Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

KONSEP DIAGNOSIS HIV/AIDS DAN PENGGUNAAN NAPZA

OLEH:

KELOMPOK 3

1. ANDI ASRIZAL

2. NABILA PRATIWI

3. SINDY CLAUDIA

4. LULLU LILLAH

5. NURUL HUMAIRAH

6. WIDYA SAPITRI

PROGRAM STUDI S1 NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

2020
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB 1 PENFAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Tujuan .......................................................................................................................
C. Manfaat .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemeriksaan Laboraterium........................................................................................
B. Proses Tes HIV..........................................................................................................
C. Tes CD4 dan Limfosit................................................................................................
D. Diagnosa HIV pada orang dewasa.............................................................................
E. Diagnosa HIV pada bayi............................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................
B. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif dan sangat berbahaya
bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan obat-obatan terlarang. Dulu narkoba
hanya dipakai secara terbatas oleh beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi
kini, narkoba telah menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan
kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia diberbagai
belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang cerah, merusak jiwa dan
raga, tak pelak bisa mengancam hari depan umat manusia. Padahal 2.000 tahun yang lalu
catatan-catatan mengenai penggunaan cocaine di daerah Andes – penggunaan terkait adat,
untuk survival/bertahan hidup (sampai sekarang) menahan lapar dan rasa haus, rasa capek,
bantu bernafas, sedangkan Opium digunakan sebagai sedative (penawar rasa sakit) dan
aphrodisiac (perangsang). Dahulu pada banyak negara obat-obatan ini digunakan untuk
tujuan pengobatan , namun seiring berjalannya waktu , penyalahgunaan napza dimulai oleh
para dokter, yang meresepkan bahan bahan napza baru untuk berbagai pengobatan padahal
tahu mengenai efek-efek sampingnya. Kemudian ketergantungan menjadi parah sesudah
ditemukannya morphine (1804) – diresepkan sebagai anaesthetic, digunakan luas pada
waktu perang di abad ke-19 hingga sekarang dan penyalahgunaan napza diberbagai negra
yang sulit untuk dikendalikan hingga saat ini.

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa itu proses tes hiv


2. Untuk mengetahui tes CD4 dan limfosit
3. Untuk mengetahui diagnosis HIV pada dewasa
4. Untuk mengetahui diagnosis HIV pada bayi

C. MANFAAT

1. Mendapatkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan napza bagi remaja


2. Dapat mengantisipasi adanya penyalahgunaan napza di kalangan remaja
3. Mampu memberikan informasi dan pendidikan tentang bahaya penyalahgunaan napza
bagi remaja
4. Bidan dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi remaja
5. Melindungi anak remaja berbagai resiko kesehatan reproduksi seperti infeksi menular
seksual (IMS) dan HIV AIDS serta jauh dari narkoba.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pemeriksaan Laboraterium HIV/AIDS

HIV/AIDS termasuk jajaran penyakit yang mempunyai tingkat penularan yang


sangat tinggi. Hal ini terjadi karena seringkali seseorang tidak menyadari bahwa dirinya
telah terinfeksi HIV, sehingga menjadi sumber penularan bagi orang lain. Seseorang
terkena HIV biasanya diketahui jika telah terjadi Sindrom Defisiensi Imun Dapatan
(AIDS) yang ditandai antara lain penurunan berat badan, diare berkepanjangan, Sarkoma
Kaposi, dan beberapa gejala lainnya. Berkembangnya teknologi pemeriksaan saat ini
mengijinkan kita untuk mendeteksi HIV lebih dini. Beberapa pemeriksaan tersebut
antara lain:

a. Dipstick test HIV


Test ini sering di gunakan sebagai test awal untuk mendeteksi antibodi HIV-1 atau
HIV-2 pada serum, plasma atau darah dari orang yang di anggap mempunyai resiko
terpapar dengan virus HIV, namun bila hasil tidak reaktif belum dapat dikatakan
bahwa belum pernah terpapar dengan virus HIV.
b. Test Saliva
Test ini untuk mendeteksi antibody HIV pada saliva pasien dengan menggunakan alat
OraSure test dengan akurasi 99,8%. Seperti di ketahui saliva merupakan cairan tubuh
yang dapat menularkan penyebaran dari virus HIV. Test ini di gunakan untuk
pemeriksaan virus HIV pada orang penderita hemophilia yang sulit di ambil darahnya
karena resiko perdarahan dan orang yang menggunakan obat anti koagulan.
c. Test urine.

Urine merupakan cairan tubuh yang mengandung virus HIV namun konsentrasinya
rendah sehingga dapat di gunakan untuk test anti body HIV dengan akurasi 99,8%.
Indikasi untuk penderita hemopilia dan yang sulit mengambil sample darah karena
pembuluh darah yang buruk.

d. Elisa
ELISA (Enzym Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi yang
dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya diproduksi mulai minggu
ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah terpapar virus HIV. Kerena alasan
inilah maka para ahli menganjurkan pemeriksaan ELISA dilakukan setelah minggu ke
12 sesudah melakukan aktivitas seksual berisiko tinggi atau tertusuk jarum suntik
yang terkontaminasi. Tes ELISA dapat dilakukan dengan sampel darah vena, air liur,
atau urine Saat ini telah tersedia Tes HIV Cepat (Rapid HIV Test). Pemeriksaan ini
sangat mirip dengan ELISA. Ada dua macam cara yaitu menggunakan sampel darah
jari dan air liur. Hasil positif pada ELISA belum memastikan bahwa orang yang
diperiksa telah terinfeksi HIV. Masih diperlukan pemeriksaan lain, yaitu Western Blot
atau IFA, untuk mengkonfirmasi hasil pemeriksaan ELISA ini. Jadi walaupun ELISA
menunjukkan hasil positif, masih ada dua kemungkinan, orang tersebut sebenarnya
tidak terinfeksi HIV atau betul-betul telah terinfeksi HIV ( Price SA, Wilson LM,
2006).
e. PCR Test
PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung keberadaan
virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar seminggu
setelah terpapar virus HIV. Tes ini sangat mahal dan memerlukan alat yang canggih.
Oleh karena itu, biasanya hanya dilakukan jika uji antibodi diatas tidak memberikan
hasil yang pasti. Selain itu, PCR test juga dilakukan secara rutin untuk uji penapisan
(screening test) darah atau organ yang akan didonorkan ( Nursalam, Ni nuk DK,
2017).

B. Proses Tes HIV

1. Tes asam nukleat


Tes asam nukleat bertujuan mendeteksi adanya virus HIV dalam darah. Tes ini
dapat mendiagnosis HIV sekitar 10 hari setelah pasien terinfeksi. Pemeriksaan
asam nukleat sangat mahal dan tidak rutin dilakukan sebagai tes skrining HIV,
kecuali pasien berisiko tinggi terpapar HIV dan mengalami gejala awal infeksi
HIV.
2. Tes antibody
Tes ini bertujuan mendeteksi antibodi, yakni protein yang dihasilkan oleh
tubuh untuk melawan infeksi HIV. Antibodi ini dihasilkan oleh tubuh dalam
2-8 minggu setelah seseorang terinfeksi..
Tes antibodi terdiri dari beberapa jenis yang meliputi:
ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay), yaitu tes menggunakan sample
darah yang akan dimasukkan ke wadah yang diberi antigen HIV. JIka ada
antibodi HIV pada darah Anda, darah Anda akan diikat oleh antigen tersebut.
IFA (immunofluorescene antibody assay) yang menggunakan pewarna
fluoresens untuk mengetahui ada tidaknya keberadaan antibody HIV. Tes ini
memakai mikroskop.Western blot yang dilakukan dengan memisahkan protein
antibodi, tapi pemeriksaan ini sudah jarang digunakan.

3. Tes antigen/antibodi

Tes ini akan mendeteksi antibodi dan antigen HIV dalam darah Anda. Antigen
adalah produk asing yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh teraktivasi.
Pada orang yang sudah tertular HIV, antigen p24 akan terbentuk dalam 2-4
minggu pascainfeksi, sebelum antibodi dihasilkan oleh tubuh.
Tes yang biasanya digunakan sebagai pemeriksan awal atau skrining HIV
adalah tes antibodi atau tes antigen/antibodi.

C. Tes CD4 dan limfosit

Tes CD4 dilakukan dengan mengambil sampel darah. Pemeriksaan ini dapat
membantu dokter dalam menentukan apakah pasien memiliki risiko mengalami
komplikasi HIV atau tidak.Tes ini juga dapat membantu dokter dalam mengetahui
seberapa efektif pengobatan HIV yang dijalani oleh pasien.

Tes CD4 diperlukan untuk membantu dokter dalam mengetahui seberapa besar
kerusakan yang disebabkan oleh infeksi HIV pada sistem kekebalan tubuh
pasien.Semua pengidap HIV perlu memulai terapi ART (antiretroviral treatment)
berapapun kadar CD4 yang dimilikinya. Kadar CD4 harus meningkat sebagai respons
terhadap pengobatan yang efektif.Dengan menjaga kadar CD4 tetap tinggi bersamaan
dengan terapi ART yang efektif, gejala infeksi HIV dan komplikasi lebih lanjut dapat
dicegah.Selain tes CD4, dokter juga akan melakukan pemeriksaan lain untuk
memantau kondisi infeksi virus HIV dalam tubuh pasien. Tes tersebut adalah:

 Rasio CD4 dan CD8


CD8 merupakan salah satu jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh. Sel ini
berperan membunuh sel kanker dan benda asing lainnya.Pemeriksaan rasio CD4 dan
CD8 dapat memberikan gambaran lebih baik mengenai kondisi sistem kekebalan
tubuh yang dimiliki oleh pasien.

 HIV viral load
Pemeriksaan HIV akan mengukur kadar sel HIV dalam darah pasien.berbagi macam
antigen dan kemampuan untuk memproduksi sitokin menurun. Terjadi pula
penurunan respon pengenalan terhadap antigen bakteri,virus,atau toksin yang pernah
dikenal.

D. Diagnose pada orang dewasa

1. Koping individu tidak efektif b/d tidak mampu mengatasi keinginan menggunakan

napza

2. Kerusakan interaksi sosial (mmaladaptive)

3. Gangguan kesadaran samnolene b/d intoksikasi obat sedative hipnotik

4. Gangguan konsep diri , harga diri yang rendah b/d ketidakmampuan mengatasi
masalahnya

5. Risiko penularan HIV

E. Diagnosa pada anak

1. Ketidakseimbangan nutrisi b/d kurang dari kebutuhan tubuh

2. Resiko keterlambatan perkembangan b/d gangguan kesehatan


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak dan
masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan
membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah bila
masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah
masa depannya. Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti
trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba.
Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak
adalah kelompok usia remaja. Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena
penggunaan narkoba, para remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan
remaja. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara
bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama
dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa.

B. SARAN

1. Pentingnya memberikan pendidikan tentang bahaya narkoba sejak dini kepada anak
sangat diperlukan guna untuk mencegah terjadinya pebyalahgunaan napza
2. Peran orang tua untuk memantau anak dan memberikan pendidikan agama untuk
memberikan kekuatan iman juga sangat diperlukan guna membangun karakter anak.
3. Pemantauan dari pihak sekolah dan pihak yang berwajib perlu lebih tegas lagi agar
anak tidak ingin mencoba dan takut untuk melakukan hal ini dan diberikan sanksi
yang tegas terhadap pada pengedar dan pengguna narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/MAKALAH%20NARKOBA%20(1).pdf
http://journal.ui.ac.id/index.php/health/article/download/313/309

Anda mungkin juga menyukai