Anda di halaman 1dari 13

MATERNITAS

ABORTUS IMMINENS

OLEH KELOMPOK 5
NABILA PRATIWI (201901022)
VIDYA AULIA (201901037)
WIDYA SAPITRI (201901038)
FATRIA (201901007)
MALDINI (201901017)
LULU LILLAH (201901015)
ANATOMI FISIOLOGI
 Uterus adalah organ genitalia femina interna yang
memiliki panjang 8 cm, lebar 5 cm dan tebal 2-3 cm.
Bagian-bagian uterus antara lain Corpus uteri, Fundus
uteri, Cervix uteri, serta Isthmus uteri yang menjadi
penanda transisi antara corpus dan cervix. Bagian
memanjang di kedua sisi yang merupakan penghubung
antara corpus uteri dan ovarium disebut Tuba uterina.
Terdapat dua ruang dalam uterus, yaitu Cavitas uteri di
dalam Corpus uteri dan Canalis cervicis di dalam Cervix
uteri. Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan. Dimulai dari
yang terdalam yaitu Tunica mukosa atau endometrium,
kemudian lapisan otot yang kuat disebut Tunica muscularis
atau miometrium, dan lapisan terluar adalah Tunica serosa
atau perimetrium (Paulsen dan Waschke, 2013).
 Posisi uterus normal memiliki sudut di bagian ventral
terhadap vagina dan Corpus uteri melekuk ke anterior
Portio vaginalis cervicis atau disebut posisi antefleks
[PENGERTIAN ABORTUS IMMINENS
Abortus Imminens ialah terjadinya pendarahan dari
uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan atau
tanpa kontraksi uterus yang nyata dengan hasil konsepsi
dalam uterus dan tanpa adanya dilatasi servik uteri
(Sarwono, 1996, hal. 261). Abortus imminen adalah
perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan
Abortus imminen adalah perdarahan pervaginam pada
kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tandatanda
dilatasi serviks yang meningkat. Abortus imminen
adalah pengeluaran secret pervaginam yang tampak
pada paruh pertama kehamilan .
ETIOLOGI
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi - Kelainan
kromosom - Lingkungan sekitar kurang sempurna -
Pengaruh dari luar Kelainan pada plasenta adalah
perdarahan dari pembuluh darah disekitar plasenta
Penyakit ibu (pneumonia, typhus, abdominalis, anemia
berat, malaria, keracunan) Kelainan traktus genitalia
(retroversi uteri, mioma uteri, kelainan bawaan uterus)
Kelainan endokrin (hyperthiroid, diabetes melitus,
kekurangan progesteran) Trauma Gangguan nutrisi
Stress psikologis
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasaslis,
diikuti nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan
hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam
uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan
kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus
desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat
dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14
minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga
plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan
banyak perdarahan.
MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala pada abortus Imminen :
a. Terdapat keterlambatan dating bulan
b. Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau mules
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama
dengan umur kehamilan dan terjadi kontraksi otot
rahim
d. Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari kanalis
servikalis, dan kanalis servikalis masih tertutup, dapat
dirasakan kontraksi otot rahim
e. Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif
KOMPLIKASI
Perdarahan
dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah
Infeksi
Biasanya pada abortus kriminalis infeksi kandung kemih
yang dapat menimbulkan kemandulan
Syock
Terjadi karena pendarahan dan infeksi berat
PENATALAKSANAAN
Apabila di dalam rongga uterus terdapat jaringan dalam jumlah
signifikan, maka dianjurkan dilakukan kuretase.
Penanganan abortus imminens meliputi :
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uerus bertambah dan
rangsang mekanik berkurang
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila pasien
tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas
c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, ungkin janin
akan mati, pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup
d. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30 mg. Berikan
preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600 / 1.000 mg
e. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin C
f. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan antiseptik
untuk mencegah infeksi terutama saat masih mengeluarkan cairan
coklat (Wiknjosastro dkk, 2002 : 305)
PENGKAJIAN
Data yang perlu dikaji oleh perawat adalah :
1. Data dasar yang meliputi :
a. Aspek biologi
b. Aspek psikologis
c. Aspek sosial kultural
d. Aspek spritual
2. Data fokus yaitu : data yang sesuai dengan kondisi
pasien saat ini yang meliputi :
a. Riwayat kehamilan
b. Riwayat sebelumnya, penggunaan kontrasepsi dan
jenisnya, riwayat kehamilan sebelumnya, lahir hidup atau
lahir mati, riwayat haid yang meliputi siklus haid, lama
haid dan akhir hair
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyeri akut berhubungan dengan
adanya kontraksi uterus dalam kehamilan muda
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
adanya pendarahan
3. Kecemasan berhubungan dengan kemungkinan akan
kehilangan janin
4. Keterbatasan aktifitas dalam memenuhi kebutuhan
sehari hari berhubungan dengan tirah baring karena
adanya gejala keguguran.
5. Kurangnya pengetahuan sebab sebab terjadinya
keguguran berhubungan dengan kurang informasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWAN
1. DX. I
Tujuan : Rasa nyeri pada pasien berkurang / hilang
2. DX. II
Tujuan : Perfusi jaringan terpenuhi
3. DX. III
Tujuan : Rasa cemas pasien akan berkurang atau
hilang setelah diberi penjelasan
4. DX. IV
Tujuan : Perawatan diri pasien dapat terpenuhi
5. DX. V
Tujuan : Pengetahuan pasien meningkat
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ke
3.Jakarta,1999.Carpenito, Lynda, (2001),

Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku


Kedokteran EGC, Jakarta.

Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan


Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta. Prawiroharjo,Sarwono.
Ilmu Kebidanan, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana, Jakarta,1996.

http://bared18.wordpress.com/2008/12/03/askep-abortus-
iminens-2/

Anda mungkin juga menyukai