Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Kelompok 3 :

AISYAH FITRIANY NUR 201901085

NURHIKMAH 201901019

NI LUH PUTU SINTIA DEWI 201901104

SIGITRO KEDO 201901117

ANDI MUH FARAWANSYAH 201901168

PROGRAM STUDI NERS


STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan nama-Nya bumi dihamparkan,
dan dengan nama-Nya langit ditinggikan.

Segala puji bagi Allah SWT yang semua jiwa digenggam-Nya, kasih sayang-Mu yang
mulia, sehingga peneliti dapat menyelesaikan MAKALAH yang berjudul ”INFEKSI
MENULLAR SEKSUAL ”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan membutuhkan
kritikan dan masukkan yang bersifat membangun dari pembaya, dan penulis mengucapkan
banyak Terimakasih.

Palu, 02 Maret 2021

penulis
BAB I
PANDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
HIV (Human Immunodeficiency virus) adalah jenis virus yang dapat menurunkan
kekebalan tubuh (BKKBN, 2007). Menurut Depkes RI (2008) menyatakan bahwa
HIV adalah sejenis retrovirus-RNA yang menerang sistem kekebalan tubuh manusia.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immunodeficiency Syndrome suatu kumpulan
gejala penyakit yang didapat akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh virus HIV. HIV/AIDS adalah suatu kumpulan kondisi klinis tertentu
yang merupakan hasil akhir dari infeksi oleh HIV (Sylvia & Wilson, 2009). Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau
sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV.
Virusnya Human Immunodeficiency Virus HIV yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Penyebab penyakit AIDS adalah
virus HIV dan saat ini telah diketahui dua tipe yaitu tipe HIV-1 dan HIV-2. Infeksi
yang terjadi sebagian besar disebabkan oleh HIV-1, sedangkan HIV-2 benyak
terdapat di Afrika Barat. Gambaran klinis dari HIV-1 dan HIV-2 relatif sama, hanya
infeksi oleh HIV-1 jauh lebih mudah ditularkan dan masa inkubasi sejak mulai infeksi
sampai timbulnya penyakit lebih pendek (Martono, 2009).
B. Rumusan masalah
a. Apakah saja angka kematian infeksi menular saksual?
b. Apakah definisi dari infeksi menular seksual?
c. Bagaimana tanda dan gejala infeksi menular seksual?
d. Bagaimana cara pencegahan?
C. Tujuan
Untuk mengetahui seberapa banyak angka kematian hipertensi pada ibu hamil
serta mengetahui asuhan keperawatan hipertensi pada ibu hamil.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Angka kematian
Berdasarkan estimasi World Health Organization (WHO) pada tahun 2012,
setiap tahun terjadi 357 juta kasus baru IMS yang dapat disembuhkan pada usia 15-49
tahun. Sifilis pada ibu hamil dapat menyebabkan kematian fetus dan neonatus lebih
dari 300.000 setiap tahun. Infeksi HPV berhubungan dengan 530.000 kasus kanker
serviks dan 264.000 kematian akibat kanker serviks setiap tahun. Adapun gonore dan
klamidia merupakan penyebab utama infertilitas di seluruh dunia. Untuk itu WHO
mencanangkan strategi global untuk tahun 2030 dengan target: menurunkan insidens
sifilis, gonore, infeksi baru HIV, dan kematian akibat AIDS sebanyak 90%, serta
menurunkan kasus kongenital sifilis kurang dari 50 per 100.000 kelahiran hidup.
Bagaimana kondisi IMS di Indonesia? Data IMS non-HIV di Indonesia belum
tercatat seperti data HIV, sehingga data yang sebenarnya tidak diketahui dengan pasti.
Berdasarkan laporan HIV-AIDS & IMS triwulan IV tahun 2017 dari Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), jumlah kumulatif infeksi HIV dan
kasus AIDS sampai dengan bulan Desember 2017 masing-masing sebanyak 280.623
orang dan 102.667 orang. Jumlah kasus HIV yang dilaporkan dari tahun 2015 sampai
dengan tahun 2017 mengalami kenaikan setiap tahunnya. Dalam 10 tahun terakhir
penularan HIV telah bergeser dari melalui penggunaan jarum suntik tidak steril
menjadi melalui hubungan seksual. Adapun jumlah kasus duh tubuh uretra dan ulkus
genital dari tahun 2016 sampai dengan Desember 2017 masing-masing sebanyak
20.262 orang dan 5.754 orang. Pada periode waktu yang sama dilaporkan jumlah ibu
hamil yang berkunjung pertama kali ke klinik antenatal care (ANC) sebanyak
149.209 orang, dari jumlah tersebut yang dilakukan tes sifilis hanya 108.430 orang,
yang positif sifilis 8.092 orang, dan hanya 1.706 orang yang diterapi. Berdasarkan
data dari sebagian besar Institusi Pendidikan Dokter Spesialis (IPDS) Dermatologi
dan Venereologi di Indonesia, IMS yang paling sering adalah kutil anogenital, gonore,
dan sifilis. Hasil penelitian uji resistansi N.gonorrhoeae terhadap beberapa antibiotika
pada tahun 2014 di Jakarta, Yogyakarta, dan Bali, terungkap bahwa
semua isolate telah resistan terhadap tetrasiklin dan siprofloksasin, tetapi masih
sensitif terhadap seftriakson (100%), sefiksim (100%), dan azitromisin (98,7%). 
Berdasarkan laporan survei terpadu biologis dan perilaku (STBP) pada
populasi kunci di beberapa kota di Indonesia pada tahun 2007, 2011, dan 2015,
prevalensi HIV, gonore, klamidia, dan sifilis masih jauh lebih tinggi dari target
pengendalian IMS terutama pada populasi LSL, wanita penjaja seks komersial
langsung (WPSL), dan waria. Sayangnya pengetahuan komprehensif mengenai IMS
dan HIV, serta penggunaan kondom pada populasi tersebut  masih sangat rendah.

B. Konsep dasar
a. Definisi
Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi menular seksual
merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak
aman. Penyebarannya pun bisa melalui darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebarannya bisa melalui pemakaian jarum suntik secara berulang atau
bergantian di antara beberapa orang.
Terdapat beberapa penyakit menular seksual yang disebabkan oleh hubungan
seks tidak aman, berikut ini adalah penyakit yang sering terjadi:
1. Sifilis
Silifis adalah penyakit seksual yang disebabkan oleh infeksi
bakteri treponema pallidum. Penyakit ini mempunyai gejala seperti
munculnya luka pada alat kelamin atau mulut.
2. Gonore
Gonore merupakan penyakit seksual yang disebabkan oleh
bakteri neisseria gonorrhoeae. Gonore biasa dikenal dengan kencing
nanah karena menyebabkan keluarnya cairan saat buang air kecil yang
menyebabkan rasa nyeri pada penis atau vagina.
3. Klamidia
Klamidia adalah penyakit seksual menular yang paling umum terjadi.
Gejalanya memang tidak akan terasa dan biasanya disebabkan
oleh clamidia trachomatis. 
4. Kutil Kelamin
Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh virus human papilomavirus di sekitar alat kelamin.
Penyakit ini tidak menimbulkan rasa sakit tetapi biasanya akan muncul
rasa gatal dan memerah.
5. HIV
HIV adalah virus human immunodeficiency yang tersebar melalui
cairan tubuh dan menyerang sistem kekebalan tubuh.
b. Penyebab Penyakit Menular Seksual (PMS)

Penyakit menular seksual disebabkan oleh beberapa virus dan bakteri


yang menyebar melalui cairan tubuh seperti treponema
pallidum (sifilis), neisseria gonorrhoeae (gonore),  clamidia
trachomatis (klamidia), human papilomavirus (kutil kelamin),  human
immunodeficiency virus  (HIV).

c. Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

Pada awalnya, sebagian gejala penyakit menular seksual mungkin


tidak diketahui. Meski begitu, terdapat beberapa gejala yang perlu diwaspadai,
di antaranya:

1. Mengalami perubahan pada urine.

2. Rasa nyeri selama berhubungan seks.

3. Kutil atau memar.

4. Sakit panggul atau perut bagian bawah.

5. Miss V terasa panas atau gatal.

6. Keputihan abnormal atau perdarahan vaginal.

7. Keluar cairan dari Mr P.

8. Buang air kecil terasa menyakitkan atau panas.

d. Pencegahan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Mencegah penularan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara:

1) Hindari melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang.

2) Rutin menjaga kebersihan vagina.

3) Selalu gunakan alat pengaman

4) Vaksinasi.
C. Asuhan keperawatan
1. PENGKAJIAN
a. Identitas diri
klien Nama : Tn. R
Umur : 20 Tahun
No. MR : 499193
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Pedagang
Pendidikan : Tamat SD
Ruang Rawat : Interne
Alamat : Malalak
Tanggal masuk : 05-06-2018
Tanggal pengkajian : 06-06-2018
Suku bangsa : Minang-Indonesia
Sumber informasi : Ibu kandung dan Istri
Diagnosa Medis : HIV-AIDS Identitas
b. Penaanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 42 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Hub.keluarga : Ibu kandung
2. ALASAN MASUK Klien masuk ke rumah sakit dr.Achmad mochtarkiriman atau
rujukan dari Rumah Sakit Yarsi Bukittinggi melalui IGD pada tanggal 05 juni
2018 dengan keluhan demam hilang timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah
sakit.
3. RIWYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan
Sekarang Saat dilakukan pengkajian tanggal 06 juni 2018 pada pukul
08.00WIB, keluargaklien mengatakan klien mempunya riwayat hubungan sex
bebas semenjak 3 tahun yang lalu, klien mengatakan badan letih,klien
mengatakan nafsu makannya kurang, makan klien selama dirumah sakit hanya
2 sendok makan,muntah ( - ) , mual (+ ) klien mengatakan tenggorokannya
sakit saat menelan klien mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari.
klien kadang merasakan pusing,klien mengatakan badan nya terasa lemas,
nyeri pada perut nyeri tekan ( + ) skala nyeri 5-6, pasien merasakan nyeri pada
persendian saat istirahat dan aktivitas. klien mengatakan batuk berdahak, klien
mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak,pendengaran pasien mulai
terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan dia tidak mampu
untuk beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah, pasien
mengalami penurunan berat badan seberat8 Kg, klien tampak pucat. BAB ( - )
sejak 1 hari saat pengkajianSelama dirawat dirumah sakit klien tampak tidak
menghabiskan porsi makan nya, hanya 2 sendok makan, klien tampak lemah
dan letih, klien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri, klien tampak
kurus, klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut klien
tampak ada sariawan dan kering, klien tampak terbaring 40 a. Riwayat
Kesehatan Dahulu Keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit seperti ini sebelumnya, keluarga mengatakan pasien tidak pernah
dirawat di rumah sakit sebelumnya. b. Riwayat Kesehatan Keluarga keluarga
mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat penyakkit yang sama
dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM,
Hipertensi, Jantung. Penyakit menular seperti, TBC, HIV, Hepatitis, dll
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Composmentis (CM) GCS :13 ( E4 M5V4) BB sehat : 51 kg BB
sakit : 43 kg TB : 160 cm
b. Tanda-tanda vital : Tekanan
c. Darah: 92/57 mmHg
d. Nadi : 104x/i Temperatur : 36,9 C
e. Pernafasan : 22 x/i 1.
f. Kepala  Rambut : I:rambut klien tampak kotor, berminyak, tidak ada
ketombe, rambuttidak beruban, rambut tampak kering, mulai rontok, bau tidak
sedap, dan rambut klien tampak tidak rapi P:tekstur rambut kering
g. Mata I: Mata terlihat simetris kiri dan kanan, penglihatan mulai
menurun,konjungtivaanemis, palpebra tidak oedema, skeleraikterik, mata
tampak cekung, pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
h. Telinga I:Telinga tampak simetris kiri dan kanan, P: tidak ada nyeri tekan,
pendengaran mulaiterganggu pada telinga kanan, tidak ada pembesaran
disekitar telinga, tidak ada oedema, tidak ada perdarahan disekitar telinga
i. Hidung 42 I: Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada lecetan di
daerahhidung, lubang hidung tampak bersih tidak ada secret, penciuman masih
bagus dan normal
j. Mulut dan gigi I: Rongga mulut tampak kotor, mokusa bibir kering, gigi tidak
lengkap,gigi berkaries, lidah klien kotor, tonsil tidak ada peradangan
k. Leher I: Simetris kiri dan kanan, warna kulit sawo matang P:Tidak ada
pembembesaran kelenjer tiroid.KGB.
l. Thorax Paru-paru I: Terlihat simetris kiri dan kanan (ekspansi dinding dada),
frekuensipernafasan 22x/menit P: Traktil premitus melemah di bagian paru
ka/ki P: bunyi sonor A: Bunyi nafas whezing Jantung I: Tidak terlihat
pembengkakan, iktus kordis tidak terlihat P: Tidak ada nyeri tekan,iktus
teraba, nadi 104x/i P: Terdengar bunyi redup A: Iramanya teratur (BJ 1 Lup,
BJ 2 Dup ) heart Rate : 104x/i
m. Abdomen I: Tidak ada pembesaran A: Bising usus 18x/i P: nyeri tekan pada
epigastrium P: bunyi normal (tympani )
n. Punggung I :Tidak ada lesi,lecet dan tanda dekubitus pada klien. P:Tidak ada
pembengkakan.
o. Ekstermitas Atas: Simetris kiri dan kanan, ada mengalami kelemahan,ada
ototpada lengan kanan klien Bawah :simetris kiri dan kanan mengalami
kelemahan,ada otot padakaki kanan klien Kekuatan otot : 4444 4444 4444
4444 Keterangan : 5 : dapat melakukan ROM secara penuh dan dapat
melawan gravitasi dan tahanan 4 : dapat melakukan ROM yang penuh dan
dapat melawan tahanan yang sedang 3 : dapat melakukanROM secara penuh
dengan melawan gravitasi tetapi tidak bisa melawan tahanan 2 : tidak mampu
melawan gaya gravitsi 1 : kontraksi otot hanya dapat dipalpasi 0 : tidak ada
kontraksi otot 7.
p. Genetalia : genetalia tampak kotor, ada herpes dibagian batang penis dan
scrotum,sudah bernanah, rumbut pubis tidak ada, berbau,
q. integument : Warna kulit sao matang, , turgor kulit kering

No DIAGNOSA NIC NOC


.
ketidakseimbangan Tujuan: 1.Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari  Nutritional Status :  2.Monitor adanya penurunan
kebutuhan tubuh Nutritional Status : berat badan
b.d penurunan food and Fluid Intake 3.Monitor adanya mual,
nafsu makan  Nutritional Status: muntah dan diare
nutrient Intake Weight 4.kolaborasi dengan dokter
control Kriteria hasil: untuk pemasangan NGT
 Adanya peningkatan 5.Monitor jumlah nutrisi dan
berat badan sesuai kandungan kalori
dengan tujuan 6.Monitor kadar albumin, Hb

 Berat badan ideal dan Ht 7.Kolaborasi dengan

sesuai dengan tinggi ahli gizi untuk menentukan

badan jumlah kalori dan nutrisi

 Tidak adanya tanda- yang dibutuhkan pasien

tanda malnutrisi 8.Berikan substansi gula

 Menunjukan 9.Berikan makanan yang

peningkatan fungsi sudah dikonsultasikan

menelan dengan ahli gizi

 Mampu
mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi

Nyeri akut b.d


Tujuan:
agen injuri fisik 1.lakukan pengkajian nyeri
 Pain Level,
 Pain control secara komprehensif
 Comfort leve termasuk lokasi,
Kriteria hasil: karakteristik, durasi,
1.pasien dapat frekuensi, kualitas dan faktor
mengontrol nyerinya presipitasi.
2.skala nyeri 2.control lingkungan yang
berkurang dari skala 6 dapat mempengaruhi nyeri,
menjadi skala seperti suhu ruangan,
3. Klien mengatakan pencahayaan
nyeri sudah berkurang 3.ajarkan tentang tehnik
nonfarmakologi. 4.berikan
analgetik untuk mengurangi
nyeri.
5.ajarkan teknik relaksasi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit menular seksual atau biasa dikenal dengan infeksi menular seksual
merupakan infeksi yang umumnya ditularkan melalui hubungan seks yang tidak
aman. Penyebarannya pun bisa melalui darah, sperma, atau cairan tubuh lainnya.
Selain itu, penyebarannya bisa melalui pemakaian jarum suntik secara berulang atau
bergantian di antara beberapa orang.
B. Saran
Kita sebagai tim medis kita harus memberikan informasi mengenai infeksi
menular sexsual yang lebih pada ibu terutama pada ibu hamil menganai penyebab
infeksi menular sexsual. Agar kita bisa mencegah terjadinya hipertensi pada ibu
hamil.
DAFTAR PUSTKA
https://www.perdoski.id/mdvi/detail/972-infeksi-menular-seksual-suatu-kondisi-dan-
tantangan-yang-perlu-dihadapi
https://www.scribd.com/document/397157738/askep-penyakit-menular-seksual
https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-menular-seksual-pms

Anda mungkin juga menyukai