Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayat,
serta karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas laporan ini dengan baik dan tepat
waktu. Adapun judul dari laporan yang kami buat adalah “ISU LEGAL DALAM
PELAYANAN KEBIDANAN”. Adapun Tujuan kami membuat laporan ini yaitu dijadikan
sebagai bahan materi ataupun bahan pembelajaran dalam perkuliahan pada jurusan kebidanan
dan agar mengetahui apa saja jenis-jenis pelayanan kebidanan yang diberikan bidan kepada
klien yang tentunya berkaitan dengan isu etik dalam praktik kebidanan.
Tak lupa kami juga kami mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam mengumpulkan data, menganalisa data, dan lain-lain sampai kami
dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan yang diharapkan dan waktu yang telah
ditentukan dan tak lupa pula kami juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Ayi Diah
Damayanti,M.Keb selaku dosen pembimbing mata kuliah Etikolegal.
Kami sadar bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan memiliki banyak
kekurangan karena pada dasarnya kesempurnaan hanya miliki Allah semata. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa menjadi lebih
baik lagi.
Semoga laporan yang kami telah selesaikan ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca semuanya.

Pangkalpinang, 02 maret 2020

Kelompok 8
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3

A. Latar belakang.................................................................................................................3

B. Tujuan.............................................................................................................................3

C. Tema wawancara.............................................................................................................3

D. Tempat dan waktu...........................................................................................................3

BAB II LAPORAN WAWANCARA.....................................................................................4

A. Landasan Teori................................................................................................................4

1. Pengertian issue, etika, moral, issue etik dan issue moral...........................................4

2. Issue etik bidan dengan klien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, tenaga
kesehatan, dan organisasi profesi................................................................................4

3. Issue etik dalam pelayanan kebidanan........................................................................5

4. Issue moral dalam pelayanan kebidanan.....................................................................6

5. Dilema dan konflik moral............................................................................................6

B. Hasil Wawancara............................................................................................................7

C. Analisis Hasil Wawancara............................................................................................10

BAB III PENUTUP................................................................................................................10

A. Kesimpulan...................................................................................................................10

B. Saran..............................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai

manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah

penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi

yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan dikatakan

professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran dan fungsinya

seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan

mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai

pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti

tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.

Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat

dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah atau penyimpangan etik sebagai

akibat kemajuan teknologi atau ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik

terhadap nilai. Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan

mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin

saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek mandiri, tidak

seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya,

mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal ini bidang yang

praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri. Situasi ini

akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan etik.

Berdasarkan masalah diatas kami tertarik untuk mengetahui issue etik

pelayanan kebidanan.
B. Tujuan
Untuk mengetahui sikap dan tindakan bidan dalam menghadapi isu etik pada
pelayanan kebidanan seperti kasus gawat darurat, pelayanan anak dan lansia serta
pemasangan KB IUD dan implan.

C. Tema wawancara
Isu legal dalam pelayanan kebidanan dalam bidang kasus gawat darurat, pengobatan
anak dan lansia, serta KB IUD dan implan.

D. Tempat dan waktu


Wawancara dilakukan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 29 februari 2020-03-03
Tempat : BPM bidan Mira dahlia Am.Keb
Jalan gadung, bangka Selatan
BAB II

LAPORAN WAWANCARA

A. Landasan Teori

1. Pengertian issue, etika, moral, issue etik dan issue moral

Issue adalah suatu berita yang tidak belum tentu benar kerjasamanya,
dimana berita itu bisa benar atau salah, dapat menimbulkan pro dan kontra
terhadap suatu hal, yang masing-masing memiliki argumentasi.
Etika adalah kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Etika berguna untuk memberi arahan bagi perilaku manusia tentang baik atau
buruk, benar atau salah, hak dan kewajiban moral (akhlak), yang boleh atau
yang tidak boleh dilakukan oleh seseorang.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakinan tentang adanya hal
yang baik dan buruk yang mempengaruhi sikap seseorang atau yang mengatur
tingkah laku seseorang. Kesadaran tentang baik buruk berkembang pada diri
seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya,
agama dan lain sebagainya. Hal ini yang disebut kesadaran moral.
Jadi, Issue etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan
sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah
tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai
benar salah yang dianut suatu golongan atau profesi. Sedangkan issue moral
adalah berita tentang benar salah suatu tindakan berdasarkan asas ataupun nilai
yang berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut berdasarkan
keyakinan yang ada dalam diri individu. Issue moral juga berhubungan dengan
kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari, seperti yang menyangkut
konflik dan perang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa issue moral dalam
pelayanan kebidanan dapat diartikan topik yang penting yang berhubungan
dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya
dengan pelayanan kebidanan.
2. Issue etik bidan dengan klien, keluarga, masyarakat, teman sejawat, tenaga
kesehatan, dan organisasi profesi.

a. Issue Etik antara Bidan dengan Klien, Keluarga, Masyarakat


Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan. Seorang bidan dikatakan profesional bila ia bekerja sesuai
dengan peran dan fungsinya serta bertanggung jawab dalam menolong
persalinan. Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja dapat
terjadi dalam praktek kebidanan misalnya dalam praktek
mandiri, bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi kesehatan lainnya.
Dalam hal ini bidan praktek mandiri memiliki kemungkinan ia yang paling
besar dalam penyimpangan etik dikarenakan bidan ersebut bebas dalam
mengontrol dirinya sendiri.
b. Issue Etik antara Bidan dengan Teman Sejawat
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan teman sejawat
adalah perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan sesama bidan
sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
c. Issue Etik yang Terjadi antara Bidan dengan Tenaga Medis Lainnya
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan tenaga medis lainnya adalah
perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga medis lainnya
sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
d. Issue Etik Antara Bidan dan Organisasi Profesi
Issue etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu
topic masalah yang menjadi bahan pembicaraan antara bidan dengan
organisasi profesi karena terjadinya suatu hal-hal yang menyimpang dari
aturan-aturan yang telah ditetapkan.
3. Issue etik dalam pelayanan kebidanan
Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik
yang penting yang berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan
yang menyangkut baik dan buruk.
Beberapa pembahasan masalah etik dalam kehidupan sehari hari adalah
sebagai berikut :
a. Persetujuan dalam proses melahirkan. 
b. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.
c. Kegagalan dalam proses persalinan.
d. Pelaksanan USG dalam kehamilan.
e. Konsep normal pelayanan kebidanan.
f. Bidan dan pendidikan seks.
g. Agama / kepercayaan.
h. Hubungan dengan pasien.
i. Hubungan dokter dengan bidan. 
j. Kebenaran.
k. Pengambilan keputusan.
l. Pengambilan data.
m. Kematian.
n. Kerahasiaan.
o. Aborsi. 
p. AIDS.
q. In Vitro fertilization
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi :
a. Perawatan intensif pada bayi. 
b. Skreening bayi.
c. Transplantasi organ.
d. Teknik reproduksi dan kebidanan
Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi :
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik. 
b. Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c. Etik dalam penelitian kebidanan.
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
4. Issue moral dalam pelayanan kebidanan
Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari :
a. Kasus abortus. 
b. Euthanansia.
c. Keputusan untuk terminasi kehamilan
5. Dilema dan konflik moral
Dilema berarti adanya dua kemungkinan yang tidak bisa
keduanya benar. Dasar penilaian dilema moral tindakan kebidanan yang 
dilakukan bergantung pada analisis dan argumentasi yang ada. Pembahasan dil
ema moral berguna untuk mengembangkan dan mempertajam kesadaran
moral(Bertens, 2011).
Dilema moral menurut Campbell (1972) adalah suatu keadaan dimana
dihadapkan pada dua alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau
hampirsama dan membutuhkan pemecahan masalah dan tidak satupun dari
pilihanitu dianggap sebagai jalan keluar yang tepat, sehingga menimbulkan
adanyakebimbangan saat pengambilan keputusan. Dilema muncul karena
terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan antara 
nilai-nilaiyang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Konflik moral
menurut Jonsen (1985) adalah pada dasarnya sama dengan dilema, namun
pada kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana
sering menyebabkan dilema. Terdapat dua tipe konflik yaitu konflik yang
berhubungan dengan prinsip dan konflik yang berhubungan dengan otonomi.
Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.
Jadi, konflik moral adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih
berusaha memaksakan tujuannya dengan cara mengusahakan untuk
menggagalkan tujuan yang ingin dicapai pihak lain(Setiawan, 1994).
B. Hasil Wawancara

Biodata Narasumber :

Nama : Mira Dahlia,Am.Keb

TTL : Pangkal Pinang, 23 Mei 1978

Riwayat Kebidanan : DIII AKADEMI KEBIDANAN BABEL

Hasil wawancara

1. Bagaimana cara ibu menanggapi kasus kegawatdaruratanyang berkaitan


dengan isu etik dalam praktik kebidanan ?

Jawab :

Setiap tindakan pada kasus apapun terutama pada kasus kegawatdaruratan


dalam praktik kebidanan harus berpegang teguh pada SOP (standar
operasional prosedur) sesuai dengan UU dan permenkes yang ada. Kita
sebagai bidan pun harus selalu siap sedia dalam menghadapi kasus-kasus
kegawatdaruratan yang terjadi pada ibu hamil, karena seorang ibu hamil yang
pada awal pemeriksaan kondisi fisiologis belum tentu melahirkan secara
fisiologis, begitu juga ibu dengan kondisi patologis belum tentu melahirkan
secara patologis. Bidan harus siap menerima ibu tersebut yang kemungkinan
melahirkan secara patologis. Maka dari itu seorang bidan pun dituntut harus
update tentang ilmu-ilmu baru kebidanan. Bidan wajib mengikuti seminar dan
pelatihan untuk menambah ilmu pengetahuan. Saya pernah menangani kasus
kegawatdaruratan salah satunya kasus HAP yang pasien alami sebelum
melahirkan, jika bidan telah dibekali ilmu-ilmu yang tentu berdasarkan pada
teori yang benar maka akan memudahkan bidan tersebut untuk menanganinya.
Apabila HAP dengan tidak ada kontraksi kemudian pendarahannya banyak
dan diatas usia kehamilan 6 bulan, maka kita harus mencari alternatif apakah
itu plasenta previa atau solusio plasenta. Kalau solusio plasenta pasiennya
kesakitan dan terlihat tanda-tanda syok. Penanganan yang dapat dilakukan
yaitu pemasangan infus, oksigen, posisi dan rujukan. Seorang bidan harus
menaati peraturan yang ada dan jangan berani untuk mengambil risiko untuk
menolong persalinan secara patologis.

2. Bentuk pelayanan seperti apa yang diberikan bidan kepada anak dan lansia?

Jawab :

Sudah menjadi kewenangan bidan dalam melayani kesehatan ibu dan anak
(KIA), jadi secara otomatis pelayanan atau pengobatan anak diberikan untuk
memperbaiki status kesehatan terutama pada bayi baru lahir dan anak. Adanya
kunjungan ulang bidan ( kinjungan neonatus) sampai 28 hari. Pengobatan dan
pelayanan tersebut meliputi perawatan tali pusat, memperhatikan pemberian
asi, memeriksa tanda-tanda bahaya pada anak seperti demam, batuk, panas,
diare, dan tanda-tanda penyakit lain. Selain itu pemantauan tumbuh kembang
anak sampai anak masuk usia pra sekolah. Untuk ke pengobatan penyakit
terutama penyakit khusus, pada dasarnya memang bukan ranah bidan lagi
dalam menangani atau melakukan pengobatan. Dalam hal ini bidan lebih ke
pemantauan tumbuh kembang anak sampai usia pra sekolah dan pemberian
pendidikan kesehatan reproduksi pada anak yang sudah memasuki usia remaja
(putri).
Begitu juga halnya dengan lansia, dalam hal ini bidan melihat dan
mengantisipasi melalui pemeriksaan kepada klien lansia untuk mengetahui
diabetes melistus dan penyakit-penyakit lainnya. Kemudian bidan memberikan
penyuluhan terkait penerapan hidup sehat.

3. Bagaimana tanggapan ibu terhadap bidan yang melakukan tindakan diluar


kewenangan bidan dalam kasus kegawatdaruratan?

Jawab :

Apabila kasus kegawatdaruratan terjadi, bidan boleh melakukan tindakan


pertolongan pertama seperti pemasangan infus dan oksigen untuk mengurangi
syok, misalnya pada kasus kegawatdaruratan pendarahan pada ibu hamil.
Sebelum dirujuk ke rumah sakit, bidan harus melakukan pertolongan pertama.
Perlu diingat bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku. Untuk
mencegah terjadinya keterlambatan pertolongan karena sedang dirujuk, maka
bidan harus melakukan pemasangan infus, oksigen dan lain sebagainya agar
tidak terjadi kematian pada ibu maupun bayi.

4. Bagaimana sikap ibu sebagai seorang bidan dalam menghadapi dilema moral
pada kasus yang bukan wewenang ibu tetapi harus menyelamatkan nyawa
pasien?

Jawab :

Pada dasarnya kasus-kasus yang bukan wewenang bidan memang semestinya


tidak harus dilakukan oleh bidan, karena dapat membahayakan nyawa pasien.
walaupun sudah dihadapkan dengan kasus-kasus tersebut seperti salah satu
contoh pada kasus aborsi. Aborsi bisa dilakukan oleh bidan tetapi dengan
catatan harus ada rekam medis bahwa kandungan ibu tersebut memiliki resiko
berbahaya untuk kesehatan ibu apabila kandungan tersebut dipertahankan,
maka dari itu bidan boleh melakukan tindakan aborsi. Tetapi tindakan tersebut
juga harus didampingi oleh dokter obstetri dengan berdasarkan landasan
hukum resmi yang mengatur tentang pembolehan melakukan tindakan aborsi
dengan rekam medis yang jelas.

5. Apakah ada pesan untuk rekan sejawat dan kepada para calon Bidan terkait
wewenang dalam menghadapi isue etik?

Jawab:

Pesan untuk rekan sejawat sesama bidan yaitu sebagai bidan harus tetap
menjalankan tugas dan wewenangnya, harus menjalankan tindakan sesuai
prosedur dan mematuhi peraturan yang berlaku pada perundang-undangan.
Sebagai bidan kita harus bersikap baik di dalam masyarakat dan
mementingkan keselamatan klien terdahulu dibandingkan kepentingan
pribadi, dan bisa menyesuaikan diri pada era globalisasi dalam hal ini berarti
bidan harus selalu update terkait ilmu-ilmu kebidanan yang terbaru demi
menambah pengetahuannya yang bisa diterapkan pada saat memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Pesan untuk para calon Bidan yaitu, harus
senantiasa belajar bersungguh-sungguh terkait ilmu kebidanan, jangan pernah
mengeluh terhadap tugas-tugas yang diberikan dosen,harus bersungguh-
sungguh dalam mempelajari teori-teori dan sering-sering berlatih pada saat
praktik karena itu akan memudahkan pada saat praktik terjun dilapangan, pada
intinya harus ikhlas,bersungguh-sungguh ketika kita telah memilih dunia
kebidanan yang memang telah dijadikan pilihan untuk masa depan.

C. Analisis Hasil Wawancara

Dari hasil wawancara bersama dengan narasumber yaitu Bidan Mira Dahlia,Am.Keb
Ditemukan bahwa selama ia menjadi bidan dalam memberikan pelayanan kebidanannya ia
telah melakukan tugas dengan baik sebagai Bidan Pelaksana ia memberikan pelayanan sesuai
dengan SOP(Standar Operasional Prosedur),Bidan senantiasa selalu update ilmu
kebidanannya dengan sering mengikuti pelatihan-pelatihan dan berbagai seminar kebidanan
yang bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuannya untuk diterapkan pada saat ia
memberikan pelayanan kebidanan. Bidan dapat mengetahui mana kondisi fisiologis ataupun
patologis pada seorang pasien yang kira-kira dari kondisi tersebut mana yang patut untuk
ditindak lanjuti dan mana yang harusnya dirujuk. Sebelum merujuk pasien, tentunya bidan
memberikan pertolongan pertama untuk mengurangi Syok pada kasus peerdarahan sebelum
pasien di rujuk. Untuk Pelayanan terhadap anak bidan melakukan pemantauan tumbuh
kembang anak dari masa neonatus,pra sekolah,sampai pada masa remaja terkhusus pada anak
perempuan akan diberikan pendidikan kesehatan reproduksi,sedangkan Pelayanan untuk
lansia,Bidan lebih ke pemberian pelayanan kesehatan seperti pemeriksaan fisik saja untuk
mengetahui penyakit apa yang diderita pasien tidak melakukan pengobatan terhadap pasien
karena memang bukan lagi tugas dari seorang bidan. Untuk penanganan kasus
kegawatdaruratan seperti contohnya Perdarahan pada ibu hamil Bidan tersebut memberikan
pertolongan pertama seperti pemasangan infus dan oksigen untuk untuk mengatasi syok
sebelum pasien di rujuk ke RS. Tanggapan Bidan tersebut Jika dihadapkan pada Dilema
moral yang memang bukan wewenang bidan lagi dalam melakukan tindakan dengan tanda
kutip mementingkan keselamatan pasien seperti tindakan Aborsi yang bertujuan untuk
keselamatan nyawa pasien,Bidan mengatakan bahwa boleh dilakukannya aborsi, tetapi
dengan catatan harus ada rekam medis bahwa kandungan ibu tersebut memiliki resiko berbahaya
untuk kesehatan ibu apabila kandungan tersebut dipertahankan, maka dari itu bidan boleh
melakukan tindakan aborsi. Tetapi tindakan tersebut juga harus didampingi oleh dokter obstetri
dengan berdasarkan landasan hukum resmi yang mengatur tentang pembolehan melakukan
tindakan aborsi berdasarkan rekam medis yang jelas. Pesan untuk rekan sejawat sesama bidan yaitu
sebagai bidan harus tetap menjalankan tugas dan wewenangnya, harus menjalankan tindakan sesuai
prosedur dan mematuhi peraturan yang berlaku pada perundang-undangan. Sebagai bidan kita
harus bersikap baik di dalam masyarakat dan mementingkan keselamatan klien terdahulu
dibandingkan kepentingan pribadi, dan bisa menyesuaikan diri pada era globalisasi dalam hal ini
berarti bidan harus selalu update terkait ilmu-ilmu kebidanan yang terbaru demi menambah
pengetahuannya yang bisa diterapkan pada saat memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pesan
untuk para calon Bidan yaitu, harus senantiasa belajar bersungguh-sungguh terkait ilmu kebidanan,
jangan pernah mengeluh terhadap tugas-tugas yang diberikan dosen,harus bersungguh-sungguh
dalam mempelajari teori-teori dan sering-sering berlatih pada saat praktik karena itu akan
memudahkan pada saat praktik terjun dilapangan, pada intinya harus ikhlas,bersungguh-sungguh
ketika kita telah memilih dunia kebidanan yang memang telah dijadikan pilihan untuk masa depan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bidan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan dalam kehidupan
bermasyarakat khususnya pada kalangan ibu, bayi,dan keluarga. Dalam memberikan
pelayanannya tentu saja bidan harus berpegang teguh pada SOP(Standar Operasional
Prosedur) yang artinya dalam memberikan pelayanan harus sesuai pada Tugas dan
wewenangnya. Dalam hal ini bidan menangani pada kasus-kasus atau kondisi-kondisi
normal(fisiologis) jika diluar kondisi tersebut atau terjadinya kondisi patologis pada
kasus ibu hamil bidan tidak memiliki wewenang lagi dalam menindak lanjutinya
tetapi lebih kepada pemberian pertolongan pertama untuk mengurangi resiko
kematian ibu pada perjalanan saat ingin merujuk.

B. Saran
Kami sebagai penyusun laporan ini menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan
kekurangan dan jauh dari kata sempurna dalam penulisan laporan diatas. Kami
sebagai penyusun laporan akan memperbaiki laporan ini dengan berpedoman pada
sumber yang terpercaya yaitu narasumber yang kami wawancarai tentunya dapat
dipertanggung jawabkan. Maka dari itu kami sebagai penyusun laporan sangat
mengharapkan kritik,masukkan,serta saran mengenai pembahasan laporan dalam
kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Bertens, K. 2011. Etika Biomedis. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Marimbi, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan, Mitra Cendikia Press.
Jogjakarta.

Anda mungkin juga menyukai