Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH ETIKA DAN HUKUM KEPERAWATAN

PERMASALAHAN ETIK (ISSUE,PROBLEM,DILEMMA DAN BIOETIK)

Disusun Oleh :

1. Adhitya Utama Putra (1150022051)


2. Deby Oktaviani (1150022083)
3. Aisa Fitri Ainur Rohmah (1150022059)
4. Kholidah Fauziyyah (1150022061)
5. Christina Citra Dewi (1150022047)
6. Dita Dwi Rahmawati (1150022077)
7. Novita Dwi Nataria (1150022065)

UNIVERSITAS NAHDATUL ULAMA SURABAYA

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul “PERMASALAHAN ETIK
(ISSUE,PROBLEM,DILEMMA DAN BIOETIK)”. Mengingat terbatasnya waktu
dan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis menyadari tugas ini masih
membutuhkan kritik yang membangun. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

Dalam menyusun makalah ini kami banyak mendapatkan hambatan dan


rintangan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak hambatan ini bisa
teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Terlepas dari semua itu kami
menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan maupun tata bahasa.

Suurabaya, Oktober 2022

Kelompok 5

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii

BAB I : PENDAHULUAN....................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN......................................................................................4

A. PENGERTIAN ISSUE ETIK.......................................................................4

B. ANALISIS TANTANGAN GLOBAL.........................................................4

C. ANALISIS TANTANGAN GLOBAL DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN................................................................................................8

D. PENGERTIAN DILEMA ETIK.................................................................11

E. DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN............................................11

F. PRINSIP MORAL DALAM MENYELESAIKAN DILEMA ETIK.........12

G. PEMECAHAN DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN..................15

H. Model Penyelesaian Masalah Etik..............................................................16

I. BIOETIKA KEPERAWATAN..................................................................19

J. PENDEKATAN BIOETIK KEPERAWATAN.........................................20

BAB III : PENUTUP............................................................................................23

A. KESIMPULAN...........................................................................................23

B. SARAN.......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengertian kode etik profesi merupakan pernyataan yang


komprehensif dari bentuk tugas dan pelayanan dari profesi yang memberi
tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan praktek dibidang profesinya, baik
yang berhubungan dengan pasien, keluarga, masyarakat dan teman sejawat,
profesi dan diri sendiri. Sedangkan kode etik keperawatan merupakan daftar
prilaku atau bentuk pedoman/panduan etik prilaku profesi keperawatan secara
professional (Aiken, 2003). dengan tujuan utama adanya kode etik
keperawatan adalah memberikan perlindungan bagi pelaku dan penerima
praktek keperawatan. Kode etik profesi disusun dan disyahkan oleh organisasi
profesinya sendiri yang akan membina anggota profesinya baik secara
nasional maupun internasional. (Rejeki, 2005). Konsep etik yang
merupakan panduan profesi merupakan tanggung jawab dari anggota untuk
melaksanakannya. Profesi keperawatan sebagai salah satu profesi
yang professional dan mempunyai nilai-nilai/prinsip moral dalam
melakukan prakteknya maka kode etik sangatlah diperlukan. Perawat sebagai
anggota profesi keperawatan hendaknya dapat menjalankan kode etik
keperawatan yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan tetap memegang
teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral profesionalnya.(Misparsih,
2005). yang telah dibuat dengan sebaik-baiknya dengan tetap memegang
teguh dan selalu dilandasi oleh nilai-nilai moral. Kode etik profesi merupakan
pernyataan yang komprehensif dari bentuk tugas dan pelayanan dari profesi
yang memberi tuntunan bagi anggota dalam melaksanakan praktek dibidang
profesinya.
Etika adalah kode perilaku yang memperlihatkan perbuatan yang baik
bagi kelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip bagi
perbuatan yang benar. Etika berhubungan dengan hal-hal yang baik dan hal
yang tidak baik dengan keajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan
untuk perbuatan atau Tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta
prinsip moralitas karena etika mempunyai tangung jawab moral, menyimpang

iv
dari kode etik berarti tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki
moral yang baik. Etika juga bisa diartikan sebagai, yang berhubungan dengan
pertimbangan keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada
undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan.
Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada
pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran
perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk
memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada
jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak
salah.Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit di
pecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih
prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang
yanglain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan
keburukanapalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria.
Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya dampak
emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan
keputusan rasional.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian issue etik


2. Analisis issue yang berhubungan dengan praktek
3. Analisis tantangan global dalam praktek
4. Pengertian dari dilemma etik
5. Dilemma etik yang terjadi dalam keperawatan
6. Prinsip moral dalam menyelesaikan dilemma etik keperawatan
7. Pemecahan dilemma etik keperawatan
8. Model pemecahan masalah etik
9. Pengertian bioetik keperawatan
10. Pendekatan bioetik keperawatan
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari issue etik
2. Menganalisis issue yang berhubungan dengan praktek
3. Menganalisis tantangan global dalam praktek

v
4. Untuk mengetahui pengertian dari dilemma etik
5. Mengetahui dilemma etik yang terjadi dalam keperawatan
6. Mengetahui prinsip moral dalam menyelesaikam dilemma etik
keperawatan
7. Menyelesaikan pemecahan dilemma etik dalam keperawatan
8. Mengetahui model pemecahan masalah etik
9. Untuk mengetahui pengertian dari bioetik keperawatan
10. Mengetahui pendekatan bioetik keperawatan

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ISSUE ETIK

Issue Etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan


sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah
tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak nilai
benar salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

B. ANALISIS TANTANGAN GLOBAL

Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang


namun belum jelas faktanya atau buktinya. Pengertian yang lain, isu adalah
suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan terjadi atau tidak terjadi
di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam ataupun tentang krisis. Praktik
keperawatan professional adalah Tindakan mandiri perawat professional
melalui kerja sama bersifat kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya. Jika digabungkan, pengertian issue yang berhubungan
dengan praktik keperawatan adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh
banyak orang yang menyangkut tindakan praktik keperawatan professional
dalam lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

Inti atau esensi praktik keperawatan professional adalah pengkajian


mendasar tentang penyimpangan atau tidak terpenuhnya kebutuhan dasar
manusia dan hal-hal yang melatarbelakanginya, yang menyebabkan manusia
tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam kaitan dengan kondisi kesehatan
dan proses pemyambuhan, serta melakukan upaya dengan memanfaatkan
berbagai sumber dalam rangka mempertahankan, menopang, memelihara dan
meningkatkan integritas seluruh kebutuhan dasar manusia. Berbagai kegiatan
yang merupakan tanggungjawab dari peran perawat mencakup empat bidang
utama :

1. Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya.

vii
2. Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
3. Membantu yang menghadapi ajal untuk diperlakukan sebagai manusia
sampai meninggal.

Untuk melindungi masyarakat dan perawat dalam praktik


keperawatan, perlu disusun peraturan perundang-undangan keperawatan
sebagai aspek legal dari profesi keperawatan. Perundang-undangan yang
mengatur praktik keperawatan disebut undang-undang atau peraturan praktik
keperawatan.

Bentuk perundang-undangan tersebut diatur sesuai dengan kebutuhan


dan jenjang peraturan perundang-undangan. Sejak tahun 2014 Indonesia sudah
mempunyai Undang-Undang Keperawatan no38 tahun 2014 yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam melakukan asuhan keperawatan. Kesadaran
masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan dan tindakan
yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya pemberi
pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan ramah
terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan
menempuh jalur hukum untuk membela hak-haknya. Klien mempunyai hak
legal yang diakui secara hukun untuk mendapatkan pelayanan yang aman dan
kompeten. Perhatian terhadap legal dan etik yang dimunculkan oleh konsumen
telah mengubah sistem pelayanan kesehatan. Kebijakan yang ada dalam
institusi menetapkan prosedur yang tepat untuk mendapatkan persetujuan
klien terhadap tindakan pengobatan yang dilaksanakan. Institusi telah
membentuk berbagai komite etik untuk meninjau praktik profesional dan
memberi pedoman bila hak-hak klien terancam. Perhatian lebih juga diberikan
pada advokasi klien sehingga pemberi pelayanan kesehatan semakin
bersungguh-sungguh untuk tetap memberikan informasi kepada klien dan
keluarganya bertanggung jawab terhadap tindakan yang dilakukan.

Issu yang berkembang dalam praktik keperawatan professional


diantaranya adalah isu yang berhubungan dengan kematian (autopsi, donator
organ, penyelidikan, euthanasia, DNR dan aborsi), jenjang karir, pendidikan
keperawatan, jasa keperawatan, malpraktik keperawatan, telenursing.

viii
Beberapa hal terkait dengan isu tersebut secara fundamental harus dilakukan
penerapan teknologi dalam bidang kesehatan. Agar issu tersebut dapat kita
kita antisipasi mari kita mencoba untuk menganalisisnya!

1. Analisis

Analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan


seperti mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan
dan dikelompokkan kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari
kaitannya dan ditafsirkan maknanya. Pengertian yang lain, analisis
adalah sikap atau perhatian terhadap sesuatu (benda, fakta, fenomena)
sampai mampu menguraikan menjadi bagian-bagian, serta mengenal
kaitan antar bagian tersebut dalam keseluruhan. Issue adalah sesuatu
yang sedang dibicarakan oleh banyak namun belum jelas faktanya atau
buktinya. Menganalisis isu berarti mengurai data/informasi terkait
sebuah isu dengan sebuah pendekatan yang spesifik, sehingga akar
masalahnya dapat terlihat dan dapat disikapi oleh Mengapa Sebuah Isu
Perlu Dianalisis?

Analisis isu diperlukan untuk memastikan sikap yang


dikeluarkan oleh organisasi benar-benar mewakili kepentingan
organisasi, tidak ditunggangi oleh kepentingan politik manapun.
Sebagai contoh, kita bisa melihat pemberitaan mengenai tragedi
Lumpur yang terjadi di Porong, Sidoarjo. Pemberitaan di MetroTV
pasti akan menyebutnya sebagai Lumpur Lapindo disertai dengan
pemberitaan yang menyudutkan PT Lapindo milik Bakrie sebagai
pihak yang bertanggung jawab. Sementara itu, pemberitaan di TV-One
lebih cenderung menggunakan istilah Lumpur Sidoarjo dan melihat
tanggung jawab berada pada pemerintah. Isu yang diangkat sebagai
berita sama, tapi arah pemberitaannya berbeda. Ini jelas tak terlepas
dari kepentingan politik redaksi koran yang bersangkutan.

2. Jenis-Jenis Analisis

ix
Analisis Isu bisa bermacam-macam. Hal ini akan sangat
tergantung pada tujuan analis. Secara umum,metode yang digunakan
oleh seorang analis adalah metode kualitatif. Ia bisa berbentuk analisis
isi (content analysis ), analisis wacana ( discourse analysis ), analisis
komparatif, dan lain sebagainya.Penting bagi perawat untuk
menentukan metode dalam menganalisis suatu data.Jika menggunakan
analisis isi, teknik yang dilakukan adalah mengupas kata per kata dari
pemberitaan/rumusan kebijakan dan melihat konsekuensi logis dari
kata per kata tersebut. Jika menggunakan analisis wacana, yang dilihat
bukan hanya isi teks dari kebijakan/pemberitaan, tetapi juga discourse
apa yang ditampilkan dari kebijakan itu. Sementara jika menggunakan
analisis komparatif, yang dilihat adalah perbandingannya dengan
tempat lain. Tiga jenis analisis yang biasanya dilakukan untuk
menopang kebutuhan gerakan, yaitu:

a. Analisis Isi/Deskriptif
b. Analisis Wacana
c. Analisi komparatif
3. Komponen Analisis

Untuk menganalisis sebuah isu, diperlukan bahan atau


komponen-komponen tertentu. Apa saja komponen yang diperlukan
oleh seorang analis ketika ingin menganalisis sebuah
isu/permasalahan?

a. Informasi dan Data


b. Pendekatan/Perspektif
c. Teori
d. Metode analisis
4. Prosedur Dasar Analisis

Sebuah analisis memiliki prosedur-prosedur dasar yang perlu


diperhatikan. Prosedur ini tidaklah baku,tetapi bisa menjadi panduan
dasar bagi analis untuk melakukan analisis secara lebih mendalam.
Ada empat prosedur mendasar bagi sebuah analisis.

x
5. Memilh Informasi dan Data

Informasi adalah sesuatu yang diterima oleh seorang analis


dari sumber-sumber tertentu, sementara data adalah informasi yang
disistematisasikan. Perlunya mengumpulkan informasi dan
mensistematisasi data adalah untuk memberikan dasar argumen yang
kuat. Informasi bukan dasar untuk bergerak, tetapi ia dasar untuk
memberikan argumentasi bagi gerakan. Tanpa data, gerakan hanya
akan terjebak asumsi dan mudah dipatahkan oleh lawan bicara. Ini
perlu diperhatikan oleh seorang analis. Informasi tak bisa hanya
diambil begitu saja ( taken for granted ), melainkan ia juga perlu
dikritisi. Oleh sebab itu, penting bagi seorang analis untuk memilah
informasi dan data yang ada, mana yang fakta dan mana yang opini.
Seorang analis perlu lebih jeli dalam melihat hal ini. Fakta adalah
informasi yang kebenarannya telah terbukti adanya. Ia bisa berupa
informasi angka atau kalimat yang menyatakan kebenaran. Sementara
itu, opini adalah sesuatu yang berasal dari pikiran seseorang dalam
membaca sebuah informasi.

Asumsi adalah sesuatu yang masih berada dalam dugaan


pembuatnya. Dalam pemberitaan, opini dan asumsi seringkali masuk
dalam informasi yang diterima. oleh sebab itu, penting untuk dipilah
terlebih dulu informasi yang ada tersebut. Bagaimana cara
membedakan opini dan asumsi dengan fakta? Kita lihat nilai
kebenarannya. Jika ia sudah terbukti benar, tanpa ada syak wasangka,
maka ia adalah fakta. Fakta dibahasakan secara tegas dan bisa
dibuktikan kebenarannya. Jika ada data yang nilai kebenarannya tidak
jelas, analis bisa pisahkan datanya. Ia perlu dibuktikan terlebih dulu
hingga benar. Sementara opini berasal dari praduga seseorang. Ia
berbeda dengan fakta dalam penyampaiannya. Opini dibahasakan
dengan ambigu dan menggunakan kata-kata sifat.

C. ANALISIS TANTANGAN GLOBAL DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN

xi
Salah satu tantangan global yang ada didekat kita adalah sudah
berlakunya deklarasi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) mulai tahun 2015.
Dalam naskah blueprint MEA disebutkan ada empat karakteristik bentuk kerja
sama, yaitu: ASEAN single market, ekonomi regional yang kompetitif,
kesetaraan pertumbuhan ekonomi, dan integritas ekonomi global. Salah satu
fokus pada karakteristik yang perlu dicermati adalah tentang single market
dimana dampaknya akan menyentuh langsungvkepada satu penyedia jasa
layanan kesehatan yaitu perawat. Bagi perawat, MEA membuka babak baru
perdagangan antar negara-negara di kawasan ASEAN yang merupakan
tantangan dan peluang bagi para pelaku pasar dan jasa. Keperawatan sebagai
salah satu menyedia jasa layanan kesehatan diharapkan dapat mempersiapkan
diri dengan baik untuk ikut terlibat dalam kegiatan MEA.

Analisis tantangan global dalam praktik keperawatan professional ada


empat tantangan utama yang sangat menentukan terjadinya perubahan dan
perkembangan praktik keperawatan di Indonesia, yang secara nyata dapat
dirasakan yaitu:

1. Terjadinya pergeseran pola masyarakat Indonesia


a. Pergeseran pola masyarakat agrikultural ke masyarakat industri
dan masyarakat tradisional berkembang menjadi masyarakat maju.
b. Adanya angka kematian bayi dan angka kematian ibu sebagai
indikator derajat kesehatan.
c. Pergerakan umur harapan hidup juga mengakibatkan masalah
kesehatan yang terkait dengan masyarakat lanjut usia seperti
penyakit generatif.
d. Masalah kesehatan yang berhubungan dengan urbanisasi,
pencemaran kesehatan lingkungan dan kecelakaan kerja cenderung
meningkat sejalan dengan pembangunan industri.
e. Adanya pegeseran nilai-nilai keluarga mempegaruhi
berkembangnya kecenderungan keluarga terhadap anggotanya
menjadi berkurang.
f. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi dan
penghasilan yang lebih besar membuat masyarakat lebih kritis dan

xii
mampu membayar pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi

Perkembangan IPTEK menuntut kemampuan spesifikasi dan


penelitian bukan saja dapat memanfaatkan IPTEK, tetapi juga untuk
menapis dan memastikan IPTEK sesuai dengan kebutuhan dan social
budaya masyarakat Indonesia yang akan diadopsi. IPTEK juga
berdampak pada biaya kesehatan yang makin tinggi dan pilihan
Tindakan penanggulangan masalah kesehatan yang makin banyak dan
kompleks selain itu dapat menurunkan jumlah hari rawat (Hamid,
1997; Jerningan,1998). Penurunan jumlah hari rawat mempengaruhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang lebih berfokus kepada kualitas
bukan hanya kuantitas, serta meningkatkankebutuhan untuk
pelayanan / asuhan keperawatan di rumah dengan mengikutsetakan
klien dan keluarganya. Perkembangan IPTEK harus diikuti dengan
upaya perlindungan terhadap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
yang aman, hak untuk diberitahu, hak untuk memilih tindakan yang
dilakukan dan hak untuk didengarkan pendapatnya. Oleh karena itu,
pengguna jasa pelayanan kesehatan perlu memberikan persetujuan
secara tertulis sebelum dilakukan tindakan (informed consent).

3. Globalisasi dalam pelayanan kesehatan

Tersedianya alternatif pelayanan persaingan penyelenggaraan


pelayanan untuk menarik minat pemakai jasa pemakai kualitas untuk
memberikan jasa pelayanan kesehatan yang terbaik. Untuk hal ini
berarti tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan diharapkan
untuk dapat memenuhi standar global dalam memberikan pelayanan /
asuhan keperawatan. Dengan demikian diperlukan perawat yang
mempunyai kemampuan professional dengan standar internasional
dalam aspekintelektual.

4. Tuntutan tekanan profesi keperawatan

xiii
Keyakinan bahwa keperawatan merpakan profesi harus disertai
dengan realisasi pemenuhan karakteristik keperawatan sebagai profesi
yang disebut dengan professional (Kelly & Joel,1995).
Karakteristik profesi yaitu ;

a. Memiliki dan memperkaya tubuh pengetahuan melalui penelitian


b. Memiliki kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada
orang lain
c. Pendidikan yang memenuhi standar
d. Terdapat pengendalian terhadap praktek
e. Bertanggug jawab & bertanggung gugat terhadap tindakan
yang dilakukan
f. Merupakan karir seumur hidup
g. Mempunyai fungsi mandiri dan kolaborasi.

D. PENGERTIAN DILEMA ETIK

Dilema etik merupakan situasi yang di hadapi oleh seseorang dimana


ia harus membuat keputusan mengenai perilaku yang patut atau suatu masalah
yang melibatkan dua atau lebih landasan moral suatu tindakan tapi tidak dapat
di lakukan keduanya.

E. DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN

1. Hubungan perawat dengan klien

Dilemma etik yang sering muncul antara lain :

a. Berkata jujur atau tidak

Terkadang muncul masalah-masalah yang sulit untuk dikatakan


kepada klien mengingat kondisi klien. Tetapi perawat harus mampu
mengatakan kepada klien tentang masalah kesehatan klien.

b. Kepercayan klien

Rasa percaya harus dibina antara perwat dengan klien. Tujuannya


adalah untuk mempercepat proses penyembuhan klien.

xiv
c. Membagi perhatian

Perawat juga harus memberikan perhatiannya kepada klien, tetapi


perawat harus memperhatikan tingkat kebutuhan klien. Keadaan
darurat harus diutamakan terlebih dahulu. Tidak boleh memandang
dari sisi factor ekonomi social,suku,budaya,ataupun agama.

d. Pemberian informasi kepada klien

Perawat berperan memberikan informasi kepada klien baik itu


tentang kesehatan klien,biaya pengobatan dan juga tindak lanjut
pengobatan.

2. Hubungan perawat dengan dokter


a. Perbedaan pandangan dalam pemberian praktik pengobatan

Terjadi ketidaksetujuan tentang siapa yang berhak melakukan


praktik pengobatan, apakah dokter atau perawat.

b. Konflik peran perawat

Salah satu peran perawat adalah melakukan advokasi, membela


kepentingan pasien. Saat ni keputusan pasien dipulangkan sangat
tergantung kepada putusan dokter. Dengan keunikan pelayanan
keperawatan, perawat berada dalam posisi untuk bisa menyatakan
kapan pasien bisa pulang atau kapan pasien harus tetap tinggal.

F. PRINSIP MORAL DALAM MENYELESAIKAN DILEMA ETIK

1. Otonomi (Autonomi)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu


berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
mampu memutuskan sesuatu dan orang lain harus menghargainya.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Salah satu

Contoh :

xv
Semua orang memiliki hak dan kebebasan untuk menyatakan dan
memustuskan apa yang akan dilakukan terhadapnya. Misalnya,
seseorang pasien menunda untuk diberi obat jika tidak mendesak
karena pasien tidak ingin diganggu terlebih dahulu maka kita sebegai
perawat akan memberikan waktu pada pasien untuk menenangkan diri.

2. Beneficence (Berbuat Baik)

Prinsip ini menentut perawat untuk melakukan hal yan baik dengan
begitu dapat mencegah kesalahan atau kejahatan.

Contoh :

Perawat menasehati klien tentang program latihan untuk memperbaiki


kesehatan secara umum, tetapi perawat menasehati untuk tidak
dilakukan karena alasan resiko serangan jantung.

3. Justice (Keadilan)

Nilai ini direfleksikan dalam praktek professional ketika perawat


bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktik dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

Contoh

Ketika perawat dinas sendirian dan ketika itu ada klien baru masuk
serta ada juga klien rawat yang memerlukan bantuan perawat maka
perawat harus mempertimbangkan faktor-faktor dalam faktor tersebut
kemudian bertindak sesuai dengan asas keadilan.

4. Non-maleficence (tidak merugikan)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan


psikologis pada klien.

Contoh :

Ketika ada klien yang menyatakan kepada dokter secara tertulis


menolak pemberian transfuse darah dan ketika itu penyakit perdarahan
(melena) membuat keadaan klien semakin memburuk dan dokter harus

xvi
mengistrusikan pemberian transfuse darah. akhirnya transfuse darah
ridak diberikan karena prinsi beneficence walaupun pada situasi ini
juga terjadi penyalahgunaan prinsi nonmaleficince.

5. Veracity (Kejujuran)

Nilai ini bukan cuman dimiliki oleh perawat namun harus dimiliki oleh
seluruhpemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran
pada setia klien untuk meyakinkan agar klien mengerti. Informasi yang
diberikan harus akurat, komprehensif, dan objektif. Kebenaran
merupakan dasar membina hubungan saling percaya. KlieN memiliki
otonomi sehingga mereka berhak mendapatkan informasi yang ia ingin
tahu.

Contoh :

Ny. S masuk rumah sakit dengan berbagai macam fraktur karena


kecelakaan mobil, suaminya juga ada dalam kecelakaan tersebut dan
meninggal dunia. Ny. S selalu bertanya-tanya tentang keadaan
suaminya. Dokter ahli bedah berpesan kepada perawat untuk belum
memberitahukan kematian suaminya kepada klien perawat tidak
mengetahui alasan tersebut dari dokter dan kepala ruangan
menyampaikan intruksi dokter harus diikuti. Perawat dalam hal ini
dihadapkan oleh konflik kejujuran.

6. Fidelity (Menepati janji)

Tanggung jawab besar seorang perawat adalah meningkatkan


kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan, dan
meminimalkan penderitaan. Untuk mencapai itu perawat harus
memiliki komitmen menepati janji dan menghargai komitmennya
kepada orang lain.

Contoh :

Bila perawat sudah berjanji bahwa jam 2 siang nanti akan memberikan
suatu tindakan kepada pasien, maka perawat tidak boleh mengingkari

xvii
janji tersebut.

7. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.


Dokumentasi tentang keadaan kesehatan klien hanya bisa dibaca guna
keperluan pengobatan dan peningkatan kesehatan klien. Diskusi
tentang klien diluar area pelayanan harus dihindari.

Contoh :

Perawat harus menjaga privasi/rahasia pasien yang kita ketahui baik itu
berupa Riwayat penyakit, pengobatan yang telah dilakukan sebagai
salah satu bentuk kita dalam menghormati privasi klien karena pasien
telah mempercayai kita untuk marawatnya.

8. Accountability (Akuntabilitasi)

Akuntabilitas adalah standar yang pasti bahwa tindakan seorang


profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanda
tekecuali.

Contoh

Perawat bertanggung jawab pada diri sendiri, profesi, klien, sesame


teman sejawat, karyawan, dan masyarakat. Jika perawat salah memberi
dosis obat kepada klien perawat dapat digugat oleh klien yang
menerima obat, dokter yang memberi tugas delegatif, dan masyarakat
yang menuntut kemampuan professional.

G. PEMECAHAN DILEMA ETIK DALAM KEPERAWATAN

Menurut Kozier dan Erb (1989), terdapat beberapa tahapan yang perlu
dilakukan dalam memecahkan masalah dilema etik keperawatan, berikut
penjelasannya:

1. Kembangkan Data Dasar


a. Siapa saja yang terlibat dalam dilema etik, misalnya perawat, klien,
keluarga klien, tokoh agama/kerohanian,

xviii
b. Memberikan usulan tindakan yang akan dilakukan,
c. Menginformasikan tindakan yang akan dilakukan, disini perawar
berperan sebagai konselor atau advokat dan memberikan edukasi
terhadap klien,
d. Memberi tahu segala bentuk konsekuensi atas tindakan yang
dilakukan.
2. Identifikasi Konflik

Misalnya konflik yang timbul ketika perawat tidak menerapkan kode


etik profesi dan tidak melaksanakan perannya sebagai pemberi asuhan
keperawatan

3. Mengambil Tindakan Alternatif terhadap Tindakan yang Diusulkan

Menetapkan apakah tindakan alternatif yang diusulkan akan dilakukan


atau tidak.

4. Menetapkan Pembuat Keputusan

Diantaranya yaitu pihak-pihak yang terlibat dalam dilema etik, seperti


perawat, klien, ataupun keluarga.

5. Identifikasi Kewajiban Perawat


a. Melaksanakan kode etik dan prinsip moral keperawatan
b. Menghargai hak otonomi klien
c. Berusaha meminimalisir ancaman kematian bagi klien
6. Mengambil Keputusan

Keputusan yang diambil harus sudah sesuai dengan hak-hak pasien,


atas pertimbangan keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.

H. Model Penyelesaian Masalah Etik

Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli


dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan/pemecahan
masalah secara ilmiah, antara lain :

1. Model pemecahan masalah (Megan,1989)

xix
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema
etik.

a. Mengkaji situasi
b. Mendiagnosa masalah etik moral
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan
d. Melaksanakan rencana
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (Kozier & Erb, 1989)

Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat


memerlukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi :

a. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan keterlibatannya


b. Apa tindakan yang diusulkan
c. Apa maksud dari tindakan yang diusulkan
d. Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan
yang diusulkan.
e. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut
f. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang
direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi
tindakan tersebut
g. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut.
h. Mengidentifikasi kewajiban perawat
i. Membuat keputusan
3. Model Murphy dan murphy
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin
dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap
alternatif keputusan

xx
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai
dengan falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat
keputusan berikutnya.
4. Model Curtin
a. Mengumpulkan berbagai latar belakang informasi yang
menyebabkan masalah
b. Identifikasi bagian-bagian etik dari masalah pengambilan
keputusan
c. Identifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengambilan
keputusan
d. Identifikasi semua kemungkinan pilihan dan hasil dari npilihan itu
e. Aplikasi teori, prinsip dan peran etik yang relevan
f. Memecahkan dilema
g. Melaksanakan keputusan
5. Model Levine – Ariff dan Gron
a. Mendefinisikan dilema
b. dentifikasi faktor-faktor pemberi pelayanan
c. Identifikasi faktor-faktor bukan pemberi pelayanan
d. Pasien dan keluarga
e. Faktor-faktor eksternal
f. Pikirkan faktor-faktor tersebut satu persatu
g. Identifikasi item-item kebutuhan sesuai klasifikasi
h. Identifikasi pengambil keputusan
i. Kaji ulang pokok-pokok dari prinsip-prinsip etik
j. Tentukan alternatif-alternatif
k. Menindaklanjuti
6. Langkah-langkah menurut Purtillo dan Cassel (1981)
Purtillo dan Cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan
etik

xxi
a. Mengumpulkan data yang relevan
b. Mengidentifikasi dilema
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan
d. Melengkapi tindakan
7. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson (1981)
Mengusulkan 10 langkah model keputusan biotis
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan
yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi
c. Mengidentifikasi issue etik
d. Menentukan posisi moral
e. Menentukan posisi moral pribadi dan profesional
f. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait
g. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada.

I. BIOETIKA KEPERAWATAN

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang


garap pada kesejahtraanmanusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup
sehari-hariya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien
adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian.Etika
dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip
yangmenjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk
melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk
juga keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin
dalam standar praktek profesional. .profesi keperawatan mempunyai kontrak
sosial dengan masyarakat! yang berarti masyarakatmemberi kepercayaan
kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yangdibutuhkan.
Konsekwensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan
keperawatanharus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilankeputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi jugadengan
mempertimbangkan etika. Bioetik: merupakan studi filosofi yang mempelajari

xxii
tentang kontroversi dalam etik,menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang
hubungan antara ilmukehidupan, bioteknologi, pengobatan,politik, hukum,
dan theologi.

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai


acuan bagi perlaku seseorangyang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk yang dilakukan seseorang dan merupakansuatu kewajiban dan
tanggungjawanb moral.Ismanoetik adalah studi tentang isu etika dalam
pelayanan kesehatan pelaksanaannya etika keperawatan mengacu pada bioetik
sebagaimana tercantum dalam sumpah janji profesi keperawatan dan kode etik
profesi keperawatan.Kemajuan ilmu dan teknologi terutama dibidang biologi
dan kedokteran telah menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika
kesehatan yang sebagian besar belum teratasi.Etika adalah peraturan atau
norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorangyang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakansuatu kewajiban dan tanggungjawanb moral. Bioetik merupakan
suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku benar atau salah!
kebajikanatau kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.Etika merupakan
aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral kedalam situasi nyata dan
berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia berpikir
dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya. Banyak pihak yangmenggunakan istilah etik untuk mengambarkan
etika suatu profesi dalam hubungannya dengankode etik profesional seperti
Kode Etik .

J. PENDEKATAN BIOETIK KEPERAWATAN

Etika keperawatan mengacu pada bioetik yang terdiri dari 3 pendekatan


yaitu:

1. Pendekatan Teleologik

Menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau


konsekuensi yang dapat terjadi. Di mana seseorang yang melakukan

xxiii
pendekatan terhadap etika dihadapkan terhadap konsekuensi dan
keputusan-keputusan etis.

Contoh kasus :

a. Seseorang perawat yang harus menghadapi kasus kebidanan karena


tidak ada bidan dan jarak untuk rujukan terlalu jauh,dapat memberikan
pertolongan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman dimilikinya
demi keselamatan pasien
b. Dalam situasi dan kondisi dimana sesseorang pasien harus di operasi,
sedangkan tidak ada ahli bedah yang berpengalaman dalam bidang
tersebut, dokter ahli bedah yang belum berpengalaman sekalipun tetap
dibenarkan untuk melakukan tindakan pembedahan sesuai dengan
pengetahuan yang dilimiki. Hal ini dilakukan demi keselamatan
pasien.
2. Pendekatan Deontologik

Pendekatan deontologi merupakan teori atau studi tentang kewajiban


moral atau mengutamakan moralitas dari suatu keputusan etis.

Contoh kasus:

Seorang perawat dihadapkan pada kondisi yang sulit, dimana seorang


pasien didiagnosa kanker darah putih (leukemia) stadium akhir dan harus
segera diberi tahukan kepada pasien dan keluarganya tentang penyakit
yang diderita pasien. Dan dengan berat hati perawat menyatakan hal itu,
agar pasien dan keluarganya bisa mengambil tindakan selanjutnya

3. Pendekatan Intuitionism

Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam


mengetahui hal yang benar atau salah. Terlepas dari pemikiran rasional
atau irasional suatu keadaan.

Contoh kasus :

Seseorang perawat sudah tentu mengetahui bahwa menyakiti pasien


merupakan tindakan yang tidak benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan

xxiv
lagi kepada perawat karena sudah mengacu pada etika dari seseorang
perawat yang diyakini dapat membedakan mana yang baik dan mana yang
buruk untuk dilakukan.

xxv
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berbagai permasalahan etik dapat terjadi dalam tatanan klinis yang


melibatkan interaksi antara klien dan perawat. Permasalahan bisa menyangkut
penentuan antara mempertahankan hidup dengan kebebasan dalam
menentukan kematian, upaya menjaga keselamatan klien yang bertentangan
dengan kebebasan menentukan nasibnya, dan penerapan terapi yang tidak
ilmiah dalam mengatasi permasalah klien. Dalam membuat keputusan
terhadap masalah etik, perawat dituntut dapat mengambil keputusan yang
menguntungkan pasien dan diri perawat dan tidak bertentang dengan nilai-
nilai yang diyakini klien. Pengambilan keputusan yang tepat diharapkan tidak
ada pihak yang dirugikan sehingga semua merasa nyaman dan mutu asuhan
keperawatan dapat dipertahankan.
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat
diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat
harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan
moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya.
Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat
melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis
profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi,
keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien,
penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak terhadap
peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan
permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu
pihak.
Etika atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang,
serta menjadi suatu kebiasaan didalam masyarakat, baik berupa kata-kata atau
suatu bentuk perbuatan yang nyata.. Euthanasia dapat digolongkan menjadi
beberapa macam, ditinjau dari berbagai sudut pandang sebagai berikut
euthanasia pasif, euthanasia aktif dan euthanasia non agresif. Sedangkan

xxvi
ditinjau dari sudut pemberian izin yaitu euthanasia volunter dan euthanasia
involunter.
B. SARAN

Saran kami, pembaca lebih banyak lagi mengkaji terkait dengan isu euthanasia
ini, sehingga dapat memandang eutanasia secara holistic dan menanggapi
fenomena euthanasia ini secara bijaksana.Isu etik dalam  praktik keperawatan
tentu saja bukan barang langka, yang bisa didapatkan oleh calon perawat
sekalipun.  Dengan mempelajarinya secara rinci, dan dengan mengatahui
akibat yang dapat ditimbulkannya. Maka tidaklah bisa dikatakan seorang
perawat yang baik, apabila masih melakukan tindakan di luar batas yang
diperbolehkan.Dengan adanya pembahasan menganai isu etik seperti ini, kita
akan diingatkan batapa kejinya perbuatan yang melanggar aturan itu.  Dan kita
juga diajarkan tentang bagaimana menyikapi semuanya itu dalam praktik
keseharian kita. Semoga makalah ini dapat menjadi acuan, atau referensi
dalam pengajaran mata kuliah etika keperawatan.

xxvii
DAFTAR PUSTAKA

Amir & Hanafiah, (1999). Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi
ketiga: Jakarta: EGC.
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care,
Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York.
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya  Medika  
Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. 
Philadelphia. Addison Wesley.

xxviii

Anda mungkin juga menyukai