Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH ABROTU PLASENTA

Kelompok 4:
1. Andini Larasati (1903011)
2. Eka fitria rahmasari (1903025)
3. Nikmatunazilah (1903041)
4. Novi setyorini (1903043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA HUSADA SEMARANG
KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020/2021
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
World Health Organization (WHO) memperkirakan diseluruh dunia terdapat kematian
ibu sebesar 500.000 jiwa per tahun. Kematian tersebut terjadi terutama di negara
berkembang sebesar 99%. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang
besar untuk dicegah dengan meningkatnya kerja sama antara pemerintah, swasta dan
badan-badan sosial lainnya.1 Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011, 81 %
diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas. Bahkan
sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi dan
preeklampsia. (WHO, 2012) Berdasarkan laporan dari fasilitas kesehatan, pada tahun
2008 penyebab AKI di provinsi Jawa Barat yaitu 58,79% perdarahan, 17,99% lain-
lain, 13,60% eklamsia, 9,62% infeksi. Penyebab kematian utama pada ibu di
Kabupaten Bogor pada tahun 2011 adalah perdarahan 33,7%, preeklamsia 32,47%
dan infeksi 1,3%, dan sisanya terjadi atas penyebab lain.32 Berdasarkan data di
RSUD Cibinong angka kematian ibu dari bulan januari-bulan november 2016
sebanyak 11 kasus sedangkan angka kematian neonatal 0-28 hari dari bulan januari-
juni 2016 sebanyak 55 kasus Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah
terjadinya perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early
pregnancy loss. Perdarahan yang terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutama
setelah melewati trimester III disebut perdarahan antepartum.2 Perdarahan antepartum
adalah perdarahan pada triwulan terakhir dari kehamilan. Batas teoritis antara
kehamilan muda dan kehamilan tua adalah kehamilan 28 minggu tanpa melihat berat
janin, mengingat kemungkinan 1 2 hidup janin diluar uterus. jenis perdarahan
antepartum salah satunya solusio plasenta.4 Perdarahan adalah penyebab langsung
kematian ibu salah satu penyebab perdarahan yang menyebabkan kematian ibu adalah
solusio plasenta. berdasarkan data RSUD Cibinong pada tahun 2016 dari 99 kasus
perdarahan 2,02% diantaranya merupakan kasus solusio plasenta. Solusio plasenta
adalah terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir.1 Terdapat beberapa istilah untuk solusio plasenta yaitu
abruption placentae, ablation placentio separation of the normally implanted placenta
(pelepasan dini uri yang implantasinya normal).Bila terjadi pada kehamilan dibawah
20 minggu gejala kliniknya serupa dengan abortus iminens. Secara definitive
diagnosisnya baru bisa ditegakkan setelah partus jika terdapat hematoma pada
permukaan maternal plasenta. Solusio plasenta sebenarnya lebih berbahaya dari pada
plasenta previa bagi ibu hamil dan janinnya. Pada perdarahan tersembunyi (concealed
hemorrhage) yang luas dimana perdarahan retroplasenta yang banyak dapat
mengurangi sirkulasi utero plasenta dan menyebabkan hipoksia janin. Disamping itu,
pembentukan hematoma retroplasenta yang luas bisa menyebabkan koagulopati
konsumsi yang fetal bagi ibu.
B. Tujuan penulisan makalah

1. Bagi pusat layanan kesehatan Di harapkan dapat memberikan kontribusi dalam


memberikan asuhan kebidanan persalinan pada ibu dengan solusio plasenta dan dapat
menjadi masukan yang berguna khususnya bagi Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong
Kabupaten Bogor, dalam upaya meningkatkan serta memberikan asuhan kebidanan yang
sesuai untuk mengurangi komplikasi baik yang terjadi pada ibu dan bayi.

2. Bagi klien dan keluarga Diharapkan klien dan keluarga merasa nyaman dengan
asuhan kebidanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Cibonong
Kabupaten Bogor umumnya dan asuhan kebidanan yang diberikan oleh penulis 4
khususnya. Selain itu, klien dan keluarga dapat mengetahui secara dini mengenai
kehamilan dan persalinan pada ibu dengan solusio plasenta untuk mengurangi
komplikasi dengan rutin memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan
terdekat terutama bidan sehingga klien dan keluarga dapat mengambil keputusan
tepat apa saja hal-hal yang dapat dilakukan

3. Bagi profesi perawat Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan gambaran mengenai
asuhan kebidanan persalinan pada ibu dengan solusio plasenta yang sesuai dengan tugas
dan wewenang perawat yang dapat diterapkan dalam rumah sakit.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya
sebelum janin lahir diberi beragam sebutan; abruption plasenta, accidental haemorage.
Beberapa jenis perdarahan akibat solusio plasenta biasanya merembes diantara selaput
ketuban dan uterus dan kemudian lolos keluar menyebabkan perdarahan eksternal.
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya. (Kapita
Selekta Kedokteran Fakultas Kedokteran UI edisi ke-3). Solusio plasenta adalah
pelepasan sebagian / seluruhnya plasenta yang normal implantasinya antara 22
mimggu dan lahirnya anak (Obsetri Patologi Fakultas padjadjaran Bandung).

B. Penyebab/faktor predisposisi
Etiologi dari solusio belum diketahui secara pasti. Namun, faktor predisposisi
yang mungkin adalah hipertensi kronik, trauma eksternal, tali pusat pendek, defisiensi
gizi, merokok, konsumsi alkohol, penyalah gunaan kokain, umur ibu yang tua.

C. Klasifikasi
a) Menurut derajat lepasnya plasenta
1. Solusio plasenta partsialis : Bila hanya sebagaian plasenta terlepas dari
tempat pelekatnya.
2. Solusio plasenta total : Bila seluruh plasenta sudah terlepas dari tempat
pelekatnya.
3. Prolapsus plasenta : Bila plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada
pemeriksaan dalam.
b) .Menurut derajat solusio plasenta
1. Solusio plasenta ringan
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil
plasenta yang tidak berdarah banyak akan menyebabkan perdarahan
pervaginan berwarna kehitaman dan sedikit. Perut terasa agk sakit atau
terus menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah diraba.
2. Solusio plasenta sedang
Plasenta telah terlepas lebih dari seperempat tanda dan gejala
dapat timbul perlahan atau mendadak dengan gejala sakit terus
menerus lalu perdarahan pervaginan. Dinding uterus teraba tegang.
3. Solusio plasenta berat
Plasenta telah lepas dari dua pertiga permukaan disertai
penderita syok.
D. Patofisiologi/patways
Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan ke dalam desidua basalis
yang kemudian terbelah dan meningkatkan lapisan tipis yang melekat pada
mometrium sehingga terbentuk hematoma desidual yang menyebabkan pelepasan,
kompresi dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian
tersebut.
Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retro plasenta yang
akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, hingga pelepasan plasenta makin
luas dan mencapai tepi plasenta, karena uterus tetap berdistensi dengan adanya janin,
uterus tidak mampu berkontraksi optimal untuk menekan pembuluh darah tersebut.
Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban.

E. Proses keperawatan
1. Pengkajian keperawatan

Anda mungkin juga menyukai