Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA DEWASA

OLEH :

CANTIKA LARASASTI

201901005

2A KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan waktu dan
kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas mata kuliah “Keperawatan Jiwa” yang dimana dapat
selesai pada waktunya.

Semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi diri sendiri, bagi yang
mendengarkan, dan bagi yang membaca. Paper ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan
kita.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................…………………….
Daftar Isi...........................................................................................................…………………….
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................…………………….
A. Latar Belakang.............................................................................................…………………….
B. Rumusan Masalah........................................................................................…………………….
C. Tujuan..........................................................................................................…………………….
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................…………………….
A.Teori Perkembangan Usia Dewasa...............................................................…………………….
B. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Dewasa…………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa mencakup perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan),
masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-
12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65
tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Kesehatan jiwa adalah
kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan
dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stress yang serius (Kusumawati & Hartono,
2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja teori Keperawatan Jiwa tentang Usia Dewasa?
2. Asuhan Keperawatan Jiwa pada usia dewasa yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
C. Tujuan
1. Mengetahui teori Keperawatan Jiwa tentang Usia Dewasa
2. Mengetahui Asuhan Keperawatan Jiwa pada usia dewasa yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Orang Dewasa

Karakteristik perkembangan orang dewasa adalah sebagai berikut:


a. Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai
dengan jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia
dewasa merupakan usia yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan
tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh
kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan, dan pemeliharaan
kesehatan.
b. Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang lebih
meluas atau komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada
pengetahuan dan informasi yang ikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu
pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin tinggi kualitas kemampuan
berpikir.
c. Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman
moral, orang dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan
moral.
d. Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik
utama dari masa dewasa.
1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
Beberapa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orang dewasa adalah sebagai
berikut:
a. Faktor genetic
1) Faktor keturunan — masa konsepsi
2) Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan
3) Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti
temperamen.
b. Faktor eksternal / lingkungan
Faktor eksternal mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir
hayatnya, dan sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Faktor
eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan,
sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
c. Perbedaaan Individual Orang Dewasa
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual orang dewasa
adalah faktor lingkungan, pembawaan dan pengalaman.
2) Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh perbedaan
lingkungan dan pembawaan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian,
dan kecakapan (kecerdasan).
3) Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman)
ditentukan oleh:
a) Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego
b) Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler)
c) Kadar rasa harga diri (Kunkel)
d) Kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan
dirinya (Stern)
e) Dangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan (Rullo May)
f) Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Lewin), serta
Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).
g) Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).
2. Asuhan Keperawatan Sehat Jiwa Pada Dewasa
a. Pengkajian
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan
perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta
konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.
1) Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20
tahun.Pengecualian pada hal ini adalah wanita hamil dan menyusui. Perubahan
fisik, kognitif dan psikososial serta masalah kesehatan pada wanita hamil dan
keluarga usia subur sangat luas. Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami
penyakit berat tidak sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung
mengakibatkan gejala fisik dan sering menunda dalam mencari
perawatan kesehatan. Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia
sebaya. Temuan pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien
mempunyai penyakit. Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat
mengambil manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup
dapat membantu perawat dan klien mengidentifikasi kebiasaan yang
meningkatkan resiko penyakit jantung, maligna, paru, ginjal atau penyakit
kronik lainnya. Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal meliputi pengkajian
kepuasan hidup secara umum, yaitu :
a) Hobi dan Minat
b) Kebiasaan meliputi : diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
c) Kondisi rumah meliputi : rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
d) Lingkungan pekerjaan meliputi : jenis pekerjaan, pemajanan terhadap fisik dan
mental
2) Perkembangan Kongnitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal dan
tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman hidup secara
umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis meningkatkan konsep individu,
pemecahan masalah dan keterampilan motoric. Mengidentifikasi area pekerjaan
yang diinginkan adalah tugas utama dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui
persiapan pendidikannya, keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan
pekerjaan menjadi lebih muda dan biasanya meraka akan lebih luas dengan
pilihannya. Akan tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system
pendukung untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan
keahlian yang diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa
dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas.
3) Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan individu
mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa awal kadang
terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada
tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa. Namun pola tertentu atau
kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara usia 23-28 tahun, arang dewasa
memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan berhubungan. Dari usia 29-34 tahun
orang dewasa mengarahkan kelebihan energinyaterhadap pencapaian dan
penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari
tujuan hidup dan hubungan. Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi,
social dan pekerjaan.

4) Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu. Kebanyakan
dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres situasi pekerjaan
situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki tempat pekerjaan, tenggat
waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi tanggung jawab baru atau besar.
Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan
menurun, yang memicu peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya
lebih sedikit dalam struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang
tidak puas pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap
individu menerima pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada
setiap klien. Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi
pekerjaan yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan pada
kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan kegugupan.
5) Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga
berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran penting
adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu orang tua adalah
pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan coleader. Dalam keluarga orang
tua tunggal, orang tua atau adakalanya seorang anggota keluarga besar menjadi
kepala keluarga. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat
terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk
system pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh anggota
keluarga.
b. Diagnosa
1) Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan
sumber psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan
karier.
2) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga
(misalnya pernikahan).
3) Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi
dari rumah).

c. Intervensi
1) Ketidakefektifan koping keluarga berhubungan dengan ketidakadekuatan sumber
psikologi untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah, pilihan karier.
Intervensi :
a) Kaji status koping individu saat ini
b) Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
c) Dengarkan dengan cermat dan amatiwajah, gerak tubuh, kontak mata, intonasi,
dan intensitas suara
d) Bicarakan alternative yang mungin timbul (misalnya membicarakan dengan
orang terdekat)
e) Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik pelaksanaan stress
(misalnya jogging, yoga)
2) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pertambahan anggota keluarga
(misalnya pernikahan)
Intervensi :
a) Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
b) Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah, menyalahkan
diri, bermusuhan, dan mengenal lebih lanjut perasaannya dalam anggota
keluarga
c) Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untuk
mempertahankan integritas keluarga dan menurunkan stress
d) Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga

3) Risiko kesepian berhubungan dengan pelepasan anak (anak telah menikah dan
pergi dari rumah).
Intervensi :
a) Identifikasi factor penyebab dan penunjang
b) Beri dorongan individu untuk membicarakan perasaan kesepian
c) Tingkatkan interksi social
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesehatan jiwa mencakup perkembangan individu di mulai sejak dalam
kandungan kemudian dilanjutkan ke tahap selanjutnya dimulai dari bayi (0-18 bulan),
masa toddler(1,5-3 tahun), anak-anak awal atau pra sekolah (3-6 tahun), usia sekolah (6-
12 tahun), remaja (12-18 tahun), dewasa muda (18-35 tahun), dewasa tengah (35-65
tahun), sehingga dewasa akhir (>65 tahun) (Wong, D.L, 2009). Kesehatan jiwa adalah
kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh berkembang dan mempertahankan keselarasan
dalam pengendalian diri, serta terbebas dari stress yang serius (Kusumawati & Hartono,
2011).
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa keperawatan harus paham tentang Asuhan Keperawatan
Jiwa pada Usia Dewasa agar kita bisa mengetahui apa yang terdapat pada pola Asuhan
Keperawatan Jiwa pada Usia dewasa.

Anda mungkin juga menyukai