Anda di halaman 1dari 5

LITERATUR REVIEW

PENGELOLAAN SYOK HIPOPALEMIK DENGAN RESUSITASI CAIRAN

Mirawati1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Pontianak
e-mail: mirawatibeata@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: Syok merupakan gangguan hemodinamik yang menyebabkan tidak adekuatnya
hantaran oksigen dan perfusi jaringan. Gangguan hemodinamik tersebut dapat berupa penurunan tahanan
vaskuler sitemik terutama di arteri, berkurangnya darah balik, penurunan pengisian ventrikel dan sangat
kecilnya curah jantung. Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik dan
metabolik ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke
organ-organ vital tubuh. Sebagian besar penderita meninggal setelah beberapa jam terjadi perdarahan
karena tidak mendapat perlakuan yang tepat dan adekuat. Tujuan tujuan kajian literatur ini adalah
mengetahui manajemen pengelolaan pasien syok hipovolemik dengan pemberian resusitasi cairan.
Metode: kajian literatur dari beberapa artikel yang telah dipilih dan dianalisis dari berbagai sumber
sehingga menjadi bahasan baru. Pencarian Literature dari berbagai search engine diantaranya Sicendirect,
Google Scholar/Cendikia. artikel yang sesuai dengan topik ditelaah. Pencarian artikel menggunakan Kata
kunci syok hipovolemik, resusitasi cairan. Hasil studi literature review ini didapatkan bahwa Resusitasi
cairan sangat berpengaruh terhadap perubahan tekanan darah, nilai MAP, heart rate, respiratori rate, suhu
serta saturasi oksigen. Larutan ringer laktat adalah cairan pilihan pertama. NaCl fisiologis adalah pilihan
kedua. Pada saat awal, cairan hangat diberikan dengan tetesan cepat sebagai bolus. Dosis awal adalah 1
sampai 2 liter pada dewasa dan 20 ml/kg pada anak.

Kata kunci: syok hipovolemik, resusitasi cairan


LITERATURE REVIEW
MANAGEMENT OF HYPOPALEMIC SHOCK WITH FLUID RESUSCITATION

Mirawati1
Yarsi Pontianak College of Health Sciences
e-mail: mirawatibeata@gmail.com

ABSTRACT

Background: Shock is a hemodynamic disorder that causes inadequate oxygen delivery and tissue
perfusion. These hemodynamic disturbances can be in the form of decreased systemic vascular resistance,
especially in the arteries, reduced blood return, decreased ventricular filling and very small cardiac output.
Shock is a clinical syndrome resulting from hemodynamic and metabolic disturbances characterized by
failure of the circulatory system to maintain adequate perfusion to the body's vital organs. Most of the
patients died after several hours of bleeding because they did not receive proper and adequate treatment.
The objective of this literature review is to determine the management of hypovolemic shock patients by
administering fluid resuscitation. Method: literature review of several articles that have been selected and
analyzed from various sources so that they become a new discussion. Literature search from various
search engines including Sicendirect, Google Scholar/Cendikia. articles relevant to the topic studied.
Search articles using keywords hypovolemic shock, fluid resuscitation. The results of this literature
review study found that fluid resuscitation greatly influences changes in blood pressure, MAP values,
heart rate, respiratory rate, temperature and oxygen saturation. Ringer's lactate solution is the fluid of first
choice. Physiological NaCl is the second choice. Initially, warm fluids are given by rapid drip as a bolus.
The initial dose is 1 to 2 liters in adults and 20 ml/kg in children.

Keywords: hypovolemic shock, fluid resuscitation


PENDAHULUAN perfusi darah ke jaringan, sehingga metabolisme
sel akan terganggu. Dalam keadaan volume
Syok hipovolemik merupakan kondisi intravaskuler yang berkurang, tubuh berusaha
medis atau bedah dimana terjadi kehilangan untuk mempertahankan perfusi organ-organ
cairan dengan cepat yang berakhir pada vital (jantung dan otak) dengan mengorbankan
kegagalan beberapa organ, disebabkan oleh perfusi organ lain seperti ginjal, hati, dan kulit
volume sirkulasi yang tidak adekuat dan (Diantoro, 2016).
berakibat pada perfusi yang tidak adekuat Syok Jika syok hipovolemik tidak ditangani
hipovolemik pada umumnya terjadi pada negara dengan segera dapat mengakibatkan hipoksia,
dengan mobilitas penduduk yang tinggi karena penurunan kesadaran karena berkurangnya
salah satu penyebabnya adalah kehilangan darah suplai darah keotak, kerusakan dan kematian
karena kecelakaan kendaraan. Sebanyak jaringan yang irreversible dan berakhir dengan
500.000 pasien syok hipovolemik pada wanita kematian oleh karena berkurangnya volume
karena kasus perdarahan obsetri meninggal sirkulasi dalam tubuh (Supriyadi et al., 2015).
pertahunnya dan 99% terjadi pada negara Pemberian resusitasi cairan dengan jenis dan
berkembang. Sebagian besar penderita jumlah yang tepat dan cepat diharapkan dapat
meninggal setelah beberapa jam terjadi meningkatkan status sirkulasi. Dikarenakan
perdarahan karena tidak mendapat perlakuan terapi cairan dapat meningkatkan aliran
yang tepat dan adekuat. Penatalaksanaan syok pembuluh darah dan meningkatkan cardiac
hipovolemik dapat dilakukan mulai dari saat output yang merupakan bagian terpenting dalam
terjadinya kejadian, apabila pasien mengalami penanganan syok (Supriyadi et al., 2015)
trauma, untuk menghindari cedera lebih lanjut Pemberian resusitasi cairan dengan jenis
vertebra servikalis harus diimobilisasi, dan jumlah yang tepat dan cepat diharapkan
memastikan jalan napas yang adekuat, dapat meningkatkan status sirkulasi.
menjamin ventilasi, memaksimalkan sirkulasi Dikarenakan terapi cairan dapat meningkatkan
dan pasien segera dipindahkan ke rumah sakit. aliran pembuluh darah dan meningkatkan
Keterlambatan saat pemindahan pasien ke cardiac output yang merupakan bagian
rumah sakit sangat berbahaya (Fachrurrazi dkk, terpenting dalam penanganan syok (Finfer,
2022). 2013).
Angka kematian pada pasien trauma yang Terapi cairan adalah salah satu terapi yang
mengalami syok hipovolemik di rumah sakit sangat menentukan keberhasilan penanganan
dengan tingkat pelayanan yang lengkap pasien Gawad darurat terutama masalah pada
mencapai 94%. Sedangkan angka kematian Circulation. Pada langkah langkah resusitasi,
akibat trauma yang mengalami syok langkah pada point C (Circulation dalam tahap
hipovolemik di rumah sakit dengan peralatan bantuan hidup lanjut (BHD), merupakan
yang kurang memadai mencapai 64% (Diantoro, langkah ketiga yang dilakukan secara simultan
2014). Menurut data dari WHO diare dengan dengan Langkah langkah lainnya setelah Airway
jumlah korban 1,5 juta jiwa masih menempati (jalan nafas) dan Breathing (Pernafasan). Prinsip
urutan ke 7 dari sepuluh penyebab kematian di pengelolaan syok pada tahap C adalah “Tambal
dunia dan disusul kecelakaan lalu lintas yang & Isi”; Tambal memiliki makna bahwa petugas
menempati urutan ke 9 dari sepuluh penyebab wajib mengelola perdarahan dengan cara
kematian didunia dengan jumlah koban 1,3 juta mencari penyebab dan melakukan balut tekan.
orang (WHO, 2012). Isi memiliki makna bahwa cairan yang keluar
Penatalaksanaan syok hipovolemik tidak karena perdarahan harus segera diganti secepat
terlepas dari penerapan algoritma ABC, dimana mungkin agar pasien tidak jatuh dalam kondisi
perawat gawat darurat berperan untuk dehidrasi.
menangani gangguan airway, breathing dan Berdasarkan uraian diatas, Pentingnya
circulation segera. Masalah paling mendasar manajemen pengelolaan syok hipovolemi maka
pada syok hipovolemik adalah gangguan penulis tertarik untuk melakukan kajian
sirkulasi yang akan menyebabkan kegagalan
literatur “Pengelolaan syok hipopalemik Status Mental (GasglowComaScale)
dengan resusitasi cairan” (Hidayatulloh, 2016).
Pemberian resusitasi cairan dengan jenis
METODE dan jumlah yang tepat dan cepat diharapkan
Metode yang digunakan dalam artikel ini dapat meningkatkan status sirkulasi.
adalah studi Literature Review (kajian pustaka), Dikarenakan terapi cairan dapat meningkatkan
yaitu cara yang dipakai untuk mengumpulkan aliran pembuluh darah dan meningkatkan
data atau sumber yang berhubungan pada cardiac output yang merupakan bagian
sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari terpenting dalam penanganan syok (Finfer,
berbagai sumberseperti jurnal, buku, internet, 2015). Akan tetapi kekeliruan pemberian
dan pustaka lain. Pencarian artikel yang sesuai resusitasi cairan akan berakibat fatal, maka dari
menggunakan keyword “syok hipovolemik, itu untuk mempertahankan keseimbangan cairan
resusitasi cairan”. diperlukannya input cairan yang sama untuk
mengganti cairan yang hilang, dan tujuan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN resusitasi cairan bukan untuk kesempurnaan
Berdasarkan hasil pencarian artikel yang keseimbangan cairan, melainkan tindakan
penulis dapat dari database PubMed, penyelamatan jiwa untuk menekan angka
ScienceDirect, dan Google Scholar dengan kematian (Holley 2016).
kriteria inklusi (1) syok hipovolemik dan Penelitian yang sama dilakukan oleh (Eka
resusitasi cairan (2) Bahasa Indonesia dan Cania & Bambang Eko Subekti, 2015) jenis
Bahasa inggris. cairan yang digunakan adalah RL atau pilihan
Hasil penelitian ini diperkuat oleh Muh kedua NaCl 0,9%. Pemberian awal adalah
Ainun Najib tahun 2016 dengan judul penelitian dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/KgBB pada
Pengaruh Resusitasi Cairan Terhadap Status anak atau sekitar 1-2 liter pada orang dewasa.
Hemodinamik (MAP) dan Status Mental (GCS) Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
pada Pasien Syok Hipovolemik dengan jumlah (Oki suwarsa, 2018) jenis cairan yang
sampel sebanyak 23 responden, didapatkan hasil digunakan adalah NaCl 0,9% sangat di anjurkan
penelitian jurnal yaitu terdapat pengaruh yang untuk pasien yang mengalami penyakit kulit.
bermakna terapi resusitasi cairan terhadap Hasil penelitian lain yakni (Hidayatulloh,
peningkatan status 15. Hypertonic solutions in 2016) dimana jenis cairan yang diberikan adalah
the treatment of hypovolemic shock: a cairan kristaloid Selama 30 menit tersebut
prospective, randomized study in patients mampu meresap keluar vaskuler menuju
admitted to the emergency room. 1. Responden interstitial. Sampai terjadi keseimbangan baru
pada penelitian ini banyak (105 responden) 2. antara plasma volume dan interstitial.
Menggunakan metode penelitian yaitu Larutan elektrolit isotonik digunakan untuk
Rendomized Controlled Trial (RCT) 3. Terdapat resusitasi awal. Jenis cairan ini mengisi
teknik pengambilan sampel 4. Terdapat intravaskular dalam waktu singkat dan juga
kesimpulan pada akhir penelitian 1. Tidak menstabilkan volume vaskular dengan cara
terdapat kata kunci 51 hemodinamik dan status menggantikan cairan berikutnya ke dalam ruang
mental. Rata-rata nilai Mean Arterial Pressure interstitial dan intraselular. Larutan ringer laktat
sebelum resusitasi cairan sebesar 64,43 mmHg adalah cairan pilihan pertama. NaCl fisiologis
dengan simpang baku 2,59 dan nilai Mean adalah pilihan kedua. Walupun NaCl fisiologis
Arterial Pressure sesudah resusitasi cairan merupakan pengganti yang baik namun cairan
sebesar 72,65 mmHg dengan simpang bakun ini memiliki potensi untuk terjadinya asidosis
4,28. Sedangkan rata-rata nilai Gasglow Coma hiperkloremik. Kemungkinan ini bertambah
Scale sebelum resusitasi cairan sebesar 12,3 besar bila fungsi ginjalnya kurang baik. Pada
dengan simpang baku 1,95 dan nilai Gasglow saat awal, cairan hangat diberikan dengan
Coma Scale sesudah resusitasi cairan sebesar tetesan cepat sebagai bolus. Dosis awal adalah 1
13,2 dengan simpang baku 1,82. Sehingga sampai 2 liter pada dewasa dan 20 ml/kg pada
didapatkan bahwa terapi resusitasi cairan anak. Respons penderita terhadap pemberian
memberikan pengaruh terhadap pasien dalam cairan ini dipantau, dan keputusan pemeriksaan
kondisi syok hipovolemik terlihat dari hasil diagnostik atau terapi lebih lebih lanjut akan
peningkatan Status Hemodinamik(MAP) dan tergantung pada respons ini.
Jumlah cairan dan darah yang diperlukan Journal of Medicine. Ed. 369 vol. 18.
untuk resusitasi sukar diramalkan pada evaluasi 1726 - 1734.
awal penderita. Perkiraan kehilangan cairan dan Hardisman Dasman. (2013). Memahami
darah, dapat dilihat cara menentukan jumlah Patofisiologi dan Aspek Klinis Syok
cairan dan darah yang mungkin diperlukan oleh Hipovolemik: Update dan Penyegar.
penderita. Perhitungan kasar untuk jumlah total Jurnal Kesehatan Andalas 2(3), 178.
volume kristaloid yang secara akut diperlukan Hidayatulloh, A. N. (2016). Pengaruh Resusitasi
adalah menggantisetiap mililiter darah yang Cairan Terhadap Status Hemodinamik
hilang dengan 3 ml cairan kristaloid, sehingga (Map), Dan Status Mental (Gcs) Pada
memungkinkan resusitasi volume plasma yang Pasien Syok Hipovolemik Di Igd Rsud
hilang kedalam ruang interstitial dan Dr. Meowardi Surakarta. Vol 8, No 2
intraselular. Ini dikenal sebagai “hukum 3 untuk WHO (2012). World Health Organization
1” (3 for 1 rule). Namun lebih penting untuk (WHO). (2012). The Ten Leading
menilai respon penderita kepada resusitasi Causes Of Death In The Wold.
cairan dan bukti perfusi dan oksigenasi end- http://www.who.int,
organ yang memadai, misalnya keluaran urin,
tingkat kesadaran dan perfusi perifer. Bila,
sewaktu resusitasi, jumlah cairan yang
diperlukan untuk memulihkan atau
mempertahankan perfusi organ jauh melebihi
perkiraan tersebut, maka diperlukan penilaian
ulang yang teliti dan perlu mencari cedera yang
belum diketahui atau penyebab lain untuk syok
(Fachrurrazi dkk, 2022).

KESIMPULAN
Hasil telaah artikel dapat disimpulkan Resusitasi
cairan sangat berpengaruh terhadap perubahan
tekanan darah, nilai MAP, heart rate, respiratori
rate, suhu serta saturasi oksigen. Larutan ringer
laktat adalah cairan pilihan pertama. NaCl
fisiologis adalah pilihan kedua. Pada saat awal,
cairan hangat diberikan dengan tetesan cepat
sebagai bolus. Dosis awal adalah 1 sampai 2
liter pada dewasa dan 20 ml/kg pada anak.

REFERENSI

Diantoro, Gatra. D. (2017). Syok hipovolemik.


Purwokerto: RSUD Margono Soekarjo;
2017.
Dina Purnama Sari. (2019). Pengelolaan Pasien
Syok Hipovolemik Dengan Pemberian
Resusitasi Cairan Di Igd Rsud Tugurejo
Semarang. Profesi Ners Poltekkes
Semarang
Fachrurrazi dkk, . (2022). Pengelolaan Pasien
Syok karena Perdarahan. . GALENICAL:
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Mahasiswa Malikussaleh Vol.1 No.3
Oktober 2022.
Finfer, S. R., Vincent, Jean-Louis & De Backer,
Daniel. (2013). Critical care medicine:
circulatory shock. The New England

Anda mungkin juga menyukai