PLASENTA PREVIA
Kelompok 3 :
NURHIKMAH 201901019
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang dengan nama-Nya bumi dihamparkan, dan
dengan nama-Nya langit ditinggikan.
Segala puji bagi Allah SWT yang semua jiwa digenggam-Nya, kasih sayang-Mu yang mulia,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan MAKALAH yang berjudul ”plasenta previa ”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan membutuhkan kritikan
dan masukkan yang bersifat membangun dari pembaya, dan penulis mengucapkan banyak
Terimakasih.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplementasi pada segmen bawah
rahim demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau sebagian dari ostium uteri
internum. Sejalan dengan bertambah besarnya rahim dan meluasnya segmen bawah
rahim kearah proksimal memungkinkan plasenta tersebut bermigrasi. Ostium uteri
internum yang secara dinamik mendatar dan meluas dalam persalinan kala satu bisa
mengubah luas pembukaan serviks yang 4 tertutup oleh plasenta. Fenomena ini
berpengaruh pada derajat atau klasifikasi dari plasenta previa ketika pemeriksaan
dilakukan baik dalam masa antenatal maupun dalam masa intranatal, baik dengan
ultrasonografi maupun pemeriksaan digital. Oleh karena itu, pemeriksaan
ultrasonografi perlu diulang secara berkala dalam asuhan antenatal ataupun intranatal.
Penyebab terjadinya plasenta previa secara pasti sulit ditentukan namun ada
beberapa faktor yang meningkatkan risiko terjadinya plasenta previa seperti jarak
kehamilan, paritas tinggi dan usia di atas 35 tahun . Plasenta previa lebih banyak pada
kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia di atas 30 tahun. Juga lebih sering
terjadi pada kehamilan ganda dari pada kehamilan tunggal. Uterus cacat ikut
mempertinggi angka kejadiannya. Plasenta previa ditemukan kira-kira dengan
frekuensi 0,3% – 0,6% dari seluruh persalinan. Pada beberapa Rumah Sakit Umum
Pemerintah dilaporkan insidennya berkisar 1,7% sampai dengan 2,9%. Di negara
maju insidennya lebih rendah yaitu kurang 1 % mungkin disebabkan berkurangnya
perempuan hamil paritas tinggi. Plasenta previa terjadi 1,3 kali lebih sering pada ibu
yang sudah beberapa kali melahirkan dari pada ibu yang baru sekali melahirkan.
Gambaran paling khas pada plasenta previa adalah pendarahan yang tidak
nyeri, yang biasa belum muncul sampai akhir trimester kedua atau sesudahnya.
Pendarahan dari plasenta previa sering terjadi tanpa peringataan pada perempuan
hamil yang sebelumnya tampak sehat. Perdarahan biasanya baru terjadi pada akhir
trimester kedua ke atas. Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti
sendiri. Pendarahan dapat berulang, tergantung dari luas plasenta yang lepas dan
lingkar lumen ostium uteri. Pada setiap pengulangan terjadi perdarahan yang lebih
banyak bahkan seperti mengalir.
Plasenta previa memerlukan penanganannya yang optimal karena saling
mempengaruhi janin dan ibunya. Bentuk pendarahan dapat sedikit atau banyak dan
menimbulkan penyulit pada janin maupun ibu. Penyulit pada ibu dapat menimbulkan
anemia sampai syok sedangkan pada janin dapat menimbulkan asfiksia sampai
kematian janin dalam rahim. Implantasi plasenta di segmen bawah rahim
menyebabkan bagian terendah tidak mungkin masuk pintu atas pangggul atau
menimbulkan kelainan letak janin dalam rahim.
B. Rumusan masalah
a. Berapa banyak angka kematian yang terdapat pada plesenta prevea?
b. Apakah Definisi dari plasenta previa?
c. Bagaimana Etiologi dari plasenta previa?
d. Apa saja tanda dan gejala plasenta previa?
e. Bagaimana klasifikasi dari plasenta previa
f. Bagaimana Asuhan keperawatan pada Plasenta previa?
C. Tujuan
Untuk mengetahui angka kematian pada plasenta previa serta dapat mengetahui
konsep dasar dan asuhan keperawatan pada plasenta previa.
BAB II
PEMBAHASAAN
b. Etiologi
Secara pasti penyebab terjadinya placenta previa belum diketahui dengan jelas,
tetapi ada beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya placenta previa
(manuaba, 2010) adalah: a. multiparitas dan umur lanjut > 35 tahun b. defek
vascularisasi desidua yang kemungkinan terjadi akibat perubahan atroik dan
inflamatorik c. cacat atau jaringan parut pada endometrium oleh bekas
pembedahan ( SC,curretage dll) d. chorion leave persisten e. korpus luteum
bereaksi lambat, dimana endometrium belum siap menerima hasil konsepsi f.
konsepsi dan nidasi lambat g. placenta besar pada kehamilan ganda/gemelli.
c. Tanda dan Gejala Gejala yang paling khas dari placenta previa adalah perdarahan
pervaginam tanpa disertai rasa nyeri, warna darah merah segar, dan jumlahnya
tidak banyak. Menurut FKUI, 2000 tanda dan gejala placenta previa adalah: -
perdarahan tanpa rasa nyeri dan biasanya berulang - darah biasanya berwarna
merah segar - Terjadi saat tidur atau melakukan aktivitas - bagian terendah janin
tinggi - perdarahan biasanya berulang
d. Patofisiologi
Placenta previa diawali dengan implantasi embrio ( embryonic plate) pada bagian
bawah ( kauda) uterus. Dengan melekatnya dan bertumbuhnya placenta, placenta
yang telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena
vascularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau perubahan atropik.
e. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis
placenta previa adalah dengan USG sudah tercapai tujuan untuk menegakan
diagnosa. Walaupun masih banyak 30 pemeriksaan radiologi yang dapat
digunakan , secara sederhana USG dapat dipercaya untuk menegakan diagnosa.
f. Penatalaksanaan
1. Penanganan Ekspektif
Tujuannya adalah supaya janin tidak terlahir premature, pasien di rawat tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis servisis. Dilakukan
pemantauan klinis secara ketat. Adapun kriteria pasien untuk penanganan
ekspektif adalah:
a. keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
b. kehamilan pre term ( < 37 minggu) dengan perdarahan sedikit yang
kemudian berhenti.
c. belum ada tanda-tanda in partu
d. janin masih hidup.
1. Keluar cairan pervaginam (darah merah segar, bau amis, dengan jumlah
sebanyak ±30 cc)
2. Pasien tampak cemas dan takut
3. Aktivitas tampak dibantu keluarga
4. Pasien tampak lemah, dan merasa badannya lemes
5. Pasien tampak banyak bertanya tentang plasenta previa
6. Pasien tidak pernah mengikuti diskusi kesehatan
7. TTV : TD : 110/70 mmhg N : 80 x/menit S : 36,5˚C RR : 24x/menit 8.
8. Hemoglobin : 9,1 g/dL
9. Hematokrit : 32,8 %
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
placenta previa adalah placenta yang berimplantasi pada bagian bawah rahim
Menurut Hanaiah, 2004, placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal,
yaitu pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh
ostium uteri internum.
B. Saran
Kita sebagai tim medis kita harus memberikan informasi mengenai plasenta previa
yang lebih pada ibu terutama pada ibu hamil menganai penyebab plasenta previa. Agar
kita bisa mencegah terjadinya hipertensi pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.wima.ac.id/9379/1/bab%201.pdf
http://repository.poltekkes-soepraoen.ac.id/465/3/Bab%202.pdf
https://www.academia.edu/7935437/ASKEP_PLASENTA_PREVIA