Anda di halaman 1dari 7

C.

PEMBAHASAN

Setelah melakukan proses keperawatan pada An.”A” dengan Cairan

dan Elektrolit (hypovolemia) di RSUD Dr. Adjidarmo pada tanggal 08 – 12

Juli 2015 yang dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi, maka penulis

menemukan kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus yang

akan penulis bahas berikut;

Pengkajian

1. Definisi

Hypovolemia adalah keadaan dimana kekurang volume cairan

ekstrasel yang menimbulkan kehilangan cairan tubuh Isotonic, natrium

(Normal 132 – 145 mEg/l), kalium (Normal 3.1 – 5.1 mEg/l), dan klorida

(Normal 96 – 111 mEg/l). Keadaan ini terjadi jika air dan elektrolit hilang

pada proporsi yang sama.

Sedangkan Pada An. “A” pasien mengalami Hiponatremia 109 L,

Hipokalemia 2.0 L, dan Hipokloremia 60 L. antara teori dan praktek ada

kesenjangan.

2. Anatomi Fisiologi

Appendiks merupakan organ yang berbentuk tabung dengan panjang kira-

kira 10 cm dan berpangkal pada sekum. Appendiks pertama kali tampak

saat perkembangan embriologi minggu ke delapan yaitu bagian ujung dari

protuberans sekum. Pada saat antenatal dan postnatal, pertumbuhan dari


sekum yang berlebih akan menjadi appendiks yang akan berpindah dari

medial menuju katup ileocaecal.

Pada An. “A” nyeri di bagian abdomen kuadran kanan bawah terjadi ± 1

bulan yang lalu sehingga mengganggu pencernaan pasien dalam konsumsi

makanan. Antara teori dan praktek tidak terjadi kesenjangan

3. Tanda dan gejala

Menurut teori Tanda dan gejala hypovolemia bergantung pada jumlah

cairan yang hilang. Tanda dan gejala tersebut dapat meliputi : Hipotensi

ortostatik yang disebabkan oleh peningkatan tahanan vascular perifer dan

penurunan curah jantung, Takikardia yang dinduksi oleh system saraf

simpatik untuk meningkatkann curah jantung dan tekanan arteri rata-rata,

Rasa haus yang mendorong pasien untuk minum (peningkatan osmolalitas

cairan ekstrasel menstimulasi pusat rasa haus pada hipotalamus),

Pengempisan vena-vena yang disebabkan oleh penurunan volume darah

yang beredar, Bola mata cekung akibat penurunan total volume cairan

tubuh dan dehidrasi yang ditimbulkan pada jaringan ikat serta humor

akueus, Membrane mukosa kering akibat penurunan volume cairan tubuh

(kelenjar yang memproduksi cairan untuk melembabkan dan melindungi

membrane mukosa yang penuh pembuluh darah mengalami kegagalan

sehingga kekeringan yang cepat), Penurunan turgor kulit yang disebabkan

oleh penurunan cairan dalam lapisan dermis (yang membuat kulit


kehilangan kelenturan), Penurunan berat badan yang cepat akibat

kehilangan cairan tubuh yang akut.

Pada An.“A” tanda gejala yang muncul yaitu membrane mukosa

kering, penurunan turgor kulit, bola mata cekung dan penurunan berat

badan. Antara teori dan praktek ada kesenjangan.

4. Komplikasi

Berdasarkan teori komplikasi yang terjadi yaitu syok, gagal ginjal akut

dan kematian.

Pada An.“A” antara teori dan praktek terdapat kesenjangan karena

pada pasien belum terdapat komplikasi, karena penyakit hypovolemia

pasien belum parah.

5. Test Diagnostik

Berdasarkan teori tes diagnostik yang dilakukan pada pasien dengan

hypovolemia yaitu : Peningkatan kadar BUN, Kenaikan kadar kreatinin

serum, Peningkatan protein serum, hemoglobin, dan hematocrit, Kenaikan

kadar glukosa darah, Kenaikan osmolalitas serum, Pemeriksaan elektrolit

serum dan analisis gas darah

Pada An. “A” tes diagnostik yang dilakukan yaitu labolatorium dan di

dapat ; protein serum yang mengalami kenaikan, glukosa darah yang

mengalami kenaikan dan pemeriksaan elektrolit. Antara teori dan praktek

ada kesenjangan.
6. Penatalaksanaan Medis

Berdasarkan teori, penatalaksanaan medis yaitu Pemberian cairan

peroral, Pemberian cairan parenteral, Resusitasi cairan dengan pemberian

infus, Transfuse darah atau produk darah, Pemberian obat antidiare,

Pemberian obat antiemetic, Pemberian dopamine, Therapy oksigen.

Pada An. “A” langsung dilakukan Pemberian cairan peroral,

Pemberian cairan parenteral, Resusitasi cairan dengan pemberian infus,

Pemberian obat antidiare, Pemberian obat antiemetic. Antara teori dan

praktek ada kesenjangan.

7. Dampak Terhadap KDM

Dengan gejala Kehilangan nafsu makan, mual, muntah, diare,

berkeringat, Suhu tubuh yang tinggi, ketidak berdayaan dan Kelemahan

fisik.

Pada An. “A” gangguan nutrisi dan cairan terjadi, anoreksia, mual,

muntah, diare dan suhu tubuh yang tinggi. Pemenuhan aktivitas karena

mual, muntah. Dan social maupun spiritual karena ketidak berdayaan dan

kelemahan fisik. Antara teori dan praktek ada kesenjangan

8. Keluhan Utama

Berdasarkan teori, Klien merasa nyeri abdomen, badan demam, mual dan

muntah.

Pada An. “A” keluhan yang dirasakan yaitu nyeri abdomen kuadran kanan

atas, mual dan muntah. Antara teori dan praktek ada kesenjangan.
9. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan teori terdapat

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang

berlebih (haluaran urine yang berlebih, mual dan muntah

b. Gangguan keseimbangan elektrolit berhubungan dengan output

kalium yang berlebih karena muntah, diare.

c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara

menyeluruh

d. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi,

e. Perubahan perfusi jaringan ferifer berhubungan dengan penurunan

curah jantung

f. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemia,

g. Cemas berhubungan dengan hospitalisasi

Sedangkan dalam kasus An. “A” didapatkan diagnosa keperawatan

sebagai berikut :

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan output yang

berlebih

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intek

makanan yang tidak adekuat

3. Gangguan keseimbangan elektrolit berhubungan dengan pengeluaran

kalium, klorida, dan natrium yang berlebih

4. Hopertermi b/d Dehidrasi


5. Nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik

7. Kecemasan anak berhubungan dengan proses hispitalisasi

Diagnosa keperawatan kekurangan volume cairan menjadi prioritas

karena saat pengkajian pasien mengeluh muntah lebih dari 20 x, dan

diare.diagnosa selanjutnya nutrisikurang dari kebutuhan tubuh karena

pasien mengeluh muntah lebih dari 20 x dan berat badan pasien jauh dari

normal 13 kg (ideal 19kg). gangguan keseimbangan elektrolit diagnose

ini ditunjukan hali laboratorium (natrium 109 L, kalium 2.0 L, dan klorida

60 L) yang mengalami penurunan. Selanjutnya hipertermi diagnose ini

muncul pada hari kedua saat pelaksaan tindakan keperawatan dengan

suhu 40,5ᵒC. Nyeri diagnose ini muncul karena saat pengkajian pasien

mengeluh nyeri dengan skala 4 (0-10). Intoleransi aktivitas diangkat

karena di khawatirkan dapat mengakibatkan peningkatan metabolism

tubuh pasien. dan cemas / ansietas diagnose ini di angkat karena pasien

sangat rewel dengan semua tindakan keperawatan. Diagnose yang tidak

muncul pada An.”A” yaitu Perubahan perfusi jaringan ferifer, karena

jaringan perifer pasien tidak terganggu, Penurunan curah jantung, karena

penyakit pasien belum parah.


10. Intervensi Keperawatan

Pada saat intervensi keperawatan, penulis membuat intervensi

keperawatan secara aktual berdasarkan kebutuhan klien dan diutamakan

pada penanganan masalah yang paling utama yaitu kekurangan volume

cairan intervensi klien mengacu pada teori yang ada, penulis hanya

melakukan penambahan dan memodifikasi bahasa untuk mempermudah

pelaksanaan asuhan keperawatan yang disesuaikan dengan keadaan klien.

11. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang

telah ditetapkan pada rencana keperawatan, pelaksanaan asuhan

keperawatan diberikan secara kerjasama dengan tim perawat ruangan, tim

gizi, petugas laboratorium dan pihak keluarga dengan tetap

memperhatankan respon klien. Pelaksanaan tindakan seluruhnya

dilakukan seperti pemberian therapi.

“Sedangkan pada An. “A” implementasi dilakukan sesuai

kebutuhan pasien sebagaimana tertulis dan terencana

12. Evaluasi

Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan,

bertujuan untuk menilai keberhasilan selama melakukan asuhan

keperawatan yang dapat dilihat, diukur dan dinyatakan oleh pasien .

Masalah keperawatan pada An. “A” tidak perlu perawatan lanjutan

mengingat semua keluhan teratasi.

Anda mungkin juga menyukai