Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

INFECTION CONTROL RISK ASSESSMENT ( ICRA ) KPPI – RS

RUMAH SAKIT ISLAM IBNUSINA


Jl. Lingkar Keunire no. 21-24 Sigli

Telp. (0653) 7820006


BAB I
DEFINISI

Infection Control Risk Assessment ( ICRA ) dibagi menjadi 2, yaitu ICRA


untuk kontruksi bangunan dan ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah
sakit.
ICRA untuk kontruksi pembangunan merupakan proses menetapkan
risiko potensial dari transmisi udara yang bervariasi dan kontaminasi
melalui air kotor dalam fasilitas selama konstruksi, renovasi dan kegiatan
maintenance.
Kegiatan tersebut merupakan multidisiplin, proses kolaborasi yang
mengevaluasi jenis / macam kegiatan kontruksi dan kelompok risiko untuk
klasifikasi penetapan tingkat.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup ICRA untuk pencegahan infeksi di rumah sakit adalah


seluruh bagian ruang keperawatan di rumah sakit.
ICRA Konstruksi :
1. Menganalisa faktor resiko dari area yang akan dilakukan konstruksi atau
dibangun
2. Menganalisa kelas resiko berdasarkan kegiatan konstruksi
3. Membuat analisa grading matrix berdasarkan proyek konstruki
4. Mengidentifikasi kegiatan berdasarkan hasil grading matrix proyek
konstruksi
5. Membuat rekomendasi pelaksanaan kegiatan proyek
6. Memonitor pelaksanaan kegiatan proyek

ICRA Infeksi :
1. Membuat form ICRA
2. Rapat dengan semua link dan penanggung jawab di setiap unit
3. Menentukan masalah
4. Menetapkan tiga nilai untuk setiap risiko
5. Menentukan scoring dari hasil penilaian ICRA
6. Menentukan prioritas resiko dari hasil scoring
7. Membuat program kegiatan sesuai prioritas sesuai skoring ICRA
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 ICRA untuk Rekonstruksi Pembangunan


1.) Menggunakan tabel berikut untuk melakukan identifikasi type/jenis
kontruksi kegiatan proyek (type a-d)
Type Kriteria
A Inspeksi dan Kegiatan Non-Invasive.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
1. Mengganti ubin langit-2 (plafon) untuk inspeksi visual saja.
Misalnya : terbatas pada 1 genting/plafon per 50 meter persegi.
2. Pengecatan (tetapi tidak pengamplasan)
3. wallcovering, pekerjaan listrik, pipa kecil, dan kegiatan yang
tidak menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding
atau akses ke langit-langit selain untuk pemeriksaan yang
kelihatan
B Skala kecil, kegiatan durasi pendek yang menciptakan debu minimal.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada :
1. Instalasi telepon dan perkabelan komputer.
2. Akses ke ruang terbuka.
3. Pemotongan dinding atau langit-2 dimana migrasi debu dapat di
kontrol
C Pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang hingga tinggi
atau memerlukan pembongkaran atau pemindahan/penghapusan/
pembersihan komponen bangunan tetap atau rakitan.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
1. Pengampalasan dinding untuk pengecatan atau penutup dinding
2. pemindahan/penghapusan/pembersihan penutup lantai, plafon
langit-2 dan pekerjaan khusus.
3. Kontruksi dinding baru.
4. Pekerjaan saluran kecil atau pekerjaan listrik di atas langit-langit
5. Kegiatan kabel utama
6. Kegiatan apapun yang tidak dapat diselesaikan dalam shift kerja
tunggal.
D Pembongkaran dan kontruksi proyek-2 besar.
Termasuk tetapi tidak terbatas pada :
1. Kegiatan yang membutuhkan shift kerja berturut-turut
2. Memerlukan pembongkaran berat atau pemindahan /
penghapusan sistem perkabelan lengkap.
3. Kontruksi baru
2.) Mengidentifikasi Resiko Area
Identifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terpengaruh. Apabila
lebih dari 1 kelompok resiko, pilih kelompok dengan resiko terbesar :
Resiko Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Tertinggi
rendah
Area Area perawatan IGD, kamar bersalin, Area dengan pasien
kantor, pasien selain laboratorium, ruang immuno-compromised,
bangsal pada resiko bedah minorpoli perawatan luka bakar,
kosong, tinggi atau resiko bedah, perinatologi, Cath lab jantung,
area tertinggi, rawat farmasi, kamar CSSD, ICU, kamar
umum jalan (kecuali pemulihan / isolasi bertekanan
onkologi dan recovery room, negatif, perawatan
bedah), bagian bangsal umum onkologi, kamar
pendaftaran, (yang tidak operasi
rehab medik, tercantum pada
radiologi area resiko
tertinggi)

3.) Grading Matrix


Padankan antara Kelompok Resiko Pasien dengan Tipe Proyek
Konstruksi pada matrix berikut, untuk mendapatkan Kelas Pencegahan
atau Level Aktifitas Pencegahan Infeksi yang diperlukan

Patient Risk Construction Project Type


Group Type A Type B Type C Type D
Resiko I II II III/IV
rendah
Resiko I II III IV
sedang
Resiko tinggi I II III/IV IV
Resiko II III/IV III/V IV
tertinggi
Persetujuan dari Panitia Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
diperlukan bila aktifitas konstruksi dan level resiko mencapai Kelas III
atau Kelas IV dan membutuhkan prosedur pencegahan infeksi.
Aktifitas Pencegahan Infeksi yang Dibutuhkan Berdasarkan Kelas
Diperlukan deskripsi tindakan pengendalian infeksi berdasarkan kelas
Class Selama Pembangunan Proyek Setelah penyelesaian proyek
I 1. Laksanakan pekerjaan dengan 1. Bersihkan area kerja setelah
metode meminimalisasi menyelesaikan tugas.
timbulnya debu dari
pelaksanaan kegiatan
kontruksi.
2. Segera meletakan kembali
ketempat semula plafon atap yg
diganti untuk pemeriksaan yg
kelihatan .
II 1. Menyediakan sarana aktif utk 1. Lap permukaan kerja
mencegah debu udara dari dengan
penyebaran ke atmosfer. pembersih/desinfektan.
2. Air kabut permukaan kerja utk 2. Wadah yg berisi limbah
mengendalikan debu pada kontruksi sebelum di
waktu pemotongan transportasi harus tertutup
3. Seal pintu yang tidak terpakai rapat.
dengan lakban. 3. Pel basah dan/atau vakum
4. Blokir dan tutup ventilasi dengan HEPA filter, vakum
udara. sebelum meninggalkan area
5. Tempatkan tirai debu di pintu kerja.
masuk dan keluar area kerja. 4. Setelah selesai,
6. Hilangkan atau isolasi sistem mengembalikan sistem
HVAC ("heating, ventilation, HVAC di mana pekerjaan
dan air-conditioning) yang dilakukan
sedang dilaksanakan.
III 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan
dari sistem saluran maka barier dari area kerja
hilangkan/lepaskan atau sampai proyek selesai
isolasi sistem HVAC di area, diperiksa oleh
dimana pekerjaan sedang Komite/Panitia PIRS.
dilakukan.. Dibersihkan oleh bagin
2. Lengkapi semua barier penting kebersihan RS
yaitu sheetrock, plywood, 2. Hilangkan barier material
plastic untuk menutup area dari dengan hati-2 untuk
area yg tdk untuk kerja atau meminimalisasi
menerapkan metode penyebaran dari kotoran
pengendalian kubus (gerobak dan puing-2 yg terkait dng
dng penutup plastik & koneksi kontruksi.
disegel ke tempat bekerja dng 3. Vacuum area kerja area
HEPA vakum utk menyedot dng HEPA filtered
debu sebelum keluar) sebelum vacuums.
kontruksi dimulai. 4. Area untuk lap basah dng
3. Menjaga tekanan udara negatif pembersih/disinfeksi/clea
di dalam tempat kerja dengan ner
menggunakan HEPA unit yang 5. Setelah selesai,
dilengkapi dengan penyaringan mengembalikan sistem
udara. HVAC)..
4. Wadah tempat limbah
kontruksi sebelum di
transportasi harus tertutup
rapat.
5. Tutup wadah transportasi atau
gerobak. Pita penutup jika tidak
tutup yang kuat
IV 1. Untuk mencegah kontaminasi 1. Jangan menghilangkan
sistem saluran maka isolasi barier dari area kerja
sistem HVAC di area, dimana sampai proyek selesai
pekerjaan sedang dilakukan diperiksa oleh
2. Lengkapi semua barier penting Komite/Panitia PPIRS.
yaitu sheetrock, plywood, Dibersihkan oleh bagin
plastic untuk menutup area kebersihan RS.
dari area yg tdk untuk kerja 2. Hilangkan barier material
atau menerapkan metode dengan hati-2 untuk
pengendalian kubus (gerobak meminimalisasi
dng penutup plastik & koneksi penyebaran dari kotoran
disegel ke tempat bekerja dng dan puing-2 yg terkait dng
HEPA vakum utk menyedot kontruksi.
debu sebelum keluar) sebelum 3. Wadah untuk limbah
kontruksi dimulai. kontruksi harus ditutup
3. Menjaga tekanan udara negatif rapat sebelum kontruksi.
di dalam tempat kerja dengan 4. Wadah transportasi atau
menggunakan HEPA unit yang gerobak agar ditutup rapat.
dilengkapi dengan penyaringan 5. Vakum area kerja dengan
udara. vakum HEPA filter.
4. Segel lubang, pipa, saluran & 6. Area di pel dengan pel
lubang-2 kecil yg bisa basah dengan
menyebabkan kebocoran pembersih/desinfektan.
5. Membangun serambi/ruangan 7. Setelah selesai
dan semua personil melewati mengembalikan sistem
ruangan ini sehingga dapat HVAC dimana pekerjaan
disedot debunya dengan vakum dilakukan
cleaner HEPA sebelum
meninggalkan tempat kerja
atau mereka bisa memakai kain
atau baju kertas yg di lepas
setiap kali mereka
meninggalkan tempat kerja
6. Semua personil memasuki
tempat kerja diwajibkan untuk
mengenakan penutup sepatu.
Penutup sepatu harus diganti
setiap kali pekerja keluar dari
area kerja

4.) Identifikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan,


ruang farmasi/obat
5.) Identifikasi masalah yang berkaitan dengan : ventilasi, pipa ledeng,
listrik dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.
6.) IdentifIkasi langkah - langkah pencegahan , menggunakan penilaian
sebelumnya, apa jenis bariernya (misalnya bariernya dinding yang
tertutup rapat). Apakah HEPA filter diperlukan atau tidak.
(Catatan : Selama dilakukan kontruksi maka Area yang di
renovasi/kontruksi seharusnya diisolasi dari area yang dipergunakan
dan merupakan area negatif terhadap daerah sekitarnya.)
7.) Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air. Apakah ada risiko
akibat merusak kesatuan struktur (misal : dinding, atap, plafon)
8.) Jam Kerja : dapat atau pekerjaan akan dilakukan selama bukan jam
pelayanan pasien.
9.) Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang
aliran udara negatif yang memadai
10.) Buat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak
cuci tangan.
11.) Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan jumlah minimum bak/tempat cuci
tangan tersebut.
12.) Apakah PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relatif terhadap utilitas
ruangan bersih dan kotor
13.) Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan
tim proyek (misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, pembersihan puing
(bagaimana dan kapan)
3.2 ICRA untuk pencegahan Infeksi di Rumah Sakit
1. Membuat form ICRA
2. Rapat dengan semua link dan penanggung jawab di setiap unit
3. Menentukan masalah
4. Menetapkan tiga nilai untuk setiap risiko
1.) Probability
TINGKAT DESKRIPSI
RISIKO
1 Sangat jarang/ rare (> 5 tahun/kali)
2 Jarang/unlikey (> 2 – 5 tahun/kali)
3 Mungkin/ Posible (1 -2 tahun/kali)
4 Sering/Likely (beberapa kali/tahun)
5 Sangat sering/ almost certain (tiap minggu/ bulan)
2.) Risk/impact
Impact considerations
a. Mengancam jiwa dan atau kesehatan
b. Disruption of services
c. Kehilangan fungsi
d. Kehilangan kepercayaan komunikasi
e. Dampak keuangan
f. Legal issues
g. Dampak regulatory
h. Standard/persyarat
Risk/Impact
5 = Catastrophic Loss
(Life/Limb/function/financial)
4 = Serious Loss (Function/Financial/Legal)
3 = Prolonged Length of Stay
2 = Moderate Clinical/Financial
1 = Minimal Clinical Financial

Tingkat Deskripsi Dampak


Resiko
1 Tidak significant Tidak ada cedera
2 Minor • Cedera ringan , misal luka lecet
• Dapat diatasi dengan P3K
3 Moderat • Cedera sedang, misal : luka robek
• Berkurangnya fungsi
motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (reversibel. Tidak
berhubungan dengan penyakit
• Setiap kasus yg meperpanjang
perawatan
4 Mayor • Cedera luas/berat, misal : cacat,
lumpuh
• Kehilangan fungsi motorik/sensorik/
psikologis atau intelektual
(ireversibel), tidak berhubungan
dengan penyakit
5 Katatropik Kematian yang tdk berhubungan
dengan perjalanan penyakit

3.) Current system/Preparedness


a. Kebijakan dan prosedur saat ini
b. Implementasi dari rencana
c. Status training
d. Indikator outcome atau proses
e. Tersedianya backup sistem
f. Community/public health resources
Current system
5 = None
4 = Poor
3 = Fair
2 = Good
1 = Solid
5. Menentukan scoring dari hasil penilaian ICRA
6. Menentukan prioritas resiko dari hasil scoring
7. Membuat program kegiatan sesuai prioritas sesuai skoring ICRA
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Pendokumentasian ICRA Rekonstruksi Pembangunan


a. Bagian IPS / bagian Ketua Pembangunan Rekonstruksi pembangunan
mengajukan permohonan usulan ke PPI
b. KPPI memberi Permit ICRA untuk Konstruksi Pembangunan
c. Permit tersebut diisi dan ditandatangi oleh pengaju
d. Selanjutnya pengisian permit ( rekomendasi dari tim PPI ) serta tanda
tangan dari ketua PPI
e. Setelah itu permit diajukan kepada direktur untuk mendapat
persetujuan
f. Setelah persetujuan direktur di dapat selanjutnya pembangunan dapat
berjalan sesuai dengan rekomendasi PPI

2. Pendokumentasian ICRA Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit


a. Formulir ICRA Pencegahan Infeksi di Rumah Sakit diisi oleh tim PPI RS
b. Selanjutnya formulir diajukan kepada direktur untuk mendapatkan
persetujuan
c. Setelah mendapat persetujuan dari direktur, tim PPI RS mengadakan
rapat ulang untuk menindaklanjuti.

Anda mungkin juga menyukai