Anda di halaman 1dari 13

HIPERVOLEMIA PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

Yeni Eka Astuti, Yuyun Setyorini, Akhmad Rifai


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
Diterima : 12 Oktober 2018, Disetujui : 26 Oktober 2018

Abstract
Background: Congestive Heart Failure (CHF) is a condition in which the heart is
unable to pump blood normally, causing disturbed venous return pressure to cause
edema. The problem that arises is hypervolemia or intracellular fluid resuscitation to
the interstitial that causes edema so that can be arranged nursing intervention one of
them is giving diuretic and monitor fluid balance. Describes nursing care performed in
Congestive Heart Failure (CHF) patients with hypervolemia. Method: This study uses
data analysis method that is conducting the nursing process of two patients Congestive
Heart Failure (CHF) who suffered from Hypervolemia disorder and then compared
with case study journal as well as other sources. Result: After nursing action in both
patients the Hipervolemia problem is equally partially resolved by fluid restriction
nursing interventions, and the administration of diuretics. Conclusion: In providing
nursing care to patients with Congestive Heart Failure (CHF) should pay attention to
fluid restriction and appropriate diuretic administration to reduce edema.

Keyword: Congestive Heart Failure (CHF), Hipervolemia, Nursing Care

PENDAHULUAN sehingga volume cairan dengan


Menurut Alimul (2012) kebutuhan konsentrasi kurang pekat akan berkurang
cairan adalah bagian dari kebutuhan dasar dan volume cairan dengan konsentrasi
manusia yang memiliki proporsi besar lebih pekat akan bertambah. Cara
dalam tubuh. Hidayat dan Uliyah (2015) perpindahan cairan yang terakhir yaitu
menyebutkan bahwa pengaturan cairan transpor aktif berarti pergerakan cairan
dilakukan oleh mekanisme rasa haus, tubuh atau gerak zat yang akan berdifusi
sistem hormonal yakni Anti Diuretik dan berosmosis (Hidayat & Uliyah,
Hormon (ADH), sistem aldosteron, 2015).
prostaglandin, dan glukokortikoid. Hidayat dan Uliyah (2015)
Cairan tubuh dapat berpindah menyatakan bahwa kebutuhan cairan
dengan berbagai cara yaitu dengan difusi, adalah kebutuhan dasar yang memiliki
osmosis, dan transpor aktif. Cara proporsi besar dalam tubuh. Kategori
perpindahan yang pertama yaitu difusi presentase cairan tubuh berdasarkan umur
yang berarti molekul berpindah dari adalah bayi baru lahir 75% dari total berat
konsentrasi yang tinggi ke rendah. Cara badan, pria dewasa 57% dari total berat
perpindahan cairan yang kedua yaitu badan, wanita dewasa 55% dari total berat
osmosis yang berarti perpindahan zat dari badan, dan dewasa tua 45% dari total berat
larutan dengan konsentrasi kurang pekat badan.
ke larutan konsentrasi yang lebih pekat Pengkajian yang dilakukan meliputi
melalui membran semipermeable, Pengkajian Kesadaran dengan

155
156 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

menggunakan Glasgow Coma Scale tindakan pemberian diuretik. Intervensi


(GCS), Pengkajian Primer meliputi untuk masalah Hipovolemia antara lain ;
Airway, Breathing, Circulation, 1) Monitor status hidrasi (kelembaban
Dissability, ksposure dan Pengkajian membran mukosa, nadi adekuat); 2)
Sekunder meliputi SAMPLE Monitor berat badan; 3) Monitor intake
(Sign and Symptom, Allergies, dan output cairan; 4) Dorong klien
Medications, Past Illnes, Last Meal, menambah intake oral; 5) Kolaborasi
Event) pemberian cairan IV.
Pengkajian umum meliputi Menurut Debora (2012),
pengkajian riwayat keperawatan, implementasi adalah tahap keempat dari
pengkajian faktor yang berhubungan, proses keperawatan. Tahap ini muncul jika
pengkajian fisik sistem integumen perencanaan yang dibuat diaplikasikan
meliputi inspeksi dengan melihat warna pada pasien. Tindakan yang dilakukan
kulit, purpura/ptechiae pada sela jari, mungkin sama, mungkin juga berbeda
telapak tangan atau kaki, eritema, splinter dengan urutan yang telah dibuat pada
hemorrhagic pada kuku, capillary refill perencanaan. Implementasi keperawatan
time, clubbing finger, dan edema. Palpasi membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas
dilakukan pada pasien CHF dengan perawat.
gangguan kebutuhan cairan yaitu pitting Evaluasi terhadap gangguan
edema, suhu ekstremitas akibat kebutuhan cairan dan elektrolit secara
penurunan aliran darah ke jaringan umum dapat dinilai dari adanya
perifer, nyeri akibat tromboplebitis vena kemampuan dalam mempertahankan
kaki, denyut nadi perifer. Hal yang perlu keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
dikaji dalam denyut nadi perifer adalah ditunjukkan oleh adanya keseimbangan
keadaan pembuluh darah arteri, antara jumlah asupan dan pengeluaran,
frekuensi, irama, ciri denyutan, dan isi berat badan normal tidak ada penurunan
nadi. dan peningkatan secara cepat, turgor kulit
Pemeriksaan Laboratorium baik, tidak terjadi edema, dan lain
dilakukan dengan pemeriksaan sistem sebagainya(Udjianti, 2013).
hematologik, serum isoenzim kardiak, a. Pengertian CHF
faal hemostasis, arterial blood gasses, tes Arif Muttaqin (2009) menyatakan
fungsi ginjal, kimia darah, elektrolit, dan bahwa gagal jantung adalah suatu keadaan
urine analisis. ketika jantung tidak mampu
Diagnosa yang muncul antara lain mempertahankan sirkulasi yang cukup
Hipervolemia. Intervensi pada kasus bagi tubuh, meskipun tekanan pengisian
Hipervolemia antara lain ; 1) Observasi vena normal.
tanda-tanda edema; 2) Observasi b. Patofisiologi
pembesaran hati dan limfa; catat adanya Aspiani (2015) menjelaskan bahwa
mual, muntah, distensi, dan konstipasi; 3) kelainan intrinsik pada kontraktilitas
Timbang berat badan setiap hari (jika miokard yang khas pada gagal jantung
kondisi memungkinkan); 4) Observasi akibat penyakit jantung iskemik,
input dan output cairan; 5) Anjurkan diet menggangu kemampuan pengosongan
rendah garam dan batasi asupan cairan; ventrikel yang efektif.Kontraktilitas
6) Kolaborasi tim medis untuk terapi dan ventrikel kiri yang menurun mengurangi
Yeni Eka Astuti, Hipervolemia Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf), 157

curah sekuncup, dan meningkatkan 5. Merangsang sekresi aldosteron dari


volume residu ventrikel. Sebagai respon kalenjar adrenal
terhadap gagal jantung, terdapat tiga 6. Retensi natrium dan air pada tubulus
mekanisme primer yang dapat dilihat distal dan duktus pengumpul
yaitu: meningkatnya aktivitas adrenergik Respon kompensatorik terakhir dari
simpatik, meningkatnya beban awal gagal jantung adalah hipertrofi
akibat aktivasi sistem renin angiotensin miokardium atau bertambah tebalnya
aldosteron, dan hipertrofi ventrikel. dinding jantung.Hipertrofi meningkatkan
Aspiani (2015) menjelaskan bahwa jumlah sarkomer pada sel-sel miokardium,
ketiga respon kompensatorik ini tergantung dari jenis beban yang
mencerminkan usaha untuk mengakibatkan gagal jantung.Sarkomer
mempertahankan curah jantung.Kelainan dapat bertambah secara paralel atau
pada ventrikel dan menurunnya curah serial.Respons miokardium terhadap
jantung biasanya tampak pada keadaan beban volume seperti regurgitasi aorta
beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya
jantung maka kompensasi akan semakin tebal dinding.
kurang efektif. Menurunnya curah Aspiani (2015) menjelaskan lebih
sekuncup pada gagal jantung akan lanjut bahwa gagal jantung dapat terjadi
membangkitkan respon simpatik pada bagian kanan (gagal jantung kanan)
kompensatorik. Meningkatnya aktivitas dan kiri (gagal jantung kiri).Pada gagal
adrenergik simpatik akan merangsang jantung kanan dikarenakan
pengeluaran katekolamin dari saraf ketidakmampuan kanan yang
adrenergik jantung dan medula adrenal. mengakibatkan penimbunan darah dalam
Denyut jantung dan kekuatan kontraksi atrium kanan, vena kava dan sirkulasi
akan meningkat untuk menambah curah besar.Penimbunan darah di vena hepatika
jantung. Juga terjadi kontriksi arteri menyebabkan hepatomegali dan kemudian
perifer untuk menstabilkan tekanan arteri menyebabkan asites. Pada ginjal akan
dan redistribusi volume darah dengan menyebabkan penimbunan air dan natrium
mengurangi aliran darah ke organ yang sehingga terjadi edema. Penimbunan
rendah metabolismenya, seperti kulit dan secara sistemik selain menimbulkan
ginjal, agar perfusi ke jantung dan otak edema juga meningkatkan tekanan vena
dapat dipertahankan. Penurunan curah jugularis dan pelebaran vena-vena
jantung pada gagal jantung akan memulai lainnya.Pada gagal jantung kiri darah dari
serangkaian peristiwa antara lain : atrium kiri ke ventrikel kiri mengalami
1. Penurunan aliran darah ginjal dan hambatan, sehingga atrium kiri dilatasi
akhirnya laju filtrasi glomerulus dan hipertrofi.Aliran darah paru ke atrium
menurun kiri terbendung.Akibatnya tekanan dalam
2. Pelepasan renin dari aparatus juksta vena pulmonalis, kapiler paru dan arteri
glomerulus pulmonalis meninggi. Bendungan terjadi
3. Interaksi renin dengan juga di paru yang akan mengakibatkan
angiotensinogen dalam darah untuk edema paru, sesak saat bekerja (dypnea
menghasilkan angiotensin I d’effort), atau waktu istirahat (ortopnea).
4. Konversi angiotensin I menjadi Aspiani (2015) menjelaskan bahwa
angiotensin II gagal jantung kanan dan kiri terjadi
158 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

sebagai akibat kelanjutan dari gagal dilanjutkan dengan penelitian analitik


jantung kiri.Setelah terjadi hipertensi (Nursalam, 2013).
pulmonal terjadi penimbunan darah Rancangan penelitian yang digunakan
dalam ventrikel kanan, selanjutnya terjadi adalah rancangan penelitian studi kasus.
gagal jantung kanan. Setiap penyumbatan Penilitian studi kasus merupakan
pada aliran darah (forward flow) pada rancangan penelitian yang mencakup
sirkulasi akan menimbulkan bendungan pengkajian satu unit penelitian secara
pada arah berlawanan dengan aliran intensif misalnya satu klien, keluarga,
(backward congestion). Hambatan kelompok, komunitas, atau institusi.
pengaliran (forward failure)akan Meskipun jumlah subjek cenderung
menimbulkan adanya gejala backward sedikit, namun jumlah variabel yang
failure dalam sistem sirkulasi aliran diteliti sangatlah luas (Nursalam, 2013).
darah. Mekanisme kompensasi jantung Jenis penelitian yang digunakan
pada kegagalan jantung adalah upaya dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
tubuh dalam mempertahankan peredaran adalah jenis penelitian deskriptif dan
darah dalam memenuhi kebutuhan rancangan studi kasus dengan pendekatan
metabolisme jaringan. Mekanisme asuhan keperawatan yang meliputi:
kompensasi yang terjadi pada gagal pengkajian, diagnosa keperawatan,
jantung adalah dilatasi ventrikel, intervensi keperawatan, implementasi
hipertrofi ventrikel, kenaikan rangsang keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
simpatis berupa takikardi dan Subjek dalam studi kasus ini
vasokonstriksi perifer, peninggian kadar menggunakan dua klien kelolaan yang
katekolamin plasma, retensi garam dan diamati secara mendalam. Subjek yang
cairan badan, serta peningkatan ekstraksi diobservasi adalah pasien Congestive
oksigen oleh jaringan. Bila jantung Heart Failure (CHF) dengan masalah
bagian kanan dan kiri bersama- sama hipervolemia.
gagal akibat gangguan aliran darah dan Peneliti menggunakan teknik
adanya bendungan, maka akan tampak pengumpulan data :
tanda dan gejala gagal jantung pada 1. Observasi (pengamatan)
sirkulasi sistemik dan sirkulasi paru. Observasi merupakan cara
Keadaan ini disebut gagal jantung pengumpulan data dengan mengadakan
kongestif. pengamatan secara langsung kepada
responden untuk mencari perubahan
METODE PENELITIAN atau hal-hal yang akan diteliti. Dalam
Jenis penelitian yang digunakan metode observasi ini, instrumen yang
adalah penelitian deskriptif. Penilitian dapat digunakan antara lain : lembar
deskriptif dimaksudkan untuk observasi, panduan pengamatan
mendiskripsikan secara sistematis dan (observasi) atau lembar checklist
akurat suatu situasi atau area populasi (Hidayat, 2014).
tertentu yang bersifat faktual. Penelitian Dalam pengumpulan data ini
deskriptif bertujuan untuk memaparkan penulis mengobservasi berat badan
peristiwa- peristiwa penting yang terjadi pasien, elastisitas kulit, vital sign,
pada masa kini. Hasil penelitian intake dan output cairan, serta
deskriptif sering digunakan atau
Yeni Eka Astuti, Hipervolemia Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf), 159

observasi respon pasien setelah edema hilang atau tidak, balance cairan
dilakukan tindakan keperawatan. normal atau tidak, berat badan ideal,
2. Wawancara dan hati dan limfa normal atau terjadi
Menurut Nursalam (2013) pembesaran antara 2 klien kelolaan
wawancara adalah suatu metode yang CHF yang mengalami masalah
digunakan untuk mengumpulkan data, hipervolemia dengan jurnal, buku, dan
dimana peneliti mendapatkan lain-lain.
keterangan secara lisan dari seseorang
sasaran penelitian (responden) atau HASIL PENELITIAN
bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut (face to 1. Pasien I
face).Wawancara yang digunakan A. Pengkajian
yaitu wawancara autoanamnesa untuk Pengkajian dilakukan pada hari
mendapatkan informasi riwayat kamis 8 Maret 2018 dengan metode
kesehatan dahulu, keluarga, dan saat wawancara, observasi, dan cartatan
ini. medis.
3. Studi Dokumentasi 1. Identitas pasien
Dokumentasi merupakan metode Nama : Ny.R
pengumpulan data dengan cara Umur : 65 tahun
mengambil data yang berasal dari Alamat : Klaten
dokumentasi asli. Dokumen asli Jenis kelamin : Perempuan
tersebut dapat berupa gambar, table Agama : Islam
atau daftar periksa (Hidayat, 2014). Diagnosa medis : CHF
Peneliti mengumpulkan data dari 2. Identitas penanggung jawab
hasil catatan keperawatan, catatan Nama : Ny. S
medis, dan hasil pemeriksaan darah Umur : 39 tahun
1. Analisa Data Alamat : Klaten
Penulis melakukan analisis data Hubungan dengan pasien : Anak
dengan cara deskriptif. Menurut 3. Pengkajian primer
Nursalam (2016) analisa data dengan a) Airway : Jalan nafas paten
cara deskriptif adalah suatu metode b) Breathing : RR = 28 x/menit,
yang dilakukan dengan tujuan utama pengembangan dada simetris, suara
untuk memaparkan atau memberi nafas ronkhi di basal paru kanan dan
gambaran tentang studi keadaan secara kiri
obyektif yang dilakukan dengan c) Circulation : HR = 108 x/menit,
mengobservasi keadaan klien. Analisa CRT < 2 detik, akral teraba hangat,
data dilakukan dengan pendekatan kering, merah, tekanan darah 106/68
asuhan keperawatan yaitu dengan mmHg
pengkajian, merumuskan diagnose d) Dissability : Kesadaran
keperawatan, menyusun perencanaan composmentis, GCS E4 V5 M6
dan tindakan keperawatan, serta e) Eksposure : Terdapat pitting
evaluasi keperawatan. Metode yang edema di kedua kaki kedalaman 2
dilakukan yaitu dengan mm waktu kembali 3 detik dan
membandingkan kriteria hasil yaitu kekuatan otot 5, tidak terdapat luka
160 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

4. Pengkajian sekunder 6. Pemeriksaan fisik


a) Symptoms : Sesak a) Inspeksi : Warna kulit sawo matang,
nafas, pitting edema di kedua kaki tidak ada eritema, CRT < 2 detik,
kedalaman 2 mm waktu kembali 3 terdapat edema di kedua kaki
detik b) Palpasi : Terdapat pitting edema di
b) Allergies : Pasien kedua kaki kedalaman 2 mm waktu
mengatakan tidak memiliki riwayat kembali 3 detik
alergi baik obat ataupun makanan 7. Program terapi
c) Medication : keluarga pasien Parenteral : infus NaCl 9% 500
mengatakan pasien rutin cc/24 jam Furosemide 40
mengkonsumsi obat jantung dan mg/8 jam Per Oral : Candesartan 8 mg
diabetes (1 – 0 – 0) Clopidogrel 75 mg/24 jam
d) Past illnes : Keluarga pasien Cefoperazone 1 gr/12 jam
mengatakan pasien memiliki 8. Pemeriksaan penunjang
penyakit diabetes mellitus sejak 5 Pemeriksaan Foto Thorax
tahun lalu dan penyakit jantung Hasil :
sejak 1 tahun yang lalu Cardiomegali dengan arteriosclerosis
e) Last meal : Pasien Pulmonary edema, Efusi Pleura (+)
mengatakan terakhir makan pukul dextra/ sinistra, Osteoporosis
12.00 WIB habis setengah porsi Tabel.1 Pemeriksaan dilakukan pada
f) Event : Pasien mengatakan sesak tanggal 8 maret 2018
nafas sejak 2 hari sebelum masuk Pemeriksaan Hasil Satuan
Nilai
Rujukan
Rumah Sakit dan kaki bengkak Darah Rutin
sejak 5 hari sebelum masuk Rumah Hemoglobin 12,0 g/dL 12,0 – 16,0
Eritrosit 3,94 juta/uL 4,20 – 5,50
Sakit, sesak nafas memberat saat Lekosit 22,8 ribu/ul 4,8 – 10,8
aktivitas. Trombosit 177 ribu/ul 150 – 450
Hematokrit 35,3 % 37,0 – 52,0
5. Pengkajian cairan MCV 89,6 fL 80,0 – 99,0
Berat badan pasien : 46 kg MCH 30,5 fL 27 – 31
MCHC 34,0 g/dL 33,0 – 37,0
a) Input RDW 13,9 % 10,0 – 15,0
Makan dan minum : 500 cc/10 MPV 8,6 fL
Kimia Klinik
jam Total protein 6,41 g/dL
Parenteral : 220 cc/10 Albumin 3,1 g/dL 6,60 – 8,80
Globulin 3,3 g/dL 3,5 – 5,0
jam Ureum 223,6 mg/dL 2,9 – 3,3
Total input : 720 cc/10 Creatinin 2,62 mg/dL 15,0 – 40,0
BUN 104,5 mg/dL 0,6 – 0,9
jam Elektrolit 7,0 – 18,0
b) Output Natrium 135,6 mmol/L
Kalium 4,26 mmol/L
Urine : 200 cc/10 jam Chlorida 105,9 mmol/L 136,0 – 145
IWL : 288 cc/10 jam 3,5 – 5,1
98,0 –
Total output : 488 cc/10 jam 107,0
c) Balance cairan
BC = CM – CK – IWL
= 720 – 200 – 288
= + 232 /10 jam
Yeni Eka Astuti, Hipervolemia Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf), 161

9. Analisa data sampai tanggal 9 Maret 2018 pukul 17.00


Tabel 2. Analisis Data WIB mengobservasi edema dengan hasil
Data Fokus Problem Etiologi terjadi pitting edema pada ekstremitas
DS : Hipervolemia Gangguan
Pasien aliran balik bawah kedalaman 2 mm kembali dalam
mengatakan vena waktu 3 detik, pukul 17.10 WIB
kedua kaki
bengkak menganjurkan membatasi minum, 18.00
DO : WIB memonitor input dan output dengan
a) Terdapat
pitting edema hasil input : 740 cc/11 jam, output : 526
pada kedua cc/11 jam, 18.10 WIB menghitung
kaki
b) Terdapat balance cairan didapatkan hasil : + 214
cardiomegali cc/11 jam, dilakukan evaluasi pada hari
dan pulmonary
edema Jum’at 9 Maret 2018 pukul 17.00 WIB
c) Sesak nafas dengan dengan hasil input : 1212 cc/24
jam, output : 1090 cc/24 jam, kemudian
B. Diagnosa menghitung balance cairan didapatkan
Hipervolemia berhubungan hasil : + 132 cc/24 jam
dengan gangguan aliran balik vena 2. Hari kedua
C. Intervensi Implementasi hari kedua pada tanggal
Tabel 3. Intervensi 9 Maret 2018 pukul 16.00 WIB
Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Kriteria Hasil mengobservasi edema dengan hasil pitting
Hipervolemia Setelah 1. Observasi edema pada ekstremitas bawah dengan
berhubungan dilakukan edema
dengan tindakan 2. Observasi kedealaman 2 mm kembali selama 2 detik,
gangguan keperawatan pembesaran hati 16.30 WIB menganjurkan pasien
aliran balik selama 2x24 3. Batasi input
vena jam masalah cairan membatasi minumnya, 17.00 WIB
hipervolemia 4. Monitor input memonitor input dan output dengan hasil
teratasi output
dengan 5. Hitung balance input : 1162 cc/24 jam output : 1140 cc/24
kriteria hasil: cairan jam, 17.10 WIB menghitung balance
1. Edema 6. Anjurkan
hilang pasien cairan didapatkan hasil : +22 cc/24 jam
2. Balance membatasi E. Evaluasi
cairan minum
seimbang 7. Kolaborasi Evaluasi Ny. R dilakukan pada hari
3. Tidak dengan dokter sabtu tanggal 10 Maret 2018 pukul 20.00
terjadi dalam
pembesar pemberian WIB didapatkan data subyektif pasien
an hati terapi diuretik mengatakan bengkak di kaki berkurang
4. Sesak
nafas dibandingkan hari kemarin, data obyektif
berkuran ditemukan pitting edema kedalaman 2 mm
g
kembali semula selama 2 detik, input dan
D. Implementasi
output dengan hasil input makan dan
Berdasarkan intervensi keperawatan
minum : 650 cc/24 jam, parenteral : 512
yang telah disusun pada hari kamis
cc/24 jam, total input : 1162 cc/24 jam,
tanggal 8 Maret 2018 dapat dilakukan
output urin : 450 cc/24 jam IWL : 690
tindakan keperawatan pada Ny. R dengan
cc/24 jam, total output : 1140 cc/24 jam,
Congestive Heart Failure(CHF) yaitu:
balance cairan : +22 cc/24 jam, hasil
1. Hari pertama
assesment masalah hipervolemia teratasi
Implementasi hari pertama pada
sebagian dan untuk planning dilanjutkan
tanggal 8 Maret 2018 pukul 17.00 WIB
162 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

intervensinya mencakup observasi b) Allergies : Pasien


edema, observasi adanya pembesaran mengatakan tidak memiliki riwayat
jantung, monitor input dan output cairan, alergi baik obat ataupun makanan
anjurkan klien membatasi asupan cairan, c) Medication : Keluarga pasien
kolaborasi dengan dokter dalam mengatakan pasien rutin minum
pemberian terapi diuretik. obat jantung tetapi keluarga pasien
Pasien II tidak tahu nama obat yang
A. Pengkajian dikonsumsi karena tidak membawa
Pengkajian dilakukan pada hari Jum’at obat pasien
30 Maret 2018 dengan metode d) Past illnes : Keluarga
wawancara, observasi, dan catatan pasien mengatakan pasien pernah
medis. dirawat dengan penyakit yang sama
1. Identitas pasien dan melakukan kontrol rutin setiap
Nama : Ny.A bulan
Umur : 67 tahun e) Last meal : Pasien
Alamat : Klaten mengatakan terakhir makan pukul
Jenis kelamin : 17.00 WIB habis setengah porsi
Perempuan f) Event : Pasien
Agama : Islam mengatakan gejala memberat saat
Diagnosa medis : CHF, STEMI beraktivitas.
2. Identitas penanggung jawab 5. Pengkajian cairan
Nama : Tn. D Berat badan pasien : 50 kg
Umur : 34 tahun a) Input
Alamat : Klaten Makan dan minum : 550 cc/10 jam
Hubungan dengan pasien : Anak Parenteral : 300 cc/10 jam
3. Pengkajian primer Total input : 850 cc/10 jam
a) Airway : Jalan nafas paten b) Output
b) Breathing : RR = 26 Urine : 450 cc/10 jam
x/menit, pengembangan dada IWL : 312 cc/10 jam
simetris, suara nafas vesikuler di Total output : 762 cc/10 jam
seluru lapang paru c) Balance cairan
c) Circulation : HR = 74 x/menit, BC = CM – CK – IWL
CRT < 2 detik, akral teraba hangat, = 850 – 450 – 312
kering, merah = + 88 /10 jam
d) Dissability : Kesadaran 6. Pemeriksaan fisik
composmentis, GCS E4 V5 M6 a) Inspeksi : Warna kulit sawo matang,
e) Eksposure : Terdapat edema tidak ada eritema, CRT < 2 detik,
non pitting di kedua kaki dan terdapat edema di kedua kaki
kekuatan otot 5, tidak terdapat b) Palpasi : Terdapat edema non
trauma pitting di kedua kaki
4. Pengkajian sekunder 7. Program terapi
a) Symptoms : Sesak Parenteral : Arixtra 2,5 mg/24
nafas, edema non pitting di kedua jam
kaki
Yeni Eka Astuti, Hipervolemia Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf), 163

Per Oral : Clopidogrel 75 mg/24 9. Analisa data


jam, Aspilet 80 mg/24 jam,
Atorvastatin 40 mg/24 jam Tabel 5. Analisis data
8. Pemeriksaan penunjang Data Fokus Problem Etiologi
DS : Hipervolemia Gangguan
Pemeriksaan Ekokardiografi Pasien mengatakan aliran balik
Hasil : kedua kaki bengkak vena
DO :
LA LV RV dilatasi, LVH eksentrik, a) Terdapat
Fungsi sistolik global turun dengan EF edema non pitting pada
kedua kaki
32 %, Gangguan kinetik segmental, b) LA LV RV
Disungsi diastolik LV tipe relaksasi, dilatasi
c) Sesak nafas
Fungsi sistolik RV normal, MR mild,
B. Diagnosa
AR moderate, TR mild
Hipervolemia berhubungan dengan
gangguan aliran balik vena.
Tabel 4. Pemeriksaan dilakukan pada
C. Intervensi
tanggal 29 maret 2018 Diagnosa Tujuan dan Intervensi
Nilai Kriteria Hasil
Pemeriksaan Hasil Satuan
Rujukan Hipervolemia Setelah dilakukan 1. Obser
Darah rutin berhubungan tindakan vasi edema
Hemoglo 11,6 G/dl 12,0 – dengan gangguan keperawatan 2. Obser
bin 3,74 Juta/ul 16,0 aliran balik vena selama 2x24 jam vasi pembesaran
Eritrosit 14,2 Ribu/ul 4,20 – masalah hati
Lekosit 465 Ribu/ul 5,50 hipervolemia 3. Batasi
Trombosi 35,6 % 4,8 – teratasi dengan input cairan
t 95,1 Fl 10,8 kriteria hasil: 4. Monit
Hematok 31,0 Fl 150 – 1. Edem or input output
rit 32,5 G/dl 450 a hilang 5. Hitung
Mcv 14,9 % 37,0 – 2. Balan balance cairan
Mch 8,7 Fl 52,0 ce cairan 6. Anjurk
Mchc 80,0 – seimbang an pasien
Rdw 99,0 3. Tidak membatasi
Mpv 68,5 Mg/dl 27 – 31 terjadi minum
1,68 Mg/dl 33,0 – pembesaran hati 7. Kolab
Kimia klinik 32,0 Mg/dl 37,0 4. RR = orasi dengan
Ureum 10,0 – 16 – 20 x/menit dokter dalam
Creatinin 15,0 pemberian terapi
Bun 141,9 Mmol/l diuretik
4,01 Mmol/l
Elektrolit 109,2 Mmol/l
D. Implementasi
Natrium 15,0 – Berdasarkan intervensi keperawatan
Kalium
Chlorida
40,0
0,6 – 0,9
yang telah disusun pada hari Jum’at
7,0 – tanggal 30 Maret 2018 dapat dilakukan
18,0 tindakan keperawatan pada Ny. A dengan
Congestive Heart Failure(CHF) yaitu:
136,0 – 1. Hari pertama
145
3,5 – 5,1 Implementasi hari pertama pada
98,0 – tanggal 30 Maret 2018 pukul 20.00 WIB
107,0
sampai Sabtu 31 Maret 2018 pukul 20.00
WIB. Pukul 20.10 WIB mengobservasi
edema dengan hasil terjadi edema non
pitting pada ekstremitas bawah, pukul
21.00 WIB memonitor input dan output.
Evaluasi pada implementasi pertama
164 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

didapatkan hasil input makan dan minum membatasi asupan cairan, kolaborasi
: 750 cc/24 jam, parenteral : 720 cc/24 dengan dokter dalam pemberian terapi
jam, total input : 1470 cc/24 jam, output diuretik.
urin dan feses : 550 cc/24 jam dengan
feses kurang lebih 100 cc, IWL : 750 PEMBAHASAN
cc/24 jam dan balance cairan : 1474 – Pada pembahasan ini penulis akan
1300 = + 174 cc/24 jam. membahas tentang “Asuhan Keperawatan
2. Hari kedua Pada Pasien Congestive Heart Failure
Implementasi hari kedua pada (CHF) dengan Hipervolemia”. Prinsip dari
tanggal 31 Maret 2018 pukul 20.00 WIB pembahasan ini dengan memfokuskan
sampai Minggu 1 April 2018 pukul 20.00 perubahan keseimbangan cairan yang
WIB. Pukul 20.10 WIB mengobservasi terjadi pada pasien dengan Congestive
edema dengan hasil edema non pitting Heart Failure (CHF).
pada ekstremitas bawah berkurang, 20.15 Pada sub bab ini juga akan dijelaskan
WIB monitor input dan output. Pukul mengenai persamaan dan perbedaan hasil
20.30 WIB menganjurkan pasien untuk temuan pada pasien kasus pertama dan
membatasi minum. Dilakukan evaluasi kasus kedua yang dikelola mulai dari
pada tanggal 1 April 2018 pukul 20.00 pengkajian, diagnosa keperawatan,
WIB dengan hasil input makan dan intervensi keperawatan, implementasi
minum : 800 cc/24 jam, parenteral : 732 keperawatan, evaluasi keperawatan.
cc/24 jam, total input : 1532 cc/24 jam Pada pengkajian ditemukan perbedaan
output urin : 750 cc/24 jam, IWL : 750 umur 2 tahun antara Ny. R dengan Ny. A.
cc/24 jam total output : 1500 cc/24 jam, saat pengkajian juga didapatkan perbedaan
20.20 WIB menghitung balance cairan edema yang terjadi pada Ny. R yaitu
didapatkan hasil : +32 cc/24 jam. pitting edema di ekstremitas bawah
E. Evaluasi dengan kedalaman 2 mm waktu kembali 3
Evaluasi Ny. A dilakukan pada hari detik, tetapi pada Ny. A ditemukan edema
jum’at tanggal 1 April 2018 pukul 20.00 pada ekstremitas bawah dengan waktu
WIB didapatkan data subyektif pasien kembali 1 detik, hal ini terjadi karena
mengatakan bengkak di kaki berkurang balance cairan kedua pasien yang berbeda
dibandingkan hari kemarin, data obyektif yaitu Ny. R balance cairan + 232
ditemukan edema non pitting berkurang, sedangkan Ny. A balance cairan + 88 .
input makan dan minum : 800 cc/24 jam, Pemeriksaan laboratorium pada Ny. R dan
parenteral : 732 cc/24 jam, total input : Ny. A didapatkan hasil :
1532 cc/24 jam output urin : 750 cc/24
jam, IWL : 750 cc/24 jam total output : Tabel 6. Pemeriksaan Laboratorium
1500 cc/24 jam, balance cairan : +32 Pemeriksaan
laboratorium Ny. R Ny. A
cc/24 jam, terdapat pembesaran jantung
Ureum 223,6 mg/dl 68,5 mg/dl
atau cardiomegali, hasil assesment
Kreatinin 2,62 mg/dl 1,68 mg/dl
masalah hipervolemia belum teratasi dan
untuk planning dilanjutkan intervensinya Bun 104,5 mg/dl 32,0 mg/dl

mencakup observasi edema, observasi Pada pemeriksaan ini ditemukan


adanya pembesaran jantung, monitor penurunan fungsi ginjal, hal tersebut
input dan output cairan, anjurkan klien menunjukkan bahwa CHF berpengaruh
Yeni Eka Astuti, Hipervolemia Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf), 165

pada fungsi ginjal. Rully (2009) 30 ml/jam serta hasil echocardiografi


mengungkapkan dalam tulisannya yang menunjukkan LA LV dan RV mengalami
berjudul Sindroma Kardio Renal bahwa dilatasi. Pada hari minggu dievaluasi
faktor yang menyebabkan terjadinya balance cairan yang semula +174 menjadi
perburukan ginjal pada pasien CHF yaitu + 32 berarti turun 142. Granero, dkk
penurunan curah jantung akibat (2009) menjelaskan bahwa Furosemide
penurunan ejection fraction. Sindrome adalah loop diuretic digunakan untuk
kardio renal ini ditandai dengan usia yang mengatasi edema karena kegagalan
relatif tua, ejection fraction rendah, jantung, dan hati.
tekanan sistolik darah rendah. Pada kedua Evaluasi Ny. R dilakukan pada hari
pasien yang dilakukan penelitian dapat Sabtu tanggal 10 Maret 2018 pukul 17.00
disimpulkan bahwa keduanya mengalami WIB didapatkan data subyektif pasien
sindrome kardio renal. mengatakan bengkak di kaki berkurang
Diagnosa yang ditegakkan dalam dibandingkan hari kemarin, data obyektif
penelitian ini diperoleh data yang sama ditemukan pitting edema kedalaman 2 mm
yaitu hipervolemia. Intervensi yang kembali dalam waktu 2 detik, balance
dilakukan pada Ny. R dan Ny. A sama cairan : + 22, hasil assesment masalah
dan implementasi yang dilakukan terjadi hipervolemia teratasi sebagian dan untuk
perbedaan yaitu pada Ny. R planning dilanjutkan intervensinya
menggunakan diuretik Furosemide 40 mencakup observasi edema, observasi
mg/8 jam tetapi Ny. A hanya dilakukan adanya pembesaran hati, monitor input
pembatasan cairan 1500 cc termasuk dan output cairan, anjurkan klien
infus dan minum, dan baru mendapat membatasi asupan cairan, kolaborasi
terapi diuretik Furosemide 40 mg/8 jam dengan dokter dalam pemberian terapi
pada hari Sabtu, 31 Maret 2018 siang, diuretik.
Furosemide masuk pertama pukul 13.00 Evaluasi Ny. A dilakukan pada hari
WIB. Pada pasien pertama yaitu Ny. R Minggu tanggal 1 April 2018 pukul 20.00
dilakukan implementasi pembatasan WIB didapatkan data subyektif pasien
cairan dan pemberian Furosemide 40 mengatakan bengkak di kaki berkurang
mg/8 jam menghasilkan respon balance dibandingkan hari kemarin, data obyektif
cairan yang awalnya +232 menjadi + 132 ditemukan edema non pitting berkurang,
pada hari pertama, balance cairan turun balance cairan : + 22, hasil assesment
100 kemudian pada hari selanjutnya tetap masalah hipervolemia teratasi sebagian
menggunakan terapi diuretik yang sama dan untuk planning dilanjutkan
didapatkan hasil +22 turun 110 yang intervensinya mencakup observasi edema,
semula balance cairan +132 menjadi +22, observasi adanya pembesaran hati,
sedangkan pada Ny. A hanya dilakukan monitor input dan output cairan, anjurkan
pembatasan cairan menghasilkan respon klien membatasi asupan cairan, kolaborasi
yang awalnya +88 menjadi + 174, naik dengan dokter dalam pemberian terapi
86 dari semula sehingga ditambahkan diuretic.
intervensi terapi Furosemide 40 mg/8
jam. Hal ini terjadi terjadi karena Ny. A KESIMPULAN DAN SARAN
mengalami sesak nafas dan produksi urin Setelah dilakukan asuhan
menurun yang semula 45 ml/jam menjadi keperawatan pada Ny. R dan Ny. A
166 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 7, No 2, November 2018, hlm 101-221

dengan Congestive Heart Failure (CHF) menjalin komunikasi terapeutik dan


di ruang ICCU RSUP dr. Soeradji dokumentasikan hal yang telah
Tirtonegoro Klaten peneliti membuat dilakukan
beberapa kesimpulan yaitu : c. Perawat pada fase evaluasi sebaiknya
a. Ny. R dan Ny. A mengalami Sindrome melakukan pengkajian ulang dan
Kardio Renal dimana terjadi didukung dengan data subjektif dan
penurunan fungsi ginjal ditandai objektif untuk menentukan tingkat
dengan peningkatan kadar Ureum, keberhasilan asuhan keperawatan.
BUN, dan Kreatinin.
b. Sebelum dilakukan asuhan DAFTAR RUJUKAN
keperawatan Ny. R mengatakan kedua Granero, G.E, Longhi, Mora, Junginger,
kaki bengkak, pitting edema di Midha, Shah, Stavchansky,
ekstremitas bawah, Ht : 35,3 %, Dressman, Barendes. (2009).
Ureum : mg/dl, BUN : mg/dl, Biowaiver Monographs for
Creatinin : mg/dl, Balance cairan + Immediate Release Solid Oral
212, hasil foto thorak cardiomegali, Dosage Forms: Furosemide. DOI
pulmonary Edema. Dari data tersebut 10.1002/jps.22030. di dapat dari
dapat ditegakkan diagnosa https://scholar.google.co.id/scholar
hipervolemia. ?q=jurnal+keefektifan+penggunaa
c. Sebelum dilakukan asuhan n+furosemide+pada+chf
keperawatan Ny. A mengatakan kedua Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016).
kakinya sedikit bengkak, Ht : 35,6 %, Standar Diagnosis Keperawatan
ureum : 68,5 mg/dl, BUN : 32,0 Indonesia Definisi dan Indikator
mg/dl, creatinin : 1,68 mg/dl, hasil Diagnostik. Jakarta: Dewan
ekokardiografi EF 32%. Dari data Pengurus Pusat Persatuan Perawat
tersebut dapat ditegakkan diagnosa Nasional Indonesia.
hipervolemia. Udjianti, Wayan Juni. (2013).
d. Ny. R dan Ny. A setelah dilakukan Keperawatan Kardiovaskular.
asuhan keperawatan didapatkan Jakarta: Salemba Medika
persamaan hasil masalah hipervolemia Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
teratasi sebagian. Metodologi Penelitian Ilmu
e. Ada perbedaan antara Ny. R dan Ny. Keperawatan. Jakarta: Salemba
A setelah dilakukan asuhan Medika
keperawatan hipervolemia. Muttaqin, Arif. (2009). Buku Ajar Asuhan
Berdasarkan hasil studi kasus yang Keperawatan Klien dengan
telah dilakukan pada Ny. R dan Ny. A Gangguan Sistem Kardiovaskular
dengan Congestive Heart Failure (CHF) dan Hematologi. Jakarta: Salemba
di ICCU RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Medika
Klaten penulis memberi saran sebagai
berikut : Hidayat, A. Aziz Alimul. (2014). Metode
a. Perawat dalam menentukan intervensi Penelitian Keperawatan dan
mengacu pada teori Teknis Analisa Data. Jakarta :
b. Perawat dalam melakukan asuhan Salemba Medika
keperawatan hendaknya selalu
Yeni Eka Astuti, Hipervolemia Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf), 167

Debora, Oda. (2012). Proses


Keperawatan dan Pemeriksaan
Fisik. Jakarta: Salemba Medika
Aspiani, R. Y. (2015). Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan
Kardiovaskular: Aplikasi NIC &
NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai