2, Agustus
2018
Analisis journal
DI SUSUN OLEH
ABUYASIDUL BUSTANI
NIM : 201901001
KELAS : R3A KEPERAWATAN
1
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus
2018
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.134
Abstrak
Sistem kesehatan jiwa yang baik akan menghasilkan masyarakat Indonesia yang sehat jiwa dengan ketersediaan
pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu, merata, tanggap, efisien dan terjangkau. Tulisan ini bertujuan untuk
memberikan tinjauan sistem kesehatan jiwa di Indonesia beserta tantangannya. Studi ini merupakan kajian di bidang
kesehatan jiwa. Informasi diperoleh melalui telaah kepustakaan, dokumen, curah pendapat, kunjungan ke lapangan dan
wawancara terhadap pelaksana program jiwa. Hasil kajian memperlihatkan masih minimnya sumber daya kesehatan,
pengeluaran biaya kesehatan yang masih rendah di Indonesia dibandingkan negara- negara tetangga. Sistem informasi
kesehatan juga belum memadai. Kelebihan yang dimiliki Indonesia adalah adanya obat psikotropika yang cukup
variatif dalam daftar obat esensial, memiliki Undang-Undang Kesehatan Jiwa, dan beberapa Peraturan Menteri
Kesehatan yang menyangkut kesehatan jiwa. Meskipun memiliki Undang-Undang Kesehatan Jiwa, namun belum
tersedia perangkat hukum dibawahnya untuk melaksanakan Undang-Undang. Peran serta sektor lain serta upaya
promotif dan preventif belum dirasakan.
Kata kunci: sistem kesehatan jiwa, undang-undang kesehatan jiwa, sumber daya, sistem informasi, Indonesia
Abstract
A good mental health system will produce a healthy mental Indonesian community with the availability of
good quality, equitable, responsive, efficient and affordable mental health services. This paper aims to
provide a review of the mental health system in Indonesia and it challenges. This study is a review of mental
health. Information is obtained through literatures and documents review, brainstorming, field visits and
interviews with the implementers of the mental health program. The result shows that human resources,
health expenditure are still minimal than neighbour countries. Health information system has not yet been
adequate. The advantages of Indonesia are this country have adequate list of essential medicines, have a
Mental Health Law and some Ministerial decree related to mental health. Although Indonesia has a Mental
Health Law, but there has no legal devices available under the law to implement it. Other sector role’s and
promotive, prevention program have not been felt.
Keywords: mental health system, mental health law, resources, information system, Indonesia
Pendahuluan kesehatan nasional (SKN). Berdasarkan Peraturan
Sistem kesehatan terdiri dari lembaga, Pemerintah nomor 74 tahun 2012 disebutkan
institusi, sumber daya manusia dan sumber bahwa SKN adalah pengelolaan kesehatan yang
daya kesehatan yang mempunyai tujuan untuk diselenggarakan oleh semua komponen bangsa
meningkatkan derajat kesehatan.1,2 Di Indonesia Indonesia secara terpadu dan saling mendukung
hanya ada satu sistem kesehatan yaitu sistem untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan
2
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus
2018
masyarakat yang setinggi-tingginya. Sistem dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
kesehatan jiwa adalah sebuah istilah untuk Keluarga (PIS-PK).
menjelaskan sistem kesehatan yang terkait Ditengah-tengah situasi global dan
kesehatan jiwa. Dengan adanya sebuah sistem nasional yang penuh tantangan saat ini maka perlu
kesehatan diharapkan akan tercipta masyarakat meninjau kondisi sistem kesehatan khususnya
Indonesia yang sehat jiwa dengan ketersediaan yang berhubungan dengan kesehatan jiwa agar
pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu, merata, mendapatkan gambaran mengenai pencapaian
tanggap, efisien dan terjangkau.2 serta hambatannya oleh karena data serta informasi
Pada masa Millennium Development Goals
tentang hal ini di Indonesia masih sangat jarang
(MDGs) yang telah berakhir tahun 2015. program-
dipublikasikan. Tulisan ini bertujuan untuk
program kesehatan jiwa dilaksanakan disela-sela
memberikan tinjauan sistem kesehatan jiwa di
target MDGs yaitu berjalan bersama atau
Indonesia beserta segala tantangannya.
dibelakang target yang tercantum.3 Saat ini adalah
masa Sustainable Development Goals (SDGs)
Metode
sebagai lanjutan MDGs. Tedapat dua target SDGs
Studi ini merupakan kajian di bidang
yang berkaitan dengan kesehatan jiwa yaitu target
kesehatan jiwa. Informasi diperoleh melalui telaah
3.4 dan
kepustakaan, dokumen, curah pendapat, kunjungan
3.5. Disebutkan pada tahun 2030, negara-negara
ke lapangan dan wawancara dengan pelaksana
yang menandatangani kesepakatan SDGs dapat
program jiwa. Permohonan etik diajukan ke
mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini
Komisi Etik Badan Penelitian dan Pengembangan
akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan
Kesehatan Kementerian Kesehatan dan mendapat
dan pengobatan, serta meningkatkan kesehatan
pembebasan persetujuan etik (exempted) dengan
mental dan kesejahteraan serta memperkuat
nomor LB. 02.01/5.2/KE.40/2014. Topik-topik
pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan
yang sama dikelompokkan dan dilakukan analisis
zat, termasuk penyalahgunaan narkotika dan
secara tematik.
penggunaan alkohol yang membahayakan.4
Beberapa peristiwa penting yang Hasil
berpengaruh terhadap bidang kesehatan jiwa lima Hasil yang dipaparkan dikelompokkan
tahun terakhir antara lain ditetapkannya program berdasarkan six building block health system,
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), lahirnya yaitu pelayanan kesehatan, sumber daya manusia
Undang-Undang (UU) No 18 Tahun 2014 tentang kesehatan, pembiayaan, akses terhadap obat
kesehatan jiwa pada tahun 2014, adanya target esensial, sistem informasi dan
SDGs, diberlakukannya kebijakan Masyarakat 2
leadership/governance.
Ekonomi Asean (MEA) tahun 2015, masuknya
program kesehatan jiwa sebagai salah satu standar Pelayanan Kesehatan
pelayanan minimal sesuai Peraturan Menteri Pelayanan kesehatan jiwa di Indonesia
Kesehatan Nomor 43 tahun 2016 dan adanya tersedia di tingkat primer, sekunder dan tersier.
indikator kesehatan jiwa Di tingkat primer melalui pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas), di tingkat sekunder oleh Rumah Sakit
Umum (RSU) dan di tingkat tersier dilaksanakan di
Rumah Sakit Jiwa (RSJ) atau RSU yang memiliki
dokter spesialis kedokteran jiwa (SpKJ) atau
dokter spesialis jiwa konsultan. Para dokter SpKJ
umumnya berada di kota-kota yang mempunyai
pusat pendidikan dokter spesialis kedokteran jiwa.
Gambar 1 adalah peta sebaran RSJ milik
pemerintah di Indonesia.
3
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Vol. 2, No. 2, Agustus
2018
berhubungan dengan kesehatan jiwa misalnya sebagai pengganti Keputusan Menteri Kesehatan
pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) dan (KEPMENKES) No. 128 tahun 2004 tentang
pelayanan kekerasan terhadap anak (KTA). kebijakan dasar Puskesmas. Terdapat istilah baru
Tanggal 17 Oktober 2014 dikeluarkan yang diperkenalkan yaitu UKM (upaya kesehatan
Permenkes mengenai Puskesmas yaitu Permenkes masyarakat) dan UKP (upaya kesehatan
No 75 tahun 2014. Permenkes ini disusun perorangan). Puskesmas wajib menyelenggarakan
UKM dan
Tabel 2. Profil Program Kesehatan Jiwa di Puskesmas
UKP di pelayanan primer. UKM dibedakan hanya tersedia di RSJ dan sebagian kecil RSU.
menjadi upaya kesehatan masyarakat esensial Fasilitas pelayanan lain misalnya rumah singgah,
dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. rumah perawatan di komunitas, day care treatment
UKM esensial sebagaimana dimaksud meliputi: dan sebagainya belum ada di Indonesia. Data yang
pelayanan promosi kesehatan, pelayanan kesehatan tersedia adalah jumlah total tempat tidur psikiatri di
lingkungan, pelayanan kesehatan ibu, anak, dan Indonesia sebanyak 10.012 TT dengan rasio 3,32-4
keluarga berencana, pelayanan gizi, dan per 100.000 populasi. Rasio psikiater per 100.000
pencegahan dan pengendalian penyakit. UKM penduduk adalah 0,01 pada tahun 2011 dan telah
pengembangan merupakan upaya kesehatan menjadi 0,3 di tahun 2014.5,6,9 Peningkatan yang
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya sangat tinggi ini masih perlu ditelaah lebih lanjut.
yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat Faktor kemungkinan adanya kesalahan informasi
ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, atau sumber data belum dapat disingkirkan.
disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, Tabel 3 memberikan gambaran
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber perbandingan pengeluaran kesehatan jiwa dan rasio
daya yang tersedia di masing- masing Puskesmas. psikiater. Data pengeluaran kesehatan diperoleh
UKP dijalankan dalam bentuk pelayanan rawat dari Atlas of Mental Health tahun 2011, sedangkan
jalan, gawat darurat, pelayanan satu hari (one day untuk rasio psikiater diperoleh dari Atlas of Mental
care), home care dan/atau rawat inap berdasarkan Health 2014 oleh karena data pengeluaran
pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. kesehatan tidak terdapat pada atlas tahun 2014.
Permenkes No.75 mengintergrasikan Tabel 3 memperlihatkan bahwa Indonesia termasuk
kesehatan jiwa menjadi bagian dari UKM dan negara ASEAN yang mempunyai pengeluaran
UKP dan seperti halnya penyakit lain atau upaya kesehatan yang rendah (2,36% dari GDP).6 Sampai
kesehatan lain yang tidak disebutkan misalnya dengan saat ini belum ada data pasti mengenai
mata, haji, gigi, lanjut usia dan sebagainya, namun biaya kesehatan jiwa yang dikeluarkan pemerintah,
setelah dikeluarkannya Permenkes No 75 tahun data yang diperoleh hanya berupa anggaran untuk
2015 belum pernah dilakukan telaah atau penelitian kesehatan jiwa yang terdapat di Kementerian
yang menilai pelaksanaan upaya kesehatan jiwa. Kesehatan yaitu sekitar 2,89% dari total anggaran
kesehatan.9
Sumber Daya Manusia dan Pembiayaan Sumber daya manusia yang bekerja
Kesehatan Jiwa dibidang kesehatan jiwa selain psikiater antara lain
Data mengenai fasilitas kesehatan jiwa perawat sebanyak 2,67 per 100.000 penduduk,
selain RSJ dan RSU dengan layanan jiwa hampir psikolog
seluruhnya belum tersedia oleh karena sampai 0,18 per 100.000 penduduk, pekerja sosial 0,05 per
saat ini tempat tidur (TT) psikiatri dapat dikatakan 100.000 penduduk. Data mengenai dokter umum,
terapis okupasi dan pekerja lain dibidang kesehatan
belum tersedia.6
Tabel 3. Pengeluaran Kesehatan dan Rasio Psikiater di Negara-Negara Asean
ANALISIS JURNAL
JUDUL : Sistem Kesehatan Jiwa di Indonesia Tantangan untuk Memenuhi Kebutuhan
TAHUN 2017
Sistem kesehatan jiwa yang baik akan menghasilkan masyarakat Indonesia yang sehat jiwa dengan
ketersediaan pelayanan kesehatan jiwa yang bermutu, merata, tanggap, efisien dan terjangkau. Tulisan ini
bertujuan untuk memberikan tinjauan sistem kesehatan jiwa di Indonesia beserta tantangannya. Studi ini
merupakan kajian di bidang kesehatan jiwa. Informasi diperoleh melalui telaah kepustakaan, dokumen, curah
pendapat, kunjungan ke lapangan dan wawancara terhadap pelaksana program jiwa. Hasil kajian
memperlihatkan masih minimnya sumber daya kesehatan, pengeluaran biaya kesehatan yang masih rendah di
Indonesia dibandingkan negaranegara tetangga. Sistem informasi kesehatan juga belum memadai. Kelebihan
yang dimiliki Indonesia adalah adanya obat psikotropika yang cukup variatif dalam daftar obat esensial,
memiliki Undang-Undang Kesehatan Jiwa, dan beberapa Peraturan Menteri Kesehatan yang menyangkut
kesehatan jiwa. Meskipun memiliki Undang-Undang Kesehatan Jiwa, namun belum tersedia perangkat
hukum dibawahnya untuk melaksanakan Undang-Undang. Peran serta sektor lain serta upaya promotif dan
preventif belum dirasakan.
Sistem kesehatan terdiri dari lembaga, institusi, sumber daya manusia dan sumber daya kesehatan yang
mempunyai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan.1,2 Di Indonesia hanya ada satu sistem kesehatan
yaitu sistem kesehatan nasional (SKN). Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2012 disebutkan
bahwa SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat