebutuhan dan masalahyang dihadapi klien, sehingga semua tindakan yang
dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat
emergensi, antisipasi, atau rutin.

B. Saran

Dari makalah ini mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pengambilan


keputusan yang benar dan tepat untuk menjadi calon Tenaga Kesehatan terutama
sebagai seorang Bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Hardiwardoyo, P .1989.ETIKA MEDIS. Pustaka Filsafat, Kanisius, Jakarta

Synthia Dewi Nilda. 2011.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.Rohima, Yogyakarta

Setiawan.2010. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan.2010. jakarta: trans info


media CV

Zaini, Muderis.1995. Adopsi “ Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem


Hukum”.Jakarta : Sinar Grafika

http://endahdian.wordpress.com/2009/12/21/dilema-etik-moral-pelayanan-
kebidanan/

http://denipurnama.blogspot.com/2009/02/etika-keperawatan.html
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam upaya mendorong profesi keperawatan dan kebidanan agar dapat


diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat
atau bidan yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan
keperawatan atau kebidanan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan
dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen, penghormatan terhadap hak-hak
pasen, akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan atau
kebidanan

Sebelum menginjak kehal – hal yang lebih jauh, kita perlu memahami
beberapa konsep dasar dibawah ini :

Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan Program Pendidikan Bidan


yang diakui Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di Negara itu. Pekerjaan itu termaksud
pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orangtua dan meluas kedaerah
tertentu dari ginekologi, KB dan Asuhan anak, Rumah Perawatan, dan tempat –
tempat pelayanan lainnya (ICM 1990)

B. Saran

Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan


advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasen,
penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan berdampak terhadap peningkatan
kualitas asuhan kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.jurnalskripsi.net/makalah-etika-profesi-legislasi-registrasi-dan-
lisensi-dalam-kebidanan/2011/737/

Wahyuningsih, Heni Puji. Etika Profesi Kebidanan. Fitramaya; Yogyakarta. 2008

Marimba, Hanum. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Mitra Cendikia

Press;Yogyakarta.2008

Carol Taylor,Carol Lillies, Priscilla Le Mone, 1997, Fundamental Of Nursing


Care, Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York

http://dinopawesambon.blogspot.com/2011/07/

Anda mungkin juga menyukai