Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN KANKER SERVIKS

A. Pengertian
Kanker rahim adalah penyakit kanker yang menyerang rahim
dengan pembelahansel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel
tersebut untuk menyerang jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan 
migrasi sel ketempat yang jauh (metastasis) (Wuto,2008 dalam Padila,
2012).
Kanker leher rahim sering disebut juga kanker mulut rahim,
merupakan sakah satu penyakit kanker yang paling banyak terjadi pada
wanita ( edianto, 2006 dalam padila, 2012).
Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah
mulut rahim sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak
terkontrol dan merusak jaringan normal disekitarnya (FKUI, 1990; FKKP,
1997 dalam Padila, 2012).

B. Tujuan perawatan secara umum


Meningkatkan kesehatan , pencegahan, memulihkan kesehatan dan
mengurangi penderitaan untuk meningkatkan kualitas hidup.

C. Perubahan fisiologi dan psikologi


Perubahan fisiologipada wanita penderita kanker serviks adalah
mual, muntah, konstipasi, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan,
neuropati perifer, perubahan rasa dan nyeri.
Perubahan psikologi yang terjadi pada wanita penderta kanker
serviks adalah kecemasan, berjuang untuk menjadi normal, kesedihan,
harga diri negatif dam kepasrahan.

D. Keluhan-keluhan yang di alami


1. Pendarahan yang tidak normal
2. Keputihan yang tidak biasa
3. Nyeri punggung bawah dan panggul yang terus menerus
4. Kelelahan parah
5. Sakit saat berhubungan seks
6. Berat badan turun tiba-tiba
7. Selalu merasa mual
8. Sakit saat buang air kecil
9. Kaki bengkak atau sakit
10. Hasil tes pap smear yang abnormal
E. Proses perawatan teori
1. Data dasar
a. Aktivitas dan istirahat
1) Kelemahan dan keletihan akibat anemia
2) Perubahan pada pola istirahat dan kebiasaan tidur pada malam
hari
3) Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri,
ansietas, dan keringat malam
4) Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen
lingkungan dan tingkat setress tinggi
b. Integritas ego
1) Faktor setress, merokok, minum alkohol, menunda mencari
obat, keyakinan religious atau sprirtual, masalah tentang lesi
cacat, pembedahan, dan perasaan putus asa.
c. Eliminasi
1) Pada kanker serviks, perubahan pola defekasi, perubahan
eliminasi urinalis
2) Kanker ovarium didapat tanda haid tidak teratur, sering
berkemih menopouse dini.
d. Seksualitas
1) Perubahan pola respons seksual, keputihan (jumlah,
karakteristik, bau)
2) Pendarahan sehabis senggama (pada kanker serviks)

2. Pemeriksaan fisik yang dilakukan secara fokus


Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan diantaranya adalah:
a. Tanda-tanda vital seperti tekanan darah saat duduk atau berbaring,
suhu tubuh, denyut nadi, dan frekuensi nafas.
b. Pemeriksaan kepala dan leher dilakukan untuk mencari apakah ada
tanda-tanda anemia seperti konjungtiva sklera yang pucat
c. Pemeriksaaan thoraks dilakukan untuk mencari komplikasi pada
jantung dan paru-paru
d. Pemeriksaan abdomen dilakukan unrtuk mencari komplikasi pada
daerah perut seperti hepatomegali dan asites
e. Pemeriksaan ekstermitas untuk mencarikomplikasi seperti anemia
yang di tandaidengan pucat pada telapak kaki dan tangan
pembesaran kelenjar getah bening pada selangkang serta edema
pada selangkang disebabkan oleh obstruksi sistem limfatik atau
pembuluh darah
f. Pemeriksaan lokaslis pada serviks dapat dilakukan dengan inspeksi
menggunakan inspekulo atau spekulum cocor bebek. Pada kanker
stadium awal umumnya kondisi serviks masih terlihat normal. Pada
stadium lanjut dapatditemukan abnormalitas pada serviks seperti
erosi, luas,ulkus dan massa
g. Pemeriksaan palpasi bimanual pelvis dapat dilakukan untuk
mengetahui apakah untuk mengetahui apakah ada metastasis
rongga panggul.

3. Diagnosa keperawatan yang ditemukan


a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan anemia
trombositopenia.
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, mual dan muntah
4. Intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan

No. Diagnosa Rencana Keperawatan


Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan
hasil
1. Perubahan Setelah dilakukan 1. Observasi tanda-tanda
perfusi jaringan tindakan selama vital
berhubungan 2x24 jam, masalah 2. Kolaborasi dalam
dengan anemia teratasi dengan pemberian infus
trombositopenia kriteria hasil: 3. Pantau dan atur
1. Mampu kecepatan infus
mengenali dan 4. Berikan cairan via IV
menangani 5. Kolaborasi dalam
anemia pemeriksaan
pencegahan hematokrit dan Hb
terhadap serta jumlah trombosit
terjadinya
komplikasi
pendarahan
2. Nutrisi kurang Setelah dilakukan 1. Kaji adanya pantangan
dari kebutuhan tindakan atau alergi terhadap
tubuh keperawatan makanan tertentu
berhubungan selama 2 x 24jam, 2. Kolaborasi dengan ahli
dengan diharapkan gizi dalam pemberian
anoreksia, mual masalah dapat menu tertebtu sesuai
dan muntah teratasi dengan dengan diet yang
kriteria hasil: ditentukan
1. Masukan yang 3. Pantau masukan
adekuat makanan oleh klien
sertakalori 4. Anjurkan agar
yang membawa makanan dari
mencukupi rumah jika diperlukan
kebutuhan sesuai dengan diet
tubuh. 5. Lakukan perawatan
mulut sebelum makan
sesuai ketentuan.
5. Pemeriksaan penunjang : laboratorium
a. Sitologi, dengan cara tes pap
b. Pap smear
c. Servikografi
d. Gineskopi
e. Kuretase endoserviks
f. Biopsy kerucut
g. MRI/CT scan abdomen atau pelvis
h. Tes schiller
i. Konisasi
6. Implementasi keperawtan berdasarkan intervensi keperawatan

No Hari/ diagnosa Tindakan Respon


1. Hari Perubahan 1. mengobserva S: klien
ke-1 perfusi si tanda-tanda mengatakan
jaringan vital lemas,
berhubungan 2. berkolaborasi pandangan
dengan anemia dalam terasa kabur
trombositopeni pemberian dan silau
a infus terhadap
3. memantau cahaya
dan atur O:
kecepatan TD; 90/60
infus mmHg
4. memberikan T: 36,0 ˚C
cairan via IV RR:
5. berkolaborasi 16xPpermenit
dalam N: 70x/menit
pemeriksaan klien tampak
hematokrit lemas,
dan Hb serta terpasang
jumlah infus di tangan
trombosit kirinya
A: masalah
belum teratasi
P: intervensi
di lanjutkan

Hari Nutrisi kurang 1. mengkaji S: klien


ke-1 dari kebutuhan adanya mengatakan
tubuh pantangan tidak nafsu
berhubungan atau alergi makan, terasa
dengan terhadap mual dan
anoreksia, makanan muntah saat
mual dan tertentu makan
muntah 2. berkolaborasi O: klien
dengan ahli tampak mual
gizi dalam saat makan,
pemberian dan hanya
menu tertentu mengabiskan
sesuai dengan seperempat
diet yang porsi makanan
ditentukan yang diberikan
3. memantau A: masalah
masukan belum teratasi
makanan oleh P: intervensi
klien di lanjutkan
4. menganjurkan
agar
membawa
makanan dari
rumah jika
diperlukan
sesuai dengan
diet
5. melakukan
perawatan
mulut
sebelum
makan sesuai
ketentuan.
2 Hari Perubahan 1. mengobserva S: - klien
ke-2 perfusi si tanda- mengatakan
jaringan tanda vital masih lemas,
berhubungan 2. berkolaborasi pandangan
dengan anemia dalam terasa kabur,
trombositopeni pemberian dan silau
a infus terhadap
3. memantau cahaya
dan atur O:
kecepatan TD:70/90
infus mmHg
4. memberikan T: 36,3˚C
cairan via IV RR: 17
5. berkolaborasi xpermenit
dalam N: 75 x
pemeriksaan permenit
hematokrit -klien tampak
dan Hb serta lemas
jumlah A: masalah
trombosit belum teratasi
P: intervensi
dihentikan
pasien pulang

Hari Nutrisi kurang 1. mengkaji S: klien


k-2 dari kebutuhan adanya mengatakan
tubuh pantangan tidak nafsu
berhubungan atau alergi makan, mual
dengan terhadap saat makan
anoreksia, makanan
mual dan tertentu O: klien
muntah 2. berkolaborasi tampak mual
dengan ahli saat makan,
gizi dalam dan hanya
pemberian menghabiskan
menu tertentu setengah dari
sesuai dengan porsi makanan
diet yang yang diberikan
ditentukan A: masalah
3. memantau teratasi
masukan sebagian
makanan oleh P: intervensi
klien dihentikan
4. menganjurkan pasien pulang
agar
membawa
makanan dari
rumah jika
diperlukan
sesuai dengan
diet
5. melakukan
perawatan
mulut
sebelum
makan sesuai
ketentuan
7. Evaluasi keperawatan

No Hari Diagnosa Evaluasi


1 Hari ke-1 Perubahan perfusi S: klien mengatakan
jaringan berhubungan lemas, pandangan terasa
dengan anemia kabur dan silau terhadap
trombositopenia cahaya
O:
TD; 90/60 mmHg
T: 36,0 ˚C
RR: 16xPpermenit
N: 70x/menit klien tampak
lemas, terpasang infus di
tangan kirinya

Hari ke-1 Nutrisi kurang dari S: klien mengatakan tidak


kebutuhan tubuh nafsu makan, terasa mual
berhubungan dengan dan muntah saat makan
anoreksia, mual dan O: klien tampak mual saat
muntah makan, dan hanya
mengabiskan seperempat
porsi makanan yang
diberikan

2 Hari ke-2 Perubahan perfusi S: - klien mengatakan


jaringan berhubungan masih lemas, pandangan
dengan anemia terasa kabur, dan silau
trombositopenia terhadap cahaya
O:
TD:70/90 mmHg
T: 36,3˚C
RR: 17 xpermenit
N: 75 x permenit
-klien tampak lemas
Hari ke-2 Nutrisi kurang dari S: klien mengatakan tidak
kebutuhan tubuh nafsu makan, mual saat
berhubungan dengan makan
anoreksia, mual dan
muntah O: klien tampak mual saat
makan, dan hanya
menghabiskan setengah
dari porsi makanan yang
diberikan

DAFTAR PUSTAKA

Andriani,E.2010. Kanker Serviks. Diakses tanggal 18 Oktober 2015.


Andrijono.2007.Kanker Serviks, Divisi Onkologi Departemen Obstetri dan
Gynecolog. Jakarta.Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Arumaniez.2010. Human Papiloma Virus (HPV) Penyebab Kanker Serviks. Dari


http://Arumaniez21.Wordpress.com/2010/02/21/Hpv-Penyebab-KankerServiks/.
Diakses 18 Oktober 2015.

Aziz FM. 2002.Deteksi dini kanker, skrining dan deteksi dini kanker serviks..
Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta Basscometro.com/2009/05/konsep-
perilaku-kes.html Diakses 08 Maret 2016

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi ke-4. Jakarta. EGC
Bustan.2008. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta. PT. Rineka Cipta
Christine.C, Herlina, Franly. 2013.

Anda mungkin juga menyukai